Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rico Octriyana
"ABSTRAK
Tanah gambut memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan tanah lempung, dimana konsolidasi pada tanah gambut sangat tinggi yang menyebabkan kompresibilitas jangka panjang yang terjadi sangat besar. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya untuk memperkecil kompresibilitas yang terjadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan nilai kerapatan kering (?dry) menggunakan metode modified proctor. Analisa untuk mengetahui besarnya kompresibilitas yang terjadi, dapat dilihat dari besarnya nilai Cc (Compression Index) yang dihasilkan pada tanah gambut yang telah dipadatkan dengan metode modified proctor. Pada penelitian ini tanah yang digunakan berasal dari desa Berengbengkel, Palangkaraya. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menaikkan nilai kepadatan tanah gambut, nilai Cc yang dihasilkan akan semakin kecil.

ABSTRACT
Peat soil has different characteristics from clay, where its compresibility is so big. Therefore, we need an effort to reduce the compresibility that will occur. To achieve that, we can increase the effective unit weight of peat soil by using modified proctor. Analysis that is used to know how big the compresibility that will occur is by knowing the Cc value (Compression Index) which made from peat soil that has been compacted by using modified proctor. The peat soil that is used in this experiment is taken from Berengbengkel village, Palangkaraya. Cc value of peat soil will decrease if we compact it first."
2010
S50660
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Irawan
"Nilai parameter geser tanah gambut sebagai variabel dari kekuatan geser tanah gambut, dapat ditingkatkan dengan pemadatan tanah. Pemadatan yang dilakukan terhadap tanah gambut dalam skripsi ini mengunakan metode Proctor Modifikasi. Metode pemadatan ini dipilih untuk melihat pengaruhnya pada kuat geser tanah gambut melalui uji triaksial Consolidated Undrained (CU) dimana penelitian sejenis belum banyak dilakukan. Metode Pemadatan dengan Proctor Modifikasi diterapkan pada sampel tanah gambut Palangkaraya. Sampel yang telah dipadatkan pada kadar air 100% dan 140%, lalu direndam selama 4 hari sebelum dilakukan uji triaksial. Data yang diperoleh dari hasil uji Triaksial CU, diolah dan dianalisa melalui grafik tegangan deviator terhadap regangan, grafik tegangan deviator terhadap tegangan efektif, grafik tekanan pori terhadap regangan, grafik volume spesifik terhadap ln p - , lingkaran Mohr, selubung keruntuhan, nilai parameter geser sampel tanah gambut tersebut. Sebagai studi awal, parameter geser dari tanah gambut yang dipadatkan dengan Proctor Modifikasi ini menunjukkan kecenderungan nilai parameter geser yang lebih baik, bila dibandingkan dengan parameter geser tanah gambut yang dipadatkan pada kadar air optimum dengan Proctor Standar dan tanah gambut dalam kondisi tak terganggu.

Values of shear parameters of peat as a variable shear strength, can be increased with soil compaction. The compaction which performed on peat soil in this paper uses the Modified Proctor. This kind of compaction is chosen to see the effects on the shear strength of peat soil through the Triaxial Consolidated Undrained (CU) test, where the typical research has not been widely applied. Modified Proctor is applied to the sample of peat from Palangkaraya at water content of 100% and 140%. Then, the sample is soaked for four days. After four days, the sample is shaped to be triaxial specimens. Data that obtained from CU triaxial test results, processed and analyzed through graphics such as: deviator streess-strain, deviator stress-effective stress, pore pressure-strain, specific volume-ln p', critical line, Mohr diagram, value of the shear parameters of the soil sample. As an initial study, the shear parameters from peat soil that compacted with Modified Proctor, showed a tendency to the better value of shear parameters, when compared with the shear parameters of peat soil that compacted on optimum water content with standard Proctor and peat soil in undisturbed condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Adhi Pradana
"Penggunaan nilai CBR sebagai kontrol pemadatan tanah mulai tergantikan oleh suatu nilai yang menggambarkan tingkat pemadatan tanah lebih baik daripada nilai CBR yaitu nilai kekakuan tanah. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan dilakukan penelitian untuk mendapatkan korelasi antara nilai kekakuan tanah dan nilai CBR sehingga diharapkan di masa mendatang penggunaan nilai CBR akan tergantikan oleh nilai kekakuan tanah. Material yang digunakan adalah tanah gambut kalimantan dikarenakan mempunyai karakteristik yang unik yaitu memiliki kandungan bahan organic yang cukup tinggi disamping kadar keasamannya serta kandungan air yang menyebabkan tanah bersifat lunak. Untuk mendapatkan nilai kekakuan tanah digunakan alat GeoGauge yang diproduksi oleh Humboldt. Kelebihan alat ini adalah memiliki dimensi yang tidak terlalu besar, tidak menyebabkan kerusakan pada permukaan benda uji, dan proses pengujian hanya memakan waktu 75 detik. Kegiatan penelitian meliputi persiapan sampel tanah, pengujian kadar air, pemadatan tanah dengan sistem tekan, pengujian GeoGauge, dan pengujian CBR Lapangan. Persiapan sampel tanah meliputi pengeringan sampel tanah dan penyaringan tanah dengan menggunakan saringan no 4. Pengujian kadar air meliputi penentuan kadar air normal tanah yang telah disaring dan setting kadar air agar kadar air normal tanah mencapai kadar air 100%, 120%, dan 140%. Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan sistem tekan. Proses pemadatan dilakukan tiap lapisan tanah (terdapat 5 lapis tanah). Pemadatan dilakukan dengan menggunakan kerapatan basah ( ?wet) sebagai target pemadatan tanah. Pengujian GeoGauge dilakukan setelah pemadatan tanah. Dari pengujian GeoGauge didapatkan nilai kekakuan tanah. Pengujian CBR lapangan dilakukan setelah pengujian GeoGauge untuk mendapatkan nilai CBR. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemadatan dengan sistem tekan tidak sempurna akibat pemberian tekanan tiap lapis berbeda sehingga kepadatan tiap lapis berbeda yang menyebabkan kepadatan sampel dengan sistem tekan tidak identik dengan kepadatan dengan modified proctor tapi identik dengan kepadatan standard proctor. Pada penelitian ini penentuan korelasi antara nilai Soil Stiffness Gauge (SSG) dan nilai CBR tidak dapat dilakukan karena tidak sempurnanya yang menyebabkan hasil pengujian yang tidak optimal (nilai SSG negatif pada sampel dengan nilai CBR di bawah 5%),.

CBR which is a control value of soil compaction is begin to replaced by the soil stiffness which is a value that describes level of soil compaction better than CBR. This research focusing in obtaining the correlation between the soil stiffness and CBR value with the result that CBR value will be replaced by soil stiffness value as a control value of soil compaction in the future. This research will use kalimantan peat soil as its material because it has unique characteristics spesifically it contains organic matters, high level of acidity and water content that make it acts like soft soil. This research will use Humboldt GeoGauge to obtain soil stiffness. The benefit using GeoGauge are it has small dimension, it does not make soil surface damage and the GeoGauge take measurement in 75 second. This research include soil preparation, water content test, soil compaction, GeoGauge test, and field CBR test. The soil preparation cover soil draining and soil filtering using sieve no 4. The water content test cover determination of normal water content of sample which have filtered and setting water content in order that the normal water content will reach target water content which are 100%, 120%, and 140%. This research use pressure method for soil compaction. Sample will be compacted for each layer (there are 5 layers). This compaction use wet density as density target. The GeoGauge test will be carried out after soil compaction. The GeoGauge will obtain soil stiffness. The field CBR test will be carried out after the GeoGauge test to obtain the CBR value. This research conclude that the correlation between Soil Stiffness Gauge and CBR value can not be established because problem occur during compaction with pressure system."
2009
S50455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Trisuya
"Kuat geser tanah gambut merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan pondasi atau subgrade pembangunan jalan khususnya di daerah yang banyak mengandung tanah gambut. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel tanah gambut Desa Tampan Riau yang dipadatkan dengan 3 (tiga) kondisi persiapan sampel yaitu kondisi undisturbed, pembasahan, dan pembasahan pengeringan sebelum pengujian triaksial consolidated undrained. Efek dari pemadatan, pembasahan, dan pengeringan diamati dari grafik hubungan tegangan deviator-tegangan efektif; perubahan tekanan air pori-regangan; dan tegangan deviator-regangan kemudian hasilnya dibandingkan pada tiap-tiap kondisi dan kadar air pemadatan.

The shear strength is one of factor that important to know in foundation engineering or road construction subgrade especially in organic soil area. This method of research used gambut soil from Tampan Village in Riau that compacted and there are 3 (three) conditions preparation of it, there are undisturbed sample, wetting process, and wetting drying process before triaxial consolidated undrained test. The effect of compaction, wetting, and drying will be shown in the graphics relation between deviatory stress-effective stress; pore water stress-strain; and deviatory stress-strain, finally the data results for each different conditions and water contents compaction will be compared."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anfrhasya Haniva Elgeri
"Pulau Sumatera termasuk daerah yang memiliki kawasan tanah gambut terbesar di Indonesia. Saat ini, perkembangan pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia semakin ditingkatkan dengan memanfaatkan tanah gambut sebagai materialnya. Tanah gambut termasuk dalam jenis tanah lunak yang memiliki sifat kandungan organik tergolong tinggi, sangat mudah mengikat air atau hidrofilik, rendah daya dukungnya, serta kompresibilitasnya tinggi. Oleh karena itu, tanah gambut termasuk ke dalam jenis tanah yang bermasalah. Pada penelitian ini akan dianalisa perilaku tanah gambut Ogan Ilir yang dipadatkan sebagai material timbunan jalan dengan melakukan uji indeks properti untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia tanah gambut Ogan Ilir, lalu uji pemadatan standard proctor untuk memperoleh kurva kerapatan kering terhadap kadar air. Selain itu, uji California Bearing Ratio (CBR) diperlukan untuk mengetahui nilai CBR terbesar tanah tersebut pada kondisi unsoaked dan soaked. Hasil uji CBR menunjukan bahwa tanah gambut Ogan Ilir mengalami sedikit peningkatan daya dukung walaupun tanpa distabilisasi karena sampel tanah yang digunakan sudah cukup lama didiamkan sehingga tanah semakin terdekomposisi seiring berjalannya waktu. Nilai CBR tertinggi yang diperoleh sebesar 7,033% pada kondisi unsoaked dan 4,434% pada kondisi soaked. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, tanah gambut Ogan Ilir sebagai lapisan timbunan perlu distabilisasi agar nilai CBR meningkat dan sesuai sebagai fungsi lapisan subbase.

Sumatra Island is one of the areas with the largest peat soil area in Indonesia. Currently, the development of road infrastructure development in Indonesia is further improved by utilizing peat soil as its material. Peat soil belongs to the type of soft soil that has high organic content properties, very easy to bind water or hydrophilic, low carrying capacity, and high compressibility. Therefore, peat soil belongs to the problematic soil type. In this study will be analyzed the behavior of peat soil Ogan Ilir compacted as road heap material by conducting index property tests to determine the physical and chemical properties of peat soil Ogan Ilir, then compaction test standard proctor to obtain a curve of dry density to water content. In addition, California Bearing Ratio (CBR) test is required to determine the largest CBR value of the land in unsoaked and soaked conditions. Cbr test results showed that Ogan Ilir peat soil experienced a slight increase in carrying capacity even without stabilization because the soil samples used have been silenced for a long time so that the soil is decomposed over time. The highest CBR value obtained was 7.033% in unsoaked conditions and 4.434% in soaked conditions. Based on the test results, Ogan Ilir peat soil as a heap layer needs to be stabilized in order for cbr values to increase and fit as a subbase layer function."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Yenni
"Gambut merupakan tanah yang mempunyai karakteristik yang unik, dengan daya rembes yang tinggi, kadar air yang tinggi, serta kandungan organik yang tinggi, menyebabkan gambut memiliki daya dukung yang rendah. Dan salah satu sifat gambut yang cukup dominan adalah perilaku kompresibilitasnya. Sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mempelajari sifat kompresibilitas tersebut. Gambut yang digunakan adalah gambut yang berasal dari desa Duri-Riau.
Sifat kompresibilitas gambut pada penelitian ini diketahui dengan mempelajari nilai Indek Kompresi (Cc) dari uji konsolidasi dengan menggunakan alat Oedometer pada gambut yang telah dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan alat uji standar Proctor.Gambut yang dipadatkan akan diuji dengan variasi kadar air 140%, 160%, 180%. Pada tiap kadar dilakukan suatu proses pembasahan dan pengeringan setelah di padatkan selama 4 hingga 7 hari yang merupakan simulasi keadaan hujan dan sesudah hujan dilapangan. Dan juga pada kondisi siklus dilakukan variasi periode waktu pembebanan 72 jam untuk melihat perilaku konsolidasi sekunder.
Analisa yang dilakukan merupakan kurva konsolidasi regangan terhadap log waktu untuk mengetahui batasan konsolidasi primer dan konsolidasi sekunder dari hasil pembebanan uji konsolidasi. Sedangkan nilai Cc dianalisa berdasarkan kemiringan pada bagian linier kurva hubungan angka pori (e) dan tegangan (? - ), kurva kompresi.

Peat soil has unique characteristics such as high permeability, high water content, and high organic content that cause its low bearing capacity. The most dominant characteristic in peat soil is the compressibility behavior. Then, it is needed to do the experiment to learn the compressibility itself. The peat soil used comes from Duri-Riau.
The compressibility characteristic of this peat soil in this experiment can be known by learning the Compression Index value (Cc) from the consolidation test using the Oedometer to the peat soil that has been compacted before. The compaction is done by using the Proctor standard test tool. The peat soil compacted will be tested using some variations of water content which are 140%, 160%, 180%. On each of water content is done a wet and dry process after the peat soil is compacted for about 4 to 7 days which is the simulation of the actual rain condition and the after rain condition. In this cycle is also done the time loading variation 72 hours to get the secondary consolidation behavior.
The analysis taken results the strain consolidation curve to the time logarithmic, used to know the limit of the primary consolidation and the secondary consolidation from the loading of the consolidation test. The Cc value is analyzed base on the gradient of the linier curve of the void ratio (e) and stress (?') of the compression curve.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35728
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurvita Asyiah E.
"Salah satu faktor penting dalam suatu perencanaan konstruksi adalah kemungkinan adanya penurunan yang disebabkan oleh pembebanan. Sedangkan tanah gambut memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan tanah lempung. Tanah gambut memiliki karakteristik unik, dimana pada perilaku konsolidasinya tanah gambut memiliki kompresibilitas volumetrik yang tinggi. Maka di dalam laboratorium perilaku penurunan tanah ini dapat diukur dengan melakukan uji konsolidasi. Tentunya kesetimbangan yang sebenarnya tercapai secara normal di laboratorium, tetapi untuk pertimbangan praktis sebuah prosedur telah diterima secara meluas, yaitu melalui penambahan beban sebanyak dua kali pembebanan awal.
Analisis yang digunakan adalah mempelajari nilai Cc (Compression Index) pada hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium. Metode yang digunakan adalah tanah gambut yang distabilisasi dengan menggunakan semen Portland tipe V yang mempunyai kelebihan untuk menyerap air lebih banyak dan tahan terhadap kandungan asam yang tinggi pada tanah gambut. Tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah gambut yang berasal dari desa Bereng Bengkel, Kalimantan. Pengolahan data dilakukan dengan hasil berupa kurva hubungan angka pori (e) dengan tegangan (?). Diharapkan dengan hasil analisis nilai Cc dari kemiringan kurva hubungan angka pori (e) dan tegangan (?) akan dapat dikembangkan suatu perencanaan konstruksi pada lahan bertanah gambut.

One of the important factors in a construction planning is the calculation of the possibility of soil descending caused by weight. While peat soil has different feature and characteristic from clay. Peat soil has unique characteristic, where at its consolidation behavior, it has a high volumetric compressibility. Therefore, in the laboratory this possibility of soil descending behavior can be measured by doing consolidation test. Of course the real weighing is normally attained at the laboratory. But for the practical comparison, a procedure has been accepted worldwide, which is through the addition of the weight twice as much as the initial weight.
Analysis that is used is to study Cc value (Compression Index) on the experiment's result that is done at the laboratory. Method used is the peat soil is stabilized by using Portland Cement type V which has the ability to absorb water more and endure the high acid contained in the peat soil. The peat soil used in this experiment is taken from Bereng Bengkel village, Kalimantan. Processing data is made with the result of connection curve between void ratio (e) and pressure (?). It is hoped that with this analysis result of Cc value from slanting curve, the relation of void ratio (e) and pressure (?), it will be possible to develop a construction planning on peat soil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akram Yonda Putra
"Tanah gambut adalah material organik yang berasal dari campuran fragmen-fragmen tumbuhan yang telahmembusuk akibat air endapan dan terbentuk dalam tanah basah yang berubah secara kimia akibat pengaruhcuaca, kondisi topografi, sirkulasi oksigen yang kurang bagus ,dan proses dekomposisi oleh bakteri danmikroorganisme lain di dalam tanah yang tidak sempurna. Tanah gambut termasuk tanah yang bermasalah danpersebarannya banyak ditemukan di beberapa daerah yang memiliki sungai dan rawa lebih banyak seperti diSumatera, Kalimantan dan Papua. Luas tanah gambut di Sumatera Selatan terbanyak kedua yakni 1.43 jutahektar dari 7.14 juta hektar lahan gambut di Sumatera. Untuk mengatasi permasalahan pada tanah gambutdilakukan upaya penstabilan dengan mikroorganisme selulolitik. Uji yang dilakukan sama dengan Pandamean 2014 yaitu dengan uji konsolidasi. Dari uji yang dilkukan dilihat pengaruh perubahan metode injeksi danpenambahan waktu fermentasi terhadap parameter dasar serta parameter kompresibilitas sampel. Dari hasil uji,perubahan metode injeksi serta waktu fermentasi tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan nilai parameterdasar, akan tetapi terdapat perubahan yang cukup besar pada nilai Cc 0.34 berbanding 1.96 dan nilai C 0.01 berbanding 0.02.

Peat soil is an organic material derived from a mixture of plant fragments that have been decomposed due tosediment water and formed in wet soils that change chemically due to weather effects, topographical conditions,poor oxygen circulation, and decomposition by other bacteria and microorganisms in imperfect soil. Peat soils isone of the problematic soils and their distribution is found in areas with more rivers and swamps such asSumatra, Kalimantan and Papua. The peat soil area in South Sumatra is the second largest area in Sumatra 1.43million hectares of 7.14 million hectares of peatland in Sumatra. To solve the problems of the peat soil, theresearcher do a study about a stability efforts with cellulolytic microorganisms. The test performed is the same asPandamean 2014 by consolidation test. From the test we know that the effect of the injection method changeand the addition of fermentation time to the basic and compressibility parameters. From the test result, thechange of injection method and increasing of fermentation time did not significantly affect the value of the basicparameters, but there was a considerable change in the value of Cc 0.34 versus 1.96 and the C value 0.01 versus 0.02.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dengan semakin berkembangnya pembangunan di Indonesia dan akan mulai berlakunya otonomi daerah maka setiap daerah akan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satunya adalah pembangunan jalan raya yang menghubungkan Palangkaraya dan Banjarmasin. Pembangunan konstruksi jalan ini mengalami banyak kesulitan dikarenakan keadaan tanah gambut yang mendukung konstruksinya. Tanah gambut merupakan tanah yang berkadar organik tinggi dan mengandung serat-serat tumbuhan yang dalam proses pembusukan menjadi tanah. Tanah gambut ini tersusun dari campuran serat material organik yang berasal dari tumbuhan yang telah berubah sifatnya secara kimiawi dan telah menjadi fosil, sehingga tanah ini sangat buruk untuk mendukung beban konstruksi yang dapat menjadi penyebab kegagalan proyek-proyek infrastruktur dalam bidang teknik sipil yang berkaitan dengan masalah kestabilan bangunan. Agar tanah gambut mampu menahan beban konstruksi maka perlu dilakukan perbaikan terhadap tanah gambut. Perbaikan terhadap tanah gambut ini bertujuan untuk mengubah kondisi tanah gambut yang lunak ke kondisi yang lebih stabil dan kuat. Pada tugas akhir ini, akan dilakukan penelitian mengenai stabilisasi tanah gambut dengan menggunakan Peat Solid dalam upaya perbaikan kondisi tanah gambut desa Berengbengkel Palangkaraya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI yang meliputi uji karakteristik tanah gambut berengbengkel dan pengujian triaksial kondisi consolidated undrained pada tanah gambut sebelum dan sesudah ditambah peat solid. Pada pengujian triaksial ini contoh tanah diberikan tegangan sedemikian rupa yang nantinya akan dianalisa dengan menggunakan metode lintasan tegangan. Metode lintasan tegangan adalah salah satu cara pendekatan penyelesaian masalah stabilitas dan deformasi dalam mekanika tanah. Lintasan tegangan sendiri adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang mengalami tegangan geser maksimum. Secara umum, analisa tegangan ini meninjau keadaan tegangan, regangan, dan tekanan air pori yang berada dalam elemen tanah. Dari hasil pengujian ini diharapkan akan dapat diketahui pengaruh penambahan peat solid terhadap sifat-sifat dan kekuatan daya dukung tanah gambut desa Berengbengkel Palangkaraya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daden Nursandi
"Penelitian ini meninjau seberapa besar pengaruh campuran kapur dan pasir terhadap perilaku kompresibilitas terutama indeks pengembangan apabila mengalami kondisi loading-unloadingreloading. Tanah yang digunakan adalah tanah lempung ekspansif daerah Perumahan Eucalyptuss Lippo Cikarang dengan bahan stabilisasi 15% kapur hidup (CaO) dan 10% pasir dari daerah Cimangkok. Pengujian dilakukan dengan masa pemeraman selama 0 hari, 4 hari, dan 7 hari.. Hasil pengujian konsolidasi menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan Compression Indexs sebesar 21,03%, menurunkan Recompression Indexs sebesar 21,83%, menurunkan Swelling Indexs sebesar 40,38%. Hasil pengujian Swelling Pressure menunjukan bahwa proses stabilisasi mampu menurunkan nilai swelling potential sebesar 21,98% dan menurunkan swelling pressure sebesar 10,59%.

The study reviewed the influence of lime and sand mixture on the compressibility behavior especially for the expansion index when the soil have loading-unloadingreloading conditions. We use an expansive clay soil at Eucalyptuss Lippo Cikarang housing with using 15% calcium oxide (CaO) and 10% sand from the area of Cimangkok as stabilizing materials. Test conducted by the curing for 0 days, 4 days, and 7 days. Test results showed that the stabilization process of consolidation can make compression index lower by 21.03%, recompression index lower by 21.83% and swelling index lower by 40.38%. Test results showed that the stabilization process can reduce the swelling potential of 21.98% and reduce swelling pressure by 10.59%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S178
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>