Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regina Sari
"Sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia manufaktur dewasa ini menuntut pihak industri untuk melakukan terobosan-terobosan dalam teknologi manufaktur. Standar ISO 6983 (G-Code) untuk saat ini sebagai acuan. Tetapi dalam perkembangannya G-Code yang berbasis machine oriented masih terdapat beberapa kekurangan terutama dalam hal pertukaran informasi. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut diperkenalkan STEP-NC (Standard for the Exchange of Product Data for Numerical Control) melalui standar ISO 14649.
Diharapkan dengan STEP-NC ini kekurangan yang terdapat pada sistem G-Code dapat teratasi. Sedangkan mesin-mesin CNC lama di Indonesia pada saat ini banyak yang tidak mempunyai controller pengenal bahasa STEP-NC, sehingga diperlukan suatu Post Processor untuk dapat mengenal dan menterjemahkan bahasa STEP-NC ke bahasa G-code. Diperlukan bantuan program untuk mengkonversi bahasa tersebut.
Proses pembuatan program ini akan melalui beberapa tahap untuk penyelesaiannya, yakni mapping, pembuatan algoritma berdasarkan rule yang didapat dari hasil mapping, pembuatan program berdasarkan algoritma tersebut serta proses validasi. Program telah melakukan proses mapping dengan baik walaupun masih memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu tetapi sudah mampu menghasilkan file yang berisi data G-Code dan dapat dipakai pada mesin konvensional saat ini.

Nowadays, development on manufacturing world is so fast that demans factory to find new technology. Right now, standar ISO 6983 (G-Code) is used as a form. But in the G-Code development that is basicly machine oriented still have some lack on exchange information. To conquer this problem was introduce STEP-NC (STandard for the Exchange of Product Data for Numerical Control) or ISO 14649.
Hopely with this standard that lack on G-Code can be handled. Although almost old CNC machines in Indonesia right now doesn't have STEP-NC language recognizer controller, so post processor is needed to recognize and translate from STEP-NC language to G-Code language. A need of a program to convert those languages.
Making this program need some steps. That steps are mapping, make algorithm based on rule that get from mapping process, making the program based on that algorithm also validation process. Program have done mapping process with good result altought still have some lack, but it can produce G-Code file and can be used on conventional machine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sopha Candra Marthoni
"Perkembangan pemesinan otomatis dengan machine control unit yang memakai control unit menggunakan ISO 6983 atau lebih dikenal dengan G-Code sudah dipakai selama lebih dari 50 tahun. Sementara perkembangan dalam sistem CAD/CAM mengalami kemajuan yang sangat pesat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut maka dikembangkan suatu standar ISO 14649 atau STEP-NC. Agar format STEP-NC bias digunakan pada pemesinan konvensional maka diperlukan konversi dari STEP-NC ke G-Code.
Pembuatan program konversi ini memerlukan beberapa tahap untuk penyelesaiannya, yaitu : 1. Mapping, mencari korelasi antara struktur STEP-NC dengan struktur pada G-Code 2. Pembuatan algoritma berdasarkan rule yang didapat dari hasil mapping 3. Pembuatan program berdasarkan algoritma tersebut 4. Validasi data dengan beberapa file STEP-NC.
Dari uji validasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa program yang melakukan proses mapping telah berjalan dengan baik, walaupun masih memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu dan sudah mampu menghasilkan file yang berisi data G-Code untuk proses contouring pada proses pemesinan turning.
Walaupun terdapat data losses yaitu antara lain tool data, teknologi proses data, machining function, namun data yang diambil dari STEP-NC untuk G-Codes dalam proses pemesinan turning dapat digunakan untuk pengerjaan proses yang sama.

Over more than 50 years we already use automatic machine that uses ISO 6983 format. Meanwhile there is a major development on the CAD/CAM system. In equalizing with the development of the CAD/CAM system, than a new standard of ISO 14649 or STEP-NC is developed. We need a conversion between STEP-NC to G-Code so that it can be run on conventional machining.
There is several steps on making this software for conversion, they are : 1. Mapping, seeking correlation between STEP-NC and G-Code structures. 2. Make algorithm base on rule from mapping. 3. Making the software base on those algorithms 4. Data validation with several STEPNC file.
We can conclude that the software runs well from the validation testing, although there is still limitation but it can produce a file containing GCode format for contouring process on turning machine.
Although there is losses on data such as tool data, data process technology, and machining function, but still the output of the software can be use on turning machine for the same process.
"
2008
S37368
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Gema Maulid
"Perkembangan teknologi CNC (Computer Numerical Control) pada saat ini begitu pesat, diantaranya dengan dikembangkannya suatu standar ISO 14649 atau lebih dikenal dengan STEP-NC, dengan adanya teknologi ini maka mesin yang menggunakan controller ISO 6983 yang lebih dikenal dengan G-Code tidak bisa digunakan. Maka dari itu dibutuhkan suatu program yang dapat mengkonversi file STEP-NC menjadi G-Code, agar dapat dijalankan pada mesin CNC yang ada pada saat ini.
Pembuatan program dilakukan dengan melalui tahapan sebagai berikut: 1).Proses mapping, yaitu mencari korelasi antara standar G-Code dengan standar STEP-NC. 2). Pembuatan algoritma untuk menghasilkan rule yang akan berguna dalam proses pembuatan program. 3).Pembuatan program berdasarkan algoritma yang sudah dibuat. Dengan tahapan-tahapan yang telah dilakukan program yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan dapat menghasilkan file G-Code untuk fitur round hole pada proses pemesinan turning, walaupun terdapat losses data pada saat proses konversi , losses data tersebut disimpan pada database.

The new technology of CNC (Computer Numerical Control) at the time being is very grow fast. We noted with expanding of ISO 14649 Standard or the popular word is STEP-NC. Through this technology the machine which using ISO 6983 Controller or G-Code cannot used anymore. So that we need program which can convert from STEP-NC file to G-Code, it will be running at the latest CNC machine.
The step for producing of this program is: 1. The Mapping Process is process which make link and match between G-Code Standard and STEP-NC Standard; 2. Algorithm Chart for producing rule of the next further program; 3. Final Program based on the Algorithm Chart.
Through good step by step have done before, the program will be running successfully and it produced G-Code file for round hole shape at turning machining even there is the losses data at the convertion process. The losses data will recorded at database.
"
2008
S37365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ari Handoko
"Perkembangan teknologi CNC begitu cepat, salah satunya adalah teknologi STEP NC, yaitu standar untuk proses manufacturing yang berorientasi obyek atau disebut dengan standar ISOI4649, dengan adanya teknologi ini maka conrroller yang ada pada mesin CNC menjadi tidak terpakai, oleh karena itu dibutuhkan suatu program yang dapat menkonversi tile STEP NC menjadi data G-Code, namun karena banyaknya jenis operasi maka program yang dibuat hanya untuk proses drilling. Pembuatan program diawali dengan proses mapping yaitu menyusun dan mengolah data dari tile STEP NC dengan standar ISOI4649 sebagai acuan, data disusun berdasarkan tingkatan kelas dari kelas terbesar sampai kelas terkecii hal ini dilakukan karena data lerdiri dari banyak entitas dan atribug setelah itu data dicari korelasinya dengan standar G-Code ( lSO6983 ),dan akan dihasilkan suatu aturan baku atau Rule yang berguna dalam proses konversi nantinya, kcmudian untuk rnempermudah pemrograman dibutuhkan suatu aigoritma sehingga program dapat mengambil data yang dibutuhkan dan disimpan didalam database, data dirubah menjadi data G-Code dalam suatu file baru dengan bantuan bahasa pemrograman Visual Basic. Program yang telah dibuat ini masih memiliki keterbatasan, selain itu standar G-Code juga tidak mampu mewakili data yang ada pada STEP NC, schingga perlu dibuatkan simulasinya agar terlihat proses manufaktur yang ada didalam data G-Code."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Prasetya
"Teknologi STEP-NC (ISO 14649) merupakan interface data untuk numerical control yang dikeluarkan untuk mengatasi kekurangan dari teknologi G-Code (ISO 6983). Masalah-masalah yang diakibatkan oleh pemrograman dengan menggunakan G-Code seperti aliran data yang searah antara sistem CAD/CAM dan mesin NC akibat adanya post processor dan berbedanya standar G-Code yang dimiliki oleh masing-masing vendor yang menyulitkan pertukaran informasi, dapat diatasi oleh STEP-NC. Namun perubahan pada numerical control juga harus diikuti oleh perubahan pada kontroler mesin, yang sampai saat ini masih berada dalam tahap pengembangan. Dengan masih dikembangkannya kontroler mesin yang mendukung format STEP-NC, maka penggunaan teknologi STEP-NC masih harus menunggu.
Untuk itu dibuat sebuah software konversi yang dapat mengubah format STEP-NC menjadi format G-Code, sehingga format STEP-NC tetap dapat digunakan tanpa memerlukan perubahan pada kontroler mesin. Pembuatan software konversi dilakukan berdasarkan proses mapping yaitu proses mengurutkan data dalam file STEP-NC dan mencari korelasinya dengan G-Code, untuk mendapatkan aturan baku yang digunakan dalam proses konversi. Data yang didapat dari file STEP-NC disimpan terlebih dahulu dalam database sebelum dikonversi menjadi G-Code. Sehingga ketika proses konversi berakhir data STEP-NC tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam database. Masalah yang muncul dari proses konversi ini adalah adanya data STEP-NC yang tidak terwakili dalam G-Code, karena keterbatasan yang dimiliki oleh GCode. Namun software konversi ini sudah berhasil menghasilkan G-Code dari file STEP-NC berdasarkan hasil dari validasi yang dilakukan.

STEP-NC technology (ISO 14649) is a data interface for numerical control that aim to overcome disadvantage of G-Code technology (ISO 6983). Problems that resulted by G-Code programming like one direction data flow between CAD/CAM system and NC machine due using post processor and different GCode standard between vendors that cause information aren't interchangeable solved by STEP-NC. But changes in numerical control should be followed by changes in machine controller, that still in development process. With machine controller that still in development process, so application of STEP-NC still have to wait.
To overcome that problem a convertion software have been made to convert STEP-NC format to G-Code format, so STEP-NC technology still can be used without machine controller changing. The convertion software is made based on mapping process that is a process to sort STEP-NC file data and search for corelation between STEP-NC data and GCode, to produce fixed rule that used in convertion proces. Data from STEP-NC file stored first into database before converted into G-Code file. So after convertion process STEP-NC data in database not lose. Problems that come from the corvertion process is losses data, because the limit of G-Code. However the convertion software has been succeed to convert STEPNC file into G-Code based on result of validation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Firdaus Nuzulan
"ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh penetrasi impor mesin perkakas terhadap pertumbuhan sektor industri mesin perkakas di Indonesia dengan rentang waktu penelitian selama kurun waktu 1985 - 2014. Metodologi penelitian menggunakan metode Ordinary Least Square OLS . Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penetrasi impor berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan sektor industri mesin perkakas di Indonesia.

ABSTRACT
This study analyses the impact of import penetration of machine tools to machine tools industrial sector growth in Indonesia using data from 1985 to 2014 period. The research methodology using Ordinary Least Square method OLS . The results shows that the increase penetration of import negatively affect to machine tools industrial sector growth in Indonesia."
2017
T47176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jos Istiyanto
"Model data STEP-NC, yang secara formal disebut ISO 14649, merupakan skema antar-muka baru antara CAM dan CNC yang berbasis pada model produk standard internasional (STEP) dan informasi perencanaan proses. Penggunaan model data ini mempunyai pengaruh yang besar pada integrasi rantai CAD-CAM-CNC Akan tetapi implementasi STEP NC pada CNC konvensionaI yang saat ini banyak digunakan, tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan harus mengganti kontroler yang baru, dimana pembuatan kontroller tersebut masih dalam tahap penelitian. Untuk menjembatani perkembangan STEP NC dimasa datang dan pemanfaatan CNC konvensional yang ada saat ini, maka implementasi STEP-CNC dapat dilakukan dengan membuat post processor yang mampu menterjemahkan STEP-NC ke M&G code, tanpa harus mengganti kontroler yang baru. Pada penelitian ini dilakukan perancangan sebuah post processor yang mampu menterjemahkan subset STEP-NC ke M&G code pada proses perrnesinan milting. Perancangan dilakukan dengan melakukan pemetaan antara model data STEP-NC yang berbasis pada ISO 14649-12 dan format M&G code (ISO 6983).Hasil pemetaan diimplementasikan menggunakan bahasa pemprograman visual basic.

STEP-NC data model data, formalized as ISO 14649, is a new interface scheme between CAM and CNC that is based on the internationally standardized product model (STEP) as well as the process plan information. The impact of the new interface scheme is most felt in the CAD-CAM-CNC chain. The implementation of this scheme to the M&G code based conventional CNC, however, needs to install the new controller. At the moment, effort are still being made to design the new controller. Developing postprocessor for translating STEP NC to M&G code is a solution to implement STEP-NC to conventional CNC without controller modification. This paper covers the design of a postprocessor to implement subset of STEP-NC to the M&G conventional CNC for milling operation. The mapping of STEP-NC file text format to M&G code format and the programming implementation using visual basic are presented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iswandi
"Penggunaan mesin deteksi ulir & packing selama ini mengakibatkan filter menjadi reject/rework. Filter reject/rework tersebut dibagi menjadi tiga jenis yaitu : sablon rusak, cat rusak dan body penyok. Setelah dilakukan penelitian dilapangan, ternyata ada dua faktor yang menjadi penyebab filter reject/rework yaitu : kapasitas mesin yang tidak sama sehingga mesin overload dan sistem rnekanik dari mesin deteksi ulir sendiri. Dari permasalahan tersebut dilakukan perancangan mesin deteksi ulir & packing baru untuk menyempumakan mesin deteksi ulir & packing sebelumnya. Desain dikembangkan dari dua faktor penyebab filter reject, prinsip kerjanya masih menggunakan sistem yang lama. Ada empat modiiikasi yang clibuat dimesin baru yaitu : mesin deteksi ulir digabung dengan oven pengering, mesin mengatur incoming filter, rod transfer dibuat atas dan bawah, clamp centering menggunakan sistem roll. Dengan pembuatan mesin sistem mekanik baru hasil modifikasi diharapkan, filter reject /rework bisa berkurang, kelebihan yang lain harganya lebih murah, hanya 44% dari harga mesin sebelumnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Hanantri Thoyib
"Proses desain dari suatu produk manufaktur membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil desain terinci karena terdiri dari banyak tahapan dan setiap keputusan yang akan diambil dalam proses desain mempengaruhi 70-80 dari biaya pengembangan dan manufaktur suatu produk [Hendri DS Budiono,et,all]. Hal ini mendorong upaya keras bagi peneliti untuk mengembangankan metode yang sudah ada melalui estimasi tingkat kerumitan sebelum diputuskan rancangan desain yang terinci. Setiap produk manufaktur memiliki nilai kompleksitas yang menyatakan kerumitan dari produk itu sendiri [El Maraghy dan Urbanic]. Produk manufaktur sebagian besar dibuat dengan melibatkan proses pemesinan seperti proses milling yang sekarang sudah dipermudah dengan adanya mesin Computerized Numerical Control (CNC) . Karakterisasi fitur kedalam enam fitur yang dapat dihasilkan dengan proses milling, yaitu plain, stair, slot, notch, depression, dan pocket diguanakan untuk mempermudah proses penelitian yang dilakukan [Jong-Yun Jung]. Dalam proses pemesinan sendiri terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari setup, proses, dan unloading. Setiap fitur memiliki kerumitan tersendiri pada setiap tahapan. Oleh karena itu deperlukan penelitian untuk mendapatkan model lengkap perhitungan kompleksitas untuk fitur rotational dan non-rotational [Hendri DS Budiono, et al]. Dalam penelitian ini akan dilakukan penghitungan kompleksitas menggunakan metode yang diperkenalkan oleh El Maraghy dan Urbanic mulai dari setup sampai pada unloading untuk setiap fitur yang ada untuk fitur rotational dan non-rotational lalu menjumlahkannya untuk mendapatkan model lengkap kompleksitas dari tiap fitur.

Designing process of a manufacturing product takes a long time to get the detail design because it consist of many step and every decision that was taken in the designing process can affect the cost for development and manufactuing of the product from 70 80 . This push researcher to develop the previous metodes that already exist is needed to get the estimated complexity before the detail design is decided. Every manufacturing product have a value of complexity that represent the complexity of the product. Most of the manufacturing of this products uses milling machining process that is now being simplified by using Computerized Numerical Control CNC . Milling process is charecterized into six feature that are, plain, stair, slot, notch, depression, and pocket to simplified the process of research conducted. There is tree steps in the machining process alone, starting from setup, process, and unloading. Every feature has their own complexity for every steps. Therefore a study is needed to get the complete model for calculating CNC machining process complexity based on rotational and non rotational feature classification. In this research will be calculated the complexity by method that was introduce by El Maraghy and Urbanic from setup till unloading to any existing feature for rotational and non rotational feature then add it up to get the complete complexity model for every feature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Baja perkakas pada saat ini merupakan salah satu material yang penting dalam industri manufaktur terutama dalam proses pembentukan dan permesinan. Oleh karena itu perlu terus dilakukan penelitian untuk mengembangkan baja perkakas tersebut.
Penelitian yang dilakukan adalah mengenai pengaruh perlakuan sub-zero terhadap sifat mekanis dan struktur mikro dari baja perkakas. Perlakuan sub-zero dilakukan untuk mengurangi jumlah anstenit sisa dan meningkatkan kekerasan baja. Penelitian ini dilakukan pada baja perkakas GOA (O1) yang tergolong baja perkakas pengerjaan dingin. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari sampel yang tidak diberi perlakuan sub-zero sebelum tember dengan sampel yang diberi perlakuan sub-zero sebelum temper pada variasi temperatur temper 400, 450, 500, dan 550ºC. Hasil yang didapat berupa hasil dari pengujian kekerasan dengan metode Rockwell C dan pengujian laju keausan dengan metode Ogoshi, serta struktur mikro dari sampel.
Perlakuan sub-zero yang diberikan pada sampel sebelum proses temper dapat meningkatkan nilai kekerasan, dan menurunkan laju keausan baja perkakas GOA (O1). Sebagai perbandingan, pada temperatur temper 400ºC nilai kekerasan sampel meningkat dari 48,46 HRC tanpa perlakuan sub-zero menjadi 51,46 HRC dengan perlakuan sub-zero. Dan laju keausan sampel berkurang dari 8,25x10^-7mm³/mm tanpa perlakuan sub-zero menjadi 7,49x10^-7mm³/mm dengan perlakuan sub-zero. Struktur mikro dari sampel yang diberi perlakuan sub-zero juga menunjukkan distribusi martensit yang lebih homogen dengan butir yang lebih halus, sehingga dapat diperkirakan jumlah austenit sisa telah berkurang dibandingkan dengan sampel yang tidak diberi perlakuan sub-zero."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>