Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Arya Trisutrisno
"Tempurung kelapa merupakan potensi biomassa yang sangat besar. Sejauh ini masih sedikit yang memanfaatkannya tersebut sebagai sumber energi alternatif. Fluidized bed combustor merupakan salah satu alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan lagi. Proses pembakaran yang terjadi ialah pembakaran dengan sendirinya secara terus-menerus yang berlangsung pada temperatur yang cukup tinggi. Pengujian untuk pembakaran dilakukan pada FBC jenis bubbling menggunakan bahan bakar Tempurung keapa untuk mengetahui feed reate bahan bakar yang terbaik. Eksperimen ini menggunakan beberapa variasi feeding bahan bakar, yaitu 0.25kg sampai 1.75 kg. Feeding terbaik pada saat bahan bakar dimasukkan 1.25 kg dengan feed rate bahan bakar setiap 4 menit dan temperatur rata-rata 633,88°C.

Coconut shell is a very large biomass potential. So far, in this world still a few who use it as an alternative energy source. Fluidized bed combustor is one of the biomass energy converter tool into heat energy that can be used again. Combustion process that occurs is burning by itself is continuously at high temperature. Burning testing on the type of bubbling FBC in University of Indonesia using coconut shells to determine the best fuel feed rate. This experiment uses a variation of the fuel feeding, which is 0.25kg to 1.75 kg. The best feeding at time of 1,25 kg of fuel included with a feed rate of fuel every 4 minutes and the average temperature of 633.88°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50938
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Rahmadin
"Tempurung kelapa saat ini hanya digunakan sebagai arang, tetapi dengan kemajuan teknologi saat ini tempurung kelapa dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang bermanfaat. Dalam penelitian ini tempurung kelapa tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar pada proses gasifikasi dengan menggunakan Downdraft Gasifier. Proses gasifikasi ini memakai laju udara primer dengan Equivalence Ratio (?) sebesar 0,169. Dengan LHV tempurung kelapa sebesar 5255 kcal/kg dan LHV gas produser sebesar 1582 kcal/m3, proses gasifikasi ini menghasilkan efisiensi sebesar 63,73%. Gas produser (CO, CH4, H2) yang dihasilkan dari proses gasifikasi akan dimanfaatkan pada Combustion Unit Laboratory melalui pembakaran di burner dengan air fuel ratio sebesar 1,78; 3,32; 4,38; 5,21; 6,87. Burner yang dipakai menggunakan 8 blade burner dengan sudut kemiringan 50_. Pengukuran dan kalkulasi dilakukan untuk mendapatkan efisiensi pembakaran pada burner, efisiensi Combustion Unit Laboratory, Heat release rate Combustion Unit Laboratory, dan neraca energi berdasarkan heat balance. Efisiensi pembakaran pada burner berkisar antara 98,5% - 99,6%. Peningkatan laju udara sekunder akan meningkatkan temperatur api dan mengurangi efisiensi berdasarkan heat loss method serta heat release rate dari Combustion Unit Laboratory.

Coconut shell currently only used as charcoal, but with today's technology coconut shell can be used to produce useful energy. In this study, coconut shell will be used as fuel in the gasification process using Fixed Bed Downdraft Gasifier. This gasification process using the rate of primary air with the Equivalence Ratio (?) equal to 0.169. The Low Heating Value of Coconut shell is 5255 kcal / kg and the Low Heating Value of producer gas is 1582 kcal/m3, this gasification process produces an efficiency of 63.73%. Producer gas (CO, CH4, H2) that is generated from the gasification process will be utilized in the Combustion Laboratory Unit through combustion in the burner with an air fuel ratio varie from 1,78; 3,32; 4,38; 5,21; 6,87. Burner used eight blade-burner with the slope of 50_. Measurements and calculations performed to obtain the efficiency of combustion in the burner, efficiency of Combustion Laboratory Unit, Heat release rate of Combustion Laboratory Unit, and energy balance based on heat balance. Combustion efficiency on the burner ranged from 98.5% - 99.6%. Increasing the rate of secondary air will increase the temperature of the fire and reduce the efficiency based on Heat Loss method and heat release rate of the Combustion Laboratory Unit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50870
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Nurman
"Seiring dengan terus menipisnya cadangan minyak bumi yang selama ini menjadi sumber daya energi di seluruh dunia telah melahirkan banyak teknologi pengkonversi sumber daya alam terbarukan sebagai upaya penekanan pemakaian minyak bumi. Salah satu teknologi tersebut adalah Fluidized Bed Combustor (FBC). Alat ini berfungsi mengubah energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan. Alat ini bekerja memanfaatkan hamparan pasir yang difluidisasikan menggunakan udara bertekanan. Hamparan pasir yang terfluidisasi ini berfungsi sebagai saran penyimpan dan pendistribusi panas yang baik. Temperatur pengoperasian fluidized bed combustor berada pada 600-900ᵒC sehingga bahan bakar dapat terbakar menjadi abu dan rendah polusi. Pasir memegang pernanan penting dalam pengoperasian FBC. Untuk itu dilakukan pengujian pada FBC UI menggunakan hamparan pasir mesh 40-50 dengan variasi massa feeding tempurung kelapa 1 kg, 1,25 kg, 2 kg pada kondisi kerja. Didapat hasil feeding terbaik adalah 2 kg dengan temperatur bed rata-rata sebesar 656,71ᵒC.

The depletion of the fossil energy reserves, which has been our main energy source for many years, has led to the emerge of many new technologies that converts renewable energy into heat which can be used in power plant in order to suppress the fossil energy usage. One of those technologies is called Fluidized Bed Combustor (FBC). This technology is used to convert biomass energy into heat energy. FBC uses a bed of sand which is fluidized by an upward-flowing pressurized air. The fluid-like bed can store and distribute heat well. The operating temperature of an FBC is around 600-900ᵒC, so it can burn fuels into ash and has low pollution. Sand plays an important role in FBC operation. A test was conducted using a bed of 40-50 mesh rate sand with variations of coconut shell feeding, 1 kg, 1,25 kg and 2 kg at operating state. The best feeding obtained at 2 kg, with average bed temperature is 656,71ᵒC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Muntaqo
"Potensi energi biomassa cukup besar di Indonesia karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari hutan dan pesisir pantai. Salah satu pemanfaatan energi biomassa saat ini yang cukup popular yaitu Fluidized Bed Combustor, Alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan lagi. Biomassa yang digunakan berupa tempurung kelapa dengan ukuran 1x1 cm dan 1.5 x1.5 cm. Fluidized Bed Combustor bekerja memanfaatkan hamparan pasir yang difluidisasikan menggunakan udara bertekanan. Temperatur kerja rata- rata. Fluidized Bed Combustor berada pada 600-900°C. Hamparan pasir yang digunakan ialah pasir silika dengan ukuran mesh 20-40 􀟤m. Pasir memiliki peranan penting dalam pengoperasian Fluidized Bed Combustor. Maka dilakukan pengujian terhadap hamparan pasir mesh 20-40 􀟤m. Dengan pembanding menggunakan hamparan pasir mesh 20-30 􀟤m, hasilnya hamparan pasir mesh 20-40 􀟤m lebih baik dari mesh 20-30 􀟤m karena, hasil fluidaisasinya lebih stabil dengan rata-rata temperatur T2 738 ℃ - 863 ℃ . dan temperature pada free board area T4 mencapai 823.3709℃"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43621
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oksa Angger Dumas
"Apabila kita melihat kondisi lingkungan kampus Universitas Indonesia Depok, sampah daun merupakan suatu hal mudah ditemui karena kondisi lingkungan kampus memiliki banyak sekali pepohonan. Untuk memanfaatkan potensi biomassa yang sangat besar tersebut maka dilakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI. Fluidized Bed Combustion (FBC) merupakan salah satu teknologi pembakaran yang sangat tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI karena memanfaatkan prinsip fluidisasi dan turbulensi benda padat. Saat proses pembakaran, dengan adanya fenomena fluidisasi ini akan meningkatkan kemampuan perpindahan panas dan massa yang cukup signifikan. Dengan begitu proses pembakaran pun akan menjadi lebih baik. Teknologi ini pun telah bertahun-tahun dikembangkan oleh Universitas Indonesia. dimana pengembangan terus dilakukan tiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan performa dari FBC UI. Sehingga, nantinya FBC UI ini dapat dipergunakan dengan lebih baik selain sebagai sarana penelitian. Beberapa tahun terakhir, terdeteksi adanya performa kerja sistem yang masih kurang baik yaitu tidak meratanya fenomena fluidisasi yang mana fenomena tersebut merupakan hal yang sangat krusial dalam kinerja FBC itu sendiri. Fluidisasi merupakan metoda pengontakan butiran-butiran padat berupa pasir dengan fluida gas yang menyebabkan pergolakan pada pasir sampai pasir seakan memiliki sifat-sifat seperti fluida. Banyak faktor yang memengaruhi fenomena fluidisasi, antara lain diameter partikel atau pasir, densitas partikel, porositas hamparan, serta distibutor. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agra dan Sabrizal pada Tugas Akhirnya mereka membuat pemodelan distributor untuk meningkatkan kemampuan fluidisasi FBC UI. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai perbandingan kinerja dasar distributor modifikasi yang diproduksi mengikuti pemodelan distributor yang diciptakan oleh Agra dan Sabrizal dengan distributor yang terdahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baginda Bukhori
"Kajian maupun penelitian mengenai teknologi yang menggunakan energi terbarukan sebagai bahan bakar telah menjadi salah satu langkah dalam menghadapi kelangkaan sumber energi dunia. Salah satu langkah tersebut adalah teknologi gasifikasi, yang menghasilkan gas mampu bakar dengan mengkonversikan bahan bakar padat, khususnya biomassa Dalam penelitian sebelumnya, sudah dilakukan penggantian bahan bakar menjadi 100% sekam padi. Akan tetapi, penggunaan biomassa sekam padi masih belum mencapai titik optimum kestabilan api. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan beberapa modifikasi lanjut pada gasifier, dan pada burner dengan mencari nilai perbandingan udara bahan bakar yang paling optimum, sehingga mendapatkan pembakaran yang kontinu dan efisien.

Studies and research on technologies using renewable energy as fuel has become one of the steps in the face of scarcity of world energy resources. One of those step is gasification technology, which is able to produce a fuel gas to convert solid fuels, particularly biomass. In previous studies, had done the replacement fuel to 100% rice husks. However, the use of rice husk biomass still has not reached the point of optimum stability of the flame. Therefore in this study carried out several further modifications to the gasifier, and the burner by looking for value ratio of air to fuel the most optimum, to get a continuous and efficient combustion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Kautsar Lahia
"Biomass gasification is a process to convert biomass to be a combustible gas. That combustible gas named syngas later will be mixed with air or oxidator inside the gas burner to get appropiate mixing or air and fuel then could be produce optimum flame after being ignited. Gas burner that could mix the fuel and the air appropiately needed to get the optimum flame. Swirl vane is a part of gas burner that has a function to make a perfect mixing of air and fuel.The problem is the optimum number of swirl vane on gas burner still unknown. Experiment of three kinds of gas burner with different number of swirl vane; six ,eight , and ten swirl vanes done in this thesis with an objective to find out the most optimum number of swirl vane on gas burner.
The results of experiment on variation of swirl vane number on gas burner is gas burner with 8 swirl vanes has the highest average flame temperature (795°C), also the highest heat release rate (11,15 kJ/s). Higher the flame temperature result in higher heat release rate. Combustion efficiency on gas burner with 8 swirl vanes is the best with 85,5%, then gas burner with 10 swirl vanes with 85,1%, and the last gas burner with 6 swirl vanes with 83,1%. Those result indicate that gas burner with 8 swirl vanes could make the best internal recirculation zone (IRZ) so that the mixing of air and fuel in the gas burner with 8 swirl vanes becomes more perfect than the other gas burner result in the most perfect combustion process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Surya Saputra
"Kelangkaan sumber energi di dunia sekarang ini menimbulkan polemik di masyarakat, yang berujung pada sulitnya mendapatkan sumber energi itu sendiri. Untuk itulah diperlukan teknologi alternatif yang menggunakan bahan bakar alternatif sebagai pengganti dari bahan bakar fosil. Salah satunya melalui teknologi gasifikasi dengan menggunakan Downdraft Gasifier, yang menghasilkan gas mampu bakar dengan mengkonversikan bahan bakar padat, khususnya biomassa.
Penelitian sebelumnya sudah dilakukan dengan menggunakan percampuran antara cangkang kelapa dan sekam padi sebagai bahan bakar biomassa penggerak sistem gasifikasi ini. Akan tetapi, penggunaan cangkang kelapa ini dinilai kurang efektif mengingat pemakaiannya yang masih banyak di masyarakat dan produksinya masih tidak se-massal sekam padi, yang merupakan produk pokok rakyat Indonesia. Untuk itulah pada penelitian ini dilakukan optimasi sistem gasifikasi dengan menggunakan bahan bakar sekam padi.
Penelitian ini menitikberatkan pada modifikasi burner dan air intake pada reaktor untuk menghasilkan pembakaran yang lebih merata sehingga syngas yang dihasilkan akan menjadi lebih baik. Kemudian syngas tersebut akan keluar melalui burner dan menjadi gas mampu bakar melalui proses pembakaran. Variabel yang dibandingkan adalah nilai Air to Fuel Ratio (AFR) sehingga diperoleh temperatur dan kestabilan flame yang kemudian akan digunakan sebagai sumber energi untuk pembakaran yang efektif dan efisien.

Now adays the scarcity energy resources in the world become a polemical society that led to the difficulty of getting the energy source it self. So that we need alternative technologies that use alternative fuels as a substitute for fossil fuels. One of which through gasification technology that use downdraft gasifier which produces the gas that can burn with compare of solid fuels especially biomass.
The previous research has been carried out by using a combination of coconut shells and rice husks as fuel biomass which became this gasification system?s drive. However, coconut shells is considered less effective because its use is still a lot by many people and the production is not as bulk as rice husk which is the principal product of Indonesian society. Therefore in this research is conducted gasification system optimization using rice husk fuel.
This study focuses on the modification of the burner and the water intake of the reactor to produce a smoother combustion so that the syngas produced will be better. Then the syngas will exit through the burner and into the gas that can burn through the combustion process. Variables are compared is the value of Air to Fuel Ratio (AFR) to obtain the temperature and stability flame which will be used as an energy source for the effective and efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Budhi Hartono
"Gasifikasi adalah salah satu proses konversi termokimia yang mengkonversikan biomassa padat menjadi gas mampu bakar. Studi penelitian untuk mendapatkan dan membandingkan karakteristik operasional gasifikasi berbagai jenis biomassa sangat diperlukan karena setiap biomassa mempunyai properti yang tidak sama. Metoda yang digunakan untuk mendapatkan dan membandingkan karakteristik operasional gasifikasi biomassa adalah pengujian eksperimental dengan menggunakan downdraft gasifier. Biomassa yang digunakan yaitu sekam padi dan tempurung kelapa, untuk perbandingan karakteristik diuji dengan suplai udara primer 51 lpm. Beberapa indikasi karakteristik operasional gasifikasi biomassa yang didapat dari pengujian eksperimental yaitu start-up, penyetabilan nyala api, pengaruh flowrate udara primer terhadap flowrate produser gas, distribusi temperatur reaktor, kandungan abu, konsumsi bahan bakar biomassa, dan foto kondisi visual api. Perbandingan karakteristik menunjukkan bahwa gasifikasi tempurung kelapa lebih mudah daripada sekam padi karena tempurung kelapa dapat digasifikasi dengan suplai udara primer dari 42-51 lpm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harist Qashtari
"Kelangkaan sumber energi di dunia sekarang ini menimbulkan polemik di masyarakat yang berujung kepada sulitnya mendapatkan sumber energi itu sendiri Hal demikian juga terjadi pada masyarakat kota Plered Purwakarta yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pengrajin keramik dan gerabah Semakin mahalnya bahan bakar untuk pembakaran gerabah menyebabkan harga gerabah itu semakin naik yang berujung pada kalah saingnya nilai jual gerabah terhadap produk produk plastik Hal ini tidak baik karena lambat laun ciri khas kota Plered sebagai kota penghasil gerabah akan redup dan menghilang Untuk itulah diperlukan teknologi alternatif yang menggunakan bahan bakar alternatif sabagai pengganti dari bahan bakar fosil sehingga produksi gerabah di kota Plered tidak hilang Salah satunya melalui teknologi gasifikasi yang menghasilkan gas mampu bakar dengan mengkonversikan bahan bakar padat khususnya biomassa Penelitian sebelumnya sudah dilakukan dengan menitikberatkan pemakaian cangkang kelapa sebagai bahan bakar biomassa penggerak sistem gasifikasi ini Akan tetapi penggunaan biomassa cangkang kelapa ini dinilai kurang efektif mengingat pemakaiannya yang masih banyak di masyarakat dan lagi produksinya masih tidak se massal sekam padi yang merupakan produk pokok rakyat Indonesia Untuk itulah pada penelitian ini dilakukan optimasi sistem gasifikasi menggunakan bahan bakar sekam padi Penelitian dititikberatkan pada modifikasi reaktor gasifikasi dan mencari kestabilan api untuk pembakaran gerabah sehingga didapat pembakaran yang efektif dan murah.

The lack of energy sources in today 39 s world poses a polemic in the society which led to the difficulty of getting an energy source itself This problem likewise occurred in the society of Plered Purwakarta that majority of the population made their living as artisans of ceramics and pottery The more expensive fuel for burning the pottery the more expensive the pottery price will be which resulted in lost sales value of pottery competitiveness from plastic products This is not good because gradually the characteristic town of the pottery producing city of Plered will dim and disappear So it is necessary to find the alternative technologies that use alternative fuels in replacement of fossil fuel that result in the production value of pottery in Plered will not decline One of the alternative technologies is through gasification technology that able to convert solid fuels into combustible gas in particular biomass fuels Previous research had already been done by focusing on the use of coconut shell as fuel in biomass gasification However the use of coconut shell biomass as gasification fuel is less effective considering the use this biomass that are still many in the society and also its sources is not as many as rice husk biomass which is the major product of Indonesia On that the research will be done by optimizating the gasification biomass system using rice husk fuel The research will be focused on gasification reactor modification and acquire the stability of flame in gasification burner to burn the potteries so the combustion will more effective and affordable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>