Ditemukan 109597 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Mahrozi
"Teknologi Penginderaan Jauh sangat tepat digunakan untuk memantau potensi kelautan Indonesia yang sangat luas. Dengan menggunakan satelit, pemantauan tidak perlu dilakukan secara langsung di lapangan (In Situ), sehingga dapat dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang relatif tidak mahal. Salah satu satelit Bumi milik NASA yang datanya dimanfaatkan secara bebas untuk kepentingan non-komersial adalah satelit EOS (Earth Observing System) TERRA/AQUA menggunakan sensor MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer).
Pada skripsi ini akan dibahas metode pemanfaatan data MODIS untuk menghitung kandungan klorofil di permukaan laut. Ekstraksi informasi kandungan klorofil dilakukan terhadap data MODIS level 1b menggunakan algoritma ATBD 19 menjadi data level 2 (konsentrasi Klorofil dalam mg/m3). Analisa dilakukan pada data MODIS harian tahun 2008 di 4 sampel daerah perairan di Indonesia untuk single scene, multi scene dan analisa konsentrasi klorofil.
Hasil analisa menunjukkan konsentrasi klorofil tertinggi berada di sampel di Samudra Hindia pada bulan September. Data tahunan menunjukkan kandungan klorofil berubah secara dinamis mengikuti pola musim di Indonesia.
Remote sensing technology is the right solution to assess the sea resource potential in Indonesia. Using satelite, monitoring could be performed without insitu measurement, therefore the analysis time will be short and inexpensive. A TERRA/AQUA, on of NASA's satellite with MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) sensor aboard could be used as resource data for free. This final project research will describe how to extract MODIS data to achieve chlorophyll concentration on the sea surface. The steps started with information extraction of chlorophyll concentration from level 1b MODIS data and converted to level 2 using ATBD 19 algorithm. The analysis was performed to derive chlorophyll concentration from single scene MODIS data in 2008, multi scene and analysis chlorophyll concentration characteristic in 4 sample area. The analysis results showed the highest concentration is located in the Indian Ocean in September. The whole year results showed the dynamic value of chlorophyll concentration related to the season changes in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51467
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Kusumaning Ayu Dyah Sukowati
"Land Surface Temperature (LST) atau Suhu Permukaan Bumi merupakan salah satu parameter kunci keseimbangan energi pada permukaan Bumi dan merupakan variabel klimatologis utama dalam mengendalikan fluks energi gelombang panjang yang melalui atmosfer. Satelit TERRA/AQUA yang membawa sensor MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) merupakan satelit penginderaan jauh untuk pengamatan lingkungan yang dapat digunakan untuk ekstraksi data suhu permukaan yang bersifat regional bahkan global.
Dengan wilayah cakupan luas yakni 2330 km dan resolusi spasial 250 m, 500 m dan 1000 m serta resolusi spektral tinggi yakni 36 kanal, maka diharapkan MODIS mampu menampilkan citra satelit untuk wilayah luas dan waktu pengamatan maksimal. Selanjutnya data citra MODIS diekstraksi sehingga diperoleh nilai LST yang kemudian digabungkan dengan poligon batas kota untuk mendapatkan nilai suhu permukaan untuk 8 kota besar di Pulau Jawa. Analisis LST bulanan dalam periode 2003-2008 menunjukkan trend atau pola suhu permukaan untuk kota-kota besar tersebut semakin meningkat.
Land Surface Temperature (LST) is one of key parameter balance of energy from the surface and statistical variable of climatology which is very important to manage the energy flux that pass through the atmosphere to the Earth. The LST data is important to monitor the surface temperature. TERRA/AQUA Satellite with MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) payload is a remote sensing satellite for Earth observation that can be used to extract the surface temperature globally or regionally. The coverage area large enough (about 2330km), with spatial resolutions of 250m, 500m and 1000m and 36 channel of spectral resolution so MODIS will be able to take the image of Earth surface in maximum observation time. The LST from MODIS data will be extracted based on boundary polygon of city to measure the surface temperature of 8 big cities in Java Island. The measurement results showed that the average value of monthly LST in 2003-2008 period for those cities is increasing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51367
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Abdullah Mansyur
"Air mampu curah (AMC) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Total Precipitable Water (TPW) adalah sejumlah landasan air di atmosfer yang siap menjadi hujan. AMC/TPW sangat besar perannya dalam menentukan kemungkinan hujan yang akan terjadi. AMC dapat dihitung menggunakan mode penurunan rumus dari persamaan Water Vapor yang merupakan salah satu parameter dari produk pengolahan data MODIS (MOD07). Dengan mengetahui nilai AMC/TPW, diharapkan masyarakat dapat terbantu dalam mengantisipasi jika terjadi hujan sangat lebat atau bahkan kekeringan. Melalui pengembangan perangkat lunak IMAPP dalam percobaan, dapat diketahui bahwa kandungan AMC dapat berubah-ubah sampai dengan ketebalan 20 mm. Hasil olahan AMC kemudian didiseminasikan melalui web berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dengan Geoserver dalam mode pratampil.
The Total Precipitable Water (TPW) is a measure of total amount of water vapor in a column of air and can be used to infer precipitation amounts. TPW has an important rule in determination of possibility of rain. TPW value could be calculated using water vapor equation from MOD07, as a product of Terra/Aqua MODIS data processing. Measuring TPW will help people in anticipating heavy rains or even dryness. Using IMAPP software, the TPW value could be retrieved up to 20 mm. The TPW map is then uploaded in a web based GIS using Geoserver and displayed in preview mode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51192
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Widya Anggit Puruitaningrum
"Sejak tahun 1970 polusi di Indonesia mulai naik, karena industri mulai berkembang. Aerosol adalah salah satu pencemar yang mempunyai konsentrasi tinggi. Untuk mengetahui kondisi dak karakteristik aerosol diatas Indonesia akan dianalisa indek aerosol dari data satelit Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS). MODIS hadir menyusul beberapa sistem sensor satelit yang telah lebih dahulu mengudara.
MODIS adalah salah satu instrument utama yang dibawa Earth Observing System (EOS) Terra/Aqua satellite, yang merupakan bagian dari program antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA). Program ini merupakan program jangka panjang untuk mengamati, meneliti dan menganalisa lahan, lautan, atmosfer bumi dan interaksi antara faktor-faktor ini.
Since 1970 pollution in Indonesia began to rise, as the industry began to flourish. Aerosol is one of the pollutants that have a high concentration. To know the condition of the above Indonesian no aerosol characteristics will be analyzed and the aerosol index from satellite data and the Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS). MODIS present following several satellite sensor system that had previously aired. MODIS is one of the main instruments which brought Earth Observing System (EOS) Terra / Aqua satellite, which is part of the United States space program, the National Aeronautics and Space Administration (NASA). This program is a long term program to observe, examine and analyze the land, oceans, atmosphere and interaction between these factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51337
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Mia Rizkinia
"Kegiatan penangkapan ikan di laut memerlukan aplikasi teknologi yang memberikan informasi pendukung yang menyeluruh, mencakup wilayah yang luas dan dalam waktu yang cepat untuk efisiensi dan efektivitas penangkapan ikan. Hasil scan satelit NOAA/AVHRR-APT dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini dengan melakukan pengolahan datanya terlebih dahulu. Penelitian ini menggunakan data mentah dari transmisi analog tipe Automatic Picture Transmission (APT) satelit NOAA/AVHRR yang di-decode menjadi digital dengan software WxtoImg. Pengolahan citra dilakukan menggunakan software perangkat lunak komputasi matematis dengan masukan berupa data level 2.
Pengolahan data level 0 menjadi data level 2 ini dilakukan pada WxtoImg. Untuk membuat peta isotherm permukaan laut dan menetukan letak geografis daerah potensi ikan dibutuhkan persamaan yang menghubungkan antara suhu dengan piksel citra. Karena itu, dengan WxtoImg data di- enhancement menjadi citra yang dapat diolah dengan perangkat lunak komputasi matematis dengan persamaan yang menghubungkan antara suhu dan piksel citra. Enhancement bisa dilakukan secara otomatis dengan fasilitas enhancement sea surface temperature (SST) pada WxtoImg dengan acuan hubungan piksel dan suhu dari enhancement curve WxtoImg. Hasil enhancement berupa suhu permukaan laut akan dianalisis keunggulan dan kelemahannya jika dibandingkan dengan menggunakan citra hasil pada utilitas contrast enhance channel B only, yang dalam hal ini menggunakan kanal 4 saja. Dari penggunaan dua jenis data yang berbeda ini, juga bisa diperoleh letak geografis daerah perbedaan suhu permukaan laut dengan algoritma yang dikembangkan.
In order to increase the productivity of fish cultivation, a comprehensive information on fishery area is very vital. Using NOAA/AVHRR-APT, remote sensing satellite data could be converted into the Sea Surface Temperature (SST) could be one of the most effective solution to help the fishermen. In this research, the Automatic Picture Transmission (APT) data broadcasted from the satellite was decoded to level-2 digital imagery using WxtoImg software. To convert this image into the SST profile, image processing technique was implemented. The result is the SST isotherm map and the geographical location of fishery potential area which is derived from the differences of temperature area. A mathematical correlation function between the pixel values and the SST was derived from the enhancement curve used in the software. The SST as the enhancement output will be analyzed and compared to the result of contrast enhancement of channel 4 only. Using these two variations of data, geographical location of different SST area could be obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40476
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Rifqi Annas
"Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah negara kepulauan, di antaranya pelanggaran batas wilayah, penentuan lokasi sumber daya alam, serta kemampuan dini dalam mendeteksi awalnya suatu bencana alam, adalah teknologi pengindraan jauh. Teknologi ini menggunakan kemampuan sensor satelit yang dapat menangkap citra pemetaan suatu wilayah dengan spesifikasi yang dimilikinya. Salah satu sensor yang memiliki kemampuan tersebut adalah Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS).
Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa, mempunyai karakteristik unik karena di wilayah perairannya terjadi interaksi antara masa air yang datang dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Sedangkan habitat dari komunitas ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseonografi perairan seperti suhu permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, cuaca dan sebagainya, yang berpengaruh pada dinamika atau pergerakan air laut baik secara horizontal maupun vertikal. Di dalam Tugas Akhir ini akan dikembangkan penghitungan Suhu Permukaan Laut menggunakan data MODIS. Data diolah menggunakan rumus yang diturunkan dari Algorithm Theoretical Basis Documents (ATBD) sehingga mendapatkan nilai pasti dari suhu permukaan laut pada beberapa sampel lokasi di perairan Indonesia.
One of many technologies which can be used to overcome archipelago's problems; the violation of a territory, the determination of natural resources location, and the earlier ability to detect earlier natural disaster, is Remote Sensing Technology. This technology uses satellite's ability to capture cartography image of an area with its specification. One of satellites which has that ability is MODIS sensor carried by TERRA/AQUA satellite. Indonesia, which is passed by the equator line, has an unique characteristic. There is an interaction between water volume from Indian Ocean and Pacific Ocean. Meanwhile, fishing ground in the ocean depends on the condition or oceanography parameters, such as sea surface temperature, salinity, sea chlorophyll concentration, weather, etc. which are influenced by dynamic sea's mobility both horizontally and vertically. One of the sea parameters, the Sea Surface Temperature (SST), could be derived from MODIS data. The data is processed using formula derived from Algorithm Theoretical Basis Documents (ATBD) and implemented to obtain the SST of several sample area in Indonesian watery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51366
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
"Skipjack tuna is an important species targeting by pole and line fishery in Bone Bay. The distribution and abundance of this species tended to aggregate to the preferred bio-physical environments. To describe the short term relationship between skipjack tuna and oceanographic conditions and to visualize the predicted high catch areas, remotely sensed satellite based-oceanographic sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a together fisheries data were used. Results indicated that the highest skipjack CPUEs were mainly found in coastal areas of Palopo and Kolaka both in 2007 and in 2009 during the period of study. The high tuna concentrations corresponded well with chlorophyll-a of 0.15-0.40 mg mg-3 and SST of 29.0-31.5 °C. The preferred ranges provide a good indicator for initially detecting potential skipjack fishing grounds. This study suggested that thermal and chlorophyll fronts as well as upwelling may important mechanisms in explaining the temporal and spatial dynamics of skipjack tuna distribution and abundance in Bone Bay."
620 JITK 3:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Giatika Chrisnawati
"Kebakaran hutan atau lahan dapat dideteksi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh, yaitu dengan melakukan pemantauan jumlah dan sebaran titik panas di suatu wilayah. Jumlah dan sebaran titik panas diperoleh dengan mengolah citra sensor satelit menggunakan algoritma konversi nilai digital data satelit menjadi suhu.
Satelit yang dapat digunakan untuk pemantauan titik panas adalah satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) melalui sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) dan sensor satelit MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectro-Radiometer) yang dibawa oleh satelit Terra dan Aqua. Penentuan titik panas dihitung menggunakan metode yang dikembangkan oleh LAPAN untuk data MODIS dan Forest Fire Prevention and Control Project, Departemen Kehutanan RI, untuk data NOAA/AVHRR. Sementara suhu permukaan daratan, dihitung menggunakan metode yang dikembangkan oleh MAIA, Meteo Prancis.
Sebaran titik panas dan suhu permukaan daratan disajikan dalam bentuk peta 2-dimensi yang diberi data geografis. Perbandingan antara peta sebaran titik panas dan suhu permukaan daratan juga dibahas dalam penelitian ini.
Forest fire or land surface temperature could be analyzed from satellite data using remote sensing technology. The number of hotspot and land surface temperature distribution could be retrieved from the data by converting the digital number into temperature. In this research, the hotspots are derived from NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)/AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) and EOS (Earth Observing System) TERRA-AQUA/MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectro-Radiometer) sensors. For MODIS data, the hotspot is calculated using an algorithm which is developed by LAPAN, and The Forest Fire Prevention and Control Project, Departemen Kehutanan RI, for NOAA/AVHRR data. The Land Surface Temperature (LST) is calculated using the MAIA algorithm which is developed by Meteo France. The hotspot and LST distribution is mapped into 2-D representation along with geographical information. The comparison of hotspot distribution and land surface temperature map is also investigated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40436
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Asep Kusuma
"Penentuan Suhu Permukaan Laut (SPL) atau Sea Surface Temperature (SST) dari pengukuran satelit telah mejadi fokus studi pengindraan jauh (indraja) sejak dua dekade terakhir ini. Sensor Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) pada satelit NOAA telah menjadi pelopornya sehingga sering dijadikan acuan untuk penentuan suhu permukaan laut oleh sensor-sensor satelit yang diluncurkan setelahnya, termasuk sensor Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS). Walaupun demikian, kedua sensor tersebut dibuat dengan karakteristik yang berbeda, sehingga dalam pengukuran suhu permukaan laut, hasilnya tidak akan persis sama.
Pada skripsi ini, penentuan suhu permukaan laut AVHRR menggunakan algoritma Non Linear SST (NLSST) dan Multi Channel SST (MCSST) pada kanal 4 dan 5. Sedangkan untuk MODIS menggunakan algoritma Non Linear SST (NLSST) yang dibuat oleh International MODIS/AIRS Processing Package (IMAPP) pada kanal 31 dan 32. Data yang digunakan untuk masing-masing sensor pada skripsi ini adalah data level 1b. Suhu permukaan laut ditentukan dengan mengubah digital number menjadi nilai radiansi, kemudian ditentukan suhu kecerahan masing-masing kanal, dan yang terakhir adalah memasukan nilai-nilai suhu kecerahan ini pada algoritma SPL masing-masing sensor. Daerah studi kedua sensor diambil pada daerah dan tanggal yang sama, untuk kemudian dilakukan analisa terhadap hasil perhitungan SPL yang diperoleh.
Sea Surface Temperature (SST) retrieval from satellite measurement has became a focus study in Remote Sensing for two decades. NOAA/Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) sensor was the pioneer, so it is used as a reference for sea surface temperature retrieved by satellite sensors which are launched later, including Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS). However, both sensors have different characteristics, so the sea surface temperature derived from both sensors will not exactly the same. In this final project, based on NOAA KLM User's Guide, the retrieval of NOAA/AVHRR sea surface temperature uses Non-Linear SST (NLSST) algorithm and Multi Channel SST (MCSST) for channel 4 and channel 5. Whereas the retrieval MODIS SST Non-Linear SST (NLSST) proposed by International MODIS/AIRS Processing Package (IMAPP) using channel 31 and channel 32. The satellite data which are used for each sensors in this final project is level 1b data. In the calculation, SST is defined by changing the digital number into radiance value, which is then converted to brightness temperature for each channel. The last step is to put in the brightness temperature value to each sensors SST algorithm. To compare and analyze the results, the same date and study area of both sensors are taken as the input."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40562
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Elfa Diasmara
"Teknologi satelit telah banyak berperan dalam perkembangan aplikasi ilmu penginderaan jarak jauh, terutama dalam menganalisa keadaan vegetasi di bumi. Indeks vegetasi adalah salah satu parameter yang digunakan untuk menganalisa keadaan vegetasi dari suatu wilayah. Indeks tersebut mempunyai berbagai macam variasi algoritma. Algoritma yang akan dibahas pada penelitian ini adalah algoritma NDVI dan EVI. Algoritma EVI merupakan hasil turunan dan perkembangan dari algoritma NDVI. Sehingga, algoritma EVI memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki algoritma NDVI. Satelit NOAA dan satelit TERRA/AQUA digunakan untuk membawa sistem sensor AVHRR dan MODIS. Kedua sistem sensor tersebut bisa diaplikasikan untuk keperluan vegetasi, terutama dalam aplikasi algoritma NDVI. Namun, data NDVI dari yang diperoleh kedua sensor tersebut ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan hasil olah dari data yang diperoleh dari dua jenis sensor satelit inilah yang juga akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini.
Satellite technologies have influenced so much in the development of remote sensing discipline, especially when dealing with the vegetation condition on earth. Vegetation index is one the parameters which are used to analyze the vegetation condition on a certain area. That index has many variants of algorithm. This paper dealt with the NDVI and EVI algorithm. The EVI algorithm was derived and developed from NDVI algorithm. Therefore, the EVI has many features that NDVI algorithm doesn?t have. NOAA and TERRA/AQUA satellites are used to carry AVHRR and MODIS sensor systems. Both of the systems could be applied to derive the vegetation index, which is calculated using the EVI and NDVI algorithm. However, the degree of greenness of the vegetation in the form of NDVI values from those sensors would yield significantly different results. The different results from both sensors were also investigated in this paper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40370
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library