Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danu Aditya Prasetyo
"Saat ini, teknologi telekomunikasi berkembang semakin pesat. Layanan data dan suara sudah menjadi kebutuhan standar komunikasi. Para pengguna jasa telekomunikasi kini membutuhkan layanan telekomunikasi yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun sehingga layanan mobile wireless menjadi kebutuhan mereka. Teknologi WiMAX dengan standar IEEE 802.16e akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Teknologi WiMAX menggunakan modulasi yang diterapkan dalam menjangkau suatu area, diantaranya adalah QPSK, 16-QAM dan 64-QAM dengan coding rate yang berbeda.
Pada skripsi ini, dilakukan simulasi teknologi WiMAX yang akan digunakan pada media kereta api dengan menggunakan Network Simulator-2. Simulasi ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi VoIP untuk melihat jumlah layanan yang didapatkan didalam modulasi yang digunakan pada WiMAX. Simulasi ini dijalankan pada keadaan end-to-end point, yaitu dari base server ke mobile node yang berada di kereta api.
Dari hasil eksperimen didapatkan bahwa modulasi yang dapat dijalankan didalam kereta api hanyalah modulasi QPSK, dikarenakan adanya efek doppler yang terjadi pada saat kereta berjalan sebesar 120 km/jam. Untuk menilai QoS dari modulasi tersebut, digunakan aplikasi VoIP dengan codec G 711, yang menghasilkan 50 VoIP call maksimum dalam satu waktu untuk coding rate _ dan 77 VoIP call maksimum dalam satu waktu untuk coding rate _.

Nowadays, telecommunications technology is expanding and growing at a rapid rate. Data and voice communication services have become a standard need. Users of these services demand that they can access communications whenever and wherever they need, and at any time. Therefore, wireless mobile communications have become a essential need. WiMAX technology, using the IEEE 802.16e standard can be a practical alternative for people with high mobility. WiMAX technology is providing coverage for its intended destinations, uses a number of modulation variation such as QPSK, 16-QAM, and 64-QAM, each with its own unique coding rate.
In this thesis, the author, uses network simulator-2, simulated a particular WiMAX technology implemented in locomotives/trains. This simulation was executed using a VoIP application software. The simulation was done to observe the quantity of service obtained using WiMAX modulations. The simulation was performed under end-to-end point circumstances, starting from a base server and flowing through a mobile node installed on the train.
From the simulation, result shows that the most suitable modulation for users on train is the QPSK modulation. The reason for this is that the train creates a Doppler effect when it reaches the speed of 120 km/hour. To measure the QoS from this modulation, the VoIP application with a G 711 codec was used. It can be concluded for the simulation that the maximum concurrent of VoIP calls for coding rate _ is 50. Whereas for coding rate _, the maximum concurrent number of VoIP call is 77.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal Hamzah
"Sistem komunikasi yang fleksibel, cepat dan reliable sangat dibutuhkan untuk mendukung teknologi informasi dan multimedia yang semakin berkembang. Oleh karena itu, diperlukan perkembangan dalam sistem komunikasi yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Peningkatan data rate dan ke-reliable<.i>-an sistem dapat dipenuhi penurunan nilai BER (Bit Error Rate) dan memaksimalkan efisiensi spectrum frekuensi. Salah satu teknologi yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah teknologi spatial diversity MIMO-OFDM.
Pada skripsi ini, simulasi dan analisis dilakukan pada sistem spatial diversity MIMO-OFDM dengan menggunakan alamouti encoder. Dalam aplikasinya, sistem ini didukung oleh teknik AMC untuk memaksimalkan kapasitas kanal dan menjaga keefektifan modulasi dan ECC (error control coding) yang digunakan. Teknik modulasi QPSK, 16-QAM dan 64-QAM serta convolutional encoding dengan coderate 2/3, ½ dan 1/3 menjadi pilihan modulasi dan ECC dalam teknik AMC. BER, throughput dan kapasitas kanal menjadi parameter unjuk kerja sistem dalam simulasi pada kondisi penerima diam (fixed) dan bergerak (mobile).
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada semua parameter, spatial diversity MIMO-OFDM memiliki unjuk kerja yang lebih baik dari pada SISOOFDM. Kemudian, BER dan throughput pada sistem spatial diversity MIMOOFDM untuk kondisi fixed jauh lebih baik dari pada kondisi mobile. Dengan menggunakan AMC, throughput dapat ditingkatkan baik pada kondisi kanal yang buruk maupun pada kondisi kanal yang bagus.

Flexibility, reliability and rapidity of communcation system are strongly needed by the rapidly development of information technology and multimedia system. Thus, communication technology must be developed to be matched with the needed. The increasing data rate and reliability of system can be reached by decreasing BER value and maximalize the efficiency of frequency spectrum. The reomended technology which can appoint to this needed is spatial diversity MIMO-OFDM system.
In this final assignment, simulation and analysis is done to spatial diversity MIMO-OFDM system which used alamouti encoder. In the application, this system is supported by adapative modulation and coding (AMC) technique to maximalize channel capacity by choosing the appropriate modulation and error control coding due to the channel condition. QPSK, 16-QAM and 64-QAM modulation technique and convoluitonal encoding with coderate 2/3, ½ and 1/3 are the choices in the modulation and error control coding. BER, throughput and channel capacity are the parameters to evaluate the performance of the system in fixed and mobile condition in the simulation.
Simulation results show that the spatial diversity MIMO-OFDM system has a better performance than SISO-OFDM at all of the parameters. BER and throughput in the spatial diversity MIMO-OFDM system has a better performance in fixed than mobile condidtion. By using AMC, throughput can be increased both in the bad and good channel condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40576
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gura Prabu Senky
"Teknologi dalam bidang komunikasi nirkabel dalam kurun waktu terakhir menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut mengarah kepada pemenuhan akan kebutuhan kapasitas yang tinggi, serta penggunaan bandwidth yang efisien dan kemampuan dalam menghadapi gangguan selama transmisi yang berujung pada minimnya eror selama pentransmisian data. Salah satu teknologi yang dapat memenuhi semua kebutuhan diatas adalah teknologi MIMO OFDM.
Pada skripsi ini, disimulasikan dan dianalisis teknik MIMO OFDM dengan menggunakan teknik Spatial Multiplexing dalam pentransmisian datanya. Pemodelan kanal yang digunakan dalam simulasi ini berbasiskan operasi Singular Value Decomposition. Performansi sistem dalam simulasi ini dinyatakan dengan korespondensi Bit Error Rate (BER), Kapasitas Kanal dan Throughput terhadap Eb/No. Performansi sistem dilihat dengan tiga jenis modulasi, yaitu QPSK, 16 QAM dan 64 QAM. Unjuk kerja keseluruhan system divariasikan dengan jenis Error Control Coding (ECC) yang digunakan, dimana pada simulasi ini, terdapat tiga jenis ECC dengan coderate yang berbeda-beda. Selain itu, user dalam simulasi ini terdiri atas dua keadaan, yaitu user diam (v = 0 m/s) dan user bergerak (v = 10 m/s).
Hasil simulasi menunjukkan bahwa unjuk kerja sistem makin baik dengan menggunakan Eb/No yang tinggi. Hal ini dilihat dari grafik BER, Kapasitas kanal, throughput dan juga sinyal konstelasi yang dihasilkan. Selain itu, dari hasil simulasi, diketahui unjuk kerja sistem paling baik didapatkan dengan menggunakan coderate 1/3.

In recent years, wireless technology development shown rapid increasing. The development lead to fulfilled high capacity needs, using efficiently of bandwidth and ability to protect data from noise and minimizing error. Technology that suited with such conditions is MIMO OFDM.
In this undergraduate thesis, simulation and analysis of spatial multiplexing MIMO OFDM technique is proposed. Channel modeling that used in this simulation based on Singular Value Decomposition. The evaluation of system performance is proposed to Bit Error Rate (BER), Channel Capacity and Throughput parameter toward Eb/No value. Three type of modulation, that are QPSK, 16-QAM and 64-QAM are used in this simulation. For whole system performance, three type Error Control Coding is used in this simulation with different coderate value. Beside that, there are two user condition in this simulation, that are idle user (v = 0 m/s) and mobile user (v = 10 m/s).
The simulation results show that system performance with high Eb/No value is most better. This condition is shown for BER, channel capacity, throughput and signal space graph. In addition, we can see the performance with coderate 1/3 is also better than other coderate values.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Panji Pamuncak
"Mobile WiMAX, yang dipandang sebagai pemimpin generasi keempat sebagai akses wireless, membutuhkan skema frequency reuse agar dapat menghasilkan jangkauan layanan yang luas. Namun, dengan adanya penggunaan skema frequency reuse, maka terdapat masalah berupa interferensi cochannel. Skripsi ini membahas tentang perancangan metode untuk mereduksi interferensi cochannel pada sistem Mobile WiMAX yang menggunakan prinsip MIMO-OFDM. Metode penanganan interferensi cochannel dilakukan dengan menggunakan metode adaptive beamforming dengan algoritma MMSE. Metode ini digabungkan dengan teknik Adaptive Modulation and Coding dimana dihasilkan throughput yang besar dengan tetap menjaga nilai error yang dihasilkan. Dari simulasi yang dilakukan, terlihat bahwa metode beamforming dapat menangani masalah interferensi cochannel.

Mobile WiMAX, which will lead the 4-th generation wireless technology, needs frequency reuse scheme to give a wide coverage service. But, the use of frequency reuse scheme provides a problem called cochannel interference. The thesis describes about a method which is designed to reduce co-channel interference on Mobile WiMAX system which uses a MIMO-OFDM system. Interference rejection is done by using adaptive beamforming method that based on MMSE algorithm. The method is combined with Adaptive Modulation and coding technique that gives high throughput while minimizing the error. From the simulation, it is obtain that beamforming method can be used to reduce the cochannel interference."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51468
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Nugraha
"Skripsi ini membahas tentang aplikasi Voice over Internet Protocol (VoIP) pada jaringan Mobile IPv6 (MIPv6) dengan menggunakan mekanisme komunikasi bidirectional tunneling. Jaringan MIPv6 sederhana yang dirancang akan diserang menggunakan variasi ukuran paket serangan Ping of Death sebesar 1 kB, 10 kB dan 100 kB untuk mendapatkan perubahan Quality of Service tertentu, yakni delay dan throughput, pada layanan VoIP. Kemudian akan dilakukan uji coba penyerangan pada variasi jenis codec (G.711, G.723.1 dan G.729) untuk menentukan jenis codec yang paling baik untuk digunakan pada jaringan Mobile IPv6 dengan ancaman keamanan Denial of Service.
Data hasil simulasi menunjukkan bahwa pada Home Network peningkatan delay mencapai 652,83 % dan penurunan throughput mencapai 57,05 % untuk serangan 1 kB, peningkatan delay 908,87 % dan penurunan throughput 60,95 % untuk serangan 10 kB dan peningkatan delay 2871,30 % dan penurunan throughput 61,75 % untuk serangan 100 kB. Codec G.723.1 merupakan codec yang paling baik digunakan untuk aplikasi VoIP pada environment ini dengan nilai delay paling kecil, yakni 147,94 ms di Home Network sebelum serangan dan 2,3 s setelah mendapat serangan, serta 4,9 s di Foreign Network sebelum serangan dan 10,8 s setelah mendapat serangan.

This paper discussing about Voice over Internet Protocol(VoIP) application in Mobile IPv6 (MIPv6) network using bidirectional tunneling mechanism. The simple MIPv6 network is going to be attacked using variant sizes of Ping of Death packets which are 1 kB, 10 kB and 100 kB to breakdown the certain Quality of Service, which are delay and throughput, on VoIP services. Then the attacking experiment to the variant of codec (G.711, G.723.1 and G.729) will be conducted to determine the recommended codec to be used for MIPv6 network which faces the security threats of Denial of Service.
Simulation data shows that in Home Network the delay increased by 652,83 % and the throughput decreased by 57,05 % for 1 kB Ping of Death, delay increased by 908,87 % and throughput decreased by 60,95 % for 10 kB Ping of Death, delay increased by 2871,30 % and throughput decreased by 61,75 % for 100 kB Ping of Death. Codec G.723.1 is the most recommended codec for VoIP application to be used in this kind of environment with the least delay value, which is 147,94 ms in Home Network before the threat occured and 2,3 s after the threat occured, and then 4,9 s in Foreign Network before the threat occured and 10,8 s after the threat occured.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Hartono
"Orthogonal Frequency Division Multiplexing atau OFDM merupakan teknik modulasi multicarrier, dimana antar subcarriernya satu dengan yang lain saling ortogonal. Karena sifat ortogonalitas ini, maka antar subcarrier yang berdekatan bisa dibuat overlapping tanpa menimbulkan efek intercarrier interference (ICI). Tetapi pada OFDM ini masih terdapat kelemahan dalam sistem transmisinya, yaitu masih tingginya Peak to Average Power Ratio (PAPR). Peak to Average Power Ratio atau PAPR merupakan perbandingan antara puncak daya maksimum terhadap harga daya rata-rata sinyal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode untuk mereduksi PAPR pada sistem OFDM.
Huffman Coding merupakan suatu metode kompresi data dengan cara pembentukan pohon Huffman, melalui proses encoding (pembentukan kode) menyebabkan data tersebut dapat dikompresi dan proses decoding (penguraian kode) sehingga data tersebut dapat diterjemahkan kembali menjadi kode aslinya. Teknik reduksi PAPR yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan Huffman Coding. Metode Huffman Coding mampu untuk menurunkan PAPR sebesar 5 dB, sehingga performance OFDM semakin baik.

Orthogonal Frequency Division Multiplexing or OFDM is a technique of multicarrier modulation, whose every subcarriers is orthogonal one another. Hence the nature of orthogonality, the nearby subcarrier can be overlapping without intercarrier interference (ICI) effect. But in the OFDM there are still some disadvantages in its transmition system, which is the over height of Peak to Average Power Ratio (PAPR). PAPR is the comparison of the top energy and the value energy in the mean signal. Therefore, there should be specific method to reduce PAPR in the OFDM system.
Huffman Coding is a data compression method by making the Huffman tree, through encoding process which is able to compress the data, and decoding process could be translated into the genuine code as well. The PAPR reduction technique which is discussed in this paper using Huffman Coding method. Huffman Coding method is able to reduce PAPR by 5 dB, so the OFDM performance would be good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51363
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djamhari Sirat
"Penelitian ini menghasilkan suatu rangkaian Modulator dan Demodulator Offset Quadrature Phase Shift Keyed (OQPSK) dengan menggunakan rangkaian lojik untuk memperoleh suatu rangkaian modulator maupun demodulator yang kompak, mempunyai keandatan yang lebih tinggi, dan dapat dibuat diatom bentuk CMOS ICS sehingga membutuhkan daya listrik yang keci1. Disamping itu pula dengan menggunakan rangkaian lojik dapat dikuatkan dengan menggunakan rangkaian penguat klas C yang mempunyai efisiensi lebih tinggi dibandingkan dengan penguat Linear yang umum digunakan pada modulator konvensional. Dari penelitian ini diperoleh suatu rangkaian Modulator yang terdiri dari 3 buah D flip-flop 7474 untuh offset encoder, sedanghan untuk rangkaian Quadrature Phase modulator terdiri dari 2 buah D flip-flop 7474 dan 2 buah XOR. Rangkaian Demodulator sebagai phase comparator digunakan juga 2 buah D flip-flop 7474 dan sebagai pembalik fasa 90° juga menggunakan 2 buah D flip-f Lop 7474. Untuk digunakan sebagai demodulator dengan pendeksian secara deferensial (Defferential Detection), rangkaian penunda cukup menggunakan beberapa shift register. Untuk menghindari Intersymbol Interference (ISI) akibat adanya batasan karena ketidak linearan transponder dan rangkaian band pass filter di penerima bila digunakan pada komunikasi satelit, pada rangkaian demodulator pencuplikan dapat diatur dengan mudah dan tepat dengan menggunakan rangkaian multivibrator 74123."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rolies Eka Putra
"Mobile Ad Hoc Network MANET dapat menjadi platform yang baik dalam penyebaran service Voice over Internet Protocol VoIP. Dengan menggunakan sifat MANET yang memiliki flexibilitas dan mobilitas yang tinggi, sehingga Bagaimana pun, tiap routing protocol memiliki karakteristik dan kinerja yang berbeda dalam men-support voice. Sehingga penentuan routing protocol pada MANET sangat diperlukan agar didapatkan rute data yang paling efisien, dikarenakan VoIP menggunakan transmisi real-time yang memberikan tantangan besar dalam hal persyaratan Quality of Service QoS. Pada skripsi ini akan menunjukan perbandingan kinerja dari routing protocol yaitu OLSR dan GRP pada MANET dalam lalu lintas VoIP. Simulasi dilakukan untuk mengevaluasi masing-masing routing protocol dengan beberapa indikator QoS seperti delay, network load dan throughput. Simulasi akan dijalankan menggunakan OPNET modeler versi 14.5, di mana tiap routing protocol akan diuji dengan variasi jumlah node, kecepatan gerak node, menjalankan aplikasi VoIP serta penambahan node yang melakukan serangan Blackhole.Hasil simulasi menunjukkan bahwa routing protocol OLSR memiliki kinerja terbaik dari pada routing protocol GRP pada saat jumlah node yang tidak terlalu besar, sedangkan pada jumlah node yang besar dan saat terjadinya serangan Blackhole, routing protocol GRP jauh lebih unggul dikarenakan perubahan variasi parameter tidak memberikan pengaruh yang besar pada routing protocol GRP.

Mobile Ad Hoc Network MANET could be a good platform for deploying Voice over Internet Protocol VoIP services across multiple application scenarios. However, each routing protocol has different characteristics and performance in supporting voice. So the determination of the routing protocol in MANET is necessary to obtain the most efficient data route, because VoIP uses real time transmission which poses great challenges in terms of Quality of Service QoS requirements.In this thesis will show comparison of performance of routing protocol that is OLSR and GRP at MANET in VoIP traffic. Simulations were performed to evaluate each routing protocol with some QoS indicators such as delay, networkload and thoughput. The simulation will be run using OPNET modeler version 14.5, where each routing protocol will be tested by variation of number of nodes, node velocity, running of VoIP application and addition of nodes that conduct Blackhole attack.The simulation results show that the OLSR routing protocol has the best performance than the GRP routing protocol when the number of nodes is not too large, whereas in the large number of nodes and when the Blackhole attacks occur, the GRP routing protocol is much superior because changes in parameter variation does not give great affect on the GRP routing protocol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filbert Hilman Juwono
"Teknik OFDM merupakan teknik multicarrier yang mengefisienkan bandwidth. Penggunaan teknik OFDM dapat mengatasi multipath fading dan intersymbol interference (ISI). Namun demikian, OFDM mempunyai dua kelemahan, salah satunya adalah peak-to-average power ratio (PAPR) yang tinggi. PAPR yang tinggi akan menyebabkan distorsi nonlinear pada high power amplifier (HPA) karena HPA membatasi keluaran dengan nilai tertentu dan mengurangi efisiensi daya amplifier. Oleh karena itu, PAPR yang tinggi harus direduksi.
Metode reduksi PAPR yang diajukan adalah dengan menggabungkan Huffman coding dengan clipping dan filtering. Huffman coding akan mereduksi simbol-simbol yang sering muncul sehingga probabilitas mengulang simbol yang sama akan dieliminasi yang akan mencegah penjumlahan (superposisi) koheren dari sinyal-sinyal multicarrier yang menyebabkan peak yang sangat besar. Peak baru yang timbul akibat Huffman coding diharapkan dapat diatasi dengan CF, sehingga penurunan PAPR akan lebih optimal. Dengan menggunakan 52 subcarrier dan QPSK penurunan 7 dB dapat dicapai. Dengan menggunakan 16QAM dihasilkan penurunan 7,5 dB.

OFDM technique is a multicarrier modulation that has efficient bandwidth. The use of OFDM can overcome multipath fading and intersymbol interference (ISI). However, OFDM has two drawbacks, one of which is high peak-to-average power ratio (PAPR). High PAPR will cause nonlinear distortion when passed to high power amplifier (HPA) since HPA limits the output with certain value and reduces amplifier's power efficency. Therefore, high PAPR must be reduced.
This thesis proposes PAPR reduction method which combine Huffman coding and clipping and filtering (CF). Huffman coding will reduce the frequently transmitted symbols so that the probability to repeat the same symbols will be eliminated. It will prevent coherent superposition of multicarrier signals that cause very high peak. The new peak will be overcome by CF, therefore, PAPR reduction will be more optimal. By using 52 subcarriers and QPSK modulation, about 7 dB PAPR reduction is achieved. By using 16QAM, 7,5 dB reduction is achieved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25948
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Filbert Hilman Juwono
"Teknik OFDM merupakan teknik multicarrier yang mengefisienkan bandwidth. Penggunaan teknik OFDM dapat mengatasi multipath fading dan intersymbol interference (ISI). Namun demikian, OFDM mempunyai dua kelemahan, salah satunya adalah peak-to-average power ratio (PAPR) yang tinggi. PAPR yang tinggi akan menyebabkan distorsi nonlinear pada high power amplifier (HPA) karena HPA membatasi keluaran dengan nilai tertentu dan mengurangi efisiensi daya amplifier. Oleh karena itu, PAPR yang tinggi harus direduksi. Metode reduksi PAPR yang diajukan adalah dengan menggabungkan Huffman coding dengan clipping dan filtering. Huffman coding akan mereduksi simbol-simbol yang sering muncul sehingga probabilitas mengulang simbol yang sama akan dieliminasi yang akan mencegah penjumlahan (superposisi) koheren dari sinyal-sinyal multicarrier yang menyebabkan peak yang sangat besar. Peak baru yang timbul akibat Huffman coding diharapkan dapat diatasi dengan CF, sehingga penurunan PAPR akan lebih optimal. Dengan menggunakan 52 subcarrier dan QPSK penurunan 7 dB dapat dicapai. Dengan menggunakan 16QAM dihasilkan penurunan 7,5 dB.

OFDM technique is a multicarrier modulation that has efficient bandwidth. The use of OFDM can overcome multipath fading and intersymbol interference (ISI). However, OFDM has two drawbacks, one of which is high peak-to-average power ratio (PAPR). High PAPR will cause nonlinear distortion when passed to high power amplifier (HPA) since HPA limits the output with certain value and reduces amplifier?s power efficency. Therefore, high PAPR must be reduced. This thesis proposes PAPR reduction method which combine Huffman coding and clipping and filtering (CF). Huffman coding will reduce the frequently transmitted symbols so that the probability to repeat the same symbols will be eliminated. It will prevent coherent superposition of multicarrier signals that cause very high peak. The new peak will be overcome by CF, therefore, PAPR reduction will be more optimal. By using 52 subcarriers and QPSK modulation, about 7 dB PAPR reduction is achieved. By using 16QAM, 7,5 dB reduction is achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40896
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>