Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darius Yanthony
"SEA-ME-WE 3 dan 4 adalah salah satu backbone utama penopang sistem komunikasi kabel laut (SKKL) dunia yang masih beroperasi sekarang. Berada dalam tingkatan generasi yang sama, kedua SKKL ini saling menopang satu sama lain. Skripsi ini menganalisis perbandingan beberapa aspek prinsipil dari kedua SKKL tersebut, dari protokol multipleks, teknologi multipleks, penguat, dan hal nonteknis. Selain itu, disertakan juga analisis kestabilan SKKL sebelum disimpulkan ke dalam analisis kinerja. Agar pembaca dapat memahami topik secara lebih baik, dasar-dasar sistem komunikasi kabel laut diberikan secara singkat pada bagian tersendiri.

SEA-ME-WE 3 and 4 together is one of main backbone supporting world undersea cable system which is still operating now. Born at same generation, both of them are intended to provide redundancy for each other. This final project will analyze comparison of several important aspects of both cable systems, starting from the multiplexing protocol, multiplexing technology, amplifiers, and nontechnical aspects. In addition to that, analysis of cable system stability will also be presented before being integrated and concluded in performance analysis. In order to give better understanding of the topic to the readers, basic principles of undersea cable system will also be provided in separate parts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sazili
"Sistem Komunikasl Kabel Laut (SKKL) SEA-ME-WE 3 merupakan salah satu dari aplikasl teknologi serat optlk pada hubungan komunikasi lnternasional. Pada Sistem Komunikasl Kabel Laul, masalah-masalah yang blasanya terjadl adalah kerusakan kabel (cable fault) yang dlsebabkan karena faklor geogralls buml (gempa bumi, arus bawah laut, korosi, pergeseran kulll buml, dll) dan faktor manusla (tertariknya kabel oleh jangkar kapal, kapal keruk, pukat harimau, pengerukan, eksplorasi, dll). Penentuan lokasi kerusakan kabel (cable fault localion) pada SKKL khususnya SKKL SEA-ME-WE 3 SEGMEN 3 dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggunakan RME pada SSE, C-OTDR (Coherent Opllcal lime Domain Relledometed, dan dengan perhitungan matematik, Masing-masing mempunyai tingkat keakuratan, prinsip pendeteksian, dan penerapan yang berbeda-beda. Namun pada kenyataannya, ketiga metode ini secara bersama-sama digunakan dalam penentuan lokasi kerusakan kabel. Dengan adanya metode-metode tersebut, pencarian lokasi kerusakan kabel, restorasi, dan perbaikan kabel dapat dilakukan dengan segera sehingga biaya operasional stasiun terminal yang dikeluarkan lebih efektif dan efisien."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Aufar Akbar
"Perkembangan pengguna internet di Indonesia semakin pesat. Pengguna internet tahun 2018 tumbuh sekitar 8% dari tahun 2017. Di sisi lain, 97% trafik internet global saat ini dibawa oleh Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Tentunya ini akan menjadi peluang bagi operator SKKL jika bisa dikelola dengan baik. Penelitian ini menginvestigasi SKKL Batam – Manado sebagai penghubung direct broadband alternatif antara Eropa, Asia, dan Amerika sehingga berpotensi menjadi Global Digital Hub. SKKL Batam-Manado saat ini masih memakai model bisnis sistem closed cable. Padahal industri kabel laut saat ini menawarkan opsi sistem open cable yang memungkinkan konvergensi antara Submarine Line Terminal Equipment (SLTE) eksisting dengan SLTE dari vendor lain. Di dalam tesis ini dilakukan penelitian pengembangan model bisnis sistem open cable pada SKKL Batam-Manado. Dengan analisis Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) Matriks didapatkan hasil bahwa bisnis sistem open cable berada pada kuadran I yang berarti grow or build. Penelitian juga dilakukan dengan menghitung analisis kelayakan investasi dengan metode capital budgeting menggunakan lima parameter, yaitu Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP), Internal Rate Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Average Rate Return (ARR). Perhitungan analisis kelayakan investasi juga menunjukkan bahwa kondisi real 5 tahun (3 tahun operasi dan 2 tahun prediksi) sistem closed cable berjalan ini tidak sesuai dengan perhitungan ideal saat pertama kali investasi. Proyeksi ideal pada tahun kelima Cumulative NPV sebesar Rp -4.107.229.000,00, namun pada kenyataannya hanya didapatkan sebesar Rp -405.816.169.000,00 saja. Di sisi lain, perhitungan untuk bisnis sistem open cable kondisi optimis menghasilkan angka positif dengan Cumulative NPV hingga tahun 2027 sebesar Rp 1.268.784.159.000,00 dan melebihi dari angka proyeksi ideal yang didapatkan sebesar Rp 1.113.166.082.000,00. Parameter lain juga didapatkan hasil yang layak dengan PBP sebesar 4 tahun 6 bulan (dari 2019), IRR sebesar 19,9%, PI sebesar 1,58, dan ARR sebesar 28%. Dengan demikian, maka model bisnis sistem Open Cable layak diimplementasikan di SKKL Batam-Manado.

The development of internet users in Indonesia is growing rapidly. Internet users in 2018 grew by around 8% from 2017. On the other hand, 97% of global internet traffic is currently carried by the Submarine Cable System. This condition will be an opportunity for SKKL operators if it can be managed properly. This research investigates SKKL Batam - Manado as an alternative direct broadband link between Europe, Asia and America so that it has the potential to become a Global Digital Hub. SKKL Batam-Manado is currently still using the closed cable system business model. Whereas the submarine cable industry currently offers an Open Cable System option that allows convergence between existing Submarine Line Terminal Equipment (SLTE)s and SLTEs from other vendors. In this thesis, a research is conducted on the development of the Open Cable System business model at SKKL Batam-Manado. With the Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) Matrix analysis, the results show that the Open Cable System business is in quadrant I which means grow or build. Research was also conducted by calculating the investment feasibility analysis with the capital budgeting method using five parameters, namely Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP), Internal Rate Return (IRR), Profitability Index (PI), and Average Rate Return (ARR). The calculation of the investment feasibility analysis also shows that the real condition for 5 years (3 years of operation and 2 years of prediction) for closed cable runs is not in accordance with the ideal calculation for the first time investing. The ideal projection in the fifth year of Cumulative NPV is IDR -4,107,229,000.00, but in reality it is only IDR -405,816,169,000.00. On the other hand, the calculation for the open cable system business in optimistic condition resulting in a positive number with Cumulative NPV until 2027 touch IDR 1,268,784,159,000.00 and bigger than the ideal projection that obtained just of IDR 1,113,166,082.000,00. Other parameters also obtained feasible results with a PBP of 4 years 6 months (from 2019), an IRR of 19.9%, a PI of 1.58, and an ARR of 28%. Thus, the Open Cable System business model is feasible to be implemented in SKKL Batam-Manado."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alderson, Peter
Sydney: McGraw-Hill, 1995
347.01 Ald l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuri Feharsal
"Penelitian ini membahas perbandingan performa diagnostik sistem skoring International Ovarian Tumor Analysis (IOTA) dengan Risk of Malignancy Index-4 (RMI-4) dan indeks morfologi Sassone dalam memprediksi keganasan ovarium prabedah. Dilakukan uji diagnostik potong-lintang secara retrospektif dengan pasien neoplasma ovarium di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari Januari hingga Desember 2013. Nilai diagnostik dari keempat metode skoring dihitung dengan luaran: sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, akurasi dan nilai AUC. Penelitian ini menyimpulkan IOTA simple-rules memiliki performa diagnostik lebih baik dibandingkan IOTA subgroup, RMI-4 dan indeks morfologi Sassone.

This study compared diagnostic performance of scoring system of International Ovarian Tumor Analysis (IOTA) with Risk of Malignancy Index-4 (RMI-4) and Sassone morphology index to predict ovarian malignancy preoperatively. A retrospective study was done involving subject with ovarian neoplasm at National General Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo on January to December 2013. Sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, accuracy and AUC value were calculated. This study concluded that diagnostic performance of IOTA simple-rules were significantly better than IOTA subgroup, RMI-4 and Sassone morphology index."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Juanda
"Teknologi fotovoltaik merupakan teknologi yang terbilang cukup baru yang dapat mengkonversi energi cahaya menjadi energi listrik. Di dalam sistem fotovoltaik (PV), ada beberapa material yang digunakan untuk modul panel surya seperti monocrystalline, polycrystalline, dan thin film. Simulasi ini menggunakan 2 jenis sofware yaitu Meteonorm dan System Advisor Model (SAM) untuk mendapatkan dan memproses serta mendapatkan hasil yang diinginkan.
Kita dapat menganalisis bahwa terjadi perbedaan performa antara 2 material yang kita uji yaitu thin film dan monocrystalline. Perbedaan jumlah energi keluaran tahunan bervariasi antara 50,000~65,000 kWh yang diuji di 4 lokasi berbeda, yaitu Manado, Banjarmasin, Surabaya, dan Mataram, dengan ukuran array yang diinginkan sebesar 50 kWdc.
Lebih jauh lagi, dari segi LCOE, kita dapat menyimpulkan bahwa nilai LCOE dari kedua sistem PV yang diuji juga menunjukkan hasil berbeda. Hasil menunjukkan bahwa diantara keempat kota, nilai LCOE terkecil dicapai oleh kota Manado menggunakan sistem PV thin film menghasilkan nilai nominal LCOE sebesar 44.77 ¢/kWh. Sementara itu, periode terpendek yang dibutuhkan untuk mengembalikan uang modal dimiliki oleh kota Manado dengan waktu 8.53 tahun dan yang ternyata juga dapat menghasilkan keuntungan sebesar 82.40% selama 20 tahun.

Photovoltaic technology is sort of novel technology which can change light to be electricity in direct conversion. In photovoltaic system (PV), there are some materials that can be used to build modules such as mono-crystalline,poly-crystalline, and thinfilm. The simulation uses 2 type of softwares which are Meteonorm and System Advisor Model (SAM) to extract and results in output we want to have.
It could be analyzed from the simulation that there is a so-called differences regarding the performance between two materials. The different amount of annual energy between those systems varies around 50,000~65,000 kWh measured in 4 locations, which are Manado, Banjarmasin, Surabaya, and Mataram, with 50 kWdc desired array size.
Furthermore, from the side of LCOE, we can also conclude that those systems also differ from each other. The result shows that between 4 simulated cities, the least value of LCOE is reached by Manado City using thin film PV system earning the nominal LCOE of 44.77 ¢/kWh. Meanwhile, the payback period in Manado using the same PV system also shows the shortest payback period around 8.53 years and unsurprisingly earns the biggest profit percentage which is around 82.40% in 20 years period of time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dananto Farizandi
"Pengujian kabel fleksibel ini merupakan salah satu gambaran kemajuan dalam bidang instalasi listrik dimana kebutuhan dan kemudahan akan listrik di tahun-tahun mendatang akan bertambah. Kabel fleksibel menjadi alternatif pelengkap kabel instalasi tetap NYM sebagai kabel untuk instalasi listrik rumah. Dengan mencari karakteristik kabel fleksibel makn diharapkan kabel fleksibel ini dapat melengkapi kabel instalasi tetap sebagai pilihan kabel untuk instalasi listrik. Dengan berbagai kelebihannya. sangat mungkin kabel fleksibel menjadi pelengkap utama untuk instalasi rumah. Karakteristik penghantar kabel yang didapatkan merupakan suatu hal yang betgautung kepada banyak parameter. Parameter yang digunakan dalam pengujian ini adalah resistansi, tegangan jatuh kenaikan temperatur, dan dimensi penghantar kabel. Sebagai pembanding adalah kabel instalasi tetap NYM inti tunggal dengan luas penampang 2.5 mmz dan 4 mm2. Dari hasil pengujian didapatkan resistansi penghantar kabel fleksibel lebih kecil dari penghantar kabel 2.5 mm2 tetapi lebih besar daripada penghantar kabel 4 mm1 , begitu juga tegangan jatuhnya. Kenaikan temperatur penghantar kabel fleksibel adalah terkecil dibandingkan kedua penghantar kabel lainnya. Sedangkan dimensi penghantar kabel fleksibel lebih besar dari penghantar kabel 2.5 mm2 dan lebih kecil dari penghantar kabel 4 mm2. Kebutuhan bahan untuk penghantar kabel inti tunggal 2.5 mm2 adalah yang terburuk, karena untuk volume yang sama ( 1 cm3 ) resistansinya adalah yang terbesar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Wulandari
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas dan efisiensi bank. Hal ini dilakukan dengan menganalisis dampak faktor NPL, interest income, non-interest income atau fee base income, non-interest expense dan interest expense on customer rsquo;s deposit. Sampel penelitian yang digunakan ialah semua bank umum konvensional buku 3 dan 4 yang berjumlah 21 bank posisi di akhir tahun 2016. Periode data ialah antara 2012 ndash; 2016 dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan bank tersebut. Metodologi yang digunakan ialah analisis regresi data panel dengan melihat hubungan faktor-faktor tersebut terhadap ROA dan BOPO sebagai parameter dari produktivitas dan efisiensi bank. Hasil dari penelitian ini ialah NPL, interest income, non-interest expense dan suku bunga deposito rupiah memiliki hubungan signifikan terhadap produktivitas dan efisiensi bank di Indonesia.

ABSTRACT
This study was conducted to comprehend the correlation of determinants influencing productivity and bank efficiency. The research is done by analyzing the impact of NPL factor, interest income, non interest income or fee base income, non interest expense and interest expense on customer 39 s deposit. The research sample used is all conventional commercial bank book 3 and 4 which amounted to 21 banks at the end of 2016. The period of data is between 2012 2016 by using data of bank rsquo s annual financial statements. The methodology used is panel data regression analysis by observing the relationship of these factors upon ROA and BOPO as parameters of bank productivity and efficiency. The result of this research is NPL, interest income, non interest expense and interest expense on IDR customer rsquo s deposit have significant relation to productivity and bank efficiency in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evira Putricahya, authot
"Human platelet antigen (HPA) merupakan salah satu antigen yang berpengaruh dalam keberhasilan transfusi trombosit, selain human leukocyte antigen (HLA). Ketidakcocokkan HPA akan menyebabkan platelet transfusion refractoriness (PTR). Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa HPA alel 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 15 sering dikaitkan dengan proses terjadinya PTR. Penelitian bertujuan untuk mengetahui frekuensi gen pada HPA alel 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 15 pada populasi Indonesia dan membuat panel data HPA alel 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 15 dari donor, khususnya donor lestari, untuk peningkatan pelayanan transfusi trombosit di Indonesia. Genotyping dilakukan dengan menggunakan metode polymerase chain reaction- sequence specific primer (PCR-SSP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada populasi Indonesia, frekuensi gen HPA 1a dan 1b sebesar 0,97% dan 0.03%; frekuensi gen HPA 2a dan 2b sebesar 0,94% dan 0,06%; frekuensi gen HPA 3a dan 3b sebesar 0,52% dan 0,48%; frekuensi gen HPA 4a dan 4b sebesar 0,95% dan 0,05%; frekuensi gen HPA 5a% dan 5b% sebesar 0,97% dan 0,03%; frekuensi gen HPA 6a dan 6b sebesar 0,95% dan 0,05%; dan frekuensi gen HPA 15a dan 15b sebesar 0,51% dan 0,49%.

Human platelet antigen (HPA) is one of the antigens that influences the success of platelet transfusion, in addition to human leukocyte antigen (HLA). Human Platelet Antigen mismatch leads to platelet transfusion refractoriness (PTR). Based on previous research, it is known that the HPA alleles of 1, 2, 3, 4, 5, 6, and 15, are linked to the PTR process. This aims of this research are to determine the genotypes of HPA alleles 1, 2, 3, 4, 5, 6, and 15, and also to estimate the frequency of those alleles in Indonesia. The results will be put into the data panel, for improvement in platelet transfusion services for sustainable donors. Polymerase Chain Reaction-Sequence Specific Primers (PCR-SSP) was used in this research for allele detection. The result shows the frequency of those alleles are as follows; the frequency of HPA gene 1a and 1b are 0.97 and 0.03; HPA gene 2a and 2b are 0.94 and 0.06, HPA gene 3a and 3b are 0.52 and 0.48, HPA gene 4a and 4b are 0.95 and 0.05, GPA gene 5a and 5b are 0.97 and 0.03, HPA gene 6a and 6b are 0.95 and 0.05, and HPA gene 15a and 15b are 0.51 and 0.49.;Human platelet antigen (HPA) is one of the antigens that influences the success of
platelet transfusion, in addition to human leukocyte antigen (HLA). Human
Platelet Antigen mismatch leads to platelet transfusion refractoriness (PTR).
Based on previous research, it is known that the HPA alleles of 1, 2, 3, 4, 5, 6, and
15, are linked to the PTR process. This aims of this research are to determine the
genotypes of HPA alleles 1, 2, 3, 4, 5, 6, and 15, and also to estimate the
frequency of those alleles in Indonesia. The results will be put into the data panel,
for improvement in platelet transfusion services for sustainable donors.
Polymerase Chain Reaction-Sequence Specific Primers (PCR-SSP) was used in
this research for allele detection. The result shows the frequency of those alleles
are as follows; the frequency of HPA gene 1a and 1b are 0.97 and 0.03; HPA gene
2a and 2b are 0.94 and 0.06, HPA gene 3a and 3b are 0.52 and 0.48, HPA gene 4a
and 4b are 0.95 and 0.05, GPA gene 5a and 5b are 0.97 and 0.03, HPA gene 6a
and 6b are 0.95 and 0.05, and HPA gene 15a and 15b are 0.51 and 0.49.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>