Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Husnul K.
"Generator sebagai salah satu komponen utama pembangkit, harus tetap berada pada kondisi terbaik. Kerusakan yang terjadi pada isolasi belitan stator merupakan hal yang paling dominan sebagai salah satu penyebab kerusakan pada generator. Adanya void pada belitan stator menyebabkan aktifitas peluahan parsial (Partial Discharge; PD). Kenaikan aktifitas PD yang terjadi dapat menyebabkan kegagalan operasi generator. Void pada belitan stator generator dapat menyebabkan kegagalan jika intensitas medan listrik yang bekerja melebihi kekuatan dielektrik dari void itu sendiri. Dalam hal ini, akan terjadi distribusi muatan yang tidak seimbang pada belitan stator generator. Penambahan temperatur belitan stator terjadi akibat perubahan nilai muatan bocor pada void tiap satuan waktu. Pengukuran PD dilakukan menggunakan alat diagnostik PD tech Power Engineering AG dan perangkat lunak MICAMAXXTM Plus. Berdasarkan pengamatan dalam studi kasus generator GT 1.2, terjadi PD pada setiap fasa dengan jenis PD yang terdeteksi adalah peluahan internal karena adanya void bagian isolasi utama belitan stator. Dari hasil perhitungan, usia efektif generator GT 1.2 diprediksi sampai dengan tanggal 8 Maret 2020.

Generator as a main component of power plant should be ensured that it always on its best condition. Deterioration of stator winding insulation is the predominant causes of generator failures. A void on stator winding causes partial discharge. The increasing of PD activity which is occurred may cause failure of generator operation. A void on stator winding may cause failure if electric field intensity which is working over than dielectric strength of itself. On this part, there will be unbalance charge distribution on stator generator. The additional temperature of stator winding occurred, because of the value changing of leak charge at the void in every time unit. PD Measurement is performed by using PD tech Power Engineering AG as a diagnostic tools and software MICAMAXXTM Plus. Based on the research in the case study of generator GT 1.2, PD is occurred on each phase with the PD's type which is detected as internal discharge because there is a void on the main insulation of stator winding. From the calculation result, the effective life period of generator GT 1.2 can be predicted until 2020, 8th March."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triadi Susetyo
"Generator merupakan salah satu komponen utama dalam sistem pembangkit tenaga listrik. Oleh karena itu, kondisi generator harus selalu dalam keadaan terbaik. Kerusakan yang terjadi pada isolasi belitan stator generator merupakan hal yang paling dominan sebagai penyebab kerusakan pada generator. Adanya void pada belitan stator generator menyebabkan adanya aktifitas peluahan parsial. Aktifitas peluahan parsial dapat menyebabkan kegagalan operasi pada generator. Aktifitas peluahan parsial pada belitan stator generator dapat menyebabkan rugi daya pada generator. Rugi daya terjadi karena adanya pelepasan muatan listrik dalam kurun waktu tertentu selama terjadinya aktifitas peluahan parsial. Dengan menggunakan perhitungan rumus maka nilai rugi daya yang terjadi akibat peluahan parsial dapat diketahui dan dianalisis untuk mengetahui kondisi generator. Pengukuran peluahan parsial dilakukan dengan menggunakan alat diagnostik PD Tech Power Engineering AG dan software MICAMAXX@PDplus. Objek studi adalah pada GT 1.2 PLTGU UBP Priok. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan, terjadi peluahan parsial di setiap fasa dengan jenis peluahan parsial yang terjadi adalah peluahan parsial pada bagian dalam isolasi akibat adanya void pada bagian dalam isolasi stator.

The Generator is one of the major components in power generation system. Therefore, the generator have to always be in the best circumstances. The damage to the generator stator winding insulation is the most dominant as a cause of damage to the generator. The existence of voids in the generator stator winding cause partial discharge activity. Partial discharge activity can cause failure in the generator operation. Partial discharge activity in the generator stator winding can cause power losses in the generator. Power losses due to electrical discharge within a certain time during the occurence of partial discharge activity. By using the calculation formula, the value of power losses that occur due to partial discharge and predivtion of effective age of the generator can be known and analyzed. Partial discharge measurement performed using diagnostic tools PD Tech Power Engineering AG and software MICAMAXX@PDplus. The object of study is on the GT 1.2 UBP Priok Combine Cycle Power Plant. Based on the results of measurements and observations, there was a partial discharge in each phase with the type of partial discharge is happening is internal solid insulation discharge due to the voids in the stator insulation. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S648
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setyoadi
"Peluahan parsial/PD (Partial Discharge) merupakan permasalahan yang umum terjadi pada sistem isolasi mesin-mesin atau peralatan bertegangan tinggi. Pada mesin-mesin berputar (generator/motor), PD biasanya terjadi pada isolasi belitan yang terletak di dalam slot inti stator maupun di bagian belitan yang keluar dari inti stator (end winding). PLTP Gunung Salak memiliki 3 unit pembangkit listrik yang dioperasikan oleh Chevron sejak tahun 1997. Setelah dioperasikan selama kurang lebih 9 tahun, pada tahun 2006 untuk pertama kalinya pengecekan visual kondisi isolasi belitan stator generator dapat dilakukan. Hal yang menarik yang diketemukan pada saat itu adalah kerusakan akibat PD terjadi pada lapisan grading dan tingkat kerusakan yang berbeda antara ketiga generator tersebut.
Skripsi ini membahas mengenai analisa permasalahan PD yang terjadi pada isolasi belitan stator generator Unit-4 dengan melakukan analisa komparasi, trending, karakteristik, uji korelasi parameter operasi generator, dan bentuk aktual kerusakan fisik isolasi. Berdasarkan hasil analisa, proses fabrikasi yang kurang baik pada area overlap semikonduktif generator Unit-4 di duga menjadi akar penyebab PD mudah terbentuk pada bagian ini. Seiring dengan proses penuaan isolasi dan meningkatnya rata-rata suhu operasi air pendingin Unit-4 (dari 27 ke 290C), maka akselerasi aktifitas PD diperkirakan terjadi sehingga generator Unit-4 memiliki PD yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan Unit-5 dan 6.

Partial Discharge (PD) is a common problem occurring on the insulation system of high voltage machines or equipment. In the rotating machineries (generators/motors), PD usually occurs on the winding insulation installed inside the stator slot or outside the stator core (end winding). PLTP Gunung Salak has 3 power plants which have been being operated by Chevron since 1997. After being in service for 9 years, in the 2006, thorough visual inspection on stator winding insulation could be performed for the first time. The interesting findings at that time were the damaged portion on the grading coating by PD and the different severity level among those three generators.
The focus in this study is to analyze PD problem on the generator Unit-4 winding insulation by conducting analysis of comparison, trending, characteristic, generator operation parameters correlation, and the actual physical damage on insulation. According to the analysis results, improper workmanship on semi conductive overlap layers during fabrication process is predicted to be the root cause that makes PD to be formed easily on this portion. Along with the insulation aging process and the increment of average operating temperature (from 27 to 29) on Unit-4 cooling system, it is suspected that PD activity is being accelerated and thus PD level on Unit-4 generator is higher than Unit-5 and 6.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43022
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Cahyono
"Perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap perkembangan sistem tenaga listrik. Salah satunya adalah semakin banyaknya pemakaian beban-beban nonlinear pada insatalasi tenaga listrik. Penggunaan beban-beban nonlinear ini menyebabkan harmonik pada gelombang arus listrik maupun tegangannya. Adanya harmonik ini akan mempengaruhi kinerja dari peralatan-peralatan listrik yang terpasang dan juga terhadap generator sebagai penyuplai daya listrik tersebut. Generator serempak merupakan jenis generator yang banyak digunakan dalam pembangkitan tenaga listrik. Adanya harmonik akan memperngaruhi kinerja generator serempak seperti halnya terjadinya pemanasan berlebih pada kumparan stator karena nilai RMS arus yang mengandung harmonik menjadi lebih besar dari arus fundamentalnya. Dengan demikian rugi-rugi yang terjadi akan semakin besar sehingga efisiensi dari generator juga akan mengalami penurunan.

The development of technology affect to the development on the electrical power system. One of them is the increasing of nonlinear loads on electric installation. Utilizing of nonlinear loads causes harmonic on voltage and current waves which flow on the system. Harmonics will influences performances of the installed electrical equipment, and also attached to generator as a supplier of electrical power. Synchronous generator is type of generator which most used in the generation of electricity. Harmonic will affect performances of synchronous generator such as overheating on the stator winding because of RMS current value will increase compare to the fundamental current. Thus, generator losses will greater and efficiency of the generator will also decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51256
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nizamul Haq
"Fenomena partial discharge merupakan salah satu permasalahan dalam sebuah isolasi sistem tenaga listrik, bahkan termasuk salah satu indikator yang menentukan kegagalan isolasi. Fenomena ini terjadi karena adanya void atau celah-celah berkuran mikro yang diakibatkan kecacatan produksi maupun proses operasi. Partial discharge terjadi apabila beda potensial antar sisi pada void melebihi voltage breakdown pada medium perantara di dalam void. Terdapat tiga parameter yang diamati untuk mengetahui nilai suatu partial discharge yaitu PDI (Partial discharge Intensity) yang menunjukkan besarnya energi yang dilepaskan saat terjadi partial discharge dalam satuan mW, Qmax (magnitude of partial discharge) yang menunjukkan besarnya partial discharge dalam satuan mV, dan PPC (Pulse Per Cycle) yang menunjukkan banyaknya loncatan muatan yang terjadi dalam partial discharge dalam pulse per second.
Sebuah penelitian dilakukan untuk menganalisis kondisi isolasi generator pada keadaan operasi tepat setelah proses minor overhaul generator unit 4 UBP Suralaya dimana terdapat penurunan nilai tekanan hidrogen dari kondisi idealnya (3 kg/cm2). Dalam kondisi tersebut, terindikasi kenaikan aktivitas partial discharge yang cukup signifikan yang menyebabkan penurunan kualitas isolasi serta peningkatan rugi daya. Pada penelitian ini, didapatkan nilai partial discharge yang tinggi pada lokasi sensor RTD7A, RTD10C dan RTD11B dan direkomendasikan untuk dilakukan inspeksi khusus pada lokasi-lokasi tersebut. Sangat direkomendasikan juga untuk membuat standar pengoperasian generator pada kondisi tekanan hidrogen yang ideal sesuai dengan desain generator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sudiarto
"Salah satu penyebab terjadinya gangguan pada generator sinkran adalah terjadinya sparkover antara lilitan stator, kasus ini terjadi pada generator unit satu PLTA Cirara. di mana dengan adanya gangguan tersebut generator gaga/ menyalurkan daya ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Tugas akhir ini berisi analisis terhadap penyebah terjadinya sparkover pada Jilitan stator dan analisis daerah penyebaran hotspot akibat arus lebih yang dihasilkan oleh adanya hubung singkat altfara lilitan stator setelah lerjadinya spark-over. Penurunan daya isolasi antara /ilium stator (terdiri dari isolasi penutup sambungan batang lilitan dan isolasi udara sejauh 5 em) menjadi sebuah alasan mengapa sparkover dopa/ terjadi pada lilitan stator generator sinkron PLTA Cirata. dengan adanya penunman daya isolasi, Isolator antara li/itan stator tidak mampu mcnahan gradien tegangan yang timbul. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya sparkover ini dapal diketahui dari pengamatan ftsik stator di lapangart dan pengujfan kegagalan isolasi dari sampei Isolator penutup sambungan barang /ilium stator Generator PLTA Cirata yang dilakukan di Laboratorium Tegangan tinggi Sparkover mengakibatkan terjadinya hubung singkot anrara lilitan stator yang berbeda fasa, di mana hubung singkat akan menimbulkan arus yang mengalir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatra Hagusta Prisandi
"Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Aksial Tanpa Inti Stator memiliki unjuk kerja yang pada umumnya ditentukan oleh gelombang tegangan dan arus. Kedua hal tersebut dipengaruhi oleh konfigurasi Desain geometris generator. Studi ini membandingkan pengaruh jumlah kumparan stator terhadap nilai dan bentuk gelombang fluks magnet dan tegangan keluaran. Asumsi jumlah kutub magnet rotor pada tiap Desain penelitian adalah sama yaitu 24 kutub. Kesimetrisan antara setiap permukaan stator yang menangkap fluks magnet dari rotor setiap waktu sangat mempengaruhi tegangan keluaran. Hasil studi menunjukkan bahwa Desain 9 stator sesuai untuk konfigurasi tiga fasa sedangkan Desain 12 stator selaras untuk generator konfigurasi satu fasa.

A Coreless Axial Flux Permanent Magnet (AFPM) Synchronous Generator has a work quality that is determined by the voltage and current waves. Both of those things are influenced by geometric configuration of the generator. This research compares the effect of the number of stator coils to the magnet flux captured and the voltage generated for every design. It is stated that the number of rotor magnetic poles in every design are same, 24 poles. How symmetrical between every stator`s surface capture the magnetic flux in every second is very extremely affecting the output voltage. The result of this research proves that design with 9 coils is appropriate for three phase configuration, while design with 12 coils is suitable for one phase configuration of generator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S853
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nagib Muhammad
"Skripsi ini membahas tentang metode proteksi stator generator dari gangguan fasa-tanah. Hal ini dikarenakan gangguan hubung singkat yang terjadi pada stator generator dapat menimbulkan kerusakan yang serius. Metode proteksi umumnya tidak dapat melindungi keseluruhan dari belitan stator. Metode proteksi konvensional umumnya hanya dapat memproteksi sekitar 90-95% dari belitan stator. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang mampu medeteksi gangguan pada keseluruhan belitan stator generator sinkron. Metode tegangan kurang harmonisa ketiga yang dikombinasikan dengan metode konvensional dapat melindungi keseluruhan dari belitan stator. Berdasarkan metode tersebut penulis bertujuan untuk mendapatkan nilai penyetelan rele tegangan kurang harmonisa ketiga(27TN) dan rele tegangan lebih(59N) yang akan diaplikasikan pada generator sinkron PT.X. Berdasarkan standar IEEE didapatkan nilai penyetelan tegangan pick-up untuk rele tegangan kurang harmonisa ketiga sebesar 1,1 Volt dengan waktu tunda sebesar 1 detik dengan nilai undervoltage inhibit sebesar 97 Volt, dan nilai penyetelan tegangan pick-up pertama untuk rele tegangan lebih (59N) sebesar 5 Volt dengan waktu tunda sebesar 1 detik dan penyetelan tegangan pick-up kedua sebesar 34,6 Volt dengan waktu tunda sebesar 0,1 detik. Berdasarkan simulasi yang dilakukan metode ini memiliki kelemahan yaitu ketika terjadi busur api gangguan tersebut tidak dapat dideteksi oleh metode ini.

This thesis discuss about protection method of stator ground fault, because short circuit that occurs in the stator can cause a very seriously damage. Conventional protection method cannot protect all of stator winding. Conventional protection method generally can protect about 90-95% of stator winding, because of conventional protection method cannot protect all of stator windings. So, this thesis use undervoltage third harmonic method which can protect the last 5-10% of stator winding . This tesis use this method for setting protection relay. Based on IEEE standart this tesis obtain value of third harmonic undervoltage relay setting is 1,1 Volt and time delay is 1 second ,and value for overvoltage relay (59N) is 5 Volt and time delay is 1 second, then the second setting is 34,6 Volt for time delay 0,1 second. Based on simulation result this method cannot detect the arcing fault near the neutral of stator winding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indarto
"

Transformator tenaga merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk mengubah tegangan dalam sistem transmisi dan distribusi. PD (partial discharge) merupakan parameter penting untuk menentukan kondisi kesehatan isolasi transformator. Proses penelitian dimulai dengan analisis kegagalan, investigasi pengaruh perekat silinder belitan, proses manufaktur dan disain isolasi antar belitan terhadap nilai PD. Sumber PD material isolasi padat berasal dari rongga, ruang kosong, ketidaksempurnan dan kelembaban. Sedangan pada isolasi cair berasal dari kelembaban, kandungan partikel dan gelembung. Hasil investigasi sumber PD adalah isolasi padat (63%), terutama silinder belitan (23%). Proses manufaktur yang mempengaruhi nilai PD adalah durasi pengeringan, durasi vakum dan peresapan minyak, serta tipe perekat pada silinder belitan. Durasi pengeringan yang optimum untuk mendapatkan nilai PD dibawah 70 pC, dipengaruhi oleh berat isolasinya. Durasi vakum dan impregnasi minyak yang optimum adalah 57 jam dan 75-120 jam. Sedangkan jenis perekat yang sesuai untuk mendapatkan nilai PD dibawah 70pC adalah tipe casein, karena struktur berporinya membuat peresapan minyak lebih baik. Hasil tersebut didukung oleh morfologi menggunakan Scanning Electron Microscopy. Hasil simulasi disain isolasi antar belitan menunjukan bahwa untuk mendapatkan nilai PD yang rendah, tidak hanya dengan menurunkan nilai aktual maximum stress voltage saja, namun harus dipertimbangkan juga voltage inception level.


Power transformer is important parts in an electric power system that change voltage in the transmission and distribution system. Partial discharge (PD) is crucial parameter to define the health condition of transformer insulation. The research process begins with the failure analysis, investigation adhesive type, manufacturing process and insulation design between winding to PD value. The sources of PD in solid insulation material come from void, cavity, impurity, and moisture. While in liquid insulation, it come from moisture, particle, and bubble. The investigation results showed that solid insulation is the highest value of PD source (63%), especially cylinder winding (23%). The manufacturing process that affect PD value are drying, vacuum, oil impregnation and adhesive usage on winding cylinder. To achieve PD below 70 pC, drying time is influenced by the insulation weight. Optimum vacuum and impregnation time are 57 and 75-120 hours. The type of adhesive to obtain PD value below 70 pC is the casein, due to its porous structure can make the oil absorb better. This result is supported by morphological analysis using Scanning Electron Microscopy. The result of insulation design between winding showed that to achieve low PD value, must be considered both reducing actual value of maximum stress voltage.

 Keywords— partial discharge; power transformer; manufacturing process; insulation design, adhesive

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hamdani Rizal
"Kualitas isolasi suatu belitan motor/generator tegangan menengah ataupun tegangan tinggi sangat perlu diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kegagalan isolasi yang dapat berakibat besar terhadap suatu kegiatan produksi suatu industri atau pembangkit. Beberapa pengujian yang dilakukan untuk menentukan kualitas isolasi suatu belitan motor antara lain, pengujian tahanan isolasi, tan δ, dan pengujian tegangan tinggi.
Pada skripsi ini, pengujian tersebut dilakukan pada sebuah sampel belitan stator motor 6,6 kV yang belum terpasang pada stator. Material isolasi yang digunakan pada sampel belitan adalah mika, glass, kapton, polyester, dan varnish. Susunan lapisan material isolasi yang digunakan adalah standar kualitas isolasi belitan yang dapat mengampu tegangan kerja 6,6 kV.
Pengujian tahanan isolasi dilakukan sebelum dilakukan pengujian tegangan tinggi dan sesudahnya. Pengujian tahanan isolasi bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya kandungan air pada isolator. Pengujian tan δ atau faktor disipasi untuk mengetahui besarnya rugi dielektrik bahan. Sedangkan pengujian tegangan tinggi bertujuan untuk mengetahui arus bocor yang timbul akibat tegangan tinggi yang diberikan pada belitan.
Dari ketiga pengujian tersebut, terdapat parameter tan δ yang tidak memenuhi standar. Akan tetapi, hal ini bukan merupakan faktor utama yang menentukan suatu isolasi belitan buruk. Besarnya nilai tahanan isolasi dan tidak adanya breakdown pada pengujian tegangan tinggi DC, merupakan faktor utama yang menentukan tahanan isolasi belitan adalah baik.

Insulation quality a medium or high voltage motor winding is an important aspect to be noticed. It aims to avoid the failure of the isolation that can result in the production activity of an industry or plant. Several tests were conducted to determine the quality of the insulation of a motor winding are like, insulation resistance testing, tan δ, and high voltage testing.
In this paper, the testing was conducted on a sample of 6.6 kV motor stator windings are not installed on the stator. Insulation materials used in sample entanglement is mica, glass, Kapton, polyester, and varnish. The composition of the insulating material used is a standard of quality that can administer the winding insulation working voltage of 6.6 kV.
Insulation resistance testing was performed before and after high voltage testing. Insulation resistance test aims to determine the size of the water content in the insulator. Testing of dissipation factor or tan δ, to determine the dielectric loss materials. While the high-voltage testing aims to determine the leakage current arising from a given high voltage on the windings.
Of the three tests, the tan δ are parameters that do not meet the standards. However, this is not a major factor that determines a bad winding insulation. The value of the insulation resistance and the absence of breakdown in high voltage DC testing, are the main factors determining the insulation resistance of the winding is good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>