Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Taufani
"Global warming yang disebabkan oleh meningkatnya kadar CO2 di dalam udara mengakibatkan suhu permukaan bumi memanas. Hal tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk itu perlu suatu cara agar gas CO2 yang akan dilepaskan ke udara dapat ditangkap/disaring. Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk mengurangi CO2 yang dikeluarkan. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Penelitian ini membahas tentang kapasitas adsorpsi CO2 pada karbon aktif.
Dalam penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif komersial (Carbotech). Pengukuran adsorpsi menggunakan metode volumetrik (isotermal) pada temperatur 30ºC dengan tekanan 5 bar dan 7 bar. Variasi tekanan CO2 yang dialirkan akan mempengaruhi kapasitas dan laju penyerapan CO2 pada karbon aktif tersebut. Semakin tinggi tekanan maka kapasitas dan laju penyerapan CO2 juga semakin meningkat. Pada tekanan 5 bar karbon aktif komersial memiliki kapasitas sebesar 23,58 mg/gadsorben, sedangkan pada tekanan 7 bar sebesar 33,64 mg/gadsorben, dengan temperatur isotermal 30ºC.

Global warming caused by increase value of carbon dioxide in the air that contribute heat up temperature of earth. These situations have a dangerous impact to life in the earth. For that, we need some processes in order to carbon dioxide catch before release to the air, adsorption is effective way to reduce carbon dioxide which released. Adsorption is phenomena physics which happen between molecule-molecule gas or liquid to contact with a solid surface. This study discusses the capacity adsorption CO2 at activated carbon.
In this research the activated carbon used is a commercial active carbon (Carbotech). Adsorption measurement use volumetric method (isothermal) at temperatures 30ºC with 5 bar pressure and 7 bar. Variations in pressure CO2 will affect the capacity and the rate of adsorption of CO2 at activated carbon. The higher the pressure, capacity and the rate of adsorption of CO2 are also increasing. Commercial activated carbon has adsorption capacity of CO2 25,82 mg/gadsorbent at 5 bar pressure and 31,28 mg/gadsorbent at 7 bar pressure and 30ºC isothermal temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amru Zauda
"ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang dikenal sebagai bahan adsorben untuk digunakan pada sektor industri pangan maupun non paugan. Selain itu, penggunaan karbon aktif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan.
Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan lingkungan ini, maka pemakaian karbon aktif semakin meningkat.
Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan ketetapan tentang baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan timbal (Pb) maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/liter. Sedangkan ?air PAM? yang tersedia memiliki kandungan timbal maksimum sebesar 0.05 mg/liter. Menyadari hal tersebut, dimulailah penelitian mengurangi timbal dalam ?air PAM? dengan menggunakan karbon aktif granular dengan sistem Batch.
Pada penelitian ini karbon aktif yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu pada temperatur 100℃ selama 24 jam, perlakuan ini dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan karbon aktif. Kemudian karbon aktif yang tetah diaktifasi tersebut digunakan untuk mengadsorb Pb dalam ?air PAM?.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi luas permukaan karbon aktif terjadi peningkatan pada saat sebelum aktifasi dan sesudah aktifasi, yaitu 223.6 m2/gr menjadi 323.5 m2/gr. Kemudian menurun setelah mengalami proses adsorpsi, yaitu sebesar 233.4 m2/gr.
Dari hasil pengujian kapasitas adsorpsi karbon aktif dengan variasi jumlah karbon aktif; menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut mengalami brealdrough (kurva terabosan) pada penambahan karbon aktif sebesar 5.5 gr/liter. Sedangkan pengujian kapasitas adsorpsi dengan variasi waktu kontak, menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi mengalami breaktrough (kuva terobosan) pada waktu kontak 20 jam.
Untuk mengurangi kandungan Pb dalam ?air PAM? dari 0.05 mg/liter menjadi 0.01 mg/liter, maka karbon aktif granular yang dibutuhkan sebanyalc 151 gr/liter.
"
2000
S49030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Maulana Ikhwan
"[Formaldehida merupakan senyawa berbahaya yang terkandung dalam udara indoor dalam bentuk gas. Efek negatif dari menghirup senyawa formaldehida, bagi manusia, bermacam-macam mulai dari bersin-bersin, sakit tenggorokan, keracunan akut, penyakit kulit, hingga kanker. Pada beberapa penelitian sebelumnya senyawa formaldehida dipisahkan dari udara dengan proses adsorpsi. Untuk mengetahui kinerja adsorpsi formaldehida dari udara dengan karbon aktif, dilakukan uji kinerja dengan mengalirkan udara terkontaminasi formaldehida ke dalam kolom berisikan unggun diam karbon aktif. Dalam penelitian ini, kinerja proses diketahui dengan membuat model matematika guna memperoleh kurva breakthrough dengan bantuan software COMSOL Multiphysics 4.4. pada variasi nilai laju alir umpan (40 ml/min – 85 ml/min), konsentrasi awal formaldehida (50 ppm – 200 ppm), serta tinggi unggun karbon aktif (3 cm – 4.5 cm). Selanjutnya, dilakukan simulasi adsorpsi karbon dioksida dari udara untuk mengetahui pengaruh polutan lain terhadap kinerja adsorpsi formaldehida dari udara dengan karbon aktif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah profil konsentrasi formaldehida luaran akan semakin lambat meningkat ketika laju alir umpan semakin rendah, konsentrasi awal formaldehida semakin rendah, dan tinggi unggun karbon aktif semakin tebal. Didapatkan pula bahwa keberadaan polutan lain (karbon dioksida) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja adsorpsi formaldehida dari udara dengan karbon aktif., Formaldehyde is a hazardous chemical substance that is contained in indoor air in gaseous phase. Negative effects of inhaling formaldehyde for human may vary from cough, sore throat, poisoned, skin disease, even cancer. In many other researches, formaldehyde is separated from air by adsorption process. In order to find out the performance of the adsroption column, performance tests are done by flowing formaldehyde-contaminated air to column containing fixed activated carbon bed. In this research, the process performance is studied by developing a mathematical model to produce breakthrough curves of the adsorption process using COMSOL Multiphysics 4.4. at various gas flow rate (40 ml/min – 85 ml/min), initial conentration of formaldehyde (50 ppm – 200 ppm), and activated carbon bed depth (3 cm – 4,5 cm). Then, a simulation of carbon dioxide adsorption is also done to find out how much other pollutant influences the formaldehyde adsorption process. The result from this research is the concentration of formaldehyde in the outflow needs longer time to increase at lower gas flow rate, lower initial concentration of formaldehyde, and higher activated carbon bed depth. Also, the presence of other pollutant (carbon dioxide) in the air does not have significant effect to formaldehyde adsorption from air using activated carbon.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Hidrogen adalah salah satu energi terbarukan yang menjanjikan dan berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil. Namun, aplikasi hidrogen sebagai bahan bakar memiliki kekurangan, yaitu dalam hal penyimpanannya. Dalam suhu kamar dan tekanan atmosfir, hidrogen memiliki rasio energi yang sangat rendah terhadap volumenya jika disimpan dalam bentuk gas sehingga perlu dilakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan metode dan material untuk menyimpan hidrogen terus dilakukan. Sejauh ini metode penyimpanan hidrogen memakai prinsip adsorpsi dengan karbon aktif berbentuk granular sebagai adsorben sangat menjanjikan karena bisa menurunkan tekanan dalam tangki dengan kapasitas penyimpanan yang relatif sama. Pada penelitian ini, karbon aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif berbahan dasar zeolite alam.
Proses pengambilan data dilakukan dengan metode volumetrik dan tipe adsorpsi yang digunakan adalah adsorpsi isotermal. Penyerapan dilakukan pada 3 temperatur berbeda, pertama pada temperatur 35°C dan tekanan mencapai 40 bar, yang kedua adalah pada temperatur 25°C dan tekanan mencapai 40 bar, dan yang ketiga pada temperatur 0°C dengan tekanan mencapai 40 bar. Pada temperatur 35°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01162kg/kg pada tekanan 39.3620 Bar. Pada temperatur 25°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.01991kg/kg pada tekanan 40.2015 Bar. Pada temperatur 0°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.03042kg/kg pada tekanan 39.6427 Bar. Data yang didapat selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan persamaan model Langmuir, Toth, dan Langmuir-Freudlich.

Hydrogen is one of promising and potential new energy sources as the substitute of fossil fuel.But, the application of hydrogen as fuel still has weakness in a storage system. Inroom temperature and atmosphere pressure, hydrogen has a very low energy/volume ratio if the hydrogen is stored in gas phase, so it's needed to do some research about the method and materials to adsorp hydrogen. Nowadays, hydrogen adsorption's method using granular activated carbon as the adsorbent is very promising since can reduce the pressure in cell with the adsorption capacity relatively same as other methods. In this research, the activated carbon which used is natural zeolite.
The method which used in this research is volumetric method and the type of adsorption in this research is isothermal adsorption. The adsorptions in this research are in 3 temperatures, first adsorption in 35oC and the pressure up to 40 bars. Then second adsorption in 25°C and the pressure up to 40 bars, and the third adsorption in 0oC. At temperature 35°C, the hydrogen adsorption is 0.01162kg/kg at 39.3620 Bars. At temperature 25°C, the hydrogen adsorption is 0.01991kg/kg at 40.2015 Bars. At temperature 0°C, the hydrogen adsorption is 0.03042kg/kg at 39.6427 Bars.The Data are corelated with some model equations Langmuir, Toth, and Langmuir-Freudlich.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskih
"ABSTRAK
Bahan pencemar buangan industri Iogam limbah cairnya salah satunya berasal dari proses pengasaman yang mengandung berbagai ion logam diantaranya adalah ion besi dan seng yang juga sering hadir secara bersama-sama dan kehadirannya pada badan air dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan terdegradasinya kualitas air. Aplikasi karbon aktif untuk mereduksi kandungan kedua logam berat adalah salah satu solusi yang diupayakan.
Penelitian adsorpsi ion Fe dan Zn dengan karbon aklif telah dilakukan. Variabel-
variabel operasi yang divariasikan adalah rasio berat karbon aktif dalam larutan, konsentrasi larutan biner dan waktu kontak. Proses adsorpsi larutan Fe dan Zn dilakukan menggunakan adsorben karbon aktif berukuran 0,8 - 1,0 mm melalui sistem batch seiama 24 jam pada kondisi ruangan (T= 28°C, P = 1 atm). Sebelumnya karbon aktif diaktifasi melalui pemanasan pada kondisi vakum T = 105°C, P = 50 mbar dan t = 12 jam. Proses pemanasan ini meningkatkan volume pori mikro dari 0,1067 cm3/gr menjadi 0,1618 cm3/gr dan meningkatkan luas permukaan karbon aktif dari 212,8 m2/gr menjadi 325 m2/gr.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rasio berat karbon aktif pada larutan biner dalam proses adsorpsi batch memberikan peningkatan prosentasi ion Fe dan Zn terserap yang lebih tinggi namun pengaruh peningkatan ini lebih besar pada penyerapan ion Fe. Prosentasi ion Fe terserap oleh karbon aktif dari larutan biner lebih rendah dibandingkan prosentasi rerserapnya dari larutan tunggal karena pada penyerapan dari larutan biner terdapat persaingan penyerapan. Rentang waktu adsorpsi effektif ion Fe dan Zn dari Iarutannya sebelum kesetimbangan adsorpsi tercapai dan waktu yang dibutuhkan untuk melewati baku mutu adalah berbeda untuk kedua adsorbat yang tenggangya berganlung pada konsentrasi awal masing-masing di dalam larutan dan bergantung pada rasio berat karbon aktif pada Iarutan yang digunakan.

"
2001
S49017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuaddilabib Muhammad
"Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang di Indonesia, salah satunya ialah pencemaran lingkungan air oleh zat warna dari industri tekstil dan pakaian. Zat warna merupakan salah satu polutan organik yang keberadaannya sangat berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem air karena dapat menyebabkan keracunan, perubahan mutagenik pada makhluk hidup bahkan kematian. Metode adsorpsi dinilai paling efektif untuk mengurangi pencemaran air dan memiliki berbagai macam adsorben dengan penggunaan dan bahan yang mudah serta memiliki nilai efesiensi tinggi. Pada penelitian ini disintesis karbon aktif berasal dari bahan alam, yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit yang dimodifikasi ukuran porinya menggunakan silika gel bekas sebagai template dan menggunakan gugus sulfonat di permukaannya. Pada penelitian ini sintesis karbon aktif dengan metode hard template dan untuk pori diisi oleh ekstrak silika dari kaolin. Hasil sintesis diaplikasikan sebagai adsorben dengan methylene blue dan rhodamine B dalam air. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM-EDX untuk mengetahui ikatan kimia, morfologi, dan luas permukaan. Aplikasi adsorpsi zat warna methylene blue dan rhodamine B mencapai kapasitas adsorpsi maksimum pada pH 9 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi pada methylene blue dan pada pH 5 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi.

Environmental pollution is one of the problems in Indonesia, one of which is the pollution of the water environment by dyes from the textile and clothing industry. Dyes are one of the organic pollutants whose existence is very dangerous for the environment and aquatic ecosystems because they can cause poisoning, mutagenic changes in living things and even death. The adsorption method is considered the most effective for reducing water pollution and has various kinds of adsorbents with easy use and materials and has a high efficiency value. In this study, activated carbon was synthesized from natural materials, namely empty palm fruit bunches waste which modified its pore size using used silica gel as a template and using sulfonate groups on its surface. In this study, the synthesis of activated carbon was carried out using the hard template method and the pores were filled with silica extract from kaolin. The result of the synthesis was applied as an adsorbent with methylene blue and rhodamine B in water. Synthesis results were characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM-EDX to determine chemical bonding, morphology, and surface area. The adsorption application of methylene blue and rhodamine B dyes achieved maximum adsorption capacity at pH 9 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon on methylene blue and at pH 5 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahfuzhoh Karimah
"Pemilihan jenis adsorben merupakan hal penting dalam proses adsorpsi. Adsorben yang paling sering digunakan adalah karbon aktif karena memiliki luas permukaan yang besar sehingga daya adsorpsinya lebih besar dari pada adsorben lainnya. Pada penelitian pembuatan karbon aktif dari ampas tebu ini dilakukan dengan metode aktivasi menggunakan gas CO2. Dengan laju alir gas CO2 300 ml/menit, 400 ml/menit, dan 500 ml/menit. Aktivasi dilakukan pada temperatur 700 °C, 800 °C,dan 900 °C selama 2 jam. Ampas tebu dipilih karena mengandung karbon yang cukup. Selain itu, ketersediaan ampas tebu melimpah di Indonesia dan sebagai representatif dari sumber daya alam yang terbarukan. Karbon aktif yang diperoleh dikarakterisasi luas permukaannya. Proses dengan aktivasi CO2 ini diharapkan dapat diperoleh karbon aktif dengan luas permukaan yang cukup tinggi sehingga akan membantu dalam proses adsorpsi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi waktu aktivasi dan laju alir CO2, maka luas permukaan yang direpresentasikan dengan bilangan iod semakin meningkat. Luas permukaan karbon aktif tertinggi yang direpresentasikan dengan bilangan iod sebesar 730 mg/g diperoleh dengan aktivasi pada laju alir CO2 sebesar 500 mL/menit dan temperatur aktivasi 900°C.

Selection type of adsorbent is important in the adsorption process. The most commonly used adsorbent is activated carbon because it has a large surface area so that the adsorption energy is greater than the other adsorbents. To study the manufacture of activated carbon from bagasse was carried out by the method of activation using carbon dioxide gas. With CO2 flow rate 300 mL/min, 400 mL/min, and 500 mL/min. Activation is done at a temperature of 700 °C, 800 °C, and 900 °C. Bagasse chosen because they contain enough carbon. Moreover, the availability of bagasse abundant in Indonesia and as a representative of a renewable natural resource. Activated carbon were then characterized its surface area. With carbon dioxide activation process is expected to obtain activated carbon with high surface area that will help in the process of adsorption. The results showed that the higher the activation time and the flow rate of CO2, the surface area represented by the iodine number is increasing. The surface area of activated carbon is represented by the highest iodine number of 730 mg / g obtained by activation of the CO2 flow rate of 500 mL / min and a temperature of 900 ° C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Sudibandriyo
Jakarta: UI-Press, 2013
PGB 0324
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Ngalu, Vincentius Maruli
"Air merupakan salah satu unsur penunjang kehidupan yang keadaannya seringkali diabaikan. Seringkali terjadi pencemaran air yang disebabkan oleh buangan limbah baik dari industri maupun rumah tangga. Pencemaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap manusia, terutama masalah kesehatan. Oleh karena itu periu diadakan pengolahan iimbah, baik dari industri maupun rumah tangga, agar tidak mencemari air. Beberapa parameter tercemamya air antara lain adalah kandungan amonia dalam air dan nilai COD dari air. COD mengukur jumlah senyawa organik dalam air. Semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kanduugan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air. Sedangkan amonia pada kadar tertentu dapat membahayakan manusia.
Untuk mengatasi hal di atas, maka perlu dilakukan suatu usaha untuk mengolah limbah yang nantinya akan dibuang ke badan air, supaya tidak mencemari lingkungan. Proses yang relatif mudah untuk pengolahan limbah adaiah dengan cara adsorpsi. Proses ini dikatakan mudah karena banyaknya media penyerap alam untuk dijadikan adsorben dalam proses adsorpsi. Penelilian ini menggunakan zeolit alam sebagai adsorben, untuk menyerap kandungan amonia dalam limbah. Penelitian terdahulu telah menghasiikan alat adsorpsi berikut dengan pola siklus adsorpsinya.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang memakai larutan amonia teknis sebagai adsorbat, penelitian sekarang menggunakan limbah asli, yaitu air danau UI yang kadar amonianya telah ditingkatkan. Ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh bahan-bahan lain dalam proses adsorpsi amonia. Proses adorpsi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti pola siklus adsorpsi yang dihasilkan dari penelitian terdahulu.
Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa limbah yang diolah dengan mengikuli polar siklus yang ada, tidak semuanya mencapai baku mutu kandungan amonia. Limbah yang mengikuti proses adsorpsi pada seri A, B, C, yang menggunakan 14, dan 5 buah batch ZAL, belum mencapai baku mutu, sedangkan limbah yang diolah pada seri adsorpsi D dan E , yang menggunakan 6 buah batch ZAL telah mencapai baku mum. Untuk limbah yang diolah pada seri adsorpsi A, yang semua batch-nya berisi ZAL barn, kemungkinan dibutuhkan jumlah batch bam sebanyak 4 buah umuk menoapai baku mum amonia. Hal ini menandakan perlunya diadakan penyempurnaan umuk pola siklus adsorpsi yang ada.
Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa zeolit juga dapat menyerap senyawa organik dalam limbah. Ini digambarkan dengan lebih sedikitnya jumlah amonia teradsorp pada batch pertama dibandingkan dengan batch kedua dari proses adsorpsi pada seri A dan C, yang mempunyai kandungan senyawa organik relatif tinggi. Pada batch pertama ini, penurunan senyawa organik terjadi dengan jumlah penurunan cukup besar. Pada batch kedua, hal yang sebaliknya terjadi, dimana penurunan COD kurang signifikan, akan tetapi penurunan konsentrasi amonia terjadi dengan cukup drastis. Fenomena ini menggambarkan bahwa pada saat konsentrasi senyawa organik dalam larutan tinggi, proses adsorpsi amonia menjadi terhalang, dan zeolit lebih cenderung menyerap senyawa organik. Pada saat konsentrasi senyawa organik telah mengalami penurunan, zeolit dapat mengadsorp amonia dengan lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>