Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Agung Maulana
"Skripsi ini membahas mengenai sebuah fenomena dari suatu alat yang bernama thermoacoustic. Fenomena tersebut yaitu adanya aliran udara dalam suatu wadah yang dikompresi melalui suatu getaran yang berasal dari loudspeaker sehingga menyebabkan perbedaan temperatur. Pembahasan difokuskan pada tiga variasi material stack berupa sedotan yang berasal dari material jenis polypropylene, berupa film yang berasal dari material jenis mylar, dan berupa kardus yang berasal dari material jenis wood. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketiga stack. Dari grafik hasil tersebut didapat perbedaan temperatur pada stack yang berasal dari sedotan sebesar 4,2°C. Pada stack yang berasal dari material mylar sebesar 5°C dan pada stack yang berasal dari kardus didapat perbedaan temperatur sebesar 3,9°C.

This thesis is dealing with a phenomenon called thermoacoustic. The phenomenon is about a flow of air in a place that was compressed with a vibration from loudspeaker so that cause different temperature. Discussion focused on the three material variation of stack as a straw from polypropylene, as a fil from mylar material, as a box from wood material. The goal from this thesis is to know camparison of three stack. From graphic result had different temperature of stack from straw is 4,2°C. A stack from mylar material is 5°C and a stack from wood had different temperature about 3,9°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Hardian
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Alat ini mempunyai beberapa keunggulan daripada mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya seperti desain alat yang sederhana, fungsi yang stabil, dan fluida kerja yang ramah lingkungan. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperature yang dilakukan yaitu pada suhu awal termoakustik mulai bekerja atau mengeluarkan bunyi (terendah 410ºC) sampai dengan 500ºC. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Hasil taraf intensitas suara dan daya akustik terbesar yang dapat dihasilkan yaitu pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan besaran onset temperature 500ºC dengan nilai 118,92 dB dan 9,81x10-4 Watt.

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. It exhibits several advantages over traditional engines, such as simple design, stable functionality, and environment-friendly working gas. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen for this examination start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 410ºC) to 500ºC. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. The largest value of sound intensity and acoustic power that be produced where the stack is placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 500ºC comes with value of 118,92 dB and 9,81x10-4 Watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Rizki Utama
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan bantu yang sering digunakan. Fungsi utama dari a/at pendingin adalah menurunkan dan memelihara temperatur dari makanan atau benda lainnya pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur lingkungan dengan tujuan untuk menjaga makanan dan benda lainnya pada kandisi yang baik dengan periode hidup yang lebih panjang. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system kanvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah a/at pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam percobaan termoakustik ini, kami menguji sebuah a/at termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan terbuat dengan bahan PVC. Sebelumnya tealah dilakukan pengujian pada resonator dengan panjang 80 em dengan variasi posisi, panjang, dan model dari stack serta frekuensi yang digunakan, dengan tetap menggunakan udara atmosfer sebagai jluida kerja. Percobaan yang dilakukan saat ini ingin membandingkan karakterisasi termoakustik jika menggunakan a/at eksperimen yang lebih kecil dengan mengatur ulang ukuran dari parifang resonator dan panjang stack. Percobaan kali ini menggunakan tiga dimensi panjang resonator dan empat dimensi panjang stack sebagai variasi percobaan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperature sebesar 4°C pada tendon dingin dan kenaikan temperature pada tendon panas sebesar 2°C setelah dioperasikan selama 20 menit.

Refrigerator is one of auxiliary device that is commonly used.The main function of refrigerator is decreasing and maintaining the temperature of foods and other goods in lower temperature than ambient in objective to keep foods and goods at good condition and longer period of life. Thermoaccoustic refrigerator is an environmental friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe , a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. It has been done before by previous thermoacoustic research project that is used a 80cm length of PVC pipe and the variation in position, length and shape of stack and resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. This working researh project want to compare the characterization of thermoacoustic in smaller dimension of researh apparatus by resizing the length of resonator and the length of the stack. The experiment had used three dimension of resonator length, four dimension of stack length, as a variation of the experiment. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir in each length of resonator and length of stack has been observed where the cold reservoir temperature decreased about 4°C and the hot reservoir temperature increased about 2°C after 20 minutes of the device operation"
2011
S57401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Agustina
"ABSTRAK
Sistem pendingin termoakustik yang digerakkan oleh gelombang suara telah disimulasikan, dikonstruksi dan diuji untuk mendapatkan pemahaman tentang kinerja dan laju pendinginan. Pengaruh ketebalan dan panjang plat yang terbuat dari lembaran akrilik terhadap kinerja pendingin diuji dengan variasi ketebalan plat 0,15 mm, 0,5 mm dan 1 mm dan variasi panjang plat 6 cm, 5 cm dan 4 cm. Rasio penggerak divariasikan dengan meningkatkan input tegangan mulai dari 4 hingga 9 Vp-p yang setara dengan 5 – 25 W. Suhu daerah di kedua ujung plat stack yang disusun sejajar dalam resonator direkam setiap detik. Untuk semua variasi, efek pendinginan termoakustik terjadi dalam hitungan detik dan meningkat pesat dalam dua menit dan menjadi relatif stabil dalam waktu sekitar sepuluh menit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa meningkatnya rasio penggerak menghasilkan laju pendinginan yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik. Untuk setiap set pengujian, pengaturan rasio penggerak, frekuensi operasi dan parameter lain dari stack dipertahankan tidak berubah. Kinerja dan laju pendinginan meningkat dengan penurunan ketebalan plat. Perbedaan suhu terbesar, 14,7oC, dengan pendinginan hingga 8,4oC dibawah suhu lingkungan (26,5oC) dicapai dengan ketebalan plat 0,15 mm pada input tegangan 9 Vpp. Hasil eksperimen pada 8 Vp-p mengindikasikan plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,15 mm serta plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,5 mm menampilkan laju pendinginan terbaik. Geometri plat dengan panjang 6 cm dan ketebalan 0,5 mm pada input tegangan 8 Vp-p dapat dinyatakan sebagai geometri dan input tegangan optimum dari segi kemudahan fabrikasi stack dan pendinginan yang lebih konsisten.

ABSTRACT
A loudspeaker-driven thermoacoustic cooler has been simulated, built and tested to gain understanding of its thermal performance and the cooling rate. The influence of plate thickness made of acrylic sheet was experimentally investigated by varying plate thickness of the stack, 0.15 mm, 0.5 mm and 1 mm, respectively. The length of the plate were also varied by 6 cm, 5 cm and 4 cm. Variation in drive ratio were realized by increasing input voltage to driver starting from setting 4 to 9 Vp-p which were equal to input power of 5 – 25 W. The temperatures at both ends of the parallel plate stack were acquired every second. For all variations, thermoacoustic cooling effect occurred in seconds and escalated rapidly in two minutes and became relatively stable in ten-minute time. The experimental results showed that higher voltage input yielded higher thermal performance of the device and faster cooling rate. For each set of experiment, the input voltage setting, the operating frequency and other parameter of the stack were kept unchanged. The performance and cooling rate increase with the decrease of plate thickness. The largest temperature difference, 14.7oC, was achieved with 0.15 mm plate thickness at 9 Vp-p. At 8 Vpp, both the 6-cm length stack plates of 0,15 mm and 0,5 mm thicknesses showed the best performance. Therefore, the 0,5 mm thickness at 8 Vpp was arguably the optimum thickness in terms of advantages in the ease of fabricating the stack and more consistent cooling."
2013
T33149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Adriansyah
"Skripsi ini membahas mengenai sebuah fenomena Termoakustik. Perbedaan temperatur yang dihasilkan oleh efek suara, dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk untuk sistem pendinginan/refrigerator. Beberapa reseach telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Seperti research yang dilakukan oleh M.E.H Tijani[5] dkk, telah mampu mencapai temperatur pada sisi dingin hingga -65 °C. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui teori, perhitungan, serta percobaan secara menyeluruh sehingga diharapkan akan memperoleh kondisi desain alat dan proses percobaan yang optimum dari sebuah system alat termoakustik.
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian terhadap alat termoakustik yang dirancang. Percobaan dilakukan dengan melakukan variasi frekuensi suara dan pemilihan stack yang terbuat dari sedotan. Hasil penelitian adalah besar perbedaan temperatur yang dihasilkan dari pemilihan frekuensi suara dari speaker.

This thesis is dealing with a phenomenon Thermoacoustic. Temperature differences generated by sound effects, can be used for various purposes, one for the cooling system / refrigerator. Some reseach has been done by previous researchers. As research conducted by MEH Tijani [5] et al, have been able to achieve the temperature on the cool side to -65 C. This thesis is aimed to know the theory, computation, and experiment as a whole which is expected to obtain the condition of equipment design and testing process of a system optimum termoakustik tool.
This research was carried out with the testing of equipment designed of Thermoacoustic. Experiments carried out by performing sample rate frequency variation and selection of the stack is made of straw. The results showed amount of temperature differences resulting from the selection frequency sound from the speakers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50868
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rismauly
"Data seismik 2D post ? stack pada lapangan Phy memiliki kecenderungan anomali indikator hidrokarbon bright spot pada interval waktu 1265 hingga 1365 ms. Inversi geostatistik dilakukan dengan tujuan mendapatkan penampang impedansi akustik yang lebih detail secara vertikal daripada inversi deterministik dan proporsi pay sand yang mengacu pada data seismik maupun sumur. Inversi geostatistik pada mulanya membutuhkan hasil inversi deterministik seperti sparse - spike terkonstrain atau inversi simultan yang berusaha menghasilkan penampang impedansi akustik yang paling tinggi rasio sinyal terhadap noisenya. Pada inversi geostatistik, masukan yang diperlukan yaitu penampang impedansi akustik yang digunakan untuk menjadi informasi lateral dan data sumur yang digunakan sebagai informasi vertikal. Penampang impedansi akustik akan menghasilkan model konvolusi seismik yang terkontrol oleh variogram lateral, data sumur menghasilkan klasifikasi litologi menggunakan analisis crossplot, histogram, dan probability density function.
Simulasi geostatistik kemudian dilakukan pada saat melakukan perhitungan estimasi proporsi impedansi akustik dan pay sand di interval 1265 ? 1365 ms menggunakan teorema Bayesian untuk memperoleh probabilitas masing - masing proporsi dan simulasi Markov Chain Monte Carlo untuk menghasilkan model reservoir yang integrasi modelnya akan konvergen ke satu nilai distribusi yang paling representatif dengan data seismik yang dimiliki. Hasil inversi geostatistik menunjukkan hasil inversi yang lebih tajam dengan harga impedansi akustik (5 - 5.4e+06) kg/m3m/s dan proporsi pay sand yang terlihat sebagai warna coklat dalam penampang pay sand.

Seismic data 2D post ? stack of Phy field has tendency of direct hydrocarbon indicator of bright spot anomaly on time interval 1265 to 1365 ms. Geo-statistical inversion is performed with objectives to obtain acoustic impedance section with more detail information vertically better than deterministic inversion and to get pay sand proportion that respect seismic and well log data. Firstly, geostatistical inversion needs the product of deterministic inversion such as sparse - spike inversion which try to produce acoustic impedance section with high signal to noise ratio. On geostatistical inversion, acoustic impedance section is used as lateral information and well log data is used as vertical information. Acoustic impedance section will produce seismic convolution model that controlled by lateral variogram, well log data will produce lithological classification using cross plot analysis, histogram, and probability density function.
Geostatistical simulation is then conducted when calculating proportion estimation of acoustic impedance and pay sand on time interval 1265 ? 1365 ms using Bayesian theorem to get each proportion probability and Markov Chain Monte Carlo simulation to build reservoir models that will be integrated until they converges into one value of representative target distribution in seismic data. Geostatistical inversion result shows more detail inversion result with AI value of (5 - 5.4e+06) kg/m3m/s and pay sand proportion that is shown as brown coloured section on pay sand section.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1501
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabdo Waluyo
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita gunakan, refrigerator sangat bermanfaat karena dapat membuat kondisi makanan yang kita simpan tetap bagus keadaannya, hal itu membuat alat pendingin sebagai salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita jumpai. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system pendinginan konvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah alat pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam pengujian, kami menguji sebuah alat termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan panjan 80cm terbuat dengan bahan PVC menggunakan pengaruh variasi posisi ,panjang dan model stack serta variasi frekuensi yang digunakan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperatur sebesar 6°C pada tendon dingin dan kenaikan temperatur pada tendon panas sebesar 3°C setelah dioperasikan selama 30 menit.

Refrigerator is one of a household appliance that is commonly used. The needs of maintaining food at the good condition make refrigerator become 'must have' equipment in every household. Thermoaccoustic refrigerator is an environmentally friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called as stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe has 80 cm length, a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. The device was operated with variation position, length and shape of stack and also variation resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir has been observed where the cold reservoir temperatur decreased about 6°C and the hot reservoir temperatur increased about 3°C after 30 minutes of the device operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Arrahman Ikhsan Varian
"Alat pendingin adalah salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita gunakan, refrigerator sangat bermanfaat karena dapat membuat kondisi makanan yang kita simpan tetap bagus keadaannya, hal itu membuat alat pendingin sebagai salah satu peralatan rumah tangga yang sering kita jumpai. Termoakustik refrigerator adalah system pendinginan yang ramah lingkungan karena menggunakan media kerja udara atau gas mulia sebagai pengganti system Freon atau system pendinginan konvensional yang dapat membahayakan lingkungan. System ini berkerja dengan memanfaatkan gelombang suara yang dihasilkan oleh loudspeaker sebagai salah satu komponen system tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan memberikan perpindahan panas dari tendon dingin menuju tendon panas melalui sebuah alat pemindahan panas yang disebut dengan stack dimana diletakan di dalam pipa resonator. Dalam pengujian, kami menguji sebuah alat termoakustik sederhana dengan pipa resonator dengan panjan 80cm terbuat dengan bahan PVC menggunakan pengaruh variasi posisi ,panjang dan model stack serta variasi frekuensi yang digunakan. Perpindahan panas dari tendon dingin ke tendon panas menghasilkan penurunan temperatur sebesar 6°C pada tendon dingin dan kenaikan temperatur pada tendon panas sebesar 3°C setelah dioperasikan selama 30 menit.

Refrigerator is one of a household appliance that is commonly used. The needs of maintaining food at the good condition make refrigerator become 'must have' equipment in every household. Thermoaccoustic refrigerator is an environmentally friendly cooling system because it uses air or noble gas as a working medium rather that freon or other hazardous gas as in conventional cooling system. This system utilizes sound wave to provide work for transferring heat from the cold to the hot reservoirs through an heat exchanger element called as stack which is placed in a resonator tube. The sound source system consists of a loudspeaker, an audio ampilier, and a signal generator. In this experiment the main parts of the device consist of a cylindrical resonator made of PVC pipe has 80 cm length , a loudspeaker as a sound source, and a stack as a heat transfer element. The device was operated with variation position, length and shape of stack and also variation resonance frequency, using atmospheric air as a working medium. A heat transfer from cold reservoir to hot reservoir has been observed where the cold reservoir temperatur decreased about 6°C and the hot reservoir temperatur increased about 3°C after 30 minutes of the device operation. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Duago Pijar Wicaksono
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperatur dilakukan pada suhu awal termoakustik mulai bekerja (terendah 3950C) sampai 5000C. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Kecenderungan daya akustik yang dihasilkan mempunyai kemiripan dengan persamaan yang diusulkan oleh Swift et al [1], dengan daya terbesar yang dihasilkan terjadi pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan onset temperature 5000C sebesar 9,81x10-4 Watt

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 4100C) to 5000C. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. This experimental results indentified follows the equation proposed by Swift et al [1,] which have the largest value of acoustic power (9,81x10-4 Watts) where the stack placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 5000C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Sadat
"Lapangan Kutilang merupakan lapangan penghasil gas di Jawa Timur. Lapangan ini mengalami penurunan produksi yang mengakibatkan tergerusnya cadangan dan nilai keekonomian lapangan tersebut. Kegiatan eksplorasi dilakukan guna menambah sumberdaya dan cadangan dengan target Formasi Kujung I. Formasi ini memiliki potensi hidrokarbon dari interpretasi data log dan gas yang tinggi di Sumur K-2. Anomali SQp dan SQs di zona gas Sumur K-2 memiliki kesamaan rentang nilai dengan anomali SQp dan SQs di lepas pantai Malaysia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeliniasi fasies, properti dan fluida pori pada Formasi Kujung I dengan metode atenuasi SQp dan SQs. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data seismik 3D dan 3 buah data sumur pemboran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan sumberdaya baru di Lapangan Kutilang. SQp dan SQs didapatkan dengan menggunakan rasio VpVs dan densitas yang didapatkan dari inversi seismik simultan. Analisis fasies sumuran menghasilkan asosiasi fasies A yang tersusun oleh batugamping dan serpih dan asosiasi fasies B yang tersusun oleh batugamping masif. Peta atribut sweetness, rms amplitude, distribusi fasies serpih-batuan reservoar dan volume serpih memberikan gambaran penyebaran Asosiasi fasies A yang mencirikan pengendapan pada lingkungan paparan karbonat tersebar merata di daerah penelitian sedangkan asosiasi fasies B yang mencirikan pengendapan terumbu berada di tepi Tenggara daerah penelitian. Penelitian ini juga membuktikan bahwa metode SQp dan SQs dapat digunakan untuk diskriminasi serpih dengan reservoar yang mana serpih memiliki rentang nilai SQp lebih dari 0.8 dan nilai SQs sebesar 0.5-0.65. Selain itu, SQp memiliki hubungan linear dengan volume serpih dan menghasilkan sebuah persamaan empiris (R=0.74). SQs memiliki hubungan linear dengan porositas batuan dan menghasilkan sebuah persamaan empiris (R=0.54). Kedua persamaan empiris tersebut dapat digunakan untuk memprediksi volume serpih dan porositas serta penyebarannya. Metode ini juga dapat digunakan untuk mendiskriminasi reservoar pembawa hidrokarbon dengan rentang SQp kurang dari 0.5 dan SQs sebesar 0.6-0.76. Penyebaran porositas bagus dan zona reservoar pembawa hidrokarbon terakumulasi disekitar struktur Sumur K-2 dengan arah penyebaran relatif Timur Laut-Barat Daya. Prospek hidrokarbon dapat diketahui dengan mengintegrasikan peta kontur kedalaman, volume serpih, porositas, dan reservoar pembawa hidrokarbon. Terdapat 2 buah prospek yaitu prospek A yang berada di arah Timur Laut dari Sumur K- 1 dan prospek B yang berada di arah Barat dari Sumur K-1. Pengembangan Lapangan Kutilang dapat dilakukan dengan melakukan pemboran exploration tail.

Kutilang gas field is one of the gas field in East Java. Production decline triggers issues in reserve and economic aspect. Exploration activity is expected to find new resource and reserve which is focused on deeper reservoir target, Kujung I Formation. Hydrocarbon is found by formation evaluation and high gas reading in K-2 well. SQp and SQs hydrocarbon anomaly of K-2 well has same range value as SQp and SQs hydrocarbon anomaly of Offshore Malaysia case. In order that, this study is aimed to identify the distribution of facies, rock property and pore fluid within Kujung I Formation by using prestack simultaneous attribute based attenuation method of SQp and SQs. This study is completed by post stack and prestack 3D seismic and three exploration wells. VpVs ratio and density volume are resulted from simultaneous inversion of all those data. Then, those are calculated to find SQp and SQs. Well based facies analysis results that facies association A composed by limestone and shale and facies association B composed B massif limestone. Most of study area is covered by carbonate platform composed by facies association A while carbonate reef composed by facies association B is situated on southeastern edge of study area. These are well depicted by sweetness map, RMS amplitude map, litofacies map and shale volume map. SQp and SQs method is able to identify the presence of shale facies from reservoir which SQp has a value more than 0.8 and SQs has value ranging from 0.5 to 0.65. Shale volume can be predicted by empirical equation yielding from SQp and shale volume linear relationship (R=0.74). Porosity can be predicted by empirical equation yielding from SQs and porosity linear relationship (R=0.54). Moreover, this method can also discriminate hydrocarbon bearing reservoir from water bearing one which SQp has a value lower than 0.5 and SQs has value ranging from 0.6 to 0.76. Good porosity reservoir and hydrocarbon bearing reservoir distribution is accumulated surrounding of K-2 well with Northeast-Southwest trending. Two prospects are succesfully identified which are situated on Northeastward and Westward of K-1 well by integrating of depth structure map of Kujung I, shale volume map, porosity distribution map, and payzone map. The future development of Kutilang gas field is sugggested by drilling the deeper target reservoir of Kujung I Formation with exploration tail scheme."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>