Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufiq Nugroho
"Skripsi ini membahas tentang penggunaan Relay Station untuk transmisi downlink Mobile WiMAX dengan menggunakan metode hybrid, yaitu metode transmisi yang menggunakan tiga buah transmisi. Ketiga transmisi tersebut yaitu dua buah transmisi yang melewati Relay Station terlebih dahulu baru ke receiver dan satu buah transmisi langsung dari pengirim ke penerima. Pada Relay Station ada dua kondisi yang berlaku, yaitu Decode and Forward (DF) dan Amplify and Forward (AF). Dua kondisi inilah yang nantinya akan dibandingkan dalam simulasi sehingga dapat diketahui performansi sistem WiMAX apabila menggunakan Relay Station sebagai media peningkatan kualitas layanan.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketika Relay Station dalam mode forwarding Amplify and Forward (AF) akan memperoleh BER yang kecil sehingga throughput besar dan merupakan perfomansi yang terbaik. Ketika masing-masing Relay Station diatur agar menggunakan mode forwarding yang berbeda, misalnya AF pada Relay Station 1 dan DF pada Relay Station 2 atau sebaliknya akan memperoleh hasil yang sama. Sedangkan ketika kedua Relay Station diatur untuk menggunakan mode forwarding Decode and Forward (DF), maka BER yang dihasilkan besar dan throughputnya pun kecil, kondisi ini merupakan yang terburuk.

This minithesis examine the use of Relay Station for Mobile WiMAX downlink transmission by using the hybrid method ' the transmission method that uses three transmission. All of the three transmission is the two transmission through the Relay Station first before to the receiver and one transmission from the transmitter directly to the receiver. At the Relay Station there are two conditions that apply, the Decode and Forward (DF) and Amplify and Forward (AF). These two conditions will be compared in the simulation so that the WiMAX system performance when using the Relay Station as media that improving the quality of services can be known.
The results of this simulation show that when both Relay Station in Amplify and Forward (AF) forwarding mode, they will yield low BER so that the throughput will high and this state is the best performance. When both of Relay Station are arranged to activate different forwarding mode, for example AF in Relay Station 1 and DF in Relay Station 2 or the other way, they will yield the same results. When both of Relay Station are arranged to activate Decode and Forward (DF) forwarding mode, BER will high and throughput will low, this condition is the worst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51384
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Setiawan
"Skripsi ini membahas kemampuan WIMAX sebagai teknologi informasi yang saat ini sedang berkembang. Untuk memenuhi layanan data kecepatan tinggi secara realtime dengan performansi yang baik dan mampu bekerja pada kanal multipath fading, digunakan teknik MIMO OFDM (Multiple Input Multiple Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing). AMC (Adaptive Modulation and Coding) digunakan untuk mendukung transmisi kecepatan beragam untuk tipe yang berbeda dari layanan multimedia. Dalam AMC, level modulasi dan kecepatan coding diatur menurut kondisi kanal. Skripsi ini menganalisa kinerja PHY layer mobile WIMAX menggunakan MIMO dan AMC yang akan dimodelkan pada kanal propagasi mobile yang berdistribusi Rayleigh Fading dalam menangani multi user.

This final project discusses the ability of WiMAX as a technology that is currently being developed. To meet the high-speed data services in realtime with the good performance and able to work on a multipath fading channel, MIMO OFDM technique is used (Multiple Input Multiple Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing). AMC (adaptive Modulation and Coding) is used to support transmission speeds vary for different types of multimedia services. In AMC, modulation level and coding rate is set according to channel conditions. This final project was analyzes the performance of mobile WiMAX PHY layer uses MIMO and AMC that will be modeled on the mobile propagation with Rayleigh Fading distribution in handling multi-user."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51403
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjaiful Rijal
"Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas jaringan komunikasi wireless, IEEE mengeluarkan standard 802.16 WiMax yang mampu memberikan layanan dengan jangkauan yang luas, data rate yang tinggi dan mobilitas pengguna. Namun, selain jangkauan dan kecepatan data, privasi dan keamanan juga merupakan kebutuhan yang harus diperhatikan dalam teknologi jaringan telekomunikasi. Diantaranya yaitu untuk menjaga kerahasiaan informasi pengguna dan mencegah penggunaan layanan tanpa hak. Dalam penulisan skripsi ini akan dibahas mengenai analisis prinsip kerja sistem keamanan pada Mobile WiMax tersebut.
Pada arsitektur protokol WiMax, sistem keamanan berada pada MAC layer, tepatnya pada security sublayer. Penulisan skripsi ini membahas proses authentikasi dan pemebentukan koneksi antara SS dengan BS, struktur MAC Protocol Data Unit serta beberapa teknik pengamanan. Dari pengujian, analisis dan program simulasi, sistem Mobile WiMax di PT. CSM menggunakan teknik pengamanan melalui pengenalan sertifikasi digigital X.509, autentikasi EAP-TTLS dan enkripsi AES-128.

In order to fulfill the requirement of wireless communication network, IEEE has released 802.16 standard (WiMax) that able to provide capacious range and high data rate. However, beside high bandwidth and wide-area access, privacy and security is the aspects that been concerned in the telecommunication network technology. The paper describes the analysis of security system principle in mobile WiMax.
WiMax protocol architecture describes security system at MAC Layer especially security sub layer. This paper describes authentication process and connection establish between SS and BS, MAC Protocol Data Unit Structure and some protection technique. Refer to the test, analysis and simulation program, WiMax System that used in PT. CSM using security system with digital certificate X.509 and EAP-TTLS authentication, and AES-128 encryption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.144 Rij a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjaiful Rijal
"Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas jaringan komunikasi wireless, IEEE mengeluarkan standard 802.16 WiMax yang mampu memberikan layanan dengan jangkauan yang luas, data rate yang tinggi dan mobilitas pengguna. Namun, selain jangkauan dan kecepatan data, privasi dan keamanan juga merupakan kebutuhan yang harus diperhatikan dalam teknologi jaringan telekomunikasi. Diantaranya yaitu untuk menjaga kerahasiaan informasi pengguna dan mencegah penggunaan layanan tanpa hak. Dalam penulisan skripsi ini akan dibahas mengenai analisis prinsip kerja sistem keamanan pada Mobile WiMax tersebut.
Pada arsitektur protokol WiMax, sistem keamanan berada pada MAC layer, tepatnya pada security sublayer. Penulisan skripsi ini membahas proses authentikasi dan pemebentukan koneksi antara SS dengan BS, struktur MAC Protocol Data Unit serta beberapa teknik pengamanan. Dari pengujian, analisis dan program simulasi, sistem Mobile WiMax di PT. CSM menggunakan teknik pengamanan melalui pengenalan sertifikasi digigital X.509, autentikasi EAP-TTLS dan enkripsi AES-128.

In order to fulfill the requirement of wireless communication network, IEEE has released 802.16 standard (WiMax) that able to provide capacious range and high data rate. However, beside high bandwidth and wide-area access, privacy and security is the aspects that been concerned in the telecommunication network technology. The paper describes the analysis of security system principle in mobile WiMax.
WiMax protocol architecture describes security system at MAC Layer especially security sub layer. This paper describes authentication process and connection establish between SS and BS, MAC Protocol Data Unit Structure and some protection technique. Refer to the test, analysis and simulation program, WiMax System that used in PT. CSM using security system with digital certificate X.509 and EAP-TTLS authentication, and AES-128 encryption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51028
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fuadi Hasan
"Dalam penentuan lokasi suatu mobile terminal yang berada pada jangkauan Cell BTS dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain angle of arrival positioning, time of arrival positioning (TOA), time differential of arrival (TDOA), Enhanced Observed Time Differential (E-OTD), CGI+TA, CGI++ dan lain sebagainya. Pada metode CGI++ ini didasarkan pada Cell ID dan Rx level atau kuat sinyal yang diterima dari mobile terminal. Untuk menentukan jarak antara mobile terminal dengan BTS yang terdekat dilakukan berdasarkan kuat sinyal yang diterima dari mobile terminal dengan menggunakan Lee Path Loss Method, selanjutnya dengan Triangulation Method untuk menentukan titik atau koordinat dari mobile terminal.
Simulasi dilakukan untuk memperoleh koordinat mobile terminal dengan menghitung nilai dari besarnya daya yang diterima oleh mobile terminal. Besarnya error yang terjadi pada simulasi bervariasi dari 0.005092% sampai 0.009292% untuk longitude dan 0.004292% sampai 0.008659% untuk latitude serta error yang terjadi dalam meter adalah 860.8378 sampai 1630.653 meter.

In determining of mobile location, a mobile terminal that in the Cell of BTS area can be determine using many method such as Angle of Arrival Positioning (AOA), Time of Arrival Positioning (TOA), Time Differential of Arrival (TDOA), Enhanced Observed Time Differential (E-OTD), CGI+TA, CGI++, etc. CGI++ method using Cell ID and Rx level or power received of mobile terminal to determine location of mobile terminal. Lee Path Loss method used to calculate the distance of mobile terminal with the BTS that serving or neighboring BTS based of power received. Than Triangulation Method used to determine the point or coordinate the mobile terminal.
The simulation is executed for getting accuracy the point or coordinate of mobile terminal. The point or coordinate that is getting by calculation is compared to the point or coordinate of mobile terminal using GPS. Calculation errors what was gotten are variety from 0.005092 - 0.009292% for longitude's error, 0.004292 - 0.008659% for latitude's error and error in meter are 860.8378 to 1630.653 meters.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Afandi
"Biodiesel adalah minyak diesel alternatif yang secara umum didefinisikan sebagai ester monoalkil dari minyak tanaman, lemak hewan, dan minyak jelantah. Biodiesel diperoleh dari hasil reaksi transterifikasi antara minyak dengan alkohol monohidrat dalam suatu katalis NaOH. Reaksi transterifikasi berlangsung 0,5-1 jam pada suhu sekitar 400C hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah adalah gliserol dan lapisan atas metil ester.
Penelitian ini pada intinya adalah mensimulasikan proses pembuatan biodiesel dengan menggunakan chemcad, dimana metode yang digunakan adalah metode hybrid. Pada penelitian ini akan digunakan senyawa trigliserida sebagai minyak nabatai (CPO) yang akan direaksikan dengan senyawa alkohol (methanol) dengan bantuan katalis basa (NaOH) dalam proses transesterifikasi. Transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol.
Dalam penelitian ini, dimana akan menggunakan temperatur proses pada reaktornya sebesar 60 0C dan pada tekana 200 Kpa, rasio molar Alkohol-Minyak 9:1 dengan katalis sebanyak 1% dari jumlah minyak yang diumpankan. Perhitungan awal ekonominya diperoleh dengan memperhatikan nilai CCF sebesar 1,30 maka bisnis dalam produksi biodiesel sangat feasible untuk dijalankan mengingat nilai CCF > 0,33.

Biodiesel is alternative diesel oil that the definition as methyl esterfrom nabati oil, animal fat and waste cooking oil. Biodiesel from result reaction transesterification between oil and alcohol in base catalyzed. Transesterification reaction works 0.5 - 1 hours at temperature about 40 0C until formed two layers, under layer is glycerol and up layers is methyl esters.
Result this simulated process biodiesel with chemcad, where the method using hybrid method. This research used triglycerides compound as nabati oil (CPO) that can bereacted with methanolcompound with base catalyzed (NaOH) in transesterification process. Transesterification is convertion step from triglycerides be came alkyl esters from reaction with alcohol and result side product as glycerol.
This research which using temperature process at reactor abaut 60 0C and at preasure 200 kpa, molar ratio alcohol-oil 9:1 with catalyzed 1% from all feed oil. Early economic acount from see the CCF score abaut 1.30 so businessin biodiesel production is very feasible for runing, remember that score CCF > 0.33.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52232
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leopold Linggar
"IEEE 802. 16e-2005 dikenal juga dengan Mobile WiMAX merupakan versi mobile dari spesifikasi WiMAX 802.16d-2004 yang dikembangkan untuk aplikasi fix WiMAX pada transmisi data koneksi Broadband Metropolitan Area Network (MAN). Mobile WiMAX memungkinkan user untuk mengakses layanan dalam keadaan bergerak sehingga memberikan ?kebebasan? kepada user dalam hal mobilitas. Keadaan dimana seorang user harus berganti base station yang melayaninya dikenal sebagai handover (HO), Handover menjamin keberlangsungan layanan nirkabel (wireless) ketika user bergerak menuju batas-batas sel.
Permasalahan pada Mobile WiMAX adalah prosedur handover yang lambat berdampak pada terganggunya proses transmisi data maupun suara terutama untuk real time application dan voice quality seperti VoD, VoIP, video streaming, dan teleconfrence sehingga menurunkan kualitas layanan yang diberikan. Permasalahan handover dapat diatasi dengan optimasi handover pada Mobile WiMax. memprediksi Target BS (TBS) yang berpotensi untuk di-scan sehingga mengurangi delay pada proses handover serta menggunakan prosedur fast scan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam proses scanning.
Pada penelitian ini dibahas perbaikan proses handover pada jaringan Mobile WiMAX. Proses handover disimulasikan menggunakan Opnet modeler versi 14.A. dimana hasil simulasi memberikan perbaikan pada waktu yang dibutuhkan dalam proses handover yang dilihat berdasarkan grafik throughput serta grafik handover time. Hasil simulasi handover menunjukan MS melakukan proses handover dari SBS menuju TBS dengan baik.

IEEE 802. 16e-2005 also known as Mobile WiMAX is a mobile version of WiMAX 802.16d-2004 specifications developed for fixed WiMAX applications in data transmission connection Broadband Metropolitan Area Network (MAN). Mobile WiMAX allows user to access the service in motion so as to provide "freedom" to the user in terms of mobility. Circumstances in which a user must change the serving base station also known as handover (HO), Handover ensure the sustainability of wireless services when the user moves toward to the cell boundaries.
Problems in Mobile WiMAX is a slow handover procedures have an impact on the disruption process data and voice transmission, especially for real time application and voice quality such as VoD, VoIP, video streaming, and teleconfrence could reduce the quality of services provided. Handover problems can be overcome by optimization of handover on Mobile WiMax. predict the target BS (TBS), which has the potential to be scanned, thereby reducing the delay in the handover process and the use of fast scan procedure to reduce the time required in the scanning process.
This research discuss about process improvement handover on Mobile WiMAX network. Handover process is simulated using OPNET modeler 14.A. version where the simulation results provide improvements to the time required in the process of handover as seen on the graph the throughput and handover time graph. The handover simulation results show MS handover process from the SBS to TBS working good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T31386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gura Prabu Senky
"Teknologi dalam bidang komunikasi nirkabel dalam kurun waktu terakhir menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut mengarah kepada pemenuhan akan kebutuhan kapasitas yang tinggi, serta penggunaan bandwidth yang efisien dan kemampuan dalam menghadapi gangguan selama transmisi yang berujung pada minimnya eror selama pentransmisian data. Salah satu teknologi yang dapat memenuhi semua kebutuhan diatas adalah teknologi MIMO OFDM.
Pada skripsi ini, disimulasikan dan dianalisis teknik MIMO OFDM dengan menggunakan teknik Spatial Multiplexing dalam pentransmisian datanya. Pemodelan kanal yang digunakan dalam simulasi ini berbasiskan operasi Singular Value Decomposition. Performansi sistem dalam simulasi ini dinyatakan dengan korespondensi Bit Error Rate (BER), Kapasitas Kanal dan Throughput terhadap Eb/No. Performansi sistem dilihat dengan tiga jenis modulasi, yaitu QPSK, 16 QAM dan 64 QAM. Unjuk kerja keseluruhan system divariasikan dengan jenis Error Control Coding (ECC) yang digunakan, dimana pada simulasi ini, terdapat tiga jenis ECC dengan coderate yang berbeda-beda. Selain itu, user dalam simulasi ini terdiri atas dua keadaan, yaitu user diam (v = 0 m/s) dan user bergerak (v = 10 m/s).
Hasil simulasi menunjukkan bahwa unjuk kerja sistem makin baik dengan menggunakan Eb/No yang tinggi. Hal ini dilihat dari grafik BER, Kapasitas kanal, throughput dan juga sinyal konstelasi yang dihasilkan. Selain itu, dari hasil simulasi, diketahui unjuk kerja sistem paling baik didapatkan dengan menggunakan coderate 1/3.

In recent years, wireless technology development shown rapid increasing. The development lead to fulfilled high capacity needs, using efficiently of bandwidth and ability to protect data from noise and minimizing error. Technology that suited with such conditions is MIMO OFDM.
In this undergraduate thesis, simulation and analysis of spatial multiplexing MIMO OFDM technique is proposed. Channel modeling that used in this simulation based on Singular Value Decomposition. The evaluation of system performance is proposed to Bit Error Rate (BER), Channel Capacity and Throughput parameter toward Eb/No value. Three type of modulation, that are QPSK, 16-QAM and 64-QAM are used in this simulation. For whole system performance, three type Error Control Coding is used in this simulation with different coderate value. Beside that, there are two user condition in this simulation, that are idle user (v = 0 m/s) and mobile user (v = 10 m/s).
The simulation results show that system performance with high Eb/No value is most better. This condition is shown for BER, channel capacity, throughput and signal space graph. In addition, we can see the performance with coderate 1/3 is also better than other coderate values.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatul Muttaqin
"Adaptive array atau adaptive beamforming adalah peningkatan dari teknik antenna yang menawarkan performa optimal dan memberikan keuntungan luar biasa untuk aplikasi bergerak. Sistem ini dipadukan dengan sistem diversitas MIMO space time block coding (STBC) serta sistem adaptive modulation and coding (AMC) untuk memperoleh keuntungan tersebut. Unjuk kerja sistem ditunjukkan melalui simulasi dengan MATLAB dan pengujian lapangan dengan parameter kualitas yakni ber, rssi, cinr dan throughput.
Sistem diujikan dengan beberapa kondisi yang berhubungan dengan banyaknya user, jarak, modulasi dan coderate. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan sistem Adaptive beamforming sangat tahan terhadap lingkungan multipath, memiliki pengelolaan effisiensi ruang yang baik serta peningkatan kualitas sinyal melalui penolakan interferensi, effisiensi power, dan penguatan sinyal.

Optimum performance and absollutely, make more advantage for mobile application. This system be combined with MIMO space time block coding (STBC) diversity scheme and adaptive modulation coding (AMC) scheme to achieve this advantages. System performance is shown through simulation and trial test with quality parameter such as ber, rssi, cinr and throughput.
System is tested through several condition that related number of users, distance, modulation dan coderate. The result of test shown Adaptive beamforming scheme have higher robustness toward multipath environtment, have efficient managerial for space and improvement signal quality through anticipating interference, power efficiency, and signal amplication.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51045
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyy Amri
"Saat ini, teknologi telekomunikasi berkembang semakin pesat. Layanan data dan suara sudah menjadi kebutuhan standar komunikasi. Para pengguna jasa telekomunikasi kini membutuhkan layanan telekomunikasi yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun sehingga layanan mobile wireless menjadi kebutuhan mereka. Teknologi WiMAX dengan standar IEEE 802.16e akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi.
Teknologi WiMAX terbagi menjadi dua bagian yaitu penerima dan pengirim. Bagian penerima akan menerima sinyal yang berfrekuensi 2,3 GHz, sinyal ini akan diteruskan dari bagian RF ke baseband namun karena baseband memproses sinyal dengan frekuensi 100 MHz maka diperlukan suatu divais pentranslasi frekuensi carrier ke frekuensi carrier yang berbeda. Untuk itu digunakan divias mixer yang akan mencampur frekuesi inputan dengan frekuensi local oscillator sehingga menghasilkan frekuensi yang diharapkan.
Pada skripsi ini dibahas mengenai perancangan rancangan mixer yang terdiri dari inti mixer, balun, DC bias, dan impedance matching. Hasil keluaran dari mixer ini merupakan pencampuran sinyal input dari LNA dan local oscillator yang akan menjadi inputan bagi bandpass filter. Parameter-parameter yang ditetapkan sebagai spesifikasi mixer ini adalah conversion gain, noise figure, 1 dB compression gain, dan IIP3.

Nowadays, telecomunication technology increace very rapidly. Voice and data services has become a standart commucnication needs. The telecomunication costumers need a telecomunication service which can be accessed anywhere and anytime so that a mobile wireless service become their need. WiMAX technology with IEEE 802.16e standart will be people's option to overcome their high mobility.
WiMAX technology divided into two side that is receiver and transmitter. The receiver will receive 2.3 GHz signal, this signal will be continued from RF to baseband, however, baseband process a signal with 100 MHz frequency so it is required a device translating one carrier frequency to another carrier frequency. For that reason, mixer is used for mixing input frequency with local oscillator frequency resulting expected frequency.
In this thesis, explain about designing mixer which consists of mixer core, balun, DC bias, and impedance matching. The output of this mixer is mixed signal from LNA and local oscillator that will be acted as an input for bandpass filter. The Parameters specified for this mixer is conversion gain, noise figure, 1 dB compression gain, and IIP3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51377
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>