Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Kurniawan Richak Kamajaya
"Pada sebuah kabinet ruangan data center, panas diproduksi dari pemakaian energi listrik yang dikonsumsi oleh peralatan IT. Jika panas ini tidak tersirkulasikan dengan benar maka akan menimbulkan kerusakan pada sistem kabinet data centernya. Sebuah sistem AC tunggal/sentral masih dianggap belum mampu untuk mengatasi permasalahan ini dikarenakan area beban pendinginan yang dicakup masih terlalu luas. Maka muncullah sebuah ide untuk menggunakan sebuah AC Presisi portable. Yaitu AC yang penggunaannya dengan cara digantungkan pada masing-masing kabinet data centernya. AC Presisi ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan siklus kompresi uap pada umumnya tetapi memiliki dua kondenser yang bekerja secara parallel, dimana kondenser yang satunya lagi berfungsi sebagai kondenser re-heat. Fungsi kondenser re-heat ini adalah memanaskan kembali udara yang keluar dari evaporator sehingga didapatkan udara yang lebih kering dalam hal kelembapannya. Besarnya aliran refrigeran yang masuk ke kondenser re-heat ini diatur oleh mekanisme bukaan katup.Hal yang akan diujikan dalam eksperimen ini adalah pengaruh Kecepatan putaran kompresor terhadap temperatur dan RH output AC presisi serta COP yang dihasilkan pada masing-masing kondisi Kecepatan putaran. Hasilnya adalah temperatur akan menurun dan RH yang dihasilkan tidak ada perbedaan yang significant dengan kecepatan putaran yang semakin besar. Serta COP sistem juga akan semakin menurun dengan kecepatan putaran kompresor yang diperbesar.AC Presisi Portable ini menggunakan Refrigeran R134a ( C2H2F4 / Tetrafloretan ) sebagai media pendinginnya, serta menggunakan kompresor DC 12 V branded Danfoos.

In a data center cabinet room, the heat produced from electricity consumed by IT equipment. If this heat did not circulated correctly it will cause damage to the system. A single system AC / central still considered not yet able to overcome this problem because the burden of cooling the area covered is too large. So an idea to use a portable AC Precision has been established. This AC Precision has the same principles work with the vapor compression cycle in general, but has two condenser with work in parallel, where the one condenser works as condenser reheat. The function of condenser re-heat is to heating again the air back out of the evaporator so that the air will more dry in relative humity (RH). The amount of flow refrigerant into condenser re-heat is regulated by the mechanism of the valve openings. There are several cases will be tested in this experiment, one of them is the influence of change of velocity and RH output from AC precision and COP values which produced in each condition of the valve. The result is increasing in temperature and RH will be more dry as the velocity of the larger valve. COP system also will be increasing if the valve openings enlarged. This AC Precision Portable uses Refrigerant R134a (C2H2F4 / Tetrafloretan) as the refrigerant, and use the compressor 12 V DC branded Danfoos."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Rahmayati
"Beragam aktivitas yang menggunakan mikroba pada laboratorium mikrobiologi industri farmasi dapat memunculkan risiko terjadinya kontaminasi mikroba terhadap operator atau lingkungan sekitar. Salah satu upaya untuk pencegahan terjadinya kontaminasi dan kontaminasi silang adalah dengan menerapkan sistem tata udara yang baik, yang dapat memberikan perlindungan kepada operator serta menciptakan kondisi kerja yang nyaman. Sistem tata udara atau sistem HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) yang baik perlu dilakukan kualifikasi agar memastikan sistem tata udara tetap memenuhi persyaratan untuk dilakukan aktivitas pada area atau ruangan tersebut (BPOM, 2018; World Health Organization, 2011). Salah satu kualifikasi yang dilakukan adalah Kualifikasi Kinerja atau Performance Qualification. Kualifikasi kinerja merupakan verifikasi terdokumentasi bahwa suatu sistem, fasilitas, atau peralatan yang terpasang dan difungsikan dapat bekerja secara efektif serta memberikan hasil yang dapat terulang berdasarkan metode dan spesifikasi yang telah disetujui (BPOM, 2018). Pada laporan tugas khusus ini, dilakukan dokumentasi kualifikasi kinerja sistem tata udara pada Laboratorium Mikrobiologi di PT Sydna Farma dan dilakukan analisis terhadap data-data yang didapatkan. Data yang didapatkan adalah data pemantauan jumlah partikel menggunakan particle counter; data pemantauan jumlah bakteri menggunakan metode Sedimentation Plate, RODAC Plate, dan MAS; data pemantauan aliran udara (air flow) dan pertukaran udara (air changes); serta data pemantauan suhu, kelembaban, dan tekanan dalam ruangan di area laboratorium mikrobiologi. Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kualifikasi kinerja sistem tata udara pada Laboratorium Mikrobiologi di PT Sydna Farma telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan CPOB tahun 2018.

Various activities that use microbes in the microbiology laboratory of the pharmaceutical industry can pose a risk of microbial contamination to the operator or the surrounding environment. One of the method to prevent contamination and cross-contamination is to implement a good air conditioning system, which can provide protection to operators and create comfortable working conditions. A good air conditioning system or HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) system needs to be qualified to ensure that the air conditioning system still meets the requirements for activities in the area or room (BPOM, 2018; World Health Organization, 2011). One of the qualifications carried out is Performance Qualification. Performance qualification is a documented verification that a system, facility, or equipment installed and functioned can work effectively and provide repeatable results based on approved methods and specifications (BPOM, 2018). In this task report, documentation of air conditioning system performance qualifications was carried out at the Microbiology Laboratory at PT Sydna Farma and analysis was carried out on the data obtained. The data obtained are particle count monitoring data using particle counter; bacteria count monitoring data using Sedimentation Plate, RODAC Plate, and MAS methods; air flow and air changes monitoring data; as well as indoor temperature, humidity, and pressure monitoring data in the microbiology laboratory area. Based on the data and analysis conducted, it can be concluded that the performance qualification of the air conditioning system at the Microbiology Laboratory at PT Sydna Farma has met the specifications set based on CPOB in 2018."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"Krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh bagian dunia membuat setiap orang harus berpikir ulang dalam pengaturan ekonomi masing-masing. Salah satu hal yang bisa dipertimbangkan adalah pemakaian air panas. Bukan dengan cara dihilangkan, namun dengan cara mencari alternatif lain dalam mengahasilkan air panas. Sistem penghasil panas yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah electric water heater. Di satu sisi, sistem ini bekerja efektif karena dapat menghasilkan air panas dengan suhu maksimal sebesar 75°C. Namun di sisi lain sistem ini tidak ekonomis, karena biaya listriknya sangat besar. Alternatif yang dapat diberikan adalah dengan pemakaian Air Conditioning Water Heater. Dibandingkan dengan pemakaian water heater tipe lainnya, air panas yang dihasilkan oleh ACWH bisa dikatakan sebagai - air panas gratis - karena dihasilkan dengan memanfaatkan panas buang AC dan tidak membutuhkan biaya listrik tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jenis water heater yang paling ekonomis. Penelitian meliputi variasi harga water heater yang ada di pasaran dan biaya listrik yang dibayar.
Dari hasil penelitian, didapatkan tipe water heater yang paling ekonomis adalah ACWH 3?4 PK dengan biaya akumulasi listrik sebesar Rp 5.010.300,- pada tahun pertama hingga Rp 15.003.008,- pada tahun ke-10. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia. Selain itu sistem ACWH juga ramah lingkungan dan dapat mengurangi pemanasan global karena tidak mengkonsumsi energi dan memanfaatkan panas buang sebagai sumber energinya.

The global crisis has spread all over the world. People have to fasten their belt. In order to reduce the annual cost, people have to re-think the need of the hot water. People have to find alternative way of producing hot water, instead of using electric heat water. Electric water heater has been is the most favorite. It produces 75°C hot water. But in the other hand, it consumes big amount of electricity which makes it expensive. But there is another more economical way of producing hot water, by using ACWH. It does not need more electricity because it uses waste heat from AC to produces hot water, so it gives people 'free hot water'. The objective is to determine the most economical water heater. The research varies prices of water heaters and the electrical cost of them.
The result shows that the most economical water heater goes to ACWH 3?4 PK, having 5.010.300 idr for electrical cost in first year up to 15.003.008 idr in the 10th year. Hopefully, the research can provide the one solution to face the global economic crisis. One more important thing is that ACWH is environment friendly for bot consuming more electricity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50757
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ananto Pramudyo
"ACWH merupakan suatu sistem yang memanfaatkan panas buang dari refrigeran untuk menghasilkan air panas secara instan yang pada aplikasinya sangat cocok digunakan di hunian apartemen. Sistem ACWH yang telah ada sebelumnya masih butuh peningkatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaksimalkan performa ACWH menggunakan alat penukar kalor tipe plat dengan ketebalan 30 plat. Tipe plat dipilih karena alat penukar kalor ini memiliki efisiensi tertinggi diantara semua tipe alat penukar kalor. Penelitian ini memvariasikan laju aliran air dan beban pendinginannya.
Sistem ACWH menunjukkan bahwa dengan beban pendinginan sebesar 2600 W dapat menghasilkan air panas bertemperatur 48°C dengan debit 50 l/jam.

ACWH is a heat recovery system that utilizes waste heat from refrigerant to produce hot water simultaneously through of a heat exchanger which is very suitable to be implemented at residence apartments. The existing ACWH system needs to be developed to reach an optimum result.
The objective of this research is to maximize the performance of ACWH using Plate Heat Exchanger which has highest efficiency among all type of heat exchanger. The water flow rate and cooling load are variables to be tested.
The result of ACWH system shows that the system with 2600W of cooling load can produce 50l/hr hot water with 48°C temperature in open loop method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50770
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Bayangan sebgai unsur peneduhan berguna untuk melangsungkan aktivitas manusia di ruang Iuar terutama di daerah iklim tropis, dimana kondisi matahari cukup menyengat dan mengganggu kenyamanan beraktivitas. Ruang Iuar yang dirasakan kurang nyaman di Jakarta yang beriklim tropis basah berupa plaza, karena karakteristiknya yang seringkali dominan dengan perkerasan. Pada kesempatan ini, penulis akan memaparkan tentang bayang-bayang bangunan yang mempengaruhi kenyamanan termal khususnya temperatur, kelembaban dan aktivitas pengguna paza serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi aktivitas penggunaan ruang luar. Untuk membahas penerapan pengaruh bayang-bayang bangunan terhadap temperatur, kelembaban dan aktivitas pengguna, penulis memberikan 2 contoh studi kasus plaza di kawasan Sudirman-Thamrin. Pemilihan studi kasus berdasarkan kriteria pembanding dan karakteristik lingkungan plaza yang berbeda, namun keduanya memiliki tipe plaza yang sama dengan jumlah pengguna yang cukup banyak. Pembayangan oleh bangunan dapat menjadi salah satu unsur kenyamanan termal pengguna plaza, namun hal tersebut bukan merupakan suatu tolak ukur yang mutlak. Jadi bayangan kadang-kadang bisa memicu niat ataupun mengarahkan pilihan perilaku manusia untuk melaksanakan aktivitas di ruang Iuar. Manusia akan mengusahakan dirinya agar tidak merasa terganggu oleh radiasi matahari dan merasa nyaman. Namun hal tersebut tergantung pads prioritas kebutuhan yang ada. Rasa nyaman pada manusia di ruang luar terbuka tidak hanya secara termal, namun jugs secara visual, psikologis, dan fisik. Banyak faktor selain bayangan bangunan yang dapat ikut mempengaruhi kenyamanan termal di ruang terbuka seperti pepohonan yang memberi kontribusi bayangan sekaligus memiliki nilai penyerapan panas yang tinggi. Bayangan dapat memberikan kondisi temperatur yang lebih balk (penurunan) daripada kondisi tersinari matahari. Hal ini tergantung presentase bidang yang terbayangi terhadap luasan secara keseluruhan, intensitas radiasi matahari per harinya. Untuk perancangan ruang terbuka yang baik maka tidak hanya terpaku pads satu sudut pandang kenyamanan saja tapi sebisa mungkin memperhatikan banyak faktor. Akhir kata, penulisan skripsi inl bertujuan untuk memberi masukan tentang pentingnya kenyamanan di ruang luar dengan memperhatikan tidak sekedar faktor termal, namun faktor lainnya yang cukup kompleks dalam suatu perancangan plaza. Dalam hal ini antara plaza yang terbangun dan lingkungannya hares dapat saling mendukung dalam keberhasilan desain suatu tempat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Yosia Tingginehe
"Perusahaan dalam industri makanan dan minuman perlu melaksanakan pemeliharaan restoran untuk menjaga peralatan dan perlengkapan restoran dalam kondisi prima. Pemeliharaan harus dilaksanakan dengan metode dan jadwal yang tepat agar pemeliharaan pada peralatan dan perlengkapan restoran berjalan dengan efisien. Salah satu komponen penting dalam restoran adalah sistem HVAC. Sistem ini bertujuan untuk menciptakan kondisi nyaman pada dapur dan ruang makan restoran. Banyak ditemukan kondisi sistem HVAC restoran tidak dalam kondisi baik dan beberapa perusahaan belum atau tidak memiliki sistem manajemen penjadwalan pemeliharaan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu kerangka kerja manajemen penjadwalan pemeliharaan HVAC pada restoran yang berfungsi membantu mekanik dalam melaksanakan pemeliharaan sistem HVAC. Penelitian ini menggunakan metode survei dan tinjauan literatur untuk mendapatkan hasil penelitian sebuah kerangka kerja manajemen penjadwalan pemeliharaan sistem HVAC pada restoran. Dari penelitian ini didapatkan faktor terpenting yang memengaruhi pemilihan metode pemeliharaan adalah variabel Teknis dan kerangka kerja manajemen penjadwalan pemeliharaan sistem HVAC restoran dapat digunakan untuk mempertahankan kondisi sistem HVAC restoran secara efisien dan efektif.

A food and beverage companies need to carry out maintenance of their restaurant to keep all restaurant equipment in good condition. Maintenance had to be carried out with right methods and schedule to assure maintenance of restaurant equipments runs efficiently. One of important component in restaurant is HVAC system. This system aims to create a comfortable condition in kitchen and dining area of restaurant. Many restaurant’s HVAC system found in bad condition and many companies doesn’t have adequate scheduling management system. This research aims to develop scheduling management system for HVAC system maintenance in restaurant to assist mechanic in maintaining HVAC system. Restaurant chain in Indonesia that has more than 50 branches are the research object for case study. This study uses survei and literature review to develop a scheduling management framework for HVAC system maintenance in restaurant. From this research found the most important factor influencing maintenance method selection was Technical and scheduling management framework for HVAC system maintenance in restaurant developed to maintain the condition of restaurant’s HVAC system effectively and efficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Oktasio Ardian
"Indeks Konsumsi Energi IKE pada sebuah perkantoran digunakan sebagai tolak ukur penentuan tingkat efisiensi energi yang digunakannya. Sistem pendinginan menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam penggunaan energi pada gedung tersebut. Prosedur perhitungan dari IKE tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. Besar kWh selama setahun penuh yang telah diambil datanya sebagai sample akan dibagikan dengan total luas ruangan yang menggunakan sistem pendinginan. Nilai IKE ini kemudian akan dijadikan tolak ukur efisiensi gedung tersebut dan akan didapatkan berapa persen energi yang teralihkan kepada sistem pendinginan.

Energy Use Intensity EUI in an office is used as a benchmark to determining the level of energy efficiency used. Cooling system became one of the most influential factors in energy use in the building. The calculation procedure of the IKE will be explained as follows. The amount of kWh for the full year which has been sampled as sample will be distributed with the total area of the room using the cooling system. The value of IKE will then be used as a benchmark of the efficiency of the building and will get how much percent of energy that is transferred to the cooling system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sutrisna
"Data centre memiliki kriteria kondisi kerja yang optimal suhu dan kelembaban relatif guna menjaga performa kerja sebuah server. Kondisi kerja optimum sebuah data centre menurut ASHRAE, 2004 adalah pada suhu 20-25°C dan kelembaban 40-55%. Selama ini proses pendinginan sebuah data centre dilakukan dengan metode Hot-Cold Aisle namun metode tersebut dinilai belum mampu mengakomodir kebutuhan pendinginan akibat area pendinginan yang dicakup terlalu besar. Maka dari itu, diperlukan suatu penerapan sistem pendinginan tersendiri pada sebuah kabinet server. Sistem pendinginan tersendiri tersebut dinamakan AC presisi. Sistem AC Presisi memungkinkan terjadinya pengaturan nilai kelembaban relatif yang dikontrol melalui variasi bukaan katup kondenser reheat yang diparalelkan ke dalam sistem utama. Udara terdinginkan yang biasanya memiliki nilai RH yang tinggi kemudian dilewatkan pada koil kondenser reheat sehingga kelembabannya menurun. Melalui pengujian sistem pada massa refrigeran R 134a 200gram didapatkan kondisi optimum yang memenuhi syarat suhu dan kelembaban udara terpenuhi pada variasi bukaan katup 75% dengan pencapaian nilai suhu 22.8 °C dengan kelembaban relatif 49.8%.

The data center have an criteria condition of temperature and humidity to work optimally. Basic on ASHRAE Publication, 2004, a data centre must be maintained at 20-25°C (68-77°F) and relative humidity at 40-55% for the device can work optimally. In the beginning the cooling process of data center is a comprehensive to data center room by directing air flow evenly to all corners of the room and next with Hot-Cold Aisle concept. Hot-Cold Aisle is still considered not yet able to overcome heat problem of data centre because the area which covered by the cooling load is still too broad. Therefore, to handle this problem needed an application of a separate air conditioning in the data center cabinet. Air conditioning machines, named AC-precision. This refrigeration system can control the value of temperature and humidity the output air. With varying the value of opening valve to the reheat condensor, the humidity air output can controlled. Cooling air which cooled by evaporator must be warmed by the coil condenser reheat to reduce the humidity. AC-precision used R134a as a refrigerant with 200 gram of mass. In this research, the variation opening valve reheat condenser of 75% have the most optimum performance which temperature 22.8 °C and 49.8% of relative rumidity (RH). "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S925
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>