Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169797 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Lesayuti
"Tanah ekspansif merupakan tanah dengan potensi kembang susut yang besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses stabilisasi guna memperbaiki sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Dalam skripsi ini, stabilisasi dilakukan dengan menggunakan campuran semen-pasir dan kapur-pasir. Bahan stabilisasi semen, kapur, dan pasir merupakan material yang umum digunakan dalam stabilisasi tanah. Untuk menguji kekuatan tanah, dilakukan uji California Bearing Ratio (CBR) dan Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI dengan menggunakan sampel tanah yang diperoleh dari Cikarang, Jawa Barat. Hasil data uji CBR dan DCP dikorelasikan sehingga didapat persamaan nilai korelasi CBR-DCP dalam fungsi logaritma. Persamaan yang didapat kemudian dibandingkan dengan persamaan nilai korelasi CBR-DCP pada tanah lempung ekspansif yang tidak distabilisasi.

The expansive soil has potential for developing large shrinkage. Therefore, we need a process of stabilization in order to improve its properties that are not profitable. In this paper, the stabilization is done by using a mixture of cement 'sand and lime' sand. Stabilization material of cement, lime, and sand are material that commonly used in soil stabilization. California Bearing Ratio (CBR) and Dynamic Cone Penetrometer (DCP) test was conducted to observe the soil strength.
Research was conducted at the Laboratory of Soil Mechanics FTUI by using soil samples that taken from Cikarang, West Java. From the result of CBR and DCP test, we can get the equation of the correlation in the logarithmic function. The equation obtained is compared with the correlation equation CBR - DCP on expansive soil that is not stabilized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pudia Prisandhy
"Berdasarkan perilakunya, tanah lempung Cikarang memiliki potensi kembang susut yang tinggi. Untuk mengetahui kekuatan tanah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai uji, salah satunya adalah uji California Bearing Ratio (CBR). Sebagai alternatif cara untuk memperoleh data kekuatan tanah, digunakan uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Uji ini relatif murah, akurat dan cepat serta dapat dikorelasikan dengan nilai CBR.
Penelitian ini dilakukan pada sampel tanah dengan kondisi unsoaked dan soaked. Pemadatan dilakukan dengan cara standard dan modified proctor. Hasil uji CBR dan DCP pada sampel tanah dikorelasikan sehingga didapat persamaan nilai korelasi CBR - DCP. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan penelitian terdahulu.

Based on its behavior, Cikarang clay soil has a swelling and shrinking potential in a large number. There are so many test to know the resistance of the soil. One of the test is California Bearing Ratio (CBR). As an alternative way to get the resistance of the soil, Dynamic Cone Penetrometer (DCP) can be used. This test is relatively inexpensive, accurate, fast and can be correlated with the CBR value.
This research is implemented on soil samples in unsoaked and soaked condition. For the compaction this research uses standard and modified proctor. The results of CBR and DCP test on soil samples will be correlated, so that the correlation values of CBR and DCP can be obtained. Then the correlation is compared with the previous research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahreza
"Skripsi ini membahas korelasi antara nilai CBR dan DCP untuk jenis tanah laterit di Depok. Pada penelitian ini, dilakukan serangkaian pengujian terhadap sampel tanah laterit yang berasal dari tiga lokasi di Depok yaitu Kota Kembang, Beji dan Juanda. Pengujian yang dilakukan mulai dari pengujian sifat fisik hingga pengujian CBR unsoaked dan uji DCP. Data-data hasil pengujian diolah dan dibuat hubungan korelasi nilai CBR unsoaked dan nilai DCP yang diekspresikan dalam fungsi logaritma. Model persamaan korelasi tersebut juga dibandingkan dengan persamaan korelasi dari penelitian lain yang dilakukan di Indonesia.

This thesis discusses the correlation between the value of CBR and DCP for laterite soil type in Depok. In this study, conducted several tests on laterite soil samples from three locations in Depok, they are Kota Kembang, Beji and Juanda. The conducted test is ranging from physical properties tests to CBR unsoaked tests and the DCP tests. Test result datas are processed and maded the correlation of CBR unsoaked values and DCP values that expressed in logarithmic function. Correlation equation model is also compared with the correlation equation from other studies that conducted in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
"Skripsi ini membahas korelasi antara nilai CBR dan DCP untuk jenis tanah gambut Berengbengkel, Palangkaraya. Uji CBR merupakan uji yang sudah sangat dikenal secara umum khusunya pada pembuatan jalan raya dan timbunan tanah. Namun, uji CBR ini memiliki beberapa kekurangan. Untuk itu, digunakan DCP sebagai pengganti uji CBR. Penelitian yang pernah dilakukan, menghasilkan grafik korelasi nilai antara CBR dan DCP dengan perhitungan yang berbeda. Pada penelitian ini, akan dicari perhitungan korelasi nilai CBR dan DCP pada tanah gambut yang mendekati nilai CBR yang sebenarnya. Data didapatkan dengan pemadatan tanah, uji CBR laboratorium dan dilanjutkan dengan DCP yang keseluruhan kegiatannya berada di dalam laboratorium. Dari hasil analisa data, didapat perumusan nilai korelasi yang terjadi dalam fungsi logaritma. Dari perhitungan tersebut, diperoleh nilai CBR rata-rata dari tiap kadar air dengan nilai yang mendekati dengan kondisi sebenarnya.
This paper discuss about the correlation between the CBR and DCP value for peat soil that come from Berengbengkel, Palangkaraya. The CBR test is well known in road construction and for embankment of soil. But, the CBR test has some disadvantages. On the other hand, we can use DCP test than CBR. Research that has been done in the past, has produce correlation graphic between CBR and DCP value with various calculations. In this research, we will find the correlation of CBR and DCP value in peat soil that close to the real CBR value. Output data is made from compaction of the soil, CBR laboratory test, and then continued with DCP test. From the analysis of the data, we can get calculation of the correlation in the logarithmic function. From this calculation, we can get the CBR value of every water content which the value is almost the same with the real condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50535
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagaskara Kusuma
"Skripsi ini merupakan studi terhadap kuat daya dukung tanah dengan menggunakan kaolin sebagai bahan campuran terhadap tanah merah. Pengaruh penambahan bubuk kaolin mesh 325 pada tanah merah depok dapat memodifikasi nilai CBR. Dengan pengujian pemadatan proktor yang dimodifikasi diketahui perubahan tingkat kepadatan dengan penambahan kaolin membuat nilai CBR naik secara proporsional hingga kadar tertentu. Hubungan uji CBR yang umum dipakai sebagai parameter prediksi kekuatan tanah, dengan uji DCP yang menghasilkan profilisasi tanah terhadap ketahanan penetrasi dapat dibandingkan langsung melalui korelasi rumusan empiris dalam fungsi logaritma. Dimana dalam penelitian ini didapatkan nilai korelasi dengan dua kondisi yaitu unsoaked dan soaked.

This paper is study about soil bearing capacity by using kaolin as an ingredient mixture of red soil. Effect of the addition of 325 mesh powdered kaolin on depok red soil can modify the value of CBR. By testing with modified proctor compaction known changes in the level density with the addition of kaolin to make CBR value increased proportionally to certain degree. CBR test relationship which is commonly used as parameter with predictive parameter soil strength, with the DCP test that produces soil profiling for penetration resistance can be compared directly through the formulation of empirical correlations in the logarithm function. In this study will be gained the correlation value with two conditions, unsoaked and soaked."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50573
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Farlandi Astianto
"Seiring peningkatan kebutuhan infrastruktur yang maju disertai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan, tidak dapat dihindari pembangunan konstruksi di atas lahan gambut. Penelitian ini bertujuan menganalisa nilai CBR dan nilai DCP tanah gambut daerah Kecamatan Kayu Agung, Sumatera Selatan pada kondisi unsoaked, terhadap penambahan mikroorganisme selulolitik potensial asli.
Pada penelitian ini dilakukan metode pencampuran secara konvensional dengan alat penyemprot dengan volume pencampuran (satuan liter) sebanyak 10% dari berat tanah (satuan kg). Setelah dilakukan fermentasi selama 30 dan 45 hari terjadi peningkatan nilai CBR unsoaked dan penurunan nilai DCP unsoaked dari kondisi asli namun perubahan yang terjadi tidak signifikan.

Along with the increase of advanced infrastructure needs and application of green science and technology, constructions on peatland is undeniable. This research aims to increase CBR value and to decrease DCP value for improving support capability of peat soil. Addition of potential cellulolytic potential microorganisms is a kind of natural solution for faster improvement on mechanical property of peat soil.
In this research, the mixing is conventionally by using sprayer with microorganisms volume as much as 10% of soil mass (in litre unit). After fermentation of 30 and 45 days, it shows increase of CBR value and decrease of DCP value from its initial condition yet the results obtained is still in bad condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Briman
"Lempung serpih merupakan salah satu jenih tanah yang memiliki daya dukung buruk, sehingga mengakibatkan konstruksi yang dibangun diatasnya mudah rusak atau rubuh akibat dari proses kembang susut yang berulang setiap perubahan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Sudah banyak dilakukan penelitian untuk memperbaiki sifat tanah lempung serpih dengan mencampur bahan kimia namun hal tersebut tidak ramah terhadap lingkungan sekitar. Bahan alam merupakan alternative yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini bahan stabilisasi ialah Pasir tras yaitu bahan alam yang bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu batako, industri semen dan campuran bahan bangunan. Ada 5 variasi persentase pasir tras yang ditinjau untuk mendapatkan persentase yang efektif. Persentase efektif ini akan digunakan sebagai campuran untuk melihat seberapa besar pengaruh pasir tras terhadap kekuatan tanah melalui pengujian CBR.

Clay Shale is one of the soil types that has low bearing capacity, so that the construction built on it easly collapsed or damaged by swelling and shrinkage processes every time dry season changes into rainy season also the opposite. Many researchs have been conducted to improve the properties of clay shale by mixing chemicals but it is not friendly to the environtment. Natural materials are environmentally friendly alternatives. In this research stabilization material is sand tras, which is natural material that can be ingredients of brick making, cement industry and a mixture of building materials. There are 5 variation in the percentage of sand trass covered for an effective percentage. This effective percentage will be used as an alloy to see how much sand tras affects the forces of the clay shale soil’s through the CBR test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Sanjaya
"Dalam perkembangan daerah yang memiliki jenis lapisan tanah gambut, perkembangan di daerah-daerah tersebut tergolong lambat karena areal gambut tersebut kurang diperhatikan karena tidak menarik secara ekonomi dan dalam pekerjaan konstruksinya tergolong pekerjaan sulit. karena tanah gambut memiliki kandungan air yang tinggi dengan kapasitas dukung tanah yang rendah dan harus menggunakan metode yang khusus dalam pekerjaan konstruksinya. . Stabilisasi tanah adalah upaya memperbaiki mutu tanah yang tidak baik ataupun meningkatkan mutu dari tanah tersebut. Stabilisasi yang kini sedang dalam tahap perkembangan adalah penggunaan metode bioremediasi yaitu dengan menggunakan mikroorganisme alami. Pada studi ini dilakukan analisis terhadap jenis cairan mikrorganisme EM4 yang berhasil digunakan untuk industri pertanian dalam pengomposan/penguraian.

A developmental city that has peat soil mostly has slower development if we compare with another city. It is because peat soil do not has attention enough on economic and the construction work at peat soil dificult to build. It is because peat soil contain a lot of water with low bearing capacity. As for that, peat soil has particular method for construction. Soil stabilitation is one of method that can fixing soil capacity or improve low soil capacity. Soil stabilitation that has developed now is using bioremediation method that is use natural microorganism. In this study conducted analysis of EM4 microorganism fluid that already use for agriculture industry for composting decompotition. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S70316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Barto Hendricho
"Lempung ekspansif adalah lempung yang memiliki sifat khusus yaitu kapasitas pertukaran ion yang tinggi yang akan mengakibatkan lempung jenis ini memiliki potensi pengembangan yang cukup tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Kadar air bertambah, tanah lempung ekspansif akan mengembang (swelling) disertai dengan kenaikan tekanan air pori dan tekanan pengembangannya (swelling pressure). Sebaliknya, jika kadar air turun sampai dengan batas susutnya, lempung ekspansif akan mengalami penyusutan yang cukup tinggi. Tanah lempung ekspansif ini adalah tanah yang memiliki sifat-sifat yang buruk dan sering merugikan pekerjaan konstruksi diatasnya. Sifat-sifat tanah yang buruk dan merugikan pada tanah lempung ekspansif ini antara lain plastisitas yang tinggi, kekuatan geser yang rendah, kemampatan atau perubahan volume yang besar dan potensi kembang susut yang besar, hal ini tentu sangat merusak bagi konstruksi diatasnya.Pada penelitian ini sampel tanah yang akan diuji adalah sampel tanah lempung ekspansif yang diambil dari daerah Lippo Cikarang, Jawa Barat. Sampel tanah yang diuji ini merupakan sampel tanah disturbed, dimana sampel tanah diambil dengan menggunakan karung, sehingga diasumsikan sudah terganggu, atau sampel tanah yang diambil sudah termodifikasi dan tidak sesuai dengan struktur asli tanah dilapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik tanah ekspansif. Penelitian ini difokuskan terhadap pengamatan potensi kembang susut tanah ekspansif baik sebelum mengalami pencampuran maupun setelah ditambahkan bahan additif sebagai bahan stabilisasi. Stabilisasi yang dilakukan denganpencampuran pasir dan semen atau campuran pasir dan kapur. Bahan stabilisasi yang digunakan pasir, semen dan kapur, diberikan variasi kadar campuran, pasir 10% dan semen kapur 5%, 10% dan 15%. Pada penelitian ini digunakan dua jenis pemadatan, standar proctor dan modified proctor, hal ini bertujuan untuk membandingkan sejauh mana pengaruh jenis pemadatan pada besarnya potensi pengembangan tanah asli maupun campuran yang akan diuji swelling. Hasil dari pemadatan berupa kadar air optimum dan berat isi kering (dry density) akan digunakan dalam pencetakan sampel untuk uji swelling. Uji swelling yang dilakukan menggunakan dua alat uji, yaitu perangkat alat consolidometer test dan perangkat alat swelling pressure test (geonor). Dilakukan uji swelling dengan menggunakan dua alat untuk mendapatkan korelasi keduanya, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.Sebelum dilakukan uji pengembangan (swelling test) untuk tanah campuran akan dilakukan pemeraman, pemeraman yang dilakukan adalah final curing dimana pemeraman dilakukan setelah sampeL hasil uji compaction dicetak dengan menggunakan kadar air optimum. Variasi waktu pemeraman untuk tanah campuran adalah 0, 4, 7, dan 14 hari, pemeraman dilakukan didalam desikator kaca yang memiliki kadar air dan kadar suhu yang tetap, sehingga diasumsikan tidak mempengaruhi kadar air sampel yang sedang diperam.
Pada perubahan kenaikan dry density dari dua jenis pemadatan, standar proctor dan modified proctor, kenaikan dry density tanah asli ataupun campuran yang dipadatkan dengan modified proctor lebih besar dibandingkan standard proctor. Jika dikorelasikan dengan potensi kembang susut tanah, semakin besar nilai dry density, maka akan semakin kecil potensi kembang susut (swelling potensial dan swelling pressure) tanah.Untuk uji swelling, variasi campuran yang diuji adalah tanah asli, tanah dengan campuran 10% pasir dan 15% semen, dan tanah dengan campuran 10% pasir dan 15% kapur. Digunakan kadar 15% campuran semen dan kapur karena kadar ini lebih efisien dalam peningkatan nilai-nilai sifat fisik tanah lempung ekspansif, yaitu kenaikan nilai Specific Grafity, penurunan indeks plastisitas, dan peningkatan ukuran gradasi butiran tanah jika dibandingkan dengan kadar campuran 5%, 10% semen atau kapur. Pada penelitian yang dilakukan variasi waktu pemeraman (final curing) didapat kesimpulan bahwa waktu pemeraman pada campuran sangat mempengaruhi besarnya nilai pengembangan tanah, semakin lama suatu campuran diperam, maka semakin kecil pula potensi pengembangan dan tekanan pengembangannya. Hal ini terlihat jelas pada grafik penurunan potensi pengembangan (swelling potential) dan tekanan pengembangan (swelling pressure). Dari uji pengembangan yang dilakukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil yang didapat dari alat consolidometer dan alat geonor. Nilai potensi pengembangan paling kecil, atau penurunan pengembangan paling besar (efektif) jika dibandingkan dengan tanah asli terdapat pada pemeraman 14 hari. Hal ini karena bahan campuran (kapur dan semen) butuh waktu untuk bereaksi dengan partikel kimia dan air yang terkandung didalam tanah, dengan pemeraman 14 hari maka reaksi kimia yang terjadi antara partikel tanah dan partikel zat kimia pada bahan stabilisasi sudah bereaksi lebih sempurna dibandingkan dengan pemeraman 7 hari dan 4 hari. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan pasir, kapur dan semen sangat efektif dalam mengurangi potensi pengembangan dan tekanan pengembangan tanah ekspansif, hal ini akan lebih efektif lagi jika diberikan waktu pemeraman setelah tanah dicampur dan dipadatkan sebelum diuji.

Expansive clays are clays that have special properties, namely high ion exchange capacity which will result in this type of clay has a high potential for Swelling if there is a change of water content. Increased water content, expansive clays will swell (swelling) accompanied by a rise in pore water pressure Swelling and pressure (swelling pressure). Conversely, if the moisture content down to the limit susutnya, expansive clays will have a fairly high shrinkage. This expansive clay soils have the properties of a poor and often detrimental to construction work on it. Soil properties and harm the poor in this expansive clays, among others, high plasticity, low shear strength, congestion or a large volume change and shrinkage of a large Swelling potential, it is certainly very damaging for the construction thereon. In this study soil samples to be tested is expansive clay samples taken from the Lippo Cikarang, West Java. A soil sample tested was a sample of disturbed soil, where soil samples taken using the bag, so it is assumed to already disturbed, or soil samples are taken and not modified in accordance with the original structure of the soil in the field.
This study aims to improve the physical properties and mechanical expansive soil. The study focused on observations of soil shrinkage potential of expansive Swelling both prior to and after mixing the additive material is added as a stabilizing agent. Stabilization is performed by mixing sand and cement or a mixture of sand and lime. Stabilizing agent used sand, cement and lime, given variations in levels of the mixture, 10% sand, cement and lime 5%, 10% and 15%. In this study used two types of compaction, standard proctor and modified proctor, it aims to compare the extent of the influence of type of compaction on the magnitude of the potential Swelling of the original soil or mixture to be tested swelling. The results of compaction of the optimum moisture content and dry weight (dry density) will be used in the compacted of test samples for swelling. Swelling test is performed using two tests, namely the test tools and software tools consolidometer swelling pressure test (geonor). Swelling test performed by using two tools to get the correlation of the two, and get more accurate results. Prior to the test Swelling (swelling test) for the soil mix will be done curing, curing is carried out is the final curing when curing is done after the sample compaction test results are printed by using the optimum moisture content. Variation of curing time for the soil mix is 0, 4, 7, and 14 days, curing performed in glass desiccator which has a moisture content and temperature levels are fixed, so it is assumed not to affect the water content of the sample being brooded. On changes in dry density increases from two types of compaction, standard proctor and modified proctor, an increase in dry density or a mixture of native soil was compacted by modified proctor larger than the standard proctor. If correlated with the Swelling potential of the soil shrinkage, the greater the value of dry density, the smaller the potential for fireworks shrinkage (swelling potential and swelling pressure) land. For the swelling test, variations in the mixture being tested is the native soil, soil with a mixture of 10% sand and 15% cement, and ground with a mixture of 10% sand and 15% lime. Levels of 15% used a mixture of cement and lime because the levels are more efficient in increasing the values of physical properties of expansive clay soil, which increases the value of Specific Grafity, decreasing plasticity index, and an increase in the size of a grain of soil gradation when compared to the levels of a mixture of 5%, 10% cement or lime. In the study conducted variations of curing time (final curing) obtained the conclusion that the curing time on the mixture strongly influences the value of land Swelling, the longer a mixture brooded, the smaller the potential for Swelling and Swelling pressure. This can be seen clearly on the graph reduction potential of (swelling potential) and the Swelling pressure (swelling pressure). Of Swelling that do not test there are significant differences between the results obtained from the equipment and tools geonor consolidometer. The Swelling potential of small value, or decrease the Swelling of the (effective) when compared with the original soil contained in the curing of 14 days. This is because the mixture of materials (lime and cement) need time to react chemically with the particles and the water contained in the soil, with 14 days curing of the chemical reactions that occur between the soil particles and particle chemicals react in a stabilizing agent is more perfect than the curing 7 days and 4 days. From this study it can be concluded that the addition of sand, lime and cement are very effective in reducing the potential for Swelling and expansive land Swelling pressures, this will be even more effective if given curing time after the soil is mixed and compacted before being tested.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daden Nursandi
"Penelitian ini meninjau seberapa besar pengaruh campuran kapur dan pasir terhadap perilaku kompresibilitas terutama indeks pengembangan apabila mengalami kondisi loading-unloadingreloading. Tanah yang digunakan adalah tanah lempung ekspansif daerah Perumahan Eucalyptuss Lippo Cikarang dengan bahan stabilisasi 15% kapur hidup (CaO) dan 10% pasir dari daerah Cimangkok. Pengujian dilakukan dengan masa pemeraman selama 0 hari, 4 hari, dan 7 hari.. Hasil pengujian konsolidasi menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan Compression Indexs sebesar 21,03%, menurunkan Recompression Indexs sebesar 21,83%, menurunkan Swelling Indexs sebesar 40,38%. Hasil pengujian Swelling Pressure menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan nilai swelling potential sebesar 21,98% dan menurunkan swelling pressure sebesar 10,59%.

The study reviewed the influence of lime and sand mixture on the compressibility behavior especially for the expansion index when the soil have loading-unloadingreloading conditions. We use an expansive clay soil at Eucalyptuss Lippo Cikarang housing with using 15% calcium oxide (CaO) and 10% sand from the area of Cimangkok as stabilizing materials. Test conducted by the curing for 0 days, 4 days, and 7 days. Test results showed that the stabilization process of consolidation can make compression index lower by 21.03%, recompression index lower by 21.83% and swelling index lower by 40.38%. Test results showed that the stabilization process can reduce the swelling potential of 21.98% and reduce swelling pressure by 10.59%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S178
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>