Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurniawan Richak Kamajaya
"Pada sebuah kabinet ruangan data center, panas diproduksi dari pemakaian energi listrik yang dikonsumsi oleh peralatan IT. Jika panas ini tidak tersirkulasikan dengan benar maka akan menimbulkan kerusakan pada sistem kabinet data centernya. Sebuah sistem AC tunggal/sentral masih dianggap belum mampu untuk mengatasi permasalahan ini dikarenakan area beban pendinginan yang dicakup masih terlalu luas. Maka muncullah sebuah ide untuk menggunakan sebuah AC Presisi portable. Yaitu AC yang penggunaannya dengan cara digantungkan pada masing-masing kabinet data centernya. AC Presisi ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan siklus kompresi uap pada umumnya tetapi memiliki dua kondenser yang bekerja secara parallel, dimana kondenser yang satunya lagi berfungsi sebagai kondenser re-heat. Fungsi kondenser re-heat ini adalah memanaskan kembali udara yang keluar dari evaporator sehingga didapatkan udara yang lebih kering dalam hal kelembapannya. Besarnya aliran refrigeran yang masuk ke kondenser re-heat ini diatur oleh mekanisme bukaan katup.Hal yang akan diujikan dalam eksperimen ini adalah pengaruh Kecepatan putaran kompresor terhadap temperatur dan RH output AC presisi serta COP yang dihasilkan pada masing-masing kondisi Kecepatan putaran. Hasilnya adalah temperatur akan menurun dan RH yang dihasilkan tidak ada perbedaan yang significant dengan kecepatan putaran yang semakin besar. Serta COP sistem juga akan semakin menurun dengan kecepatan putaran kompresor yang diperbesar.AC Presisi Portable ini menggunakan Refrigeran R134a ( C2H2F4 / Tetrafloretan ) sebagai media pendinginnya, serta menggunakan kompresor DC 12 V branded Danfoos.

In a data center cabinet room, the heat produced from electricity consumed by IT equipment. If this heat did not circulated correctly it will cause damage to the system. A single system AC / central still considered not yet able to overcome this problem because the burden of cooling the area covered is too large. So an idea to use a portable AC Precision has been established. This AC Precision has the same principles work with the vapor compression cycle in general, but has two condenser with work in parallel, where the one condenser works as condenser reheat. The function of condenser re-heat is to heating again the air back out of the evaporator so that the air will more dry in relative humity (RH). The amount of flow refrigerant into condenser re-heat is regulated by the mechanism of the valve openings. There are several cases will be tested in this experiment, one of them is the influence of change of velocity and RH output from AC precision and COP values which produced in each condition of the valve. The result is increasing in temperature and RH will be more dry as the velocity of the larger valve. COP system also will be increasing if the valve openings enlarged. This AC Precision Portable uses Refrigerant R134a (C2H2F4 / Tetrafloretan) as the refrigerant, and use the compressor 12 V DC branded Danfoos."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Yudha Bhakti
"Pada sebuah kabinet ruangan data center, panas diproduksi dari pemakaian energi listrik yang dikonsumsi oleh peralatan IT. Jika panas ini tidak tersirkulasikan dengan benar maka akan menimbulkan kerusakan pada sistem kabinet data centernya. Sebuah sistem AC tunggal/sentral masih dianggap belum mampu untuk mengatasi permasalahan ini dikarenakan area beban pendinginan yang dicakup masih terlalu luas. Maka muncullah sebuah ide untuk menggunakan sebuah AC Presisi portable. Yaitu AC yang penggunaannya dengan cara digantungkan pada masing-masing kabinet data centernya. AC Presisi ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan siklus kompresi uap pada umumnya tetapi memiliki dua kondenser yang bekerja secara parallel, dimana kondenser yang satunya lagi berfungsi sebagai kondenser re-heat. Fungsi kondenser re-heat ini adalah memanaskan kembali udara yang keluar dari evaporator sehingga didapatkan udara yang lebih kering dalam hal kelembapannya. Besarnya aliran refrigeran yang masuk ke kondenser re-heat ini diatur oleh mekanisme bukaan katup.
Hal yang akan diujikan dalam eksperimen ini adalah pengaruh dari bukaan katup terhadap temperatur dan RH output AC Presisi serta COP yang dihasilkan pada masing-masing kondisi bukaan katup. Hasilnya adalah temperatur akan meningkat dan RH yang dihasilkan akan semakin kering seiring dengan bukaan katup yang semakin besar. Serta COP sistem juga akan semakin meningkat dengan bukaan katup yang diperbesar. AC Presisi Portable ini menggunakan Refrigeran R134a ( C2H2F4 / Tetrafloretan ) sebagai media pendinginnya, serta menggunakan kompresor DC 12 V branded Danfoos.

In a data center cabinet room, the heat produced from electricity consumed by IT equipment. If this heat did not circulated correctly it will cause damage to the system. A single system AC / central still considered not yet able to overcome this problem because the burden of cooling the area covered is too large. So an idea to use a portable AC Precision has been established. This AC Precision has the same principles work with the vapor compression cycle in general, but has two condenser with work in parallel, where the one condenser works as condenser reheat. The function of condenser re-heat is to heating again the air back out of the evaporator so that the air will more dry in relative humity (RH). The amount of flow refrigerant into condenser re-heat is regulated by the mechanism of the valve openings.
There are several cases will be tested in this experiment, one of them is the influence of valve openings to the temperature and RH output from AC precision and COP values which produced in each condition of the valve. The result is increasing in temperature and RH will be more dry as the openings of the larger valve. COP system also will be increasing if the valve openings enlarged. This AC Precision Portable uses Refrigerant R134a (C2H2F4 / Tetrafloretan) as the refrigerant, and use the compressor 12 V DC branded Danfoos.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50779
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinambela, Hotdian
"ABSTRAK
Mobil listrik merupakan salah satu teknologi yang diciptakan untuk mengurangi resiko polusi yang menyebabkan pemanasan global. Sistem AC sangat dibutuhkan untuk menciptakan kenyamanan bagi penggunanya dan sistem AC sangat dibutuhkan terutama pada mobil di negara-negara yang beriklim tropis. Untuk itu pada mobil listrik nasional yang dibuat oleh Universitas Indonesia akan dibuat sistem AC dengan menggunkan kompresor BLDC. Dalam pembuatan sistem AC dibutuhkan perhitungan beban pendinginan. Dimana dalam penelitian ini akan dilakukan perhitungan pembebanan pendinginan pada molina UI dan juga pemilihan jenis kompresor yang akan digunakan pada molina UI. Kemudian sistem AC yang telah dirancang dan dibuat akan dilakukan pengujian performanya. Dalam pengujian performa akan dilakukan pengukuran temperatur dan kecepatan aliran dari saluran AC molina. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi distribusi temperatur dan aliran pada kabin molina. Selain itu juga akan dilakukan pengukuran terhadap konsumsi sistem AC molina dengan menggunakan kompresor BLDC. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsumsi maksimal dan tingkat konsumsi rata-rata sistem AC tersebut. Berdasarkan penelitian ini maka diketahui besarnya beban pendinginan pada molina UI adalah 2894,12 Watt (9875,15 Btu/hr), konsumsi energi rata-rata sistem AC molina UI tanpa inverter adalah berkisar 540 hingga 857,3 Watt dan nilai efisiensi inverter adalah berkisar 84,7% hingga 89,4%.
ABSTRACT
The electric car is one technology that is designed to reduce the risk of pollution that causes global warming. Air conditioning system is needed to create comfort for its users and air conditioning system is needed especially for the car in tropical countries. Therefore, the national electric car made by the University of Indonesia will be using BLDC compressor for the air conditioning system. Cooling load calculation is required in the manufacture of air conditioning system. Where in this research will be calculated the cooling load of molina UI and also selected the compressor that will be used in the air conditioning system of molina UI. Then the air conditioning system that has been designed and created will be tested for its performance. In the performance test, temperature and flow velocity of molina air conditioning duct will be measured. Then proceed with the simulation of the temperature distribution and air flow in the molina cabin. Moreover, the energy consumption of molina air conditioning systems that is using a BLDC compressor will also be measured. The test is performed to determine the maximum level of energy consumption and the average level of energy consumption on the molina air conditioning system. Based on this research it is known that the magnitude of the cooling load on molina UI is 2894.12 Watt (9875.15 Btu / hr), the average energy consumption of air conditioning systems molina UI without the inverter is in the range 540 to 857.3 Watts and the efficiency of the inverter is in the range 84.7% to 89.4%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Efisiensi energi pads sistem tata udara dapat dicapai dengan menurunkan beban pendinginan pada gedung tanpa menghilangkan kenyamanan penghuni ruangan. Dengan menghitung besarnya beban pendinginan dari gedung, akan dapat diketahui berapa besarnya kapasitas sistem tata udara yang dibutuhkan oleh gedung. Bila perolehan beban pendinginan lebih besar dari kapasitas yang tersedia akan dilakukan tahap - tahap konservasi energi untuk menurunkan beban pendinginan sehingga dapat dihasilkan penghematan konsumsi energi listrik untuk sistem rata udara. Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik (FIST) Universitas Indonesia mempunyai persentase terbesar dalam pemakaian energi sistem tats udara. Untuk itu pada penulisan ini akan dicari peluang penghematan energi iistrik pada sistem tata udara melalui perhitungan beban pendinginan dan mengupayakan tahap ? tahap penurunan besarnya beban pendinginan yaitu dengan cara menaikkan suhu ruangan menurut standar yang ditetapkan, penambahan isolasi pada dinding ruangan yang dikondisikan dan pengurangan jumlah lampu yang tidak diperlukan . Hasil yang didapat dari tahap - tahap penghematan ini menghasilkan penurunan beban pendinginan sampai 54,44% dan kapasitas pendingin menjadi 54,95 % untuk keseluruhan gedung di FISIP UI."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Abdon Jonas
"Penelitian ini berfokus pada perancangan pengendali Adaptive Model Predictive Control (MPC) atau MPC Adaptif pada sistem tata udara presisi atau Precision Air Conditioning (PAC) untuk mengendalikan termperatur dan kelembapan relatif, keluaran PAC tersebut, agar sesuai dengan yang diinginkan. PAC yang dikendalikan ini akan digunakan sebagai pendingin kabinet-kabinet yang ada di ruang pusat data (data center) sebuah perusahan telekomunkasi. Untuk itu, diharapkan keluaran dari PAC yang sudah dikendalikan berada pada kisaran 20°C hingga 22°C untuk temperaturnya dan 40% - 55% untuk kelembapan relatif (RH)-nya. Namun, penelitian ini masih pada tahap perancangan pengendali untuk temperatur saja.
Pengendali MPC Adaptif yang dirancang adalah pengendali MPC dengan constraint yang memanfaatkan identifikasi rekursif. Dengan demikian, masukan MPC berupa parameter ruang keadaan akan di-update secara rekursif melalui tahap identifikasi sehingga mampu menghasilkan nilai keluaran sistem yang lebih baik untuk setiap updateannya.
Identifikasi yang dilakukan adalah menggunakan algoritma PO-MOESP rekursif. Adapun pengendali MPC Adaptif yang dirancang masih menggunakan model SISO (single input single output), dimana hanya masukan kompresor dan keluaran temperatur yang diukur, sementara masukan kipas dijaga konstan dan keluaran kelembapan relatifnya diabaikan. Sebelum MPC Adaptif diterapkan, terlebih dahulu dirancang pengendali MPC dengan constraint untuk identifikasi offline, dan apabila hasil keluarannya sudah sesuai dengan yang diinginkan, maka pengendali MPC tersebut akan digabungkan dengan identifikasi rekursif.
Pengendali MPC Adaptif yang dirancang masih menggunakan m-file. Akan tetapi, program m-file ini bisa diaplikasikan untuk sistem MIMO (multi input multi ouput). Pengendali yang didesain diharapkan mampu menjamin kestabilan sistem dengan error yang cenderung lebih kecil dibandingkan pengendali MPC biasa, serta mampu menjaga kestabilan temperatur apabila direalisasikan pada PAC.

This research focuses on Adaptive MPC Design for Precision Air Conditioning (PAC) in order to control the temperature and the relative humidity produced by PAC on desired interval. This controlled PAC would be utilized as air conditioner for cabinets in data center for telecommunication. Therefore, the controlled PAC is expected to produce temperature within 20°C - 22°C and relative humidity within 40% - 55%. Nevertheless, this research is still focusing on controlling the temperature, whereas on controlling relative humidity would be in further research.
The proposed adaptive MPC is designed by integrating recursive identification on MPC with constraint. Thus, Inputs (state variables) for MPC is updated recursively by online identification which is expected to produce better output for each update.
Identification itself implements recursive PO-MOESP algorithm for SISO (single input single output) by measuring the compressor as the input and temperature as the output, whereas the fan (input) is made constant and the relative humidity (output) is neglected. MPC with constraint for offline identification is firstly designed before implementing it with online identification. Online identification would be integrated to modeled MPC only if the modeled MPC for offline identification produces desired output.
The proposed adaptive SISO MPC is designed using m-file program in Matlab. Nevertheless, the m-file program is also applicable for MIMO (multi input multi output) system. The designed controller is expected to minimize the error and to guarantee the stability of the system. Besides, the designed adaptive SISO MPC is also expected to be able to control the temperature when it's embedded to PAC system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Victor
"Sistem tata udara presisi merupakan sistem multivariabel yang mempunyai beberapa masukan dan keluaran (MIMO). Hal ini menyebabkan mencari model fisik dari sistem ini menjadi relatif sulit. Sehingga diperlukan identifikasi sistem yang bersifat black box. Selain itu, dibutuhkan identifikasi model yang bersifat adaptif, sehingga model yang didapat lebih baik dalam merepresentasikan sistem tata udara presisi.
Identifikasi model ruang keadaan multivariabel pada sistem tata udara presisi dilakukan dengan menggunakan metode 4SID. Sistem tata udara presisi direpresentasikan dalam model linear dan sistem tidak linear. Model linear didapat dari model ruang keadaan, sedangkan sistem tidak linear didapat dari persamaan matematis sistem tersebut. Metode 4SID yang digunakan adalah MOESP rekursif dan PO-MOESP rekursif. Setelah didapat model ruang keadaan menggunakan kedua metode tersebut, selanjutnya dilakukan tes validasi dari model ruang keadaan yang didapat. Parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat validasi identifikasi adalah menggunakan nilai kesalahan (Jee). Selain itu, pada penelitian ini juga dituliskan hasil identifikasi model ruang keadaan menggunakan metode linearisasi dan N4SID offline.
Hasil identifikasi secara offline yang terbaik dari model linear yang dilakukan adalah menggunakan metode N4SID. Untuk identifikasi secara rekursif, metode MOESP rekursif dan PO-MOESP rekursif pada penelitian ini belum dapat merepresentasikan sistem tidak linear. Metode-metode identifikasi rekursif ini relatif baik dalam mengidentifikasi model tidak linear dari sistem tata udara presisi berdasarkan nilai kesalahan (Jee). Pada penelitian ini, MOESP rekursif untuk identifikasi model linear menghasilkan model yang lebih baik disbanding PO-MOESP rekursif berdasarkan nilai kesalahan (Jee) juga.

Precision Air Conditioning System is a multivariable system with multi input and multi output (MIMO). It makes difficult to find out physical model of this system. Therefore, it is necessary to identify system using black box model. Besides, it is also necessary to identify model adaptively, so that it could represent the system better.
Identification of multivariable state space model in precision air conditioning system uses 4SID method. PAC system is represented by linear model and nonlinear system. Linear model of PAC is formed by state space model, and nonlinear system is formed by mathematical modeling of such system. 4SID methods that used are recursive MOESP and recursive PO-MOESP. After state space model is formed, the state space model is validated. Parameter that used for this validation is lost function (Jee). In this research, there are also identifications of state space model using linearization method and offline N4SID method.
The best result of offline identification of linear model in this research is N4SID method. In recursive identification, recursive MOESP and recursive PO-MOESP could not represent nonlinear system well. These recursive algorithms could represent linear model well based on criterion of lost function (Jee). In this research, the result of recursive MOESP identification is better than recursive PO-MOESP based on criterion of lost function (Jee) also.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S188
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devri Arif Nurdiansyah
"Beban pendinginan sangat memegang peranan penting dalam nienciptakan kondisi ruangan yang nyaman. Untuk mendapatkan kondisi yang nyaman maka dibutuhkan suatu perhitungan beban pendinginan yang optimal dan akurat. Dalam melakukan perhitungan harus memakai metode perhitungan yang sudah diakui banyak negara seperti Carrier dan ASHRAE. Di dalam perhitungan itu sendiri semua langkah-langkah perlu diperhatikan untuk menghindari hasil yang tidak memuaskan sebab ini akan berpengaruh dalam hal segi biaya dan pemilihan alat.
Pada kasus ini, penulis mencoba melakukan perhitungan beban pendinginan menggunakan metode Carrier secara manual dan metode ASHRAE melalui program Bamaload. Hasil yang didapat dari kedua metode tersebut pasti akan terdapat perbedaan namun perbedaan diantaranya tidak boleh terlalu besar karena perhitungan dasar kedua metode tersebut sama. Perbedaan-perbedaan yang terjadi disebabkan pendekatan yang digunakan kedua metode tersebut sedikit berbeda. Analisa terhadap kedua metode tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui dimana ietak perbedaannya. Selain beban pendinginan, perencanaan ducring dan pemipaan juga memegang peranan penting dalam menciptakan kenyamanan dalam ruangan karena disini akan diketahui berapa banyak jumlah udara dan air dingin yang dibutuhkan.
Penulis mencoba menggunakan metode equal-friction dalam merencanakan ducting dan pemipaan. Proses yang terdapat pada perencanaan ducting mencakup penentuan dimensi ducting, kapasitas udara tiap diffuser dan grille dan juga perhitungan tekanan statis total. Pada perencanaan pemipaan, proses yang terdapat didalamnya rnencakup penentuan dimensi pipa dan perhitungan head total. Perhitungan head lolal dibutuhkan untuk menghitung daya pompa yang dibutuhkan dalam mensirkulasikan air dingin. Jika salah satu dari perhitungan-perhitungan diatas dilakukan dengan kurang akurat maka tingkat kenyamanan akan berpengaruh.

Cooling load is very important playing a part in creating conybrtness in the room. To get the condition of comfort hence required a cooling load calculation accurately and optimally. ln doing calculation have to use the calculation method which have been confessed by many countries lilfe Carrier and ASHRAE. ln calculation itself all steps require to be paid attention to avoid result of dissatisfactory, this cause will have an effect on in the case of operating cost and equipment selection.
At this case, the writer tty to calculate cooling load by using Carrier method manually and Bamaloaa' program (ASHRAE method). The result gotten for both method surely will have the dwerences but may not toofar because both the method have some basic calculation. The difference.: appear caused by approach both method is dyjferent. Analysis for both method need to be done to know where its dWrence. Besides cooling load ducting and pipe design also play a part important in creating comfortness in room because we will lcnow how many amount of cool water and air which required.
Writer try to use equal fiction method in ducting and puve design. Process found on ducting design include ducting dimension, air capacities every grille and diffuser and also total static pressure calculation. At pipe design, the process include phoe dimension and total head calculation. Total head calculation is needed to calculate pump energy which is required in circulating cool water. iff one of the calculation above done with less accurate hence comfortness will have an eject on.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Irfanto
"Tugas sarjana ini berisi rancangan sistem tata udara ruang produksi obat sterl P.T. Bristol Myers Squibb Indonesia. Sistam tata udara dirancang dengan menarapkan konsep dasar rqang barsih. Hal ini dimaksudkan agar obat yang sedang da1arn prosas produksi tidak terkontaminasi oleh partikel melayang (airborne particle) yang ada di udara, baik barupa bakteri maupun partikel padat.
Kondisi udara dalam ruangan (konsentrasi partikel, temperatur, keIembaban, tekanan ruangan, bentuk aliran udara dan penerangan)
d'ir'anc:a.ng untuk memenuhi persyaratan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang diterbitkan Departemen Kesehatan FLI.
Untuk mencapai kelas kebarsihan yang disyaratkan, udara yang telah dikondisikan daiam unit pengolah udara (AHU) disuplai ke dalam ruangan melalui HEPA filter dan untuk ruangan dengan kelas kebarsihan yang paIing tinggi yaitu dalam ruang pendinginan dan ruang pangisian obat steril dialirkan aliran udara satu arah (Unidirectional Air Flow). Hasil rancangan menunjukkan bahwa dengan manggunakan modal ruang bersih dangan sistem konfigurasi seperti ini dapat dicapai kondisi ruangan dengan tingkat kebersihan keIas I.
"
1996
S36255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>