Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardiansyah
"Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak layanan multimedia telah dikembangkan di internet Salah satu dari layanan itu adalah IP Video Telephony. Tetapi IP Video Telephony memiliki kelemahan yaitu keamanan yang tidak terjamin. Karena berbasis IP, maka siapapun bisa melakukan penyadapandan perekaman terhadap data IP Video Telephony. Dari sinilah muncul suatu pemikiran tentang bagaimana caranya untuk mengamankan data IP Video Telephony tanpa mengurangi kinerja dari jaringan IP Video Telephony itu sendiri. Salah satu cara adalah dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network). VPN sendiri telah diketahui sebagai salah satu metode yang handal dalam menangani masalah keamanan jaringan, terutama untuk pengiriman data penting. Untuk mengimplementasikan pemikiran tersebut maka dibuatlah suatu sistem IP Video Telephony over Remote Access VPN. Kemudian dianalisa bagimana kinerja dan keamanan IP Video Telephony sebelum dan sesudah menggunakan VPN. Apakah voicedan video yang dihasilkan oleh IP Video Telephony over VPN masih memenuhi standar ITU-T berdasarkan delay, jitter dan packet loss dan bernilai baik menurut standar ITU-R 500. Dari pengujian dengan menggunakan codec video H.263 dan H.264 serta codec audio G.711, G.729 dan GSM didapatkan bahwa kinerja (delay, jitter dan packet loss) dengan menggunakan VPN berubah meskipun besarnya tidak signifikan dan masih memenuhi standar. VPN dapat mengamankan data dari ancaman keamanan. Sebelum menggunakan VPN data IP Video Telephony dapat direkam dan dimainkan ulang. Data payloadnya juga dapat ditangkap dan dilihat tetapi setelah menggunakan VPN IP Video Telephonytidak dapat direkam dan data payloadnya tidak terlihat. Bandwith yang diperlukan untuk implementasi IP Video Telephony berkisar 256 kbps untuk sepasang pengguna. Kombinasi IP Video Telephony yang paling baik ialah video codec H.263, audio codec G.729 dengan protokol VPN yang digunakan ialah PPTP VPN karena kinerja yang didapat masih memenuhi standar, data payloadnya aman, penggunaan bandwith efisien, dan nilai pengukuran kualitas subjektif videonya bernilai 4 yang artinya cukup baik.

Currently, IP based technologies are growing faster as well as many multimedia services in the internet. One of them is IP Video Telephony. It becomes more popular in term of the interactivity, scalability, cost efficiency and reachability, however IP Video Telephony has a weakness in the lack of security guarantee because it is based on IP so everyone can tap and record the data of IP Video telephony. One of the ways to protect the data without reducing the performance is by using VPN (Virtual Private Network). VPN is well-known as one of reliable methods in handling the problems of security network, especially to send important data securely. In this final thesis, the IP Video Telephony over Remote Access VPN is implemented. Then, the performance and the security of IP Video Telephony before and after using the VPN is analyzed to know whether the voice and the video transmitted over VPN still meet the standard of ITU-T in term of the delay, jitter, and packet loss and has an adequate value based on the standard of ITU-R 500. The result from the experiment carried out by using codec video H.263 and H.264, and also codec audio G.711, G.729 and GSM shows that the performance (delay, jitter, and packet loss) by using VPN is slightly changed and not quite significant. It shows that the standard performance is still acceptable. VPN can secure the data from any security threat. Before using the VPN, the data of IP Video Telephony can be recorded and replayed. The payload data can be captured and seen. Meanwhile, after using the VPN, the data of IP Video Telephony could not be recorded and the payload data is hidden. The required bandwidth capacity to implement the IP Video Telephony is around 256 kbps for a pair of users. The best audio and video codec combination to implement IP Video Telephony is H.263 video and G.729 audio codec with PPTP VPN Protocol because the performance measurement result still meets the standard, the data payload are secure, the use of bandwidth capacity is efficient, and the measurement value of subjective quality video reaches 4 , which means it is quite good and acceptable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51243
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot S.
"Seiring dengan perkembangan teknologi tuntutan akan kualitas layanan dan sekuritas (keamanan) terhadap kerahasiaan informasi yang saling dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Sehingga bermunculah berbagai macam cara untuk mengamankan paket yang dilewatkan pada suatu jaringan, diantaranya adalah IPSec, MPLS-VPN, tunneling, kombinasi dan sebagainya yang tidak melupakan QoS. Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang berada pada kondisi top secret, salah satu caranya dengan membangun MPLS-VPN yang di kombinasikan dengan IPSec.
Skripsi ini membahas tentang hubungan antara perbandingan dari implementasi enkripsi AES & 3DES pada IPSec di atas MPLSVPN terhadap parameter QoS yang meliputi delay, jitter, dan throughput. Traffic yang di jadikan acuan yaitu UDP dengan RTP yang berbasis codec G.723.1 (audio) dan codec H.263(video), yaitu dengan menggunakan Netmeeting.
Pada pengujian diberikan paramater ketika jaringan tidak dibebani. Alasan pemilihan traffic yang digunakan realtime karena saat dan kedepan nanti banyak yang memanfaatkan IPBASED video Telephony.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa pada audio streaming 3DES memberikan QoS lebih baik sebesar 0.03% - 10.78%, sedangkan pada streaming video AES memberikan QoS lebih baik sebesar 2.56 % - 9.36 %, dan pada pengujian transfer data AES juga memberikan QoS lebih baik sebesar 5.24 % - 7.49%.

Along with the development of the technology, demands of the quality of service and security of the confidentiality of the information exchanged in the mutual increasing. So, appear various ways to secure the packet that cross on public network, such as IPSec, MPLS-VPN, tunneling, and so combination QoS. The information is confidential which required a network that is on top secret conditions, one can build with the MPLS-VPN on the combine with IPSec.
It discusses the relationship between the comparison of the implementation of AES & 3DES encryption in IPSec on MPLS-VPN QoS parameters, such as delay, delay jitter, and throughput. Traffic in the reference is made to the UDP-based RTP codec G.723.1 (audio) codec and H.263 (video), with using Netmeeting.
Those parameters are given in the test when the network is not burdened. Reason of election realtime traffic that is used as the fore later time and take advantage of the many IP-BASED video Telephony.
From test results obtained in streaming audio 3DES is better 0.03% - 10.78%, in video streaming AES is better 2.56 % - 9.36 % than 3DES, in testing transfer file AES is better 5.24 % - 7.49% than 3DES.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Firmansyah
"Dengan menggunakan tunneling GRE, router yang ada pada ujung-ujung tunnel melakukan enkapsulasi paket-paket protokol lain di dalam header dari protokol IP. Dengan adanya kemampuan ini, maka protokol-protokol yang dibawa oleh paket IP tersebut dapat lebih bebas bergerak ke manapun lokasi yang dituju, asalkan terjangkau secara pengalamatan IP. GRE banyak digunakan untuk memperpanjang dan mengekspansi jaringan lokal yang dimiliki si penggunanya. Meski cukup banyak digunakan, GRE juga tidak menyediakan sistem enkripsi data. Sehingga perlu ditambahkan dengan IPSec dalam enkripsi datanya. Dengan menggunakan implementasi NetMeeting yang memiliki codec G.723.1 untuk audio dan H.232 untuk Video dapat ditunjukkan bahwa penambahan enkripsi pada GRE IPSec VPN mempengaruhi performa jaringan, namun demikian pengaruh tersebut sangat kecil sekali sehingga dapat ditoleransi dikarenakan perbedaan yang tidak signifikan. Jadi penambahan enkripsi pada suatu VPN adalah hal yang sudah merupakan kebutuhan bagi VPN dan tidak membebani performa dari suatu jaringan ataupun QoS di mana perbedaan antara yang terenkripsi dan yang tidak untuk audio rata-rata 0.05% untuk delay, 4.73% untuk jitter, dan 0.26% untuk throughput. Sementara pada video ratarata 4.94% untuk delay, 13.14% untuk jitter, dan 2.59% untuk throughput. Adapun untuk transfer file perbedaannya adalah 25.7%.

By using GRE tunneling, the router is on the tip-end of the tunnel do encapsulation packets in the protocol's header in the IP protocol. With this capability, then the protocols carried by IP packets can be more free to move to any location destination, provided that the affordable IP addressing. GRE widely used to extend and expand network owned by the local users. Although quite a lot of use, the GRE does not provide data encryption system. So that should be added to the IPSec encryption in the data. Using implementing NetMeeting which has G.723.1 for audio codec and H.232 for video codec, in this simulations indicate that the addition of encryption in a VPN tunneling affect network performance. However, the different can be tolerated because of the differences are not significant. So the addition of encryption in a VPN is a need for VPN nowadays and not burdened network performance and QoS, where the difference between encrypted and not encrypted for audio which average 0.05% for delay, 4.73% for jitter, and 0.26% for throughput, where the difference between encrypted and not encrypted for video which average 4.94% for delay, 13.14% for jitter, and 2.59% for throughput. While for file transfer, the difference is 25.7%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyidina Safitri
"Berkembangnya konvergensi internet dan telekomunikasi memberikan dukungan penuh terhadap keamanan data dan peningkatan kinerja jaringan. IETF menstandarkan MPLS sebagai pengembangan dari teknologi VPN. MPLS dapat menyederhanakan proses routing yang menjadi beban router, mengoptimalkan pemilihan jalur melalui kemampuan manajemen class of service dan traffic engineering. Untuk mendukung optimasi pemilihan jalur, routing protokol mempunyai peran yang fundamental didalam jaringan. Pemilihan routing protokol yang tepat diperlukan agar jaringan optimal dan efisien, serta dapat mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat.
IPSec diimplementasikan pada end-to-end router untuk memberikan proteksi pada lapisan jaringan dengan merancang mekanisme keamanan kriptografi. Implementasi tunnel IPSec pada jaringan MPLS yang dijalankan pada tiga routing protokol yang berbeda yaitu RIPv2, EIGRP dan OSPF dengan aplikasi video conference sebagai data pengujian menunjukkan bahwa perubahan kualitas pada trafik video lebih besar daripada suara, dimana untuk trafik video RIPv2 memiliki delay terbesar, sedangkan delay EIGRP dan OSPF relatif sama.
Setelah IPSec di implementasikan, terjadi kenaikan delay secara signifikan pada OSPF sebesar 101%, sedangkan pada RIPv2 dan EIGRP hanya sekitar 8%. Parameter pengujian lainnya seperti jitter, throughput dan packet loss lebih banyak dipengaruhi oleh delay yang terukur, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa EIGRP adalah routing protokol yang memiliki kinerja paling bagus dilihat dari parameter jaringan yang terukur, didukung dengan nilai MOS dari responden dan paling efektif untuk diimplementasikan pada jaringan MPLS dengan tunnel IPSec dalam skala network yang kecil dan bandwidth yang terbatas.

The growth of Internet convergence and telecommunication provide full support for data security and improvement in network performance. IETF standardize MPLS as part of VPN techology development. MPLS can simplify routing process which became a load in router, optimizing route selection through the capability of class of service and traffic engineering management. To support optimization in route selection, routing protocols have fundamental role in the network. Routing protocol selection is required for network become optimum and efficient, also can handle complex routing situation more fast and accurate.
IPSec is implemented to end-to-end router to provide protection at the network layer by designing cryptography mechanism. IPSec tunnel implementation over MPLS network that running at three different routing protocols RIPv2, EIGRP and OSPF using video conference application as testing data, shows that the change of quality in video traffic is bigger than voice. Video traffic RIPv2 has the largest delay, while EIGRP and OSPF delay relatively the same.
But after IPSec is implemented, delay significantly increase in OSPF by 101% while RIPv2 and EIGRP increase about 8%. Other testing parameters such as jitter, throughput dan packet loss are more influenced by measured delay, thus concluded that EIGRP is the best routing protocol in performance from measured parameters, supported with MOS value from respondents and the most effective to be implemented in MPLS network with IPSec tunnel in small scale network and limited bandwidth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51055
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryadi Prakoso
"Dalam era globalisasi saat ini, kemudahan akses terhadap informasi merupakan salah satu kunci untuk dapat bersaing dan memenangkan kompetisi,.Karena dengan adanya informasi yang cepat dan akurat dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi atau instansi yang menggunakan sistem tersebut. Salah satu system informasi tersebut adalah VPN.VPN atau Virtual Private Network adalah suatu jaringan private yang mempergunakan sarana jaringan komunikasi publik (dalam hal ini Internet) dengan memakai tunnelling protocol dan prosedur pengamanan. Dengan memakai jaringan publik, dalam hal ini Internet, maka biaya pengembangan yang dikeluarkan akan jauh relatif lebih murah daripada harus membangun sebuah jaringan leased line sendiri. Namun, pemakaian Internet sebagai sarana jaringan publik juga menmpunyai resiko sendiri karena Internet terbuka untuk umum maka masalah kerahasiaan dan authentifikasi atas data yang dikirim pun juga terbuka. Oleh karena itu, VPN menjaminnya dengan suatu protocol untuk enkripsi data.

Newdays, simple accessibility to get information is one of the greatest key to win the competition, because with this information which fast and accurate can improve performance of organization when we use this system. One of the information system is VPN. VPN as known as Virtual Private network is a private network That using public network communication, in this case was the internet using tunneling protocol and security procedure. Choosing public network communication had several benefit such as lower cost system for development rather than we created own leased lined network. In other hands, choosing this network have their own risk, cause this network basically is an open network system. This make the secret and authentication problem of sending data also open. Base on this fact VPN play role to guarantee data encryption with some kind protocol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bara Iman Prasetyanto
"Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi, salah satu caranya dengan membangun Virtual Private Network (VPN). Pada teknologi VPN, aliran data di enkripsi untuk membungkus protokol-protokol jaringan serta dapat mengamankan jalur yang digunakan. Pada skripsi ini akan dibuat sistem bernama Hybrid VPN yang dirancang untuk menciptakan sebuah jaringan dengan tingkat keamanan cukup tinggi dengan menggabungkan dua buah metode VPN yang memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Untuk mengetahui performansi dari jaringan ini akan diukur beberapa parameter Quality of Service (QoS) untuk video streaming seperti throughput, delay, jitter, dan packet loss. Hasil Pengukuran membuktikan bahwa jaringan Hybrid VPN memiliki standar QoS yang baik untuk video dengan bitrate 1200 Kbps dengan nilai throughput sebesar 873.92 Kbps, Delay sebesar 40.51 ms, Jitter sebesar 59.62 ms, dan Packet Loss sebesar 12.62%.

For delivering some confidential information, network must have a high level of security, such as implementing a Virtual Private Network (VPN). On VPN technology, the flow of data is encrypted to encapsulate network protocols and can be used to securing the path. A system called Hybrid VPN is designed to create a network with a high level of security by combining two methods of VPN that has the advantages and disadvantages each other. To determine the performance of these networks, it will be measured several parameters of Quality of Service (QoS) for video streaming such as throughput, delay, jitter, and packet loss. The results prove that the network with a Hybrid VPN has a good QoS for video streaming on 1200 Kbps of video bitrate with 873.92 Kbps of throughput, 40.51 ms of Delay, 59.62 ms of Jitter and 12.62% of Packet Loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Rizkiyanto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas jaringan Virtual Private Network (VPN) yang
merupakan metode komunikasi pada jaringan publik yang aman, dengan
melakukan tunneling dan enkripsi. Teknologi terbaru dari VPN adalah Dynamic
Multipoint VPN (DMVPN) yang dapat melakukan komunikasi ke banyak jaringan
lokal secara mudah, dibandingkan dengan VPN, karena bekerja secara multipoint.
Perbedaan antara DMVPN dengan VPN, seperti cara membuat tunnel dan
konfigurasi, tidak jauh berbeda. Pada penulisan ini akan dibahas perbedaan kedua
metode VPN dan DMVPN dalam Quality of Service (QoS) tertentu, seperti delay,
jitter, dan throughput. Metode yang digunakan untuk mengukur QoS tersebut
adalah dengan melakukan berbagai komunikasi, seperti video streaming, audio
streaming, dan pengiriman file antar jaringan lokal dengan menggunakan jaringan
VPN dan DMVPN. Hasil yang didapat dari penelitian ini, secara keseluruhan
pada aplikasi video call dan audio call, VPN memiliki QoS lebih baik
dibandingkan dengan DMVPN dengan perbedaan keseluruhan dibawah 10 %,
sedangkan untuk aplikasi file transfer, secara keseluruhan DMVPN lebih banyak
unggul dengan perbedaan yang sedikit lebih baik, hanya sekitar 5 %. Perbedaan
yang tidak terlalu jauh ini membuat DMVPN baik digunakan untuk komunikasi
data yang aman.

ABSTRACT
This thesis discusses about Virtual Private Network (VPN) network,
which is a secure communication method in public network using tunneling and
encryption. The latest VPN technology is Dynamic Multipoint VPN (DMVPN)
that can communicate to multiple local networks easily compare to VPN, because
it works in multipoint way. The differences between DMVPN and VPN, for
instance methods to make tunnels and configuration are not too contrast, In this
paper, the differences between the two methods, DMVPN and VPN, in a certain
Quality of Service, such as delay, jitter, and throughput. Methods which will be
used to measure QoS is by using various communications, such as video
streaming, audio streaming, and file transfer between local network that use VPN
and DMVPN network. By obtaining the data QoS from various type of
communications, it will be analyzed to get the best QoS method. The results
obtained from this research, overall the video call and audio call application, a
VPN has a better QoS than the DMVPN with differences below 10%, while for the file transfer application, DMVPN overall more superior with the difference
that a little better , only about 5%. The difference is not too much of this makes
good DMVPN used for secure data communication."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salmon Hardani
"Aplikasi video streaming yang dijalankan pada jaringan dapat mempengaruhi bandwidth dari jaringan tersebut. Aplikasi ini dapat diterapkan pada perusahaan maupun dunia pendidikan yang memiliki kendala dalam hal jarak dan waktu sehingga aplikasi video streaming ini dapat menghubungkan dari satu client ke server. Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang berada pada kondisi top secret, salah satu caranya dengan membangun Virtual Private Network (VPN). Pada teknologi VPN, aliran data di enkripsi dengan menggunakan protokol tunneling untuk membungkus protokol-protokol jaringan serta dapat mengamankan jalur yang digunakan.
Skripsi ini membahas tentang analisa unjuk kerja aplikasi video streaming saat dijalankan pada jaringan VPN. Pengukuran parameter Quality of Service (QoS) meliputi, delay, throughput dan packet loss. Nilai video loss yang diperoleh dari pengujian jaringan melalui VPN ini adalah berkisar antara 0,64% sampai 7,02% sedangkan nilai voice loss nya adalah berkisar antara 0,21% sampai 2,18%.

Video streaming application that run in network can influence bandwidth from network. this application applicable in company also education that has obstacle in the case of distance and time so that application of video streaming can connect from client to server. For information delivery in secret need network that present in condition top secret, one of the way with build virtual private network (VPN). In VPN technology, data current will be encrypth by using protocol tunneling to wrap up network protocols with can protect stripe that used.
This research discusses about analysis procedure of application video streaming moment run in network vpn. measurement quality of service (QoS) cover, delay, throughput and packet loss. Video loss values obtained from measurements of the network through a VPN is range from 0,62% to 7,02 while the value of his voice is a loss range from 0,21% to 2,18%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Wibawa
"ABSTRAK
Next Generation Network (NGN) merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan berbagai macam layanan jaringan. Salah satu model yang dapat menyokong konvergensi pada NGN adalah IP Multimedia Subsystem (IMS). Perkembangan IMS saat ini menjadi salah satu celah bagi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan pada keamanan IMS. Maka dari itu, muncullah sebuah pemikiran untuk menciptakan sebuah sistem keamanan pada jaringan IMS dengan menerapkan Protokol PPTP dan L2TP remote access Virtual Private Network.
Kedua protokol tentunya memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Untuk itu, akan dibandingkan QoS dari kedua protokol tersebut pada jaringan IMS yang melakukan layanan VoIP. Dan akan dilakukan tiga skenario pengujian untuk mengukur QoS tersebut, yaitu pertama tanpa menerapkan VPN, kedua dengan menerapkan VPN PPTP, dan ketiga dengan menerapkan VPN L2TP. Nilai delay pada VPN PPTP lebih baik 4.08% daripada VPN L2TP. Nilai jitter pada VPN PPTP lebih baik 2.06% daripada VPN L2TP. Dan nilai throughput pada VPN PPTP lebih baik 4.07% daripada VPN L2TP.

ABSTRACT
Next Generation Network (NGN) is a system designed to integrate wide range of network services. One of model that can support convergence in NGN is the IP Multimedia Subsystem (IMS). Nowadays, The development of IMS, is being one of the gaps for an unauthorized person to attack on security of IMS. Then it emerges an idea to build a security system on IMS network by implementing PPTP and L2TP Protocol remote access Virtual Network.
Both protocols certainly have weaknesses and strengths of each. Hence, It will compared the QoS of both protocols on the IMS network to VoIP services. And it will be carried out three test scenarios to measure the QoS, the first without implementing a VPN, the second by applying a PPTP VPN, and the third by applying the L2TP VPN. The result of this impelementation is delay value in VPN PPTP 4.08% better than the VPN L2TP. Jitter value in VPN PPTP 2.06% better than the VPN L2TP. And the throughput on the PPTP VPN 4.07% better than the VPN L2TP."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Awaludin
"Infrastruktur layanan telekomunikasi pada Fixed Network maupun pada Mobile Network, berevolusi dari jaringan berbasis infrastruktur Switched Circuit Network (SCN) ke jaringan Packet Switch Network (PSN). Pada Packet Switch Network interkoneksi dibangun bersifat Connectionless, menggunakan kanal komunikasi yang digunakan secara bersama (Shared) serta pengelolaan alokasi kanal komunikasi untuk layanan dilakukan dengan menggunakan mekanisme Statistical Multiplexing. Layanan telekomunikasi yang bersifat realtime kurang baik diadopsi pada Packet Switch Network, hal ini adanya kemungkinan Queuing Delay dan Packet Drop yang disebabkan karakteristik dari Statistical Multiplexing. Statistical Multiplexing adalah mekanisme paket forwarding yang menggunakan metode Buffer dan Scheduling dalam meneruskan trafik dari satu network ke network lainnya. Pada tesis ini di rancang dan dikembangkan penerapan manajemen trafik dengan mekanisme berbasis per-flow dengan memanfaatkan infrastruktur switch berbasis SIP untuk mengontrol penerapan kebijakan trafik pada jaringan berbasis paket yang dibangun mengacu pada fungsi arsitektur Policy Based Admission Control yang didefinisikan oleh IETF. Hasil uji coba menunjukan keberhasilan penerapan QoS dengan pengkondisian Throughput layanan jaringan berdasarkan profil pengguna. Metode tanpa umpan balik antara Call Session Control Function (CSCF) dan Decission Point (PDP) memiliki kinerja yang mendekati CSCF umumnya, namun pada skenario ini terjadi perbedaan waktu yang cukup berarti antara penyelesaian waktu pemrosesan SIP Signalling dan penerapan QoS di sisi Policy Enforcement Point (PEP).

Next generation of fixed network and Mobile network telecommunication infrastructure and services is evolved from Switched Circuit Network (SCN) based to Packet Switched Network (PSN) based. Within Packet Switched Network interconnection of communication services is built in a connectionless environtment , using a shared communication channel and adopt a statistical multiplexing mechanism for forwarding traffic between network. Real time communication services is not smoothly adopted by this type of forwarding mechanism because the queuing delay and packet drop characteristic of statistical multiplexing. This thesis implement per-flow traffic basis management by utilizing SIP based softswitch to control the enforcement of traffic policy on a packet network infrastructure that adopt IETF's Policy Based Admission Control architecture. The successfulness of offered solution is obeserved in the distribution condition of allocated bandwidth for VoIP traffic compared to other traffic. The experiments show the successful application of throughput conditioning based on SIP user profiles. The performance issue of SIP signalling is addressed by a no feedback scenario between Call Signalling Control Function (CSCF) and Policy Enforcement Point (PEP) but there is a significant difference of completion time on SIP processing and QoS Enforcement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31814
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>