Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagala, Stevanus
"Sebuah eksperimen sistem kabut air dengan skala laboratorium dilakukan untuk mempelajari pengaruhnya terhadap perubahan distribusi temperatur ruangan. Pendekatan yang dilakukan yaitu untuk melihat pengaruh tirai kabut air terhadap api ruangan (comparment fire). Penggunaan bahan bakar bensin sebanyak 8 ml sebagai bahan bakar untuk pool fire yang nantinya digunakan menjadi sumber panas, karena dari beberapa kali percobaan, menghasilkan durasi pembakaran rata-rata 4 menit. Selain itu pemilihan volume bahan bakar ini didasarkan dari pola perubahan temperatur ruangan yang dihasilkan, dimana tingkatan pola berkembang penuh (fully develop stage) berada pada durasi waktu _ 1 menit dari awal penyalaan. Karakteristik dari kabut air berupa besar bukaan flap, tekanan discharge, mempunyai pengaruh yang besar pada percobaan ini. Beberapa variabel di atas selain berpengaruh terhadap perubahan temperatur, juga terhadap aliran asap yang berasal dari pool fire. Dengan adanya penambahan kabut air ke dalam model ruangan, pembacaan temperatur oleh termokopel mengalami perubahan. Penambahan tirai kabut air ini juga menghasilkan pengaruh enclosure effect, yang mana akan menghambat suplai oksigen ke dalam pool fire. Perubahan pembacaan ini kemungkinan dipengaruhi oleh kabut air yang melapisi permukaan termokopel, selain juga dikarenakan oleh menguapnya sejumlah massa dari kabut air yang ikut menyerap panas dari pool fire.

A series of water mist laboratory-scale experiments were conducted to study its effect on room temperature distribution. The approach taken is to see the effect of water mist curtain of fire occur in a room (compartment fire). The use of gasoline as much as 8 ml as fuel for the fire pool that will be used as heat sources, because of several attempts, the duration of combustion produces an average of 4 minutes. In addition, the volume of fuel selection is based from the pattern produced by room temperature changes, where the fully developed (fully develop the stage) occur at _ 1 minute duration from the initial ignition. Characteristics of water mist in the form of the opening flap, discharge pressure, has a huge effect on this experiment. Some of the variables above in addition to influence the changes in temperature, also on the flow of smoke coming from the pool fire. With the addition of water mist into the model room, the reading by the thermocouple is also changing. The addition of this water mist curtains create the enclosure effects, which will inhibit the supply of oxygen to the pool fire. Changes in reading is likely influenced by water mist that coats the surface of the thermocouple, and also due to the vaporization of a mass of water mist that absorb heat from the pool fire."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50935
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan
"Tipe kandang terbuka saat ini masih banyak digunakan karena biaya pembuatan, pengoperasian, dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan kandang tertutup. Namun kandang tipe ini tentunya memiliki kekurangan, yaitu kondisi kandang sangat dipengaruhi oleh lingkungan luar, seperti panas, kelembaban dan angin, apalagi Indonesia beriklim tropis, dan terkadang cuaca berubah sangat ekstrim sehingga menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisa distribusi temperatur pada kandang closed-house dan memvalidasi temperatur yang ideal sehingga dapat mengurangi angka kematian dan meningkatkan kualitas produksi ayam broiler. Kandang closed-house yang diteliti memiliki luas 2.5 m x 1.5 m x 1.5 m. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termokopel tipe k yang dipasang pada enam titik didalam kandang. Penelitian ini juga dilukukan simulasi untuk mengetahui performa dari sistem kontrol pada kandang closed-house.

The open house type is currently still widely used because the manufacturing, operating, and maintenance costs are cheaper than the closed house. However, this type of cage certainly has shortcomings, such as the condition of the cage is strongly influenced by the environment, such as heat, humidity, and wind, especially Indonesia has a tropical climate, and sometimes the weather changes very extremely, causing a high mortality rate. This study aims to measure and analyze the temperature distribution in closed-house cages and validate the ideal temperature to reduce mortality and improve broiler production quality. The closed-house cage under study has an area of 2.5 m x 1.5 m x 1.5 m. Temperature measurements were carried out using a type k thermocouple mounted at six points in the cage. This study also conducts simulations to determine the performance of the control system in closed-house cages."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Ananda
"Pentingnya menjaga kualitas obat dan alat kesehatan selama distribusi adalah prioritas utama dalam industri farmasi. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas produk adalah suhu di ruang pengemasan. Pemetaan suhu, proses yang digunakan untuk memahami fluktuasi suhu, adalah langkah kunci dalam memastikan produk farmasi tetap stabil. Penelitian ini difokuskan pada pemetaan suhu di ruang pengemasan dingin (15-25°C) di gudang B PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Pemetaan suhu dilakukan dengan menggunakan Thermometer Data Logger. Hasil pemetaan suhu menunjukkan bahwa ruang pengemasan dingin gudang B tidak memenuhi standar suhu yang diharuskan dengan suhu tertinggi melebihi 25°C. Dalam pemetaan suhu ruang pengemasan dingin gudang B, ditemukan bahwa suhu tertinggi terletak pada posisi thermometer 1 dan 4, yaitu 29.40°C. Oleh karena itu, data ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan untuk pemantauan suhu. Perlu dilakukan pemetaan suhu ulang dengan pendingin ruangan (AC) yang aktif selama 3x24 jam, serta pemetaan secara berkala dan kalibrasi thermometer secara teratur untuk memastikan akurasi dan konsistensi pengukuran. Tindakan ini diperlukan untuk menjaga stabilitas produk selama penyimpanan dan distribusi.

The importance of maintaining the quality of pharmaceuticals and medical devices during distribution is a top priority in the pharmaceutical industry. One crucial factor that affects product quality is the temperature within the packaging area. Temperature mapping, a process used to understand temperature fluctuations, is a key step in ensuring the stability of pharmaceutical products. This research focuses on temperature mapping in the cold packaging area (15-25°C) at Warehouse B of PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Temperature mapping was carried out using a Thermometer Data Logger. The results of temperature mapping showed that the cold packaging area in Warehouse B did not meet the required temperature standards, with the highest temperature exceeding 25°C. In the temperature mapping of the cold packaging area in Warehouse B, it was found that the highest temperature was recorded at positions of thermometers 1 and 4, which were 29.40°C. Therefore, this data cannot be used as a reference for temperature monitoring. It is necessary to conduct a re-mapping of the temperature with active room cooling (AC) for 3x24 hours, as well as periodic temperature mapping and regular thermometer calibration to ensure measurement accuracy and consistency. These actions are required to maintain product stability during storage and distribution."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Ananda
"Pentingnya menjaga kualitas obat dan alat kesehatan selama distribusi adalah prioritas utama dalam industri farmasi. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas produk adalah suhu di ruang pengemasan. Pemetaan suhu, proses yang digunakan untuk memahami fluktuasi suhu, adalah langkah kunci dalam memastikan produk farmasi tetap stabil. Penelitian ini difokuskan pada pemetaan suhu di ruang pengemasan dingin (15-25°C) di gudang B PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Pemetaan suhu dilakukan dengan menggunakan Thermometer Data Logger. Hasil pemetaan suhu menunjukkan bahwa ruang pengemasan dingin gudang B tidak memenuhi standar suhu yang diharuskan dengan suhu tertinggi melebihi 25°C. Dalam pemetaan suhu ruang pengemasan dingin gudang B, ditemukan bahwa suhu tertinggi terletak pada posisi thermometer 1 dan 4, yaitu 29.40°C. Oleh karena itu, data ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan untuk pemantauan suhu. Perlu dilakukan pemetaan suhu ulang dengan pendingin ruangan (AC) yang aktif selama 3x24 jam, serta pemetaan secara berkala dan kalibrasi thermometer secara teratur untuk memastikan akurasi dan konsistensi pengukuran. Tindakan ini diperlukan untuk menjaga stabilitas produk selama penyimpanan dan distribusi.

The importance of maintaining the quality of pharmaceuticals and medical devices during distribution is a top priority in the pharmaceutical industry. One crucial factor that affects product quality is the temperature within the packaging area. Temperature mapping, a process used to understand temperature fluctuations, is a key step in ensuring the stability of pharmaceutical products. This research focuses on temperature mapping in the cold packaging area (15-25°C) at Warehouse B of PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Temperature mapping was carried out using a Thermometer Data Logger. The results of temperature mapping showed that the cold packaging area in Warehouse B did not meet the required temperature standards, with the highest temperature exceeding 25°C. In the temperature mapping of the cold packaging area in Warehouse B, it was found that the highest temperature was recorded at positions of thermometers 1 and 4, which were 29.40°C. Therefore, this data cannot be used as a reference for temperature monitoring. It is necessary to conduct a re-mapping of the temperature with active room cooling (AC) for 3x24 hours, as well as periodic temperature mapping and regular thermometer calibration to ensure measurement accuracy and consistency. These actions are required to maintain product stability during storage and distribution."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Anastasia
"Bahaya kebakaran menjadi salah satu aspek keselamatan yang harus diperhatikan dalam mendesain dan mendirikan bangunan. Jika terjadi kebakaran, kerugian bukan hanya dari sisi materiilnya saja, melainkan juga dari segi sisi nonmateriil, seperti cedera, cacat, bahkan kematian. Pada penelitian pemodelan ini, simulasi dibuat dengan software FDS (NIST), sistem tirai kabut air dengan skala laboratorium dibuat untuk mempelajari pengaruhnya terhadap perubahan distribusi temperatur ruangan, yaitu ruangan yang tidak menggunakan kabut air dan menggunakan kabut air.
Dari hasil pemodelan, adanya tirai kabut air mempengaruhi persebaran panas yang terjadi di dalam ruangan. Selain itu, pemilihan single mesh dengan 3 (tiga) ukuran grid yang berbeda dalam input dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keakuratan hasil output dari parameter-parameter yang akan diukur. Beberapa variabel di atas, selain berpengaruh terhadap perubahan temperatur di dalam ruangan, juga berpengaruh terhadap aliran asap yang berasal dari pool fire.

Fire hazard is one of the aspects that has to be considered when designing and constructing buildings. Fire, will not only result in material losses but also immaterial losses, such as injury, disability or even death. In this modelling, the simulation software created by FDS (NIST), a laboratorium scale room was made to study the effect of water mist curtain system. In this case we compare 2 rooms, one room with water mist curtain and the second room without water mist curtain.
From the modeling results, we will see that the existance of water curtain affects the heat flow in the compartment. The reason of the selection of a single mesh with 3 (three) different grid sizes when inputting the data for the simulation, is to study and determine the accuracy of the output parameter. Some of the variables input above, are not only affecting the change of the room temperature, but also affecting the flow of smoke from the pool fire in the compartment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50892
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Salma Mutmainah
"Pembangunan kesehatan di Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang No 36 tahun 2014, bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau kepada seluruh masyarakat melalui berbagai sarana seperti puskesmas, rumah sakit, klinik, apotek, dan toko obat. Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki peran penting dalam distribusi obat dan alat kesehatan secara besar-besaran, yang harus diatur dan dikelola dengan baik sesuai peraturan perundang-undangan. Pengelolaan obat dan alat kesehatan meliputi pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran, harus dilakukan secara optimal untuk memastikan ketersediaan yang tepat waktu dan sesuai jenisnya. Persyaratan mutu untuk distribusi obat diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No 6 tahun 2020, dan untuk alat kesehatan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 4 tahun 2014. Meskipun implementasi Standar Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) masih belum optimal di beberapa PBF, penting untuk memastikan bahwa sistem operasional distribusi mematuhi standar tersebut guna menjaga mutu dan keamanan obat serta alat kesehatan. Seiring waktu, PT MJG telah berhasil menerapkan CDOB 2020 dan CDAKB 2014 dalam semua tahapan operasionalnya, termasuk pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran produk. Implementasi ini memastikan efisiensi distribusi obat dan alat kesehatan serta memenuhi standar mutu yang diperlukan untuk optimalisasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Health development in Indonesia, in accordance with Law No. 36 of 2014, aims to provide equitable and affordable health services to the entire community through various facilities such as health centers, hospitals, clinics, pharmacies, and drug stores. Pharmaceutical Wholesalers (PBF) have an important role in the distribution of drugs and medical devices on a large scale, which must be properly regulated and managed in accordance with statutory regulations. The management of drugs and medical devices, including procurement, receiving, storage, and distribution, must be optimized to ensure timely and appropriate availability. Quality requirements for drug distribution are regulated in the Head of the Food and Drug Administration Regulation No 6 of 2020, and for medical devices are regulated in the Minister of Health Regulation No 4 of 2014. Although the implementation of Good Drug Distribution Standards (CDOB) and Good Medical Device Distribution Methods (CDAKB) is still not optimal in some PBFs, it is important to ensure that the distribution operational system complies with these standards to maintain the quality and safety of drugs and medical devices. Over time, PT MJG has successfully implemented CDOB 2020 and CDAKB 2014 in all stages of its operations, including procurement, receiving, storage, and distribution of products. This implementation ensures the efficiency of drug and medical device distribution and meets the quality standards required for the optimization of health services to the community.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Putriana
"Obat merupakan produk farmasi dengan kestabilannya harus dipertahankan sebagai upaya untuk menjaga khasiat, mutu dan efikasi dari masing-masing obat. Ketidakpatuhan terhadap kondisi penyimpanan merupakan salah satu pelanggaran yang paling sering ditemukan pada fasilitas gudang penyimpanan obat baik di saranan industri farmasi maupun sarana distribusi obat jadi. PBF adalah salah satu dari fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi yang memiliki sarana dan prasarana untuk mendukung proses operasional distribusi atau penyaluran sediaan farmasi. Cara Distribusi Obat yang Baik adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Pemetaan suhu dapat mengidentifikasi kemungkinan titik dingin (atau titik panas) dan membantu menentukan apakah tindakan perbaikan diperlukan atau tidak. Melalui pemetaan suhu, dapat dilakukan validasi terhadap area tersebut untuk memastikan produk yang sensitif terhadap suhu seperti makanan yang mudah rusak dan barang farmasi disimpan dengan baik dalam suhu idealnya. Temprature Mapping of Storage Area bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengkontrol perbedaan suhu pada area penyimpanan obat. Dalam pemetaan suhu terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil perekaman seperti kondisi beban penyimpanan yang berbeda, frekuensi akses, kondisi pemadaman listrik, kalibrasi instrument terkait, suhu atau kelembaban ekstrem, pemeliharaan alat.

Medicines are pharmaceutical products whose stability must be maintained as an effort to maintain the efficacy, quality and efficacy of each drug. Non-compliance with storage conditions is one of the violations most frequently found in drug storage facilities, both in pharmaceutical industry facilities and finished drug distribution facilities. PBF is one of the distribution or distribution facilities for pharmaceutical preparations that has the facilities and infrastructure to support the operational process of distribution or distribution of pharmaceutical preparations. Good Medicine Distribution Method is a method of distributing/distributing medicines and/or medicinal substances which aims to ensure quality along the distribution/distribution route according to the requirements and intended use. Temperature mapping can identify possible cold spots (or hot spots) and help determine whether or not remedial action is necessary. Through temperature mapping, validation of these areas can be carried out to ensure temperature-sensitive products such as perishable food and pharmaceutical goods are stored properly at their ideal temperature. Temperature Mapping of Storage Area aims to document and control temperature differences in drug storage areas. In temperature mapping there are many factors that can influence recording results such as different storage load conditions, access frequency, power outage conditions, related instrument calibration, extreme temperature or humidity, equipment maintenance.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Martiningsih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3300
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Sudarmaji
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3294
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kinerja beton aspal sangat tergantung terhadap kualitas agregat, kekauan aspal dan kekakuan campuran beraspal. Tulisan ini khusus membahas tentang pengaruh tenperatur dan waktu pembebanan terhadap nilai mekanistik beton aspal lapis permukaan (ACEC)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>