Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Firdaus
"Perkembangan bentuk layanan penyediaan GPRS, menuntut infrastruktur yang fleksibel dalam adaptasi jaringan, pengembangan jaringan dan kapasitas, serta sistem redundancy yang lebih baik. BSC ke SGSN mendapat titik penting dalam pengembangan kemampuan GPRS, karena pada titik inilah, satu - satunya titik hambat pada jaringan GPRS. Solusi penggunaan IP sebagai transport menggantikan Frame Relay muncul pada keterhubungan BSC dengan SGSN (Gb), hal ini karena IP memiliki kemampuan routing. Penggunaan IP membutuhkan device PCU (RPP) lebih sedikit daripada Frame Relay, sehingga akan menekan dalam biaya dalam mendirikan BSC. Throughput yang dihasilkan - Gb over IP - -pun lebih besar daripada Frame Relay, sehingga layanan GPRS akan lebih optimal. Penggunaan IP sebagai transport mengantikan Frame Relay pada Gb dapat menjadi solusi.

The development of GPRS, demanding flexible's infrastructure, network and capacity development, and a better redudancy system. The weakness of GPRS services is the connection between BSC-SGSN. The solution is using IP replacing Frame Relay Logical as a transport for GPRS's connection between BSC-SGSN (Gb). The solution of that problem is using IP as a replacement at BSC-SGSN (Gb), that's because IP could do routing. IP needs fewer PCU devices (RPP) than Frame Relay, so it would be much cheaper when build BSC. Gb over IP produce more throughput than Frame Relay. So the using of IP as a transport replacing Frame Relay at Gb can be a solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Fithrasari
"Seiring dengan terus meningkatnya perkembangan teknologi, muncul tuntutan bagi perusahaan telekomunikasi untuk memberikan layanan data lebih efisien dan pada laju data yang lebih tinggi maupun memperkenalkan layanan- layanan baru. Di sinilah GPRS menawarkan solusi bagi tuntutan teknologi seperti yang disebut di atas. Ditambah dengan semakin meluasnya pemanfaatan teknologi GPRS yang memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya, maka perusahaan telekomunikasi memanfaatkan GPRS untuk meningkatkan value added services. Namun, pada perangkat GPRS yang digunakan tidak lepas dari munculnya risiko kegagalan. Untuk menghindari maupun meminimalisir terjadinya risiko tersebut maka perlu dilakukan analisis risiko.
Analisis risiko yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh usulan penanganan risiko kegagalan pada core network perangkat GPRS serta skenario alokasi biaya penanganannya. Dengan menggunakan metode FMEA, diperoleh risiko kritis yang kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan FTA untuk memperoleh basic event sehingga dapat diusulkan tindakan penanganan risikonya. Risiko kritis juga disimulasikan dengan simulasi optimasi OptQuest-Crystal Ball untuk memperoleh alokasi biaya penanganan risiko yang optimal.

Due to increasing of technology development, telecommunication corporate must provide more efficient data services on higher traffic data, and also introduce new services. GPRS can be a solution to achieve that things. Now application of GPRS technology is more developing and give a lot of advantages for user. That's why corporate telecommunication use GPRS to increase their value added services. But, there is potential failure risk on GPRS equipment, so risk analysis need to be done.
Objectives of risk analysis in this research are to get idea of risk treatment action on GPRS equipment and scenario of treatment cost allocation. By using FMEA method, be able to have critical risk which will be further analysed using FTA to have basic event from those critical risk. And also by using OptQuest-Crystal Ball simulation can have optimal treatment cost allocation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52134
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusrin Fauzi
"VPN-IP merupakan pengembangan jaringan komunikasi private yang sering digunakan oleh perusahaan, organisasi, ataupun pengguna individu untuk berkomunikasi melalui jaringan publik (contohnya internet). VPN-IP memberikan jaminan keamanan untuk koneksi end-to-end, peningkatan konektivitas dan biaya yang lebih efektif dibandingkan jaringan dedicated private, karena hanya menggunakan jaringan existing yang telah ada.
Meningkatnya permintaan untuk upstream yang lebih besar, sebagaimana ditawarkan dalam teknologi akses simetrikal, dan layanan-layanannya seperti video-conferencing atau pertukaran data dan jaringan peer-to-peer berdasarkan konsep upstream dan downstream yang seimbang. Menarik perhatian para provider telekomunikasi untuk menyelenggarakan layanan VPN-IP. Maka ADSL2+ dan G.SHDSL merupakan dua teknologi pilihan jika digunakan untuk layanan VPN-IP pada konsumen residential dan bisnis menengah.
Untuk mengetahui performansi G.SHDSL dan ADSL2+ maka pada skripsi ini dibandingkan unjuk kerja teknologi alternatif di atas untuk layanan VPN-IP. Performansi yang dianalisis berdasarkan throughput dan dilihat dalam variasi jarak kabel telepon tembaga. Pengukuran dari throughput G.SHDSL dan ADSL2+ dilakukan di laboratorium jaringan akses Telkom Risti.
Hasil pengukuran menunjukkan kedua metode akses G.SHDSL dan ADSL2+ dapat digunakan pada layanan VPN-IP dengan bandwidth 384 kbit/s dan 448 kbit/s. G.SHDSL dengan bandwidth 384 kbit/s dan 448 kbit/s dapat digunakan untuk layanan VPN-IP sampai jarak 8700 meter dari DSLAM. ADSL2+ hanya dapat digunakan untuk layanan VPN-IP sampai jarak 7000 meter untuk bandwidth 384 kbit/s dan sampai jarak 6000 meter untuk bandwidth 448 kbit/s dimana throughput pada upstream maupun downstream-nya masih simetrik.

A VPN-IP is extensions of private communications network usually used within a company, organization, or individual to communicate over a public network (e.g. the Internet). VPN-IP gives more secure for end-to-end connection, improve connectivity, and cost-effective compared to a dedicated private network, because VPN-IP only using existing network.
Increasing demand for more upstream bandwidth, as well as symmetry access technology, and services like video-conferencing or streaming data and peer-to-peer network based on balanced upstream and downstream concepts turns the attention of telecommunication provider to establish VPN-IP. So, ADSL2+ and G.SHDSL is technology can used for VPN-IP to residential user and middle level business.
This paper evaluates and compares these two alternatives technology for VPN-IP. Performance relation to throughput with varying telephone copper loop length. This comparison is based on G.SHDSL and ADSL2+ throughput measurements on Wireline Access Laboratory, Telkom Risti.
As a result, measurements show both G.SHDSL and ADSL2+ can used in VPN-IP with 384 kbit/s and 448 kbit/s bandwidth. G.SHDSL with 384 kbit/s and 448 kbit/s bandwidth can used for VPN-IP wheres distance 8700 meters from DSLAM. ADSL2+ only can used for VPN-IP with 384 kbit/s bandwidth until 7000 meters distance from DSLAM and 448 kbit/s bandwidth until 6000 meters distance from DSLAM, with balanced upstream and downstream throughput."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yomma Hendra Putra
"Virtual Private Network (VPN) hadir untuk menjawab permasalahan keamanan yang kerap kali muncul pada transmisi data melalui jaringan publik berskala besar seperti Wide Area Network (WAN). Teknologi VPN menggunakan metode enkripsi-dekripsi untuk melindungi data yang dikirim melalui jaringann publik, Namun sayangnya keunggulan kemanan yang ditawarkan VPN ini harus dibayar dengan peningkatan delay pada jaringan.
Penelitian ini mencoba untuk mengajukan solusi yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi delay pada VPN. Karena tujuannya adalah mengurangi delay, maka aplikasi yang dijalankan pada VPN adalah aplikasi yang sensitif terhadap delay, dan pada penelitian ini digunakan Streaming Multimedia yang berjalan pada aplikasi HTTP.
Dalam proses pengujian dilakukan empat skenario untuk melihat performa jaringan, parameter yang dilihat yaitu packet loss, delay, throughput dan page response time dari aplikasi HTTP. Skenario pertama melihat performa jaringan pada kondisi normal, skenario kedua menambahkan saluran VPN pada jaringan, skenario ketiga merubah ukuran TCP Window dari 8k menjadi 32k dan skenario keempat hanya digunakan untuk perbandingan, yaitu menguji seberapa besar peninkata performa jaringan dengan meng-upgrade link WAN dari DS1 ke DS3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menaikkan ukuran TCP window menjadi 32k dapat mengurangi delay TCP sebesar 0.02s, page response time berkurang sebesar 0.1s, queuing delay berkurang sebesar 0.2ms.

Virtual Private Network (VPN) comes out as a solution addressed to the security issues that emerge in Wide Area Network (WAN). VPN technology uses encryption-decryption method to secure the data transferred through public network. Unfortunately, this advantage of security must be paid with the lack of network performance due to the delay increment.
The aim of this research is to propose the solution to reduce the delay on VPN network. Streaming Multimedia application was chosen to assess the network performance because of its sensitivity of delay. The streaming multimedia ran over the HTTP application.
VPN network performance was examined by conducting four scenarios, and there are several network parameters that measured during the simulation such as delay, throughput, HTTP page response time, and packet loss. The first scenario tried to assess the network performance on the normal condition, second scenario assessed the network performance with VPN implementation, third scenario assessed the performance of VPN-based network with higher TCP window size of 32k, as comparison the fourth scenario tried to see the improvement of the VPN network by upgrading the WAN link from DS1 to DS3.
The result shows that by increasing the TCP window size would reduce the delay up to approximately 0.02s, and page response time reduced up to approximately 0.1s, and queuing delay on WAN link reduced approximately 0.2ms.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51102
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Adiwinata
"Masalah utama yang dihadapi layanan Voice over IP adalah besarnya delay dan packet loss yang dihasilkan. Kontribusi delay terbesar adalah pada saat paket-paket VoIP mengantri pada router. Sistem antrian FIFO tidak memiliki pengaturan terhadap trafik yang melewatinya. Semua paket dianggap sama, tidak ada prioritas dan alokasi bandwidth khusus untuk kelas tertentu. Sehingga apabila paket VoIP ikut diantrikan pada sistem ini maka delay yang dihailkan akan sangat besar. Diperlukan suatu metode yang dapat mengatur penjadwalan paket-paket pada router sesuai dengan kelas dan prioritasnya.
CBQ merupakan mekanisme penjadwalan yang menyediakan link-sharing diantara kelas-kelas yang menggunakan link fisik yang sama. Metode ini memungkinkan pembagian alokasi bandwidth dari output port router sesuai dengan class atau jenis trafficnya. Apabila terjadi kongesti, maka class-class tersebut akan menerima alokasi bandwidth minimum sebagaimana yang telah direservasi sebelumnya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan metode CBQ menghasilkan nilai delay yang mampu memenuhi standar rekomendasi ITU-T G.114 mengenai one way delay maksimum 150 ms.
Pada kapasitas link yang kecil (512 Kbps), CBQ mampu memberikan karakteristik loss yang jauh lebih baik dari pada FIFO. Sedangkan pada kapasitas link yang relatif besar (1Mbps dan 2 Mbps), metode CBQ berhasil menghilangkan efek paket loss sebagaimana yang diihasilkan metode FIFO. Melihat nilai MOS yang dihasilkan metode CBQ yaitu sebesar 4.13, secara umum metode CBQ layak digunakan dalammm mengaplikasikan layanan VoIP pada jaringan IP walaupun kualitas suara yang dihasilkan masih dibawah kualitas jaringan PSTN yang dapat menghasilkan nilai MOS antara 4.5 s.d 4.7. Sedangkan metode FIFO hanya menghasilkan nilai MOS sekitas 3.5 yang berarti kualitas suara yang dihasilkan rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel sedemikian pesatnya di dunia
ini sehingga lebih mendorong hingga kepada masa dimana pertukaran data serta
informasi-pun dapat dilakukan secara bergerak mendukung mobilitas masyarakat yang
semakin tinggi. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan hal tersebut mendorong
bermigrasinya sistem telekomunikasi nirkabel generasi ke-2 saat ini untuk menuju pada
generasi 3 (3G).
Jalur migrasi tersebut tergantung pada asal sistem 2G-nya, dimana pada GSM
jalur migrasinya adalah melalui GPRS kemudian menuju pada EDGE dan
UMTS adalah jalur utama migrasi ke 3G, sedangkan EDGE dapat dipandang sebagai
jalur alternatif`maupun komplementernya.
lmplementasi EDGE pada intinya berupa pengenalan teknik modulasi 8PSK
untuk menggantikan GMSK pada GSM/GPRS. Dengan 8PSK ini untuk laju simbol
yang sama dengan GSM/GPRS, sistem EDGE dapat mengirimkan laju data 3 kali lipat
akibat dari digunakannya tiga bit per simbol dalam 8PSK. Proses implementasi ini
dilakukan dengan mengganti transceiver unit pada BTS, sebuah solusi yang mudah
untuk peningkatan demikian signifikan. Selain itu EDGE juga memberikan beberapa
spesifikasi teknis baru dalam penanganan paket serta link controlling yang
implementasinya dilakukan dengan meng-upgrade protokol jaringannya.
Meningkatnya kinerja serta performa sistem GSM/GPRS dalam EDGE
menyebabkan operator dapat memberikan layanan yang lebih kaya sesuai dengan
layanan berkelas 3G. Implementasi EDGE yang mudah dan cepat menyebabkan EDGE
dapat menjadi solusi alternatif 3G yang menguntungkan, selain juga sebagai solusi
komplementer peluas cakupan 3G dimana pada perkembangan fase keduanya EDGE
akan memiliki radio access network (GERAN) setara dengan pada UMTS (UTRAN)
dan akan membentuk suatu harmonisasi ini jaringan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Very Andriawan
"Skripsi ini membahas tentang perbandingan kualitas layanan jaringan dengan menggunakan mekanisme keamanan jaringan berupa Firewall dan Virtual Private Network (VPN). Jaringan yang dirancang akan menjalankan aplikasi jenis real time yaitu Voice Over Internet Protocol (VoIP) yang berjalan melalui Internet Protocol Version 4 (IPv4) dan Version 6 (IPv6) untuk mendapatkan nilai Quality of Service tertentu, yakni delay, jitter, packet loss dan throughput. Dalam proses pengujian dilakukan enam skenario untuk melihat performa jaringan, parameter yang dilihat yaitu packet loss, delay, throughput dan jitter dari aplikasi VoIP. Skenario pertama melihat performa jaringan pada kondisi normal melalui IPv4, skenario kedua melihat performa jaringan pada kondisi normal melalui IPv6, skenario ketiga menambahkan saluran VPN pada jaringan berbasis IPv4, skenario keempat menambahkan saluran VPN pada jaringan berbasis IPv6, skenario kelima menambahkan firewall dari jaringan VPN berbasis IPv4, skenario keenam menambahkan firewall dari jaringan VPN berbasis IPv6. Skenario pertama dan kedua digunakan sebagai perbandingan untuk melihat seberapa besar peninkatan atau penurunan performa jaringan dengan sebelum diimplementasikan mekansme keamanan jaringan berupa VPN atau VPN dan firewall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan mekanisme kemanan pada jaringan dapat menambah delay komunikasi pada aplikasi VoIP sebesar 3.01 sampai 36.70 ms untuk jaringan berbasis IPv4 dan 1.00 sampai 43.1 ms untuk jaringan berbasis IPv6, jitter sebesar 0.0017 sampai 0.0025 ms untuk jaringan berbasis IPv4 dan 0.0017 sampai 0.0066 ms untuk jaringan berbasis IPv6.

This paper discusses the comparative quality of network services using network security mechanisms such as Firewall and Virtual Private Network (VPN). Networks are designed to be run in real time application types, Voice Over Internet Protocol (VoIP), which runs through the Internet Protocol Version 4 (IPv4) and Internet Protocol Version 6 (IPv6) to get the value Quality of Service particular, delay, jitter, packet loss and throughput. The data obtained will be analyzed to find the effect of network security mechanisms on the quality of a network service. Network with security mechanism performance was examined by conducting six scenarios, and there are several network parameters that measured during the simulation such as delay, throughput, jitter, and packet loss. The first two scenarios tried to assess the network performance on the normal condition that through IPv4 for first and IPv6 for second, third and fourth scenarios assessed the network performance with VPN implementation that through IPv4 for third and IPv6 for fourth, the last two scenarios assessed the network performance with VPN and firewall implementation that through IPv4 for fifth and IPv6 for sixth. The first and second scenario is used as a comparison to see how implementation of security mechanism affect the network performance. The results shows that by security mechanism would increase the delay up to approximately 3.01 until 36.70 ms for IPv4-based and 1.00 until 43.2 ms for IPv6-based, increase the jitter approximately 0.0017 until 00.25 ms for IPv4-based and 0.0017 until 0.0066 ms for IPv6-based."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Immanuel Perananta
"Perkembangan komunikasi bergerak yang sangat pesat saat ini menuntut operator layanan selular untuk menambah variasi layanannya agar dapat menambah jumlah pemasukan dan meningkatkan jumlah pelanggannya. Sejak tahun 2004, para operator selular di Indonesia sudah mulai memberi perhatian yang lebih pada bidang komunikasi data khususnya penggunaan GPRS (General Packet Radio Switch). Hal ini tidak terlepas dari semakin banyaknya pengguna layanan GPRS dan dukungan pesawat telepon selular yang dapat digunakan untuk layanan GPRS dan MMS (Pesan Multi Media - Multi Media Messaging).
Untuk mengetahui tingkat pergerakan pengguna layanan GPRS ini diperlukan suatu sistem yang dapat memantau tingkat keberhasilan layanan GPRS (Network Management System - NMS). Biasanya sistem pantau keberhasilan ini di setiap operator selular berbeda-beda tergantung dari perusahaan jasa penyedianya (vendor).
Pada dunia telekomunikasi, penilaian performansi suatu jaringan amatlah penting. Dengan mengetahui performansi suatu sistem kita dapat menilai tingkat kehandalan sistem tersebut. Sedangkan bagi operator selular, tingkat performansi suatu layanan dapat juga menjadi penentu untuk mengetahui tingkat persaingan layanan tersebut terhadap produk sejenis dari operator lain. Bahkan, suatu sistem atau layanan yang berada jauh dibawah nilai KPI yang telah ditetapkan kemungkinan besar tidak diteruskan lagi ataupun diganti dengan sistem atau layanan lain yang dianggap lebih berpeluang menghasilkan keuntungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Trapsilo
"Sejak adanya internet, komunikasi antara satu komputer dengan komputer lainnya diseluruh dunia menjadi sangat mudah. Hampir semua orang didunia telah memanfaatkan internet untuk keperluan bisnis, pendidikan, rumah tangga, hingga hiburan. Contoh aplikasi internet yang biasa digunakan antara lain email, chatting, video conference, elearning, hingga game online.
Pada skripsi ini, internet dengan protocol TCP/IP dimanfaatkan sebagai sarana pengiriman data dari dan ke simulasi AMR. Data dari simulasi AMR berupa counter simulasi nilai kilo watt hour (KWH) yang dibuat dalam program mikro kontroller AVR, sedangkan data ke simulasi AMR berupa data serial yang diterima mikro kontroller AVR sebagai input untuk mengendalikan relay on atau off.
Pengendalian relay merupakan simulasi untuk memutus aliran listrik dari AMR atau tidak. Keseluruhan proses simulasi pengendali AMR secara otomatis diatur oleh windows application yang dibuat dengan bahasa pemrograman Vb.net.

Since the Internet, communication between one computer to other computers around the world becomes very easy. Almost everyone in the world have been utilizing the Internet for business, education, household appliances, to entertainment. Examples of commonly used Internet applications such as email, chat, video conferencing, elearning, until the game online.
In this script the Internet protocol TCP / IP is used as a means of sending data to and from AMR simulation. AMR simulation data from a simulated counter value kilo watt hour (KWH) made in the program AVR micro-controller, while the AMR simulation data into a serial data received AVR micro-controller as an input for controlling the relay on or off.
Control relay is simulated to cutting power from AMR. AMR controlling the whole process simulation will be automatically set by the windows application created with Vb.net programming language.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Setiawan
"Penelitian ini ingin melihat pengaruh dari ekspropriasi yang diproksikan dengan transaksi pihak berelasi yang dilakukan oleh perusahaan dan koneksi politik yang dimiliki dengan pembagian kas dividen pada perusahaan. Penelitian ini menggunakan dana panel dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2012. Hipotesis penelitian adalah dengan semakin banyaknya transaksi pihak berelasi yang dilakukan oleh perusahaan, akan semakin sedikit dividen yang dibagikan perusahaan sedangkan koneksi politik berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen perusahaan. Dari penelitian disimpulkan bahwa dari objek yang diteliti, ekspropriasi dan koneksi politik tidak berpengaruh terhadap kebijakan pembagian dividen tunai perusahaan.

This study using panel data analysis to examine the relationship between expropriation and political connection on cash dividend policy. Samples used at this study are manufacturer company listed in Indonesia Stock Exchange from 2009-2012. The hypotheses are, expropriation which showed from related party transaction has negative relationship and political connection has positive relationship on cash dividend policy. The result of the research shows that expropriation and political connection does not affect cash dividend policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>