Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edward Yahya
"ABSTRAK
Perkuatan struktur dengan menggunakan serat karbon merupakan suatu
metode yang efektif untuk memperbaiki struktur yang mengalami
penurunan kapasitas. Material Fibre Reinforced Polymer (FRP) dari bahan
karbon ini yang disebut Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP)
memp
unyai kekuatan tarik hingga 4900 MPa dengan bentuk pelat maupun lemba
ran sehingga apabila digunakan secara komposit pada struktur beton dapa
t berperan secara efektif dalam meningkatkan kekuatan tarik dari eleme
n struktur. Akan tetapi, untuk daerah tumpuan balok sering kali menemui
kesulitan karena adanya kolom yang tidak memungkinkan untuk memberika
n panjang penyaluran yang cukup untuk material CFRP. Hal ini terutama
untuk pelat CFRP karena tidak memungkinkan untuk ditekuk dan diikatkan ke kolom.
Pe
ne
litian kali ini dilakukan terhadap penggunaan lembaran CFRP yang biasa di
gunakan untuk perkuatan geser dimana lembaran CFRP ini digunakan untuk perkuatan lentur daerah tumpuan dengan mengikatkan material
ke kolom sehingga memberikan panjang penyaluran yang cukup. Benda
uji yang digunakan adalah struktur balok kolom dengan kuat tekan beton be
rkisar 30 MPa dimana sebelumnya telah dilakukan uji kuat lentur terhada
p struktur dengan pembebanan monotonik hingga dicapai batas ultimit
nya. Benda uji ini kemudian dibiarkan selama kurang lebih 2 tahun sebelum dilakukan perbaikan dengan menggunakan injeksi resin produksi PT Sika Indonesia dengan nama Sikadur 31 dan Sikadur 752 serta diperkuat dengan
menggunakan lembaran serat karbon produksi PT Sika Indonesia dengan
nama Sikawrap 231-C dan Sikadur 330 kemudian dilakukan uji kuat lentur menggunakan pembebanan monotonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa t
erjadi peningkatan kapasitas lentur yang cukup signifikan hingga sekitar 50% lebih dari kapasitas mula-mula.

ABSTRACT
Struc
ture reinforcement using carbon fibre is an effective method to retrofit the
structure decreased in capacity. Fibre Reinforced Polymer (FRP) materia
l based on carbon called Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) has
a tensile strength up to 4900 MPa in plate and wrap, so when used in the compos
ite concrete structure will play a role in providing a large tensile strength effectively. Otherwise, a support area of beam often has difficulties to g
ive a good development length of material because of the column. The difficulti
es happened in CFRP plate that cannot be buckle and belt to the column.
I
n
this research, CFRP wrap that commonly use to give shear reinforcement will
be used to give flexural reinforcement in a support area where the materia
l will be belt to the column so can give a good development length to the mate
rial. The samples used are beam column structure which has a compre
ssive strength of concrete around 30MPa where the structure tested in fle
xural strength with monotonic loading until reach its ultimate limit. The
samples leave for 2 years before repaired with resin injection produc
tion of PT Sika Indonesia called Sikadur 31 and Sikadur 752 and streng
thened with CFRP wrap production of PT Sika Indonesia called Sikawrap 231-C and Sikadur 330 and then tested in flexural with monotonic loading.
The results of this research indicate that there is a significant increasing moment capacity around 50% more than its original capacity."
2010
S50611
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Pio Ranap Tua
"ABSTRAK
Material Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) merupakan bahan non-logam yang terbuat dari carbon fibre (serat karbon) dan mempunyai kekuatan tarik 2800 MPa sehingga apabila digunakan secara komposit pada struktur beton akan berperan dalam memberikan kekuatan tarik yang besar. Pada tesis ini akan diuraikan penelitian panjang penyaluran carbon fibre pada perkuatan struktur balok beton bertulang di daerah tumpuan, dalam hal ini perbaikan (Sikadur 31 & Sikadur 752) dan perkuatan (Sika Carbodur Plates & Sikadur 30) untuk struktur kantilever yang mengalami keruntuhan. Kajian pada penelitian ini difokuskan pada balok beton bertulang dengan penulangan lentur dan perkuatan balok beton bertulang dengan penulangan lentur tersebut yang dipasang CFRP dan CFRP+, serta CFRP dengan Plat pada daerah tarik/ atas. Kuat tekan beton yang digunakan berkisar 30 MPa, sedangkan pengujian pambebanan dilakukan dengan sistem monotonik. Hasil pengujian tersebut juga diverifikasi dengan hasil perhitungan secara teoritis sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Hasil penelitian ini diantaranya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kekuatan secara signifikan pada balok kantilever yang dipasang CFRP dibanding dengan balok kantilever tanpa CFRP. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menunjukkan sistem penempatan panjang penyaluran CFRP yang paling efektif dan efisien untuk perkuatan struktur kantilever balok beton bertulang yang mengalami keruntuhan.

ABSTRACT
Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) is a non-metal material made of carbon fibre and has a tensile strength of 2800 Mpa, so when used in the composite concrete structure will play a role in providing a large tensile strength. In this thesis, a research on carbon fibre development length of a concrete beam reinforcement in the support areas is described, in this case the repair (Sikadur 31 & Sikadur 752) and cultivation (Sika Carbodur Plates & Sikadur 30) of a collapsed cantilever structure. The research is focused on the review of the concrete beams with flexural reinforce and its reinforcement which has been installed with CFRP, CFRP+, as well as with CFRP plate in the tensile/ top region. The research is using a compressive strength of concrete around 30 MPa, while the assessment is done by monotonic system. The test results are verified by the results of calculation theoretically in accordance with the SNI 03-2847- 2002. The results of this research indicate that there is a significant increasing of strength on the cantilever beam which has been installed with CFRP compared to the one without CFRP. The result of this research is also intended to show the most effective and efficient placement system of CFRP development length for a collapsed reinforced concrete beam cantilever.
"
2008
T25268
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noveryda Damayanti
"Pemakaian beton mutu tinggi sudah menjadi kebutuhan utama pada bangunan tinggi, jembatan serta bangunan-bangunan lainnya. Pengamatan dan penelitian terhadap penggunaan beton mutu tinggi ini masih terus dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur beton dalam peranannya terhadap kekuatan beton.
Konstruksi-konstruksi ini juga mengalami gaya-gaya, baik secara internal maupun secara eksternal. Konstruksi bangunan umumnya dipengaruhi oleh pembebanan berulang yang diakibatkan oleh perubahan temperatur, beban angin yang besar atau yang diakibatkan beban getaran mesin.
Tegangan berulang tersebut dapat mengakibatkan tegangan bolak-balik yang menyebabkan perambatan retak, dimana penjalaran retak tersebut menghasilkan penambahan defleksi dan setelah sejumlah siklus tertentu dapat menyebabkan patah atau keruntuhan pada elemen struktur.
Pada skripsi ini pada pertengahan balok akan diberi coakan yang berfungsi sebagai perlemahan pada balok yang diharapkan nantinya retak akan terjadi pada pertengahan bentang.
Skripsi ini akan membahas tentang pembebanan berulang pada 4 jenis beton yaitu Beton Tanpa Serat (BTS), Beton Serat (BS), Beton Pratarik Tanpa Serat (BPTS) dan Beton Pratarik Serat (BPS), dimana masing-masing beton terdiri dari 3 benda uji. Serat pada beton ini berkadar 1 % dari volume total beton. Serat yang digunakan adalah staples merk max no 10 dengan panjang 20 mm dan tebal 5 mm.
Dari pembebanan berulang ini maka akan didapatkan hubungan antara frekuensi, beban terhadap fungsi waktu pada setiap benda uji.
Setelah dilakukan percobaan dan setelah dilakukan perbandingan terhadap ke 4 jenis beton ini maka didapatkan hasil BTS runtuh di tinggi palu 8 cm, BS pada tinggi palu 11 cm, BPTS di ketinggian palu 17 cm, dan BPS di tinggi palu 19 cm. Retak yang terjadi pada semua balok adalah retak lentur

The use of high quality concrete has been a primary need on high building structures, bridges, and other civil engineering constructions. Observations and researches on the use of this concrete are still being done in order to discover the behaviour of the concrete and its affect on the strength of the concrete itself.
These constructions also suffered from forces; both internally and externally, due to repeated loading which is caused by changes on temperature, high wind force, or those caused by machine vibration.
Those repeated loading can cause two-way stress that leads to crack, in which it could generates an additional deflection and after a certain cycles can cause a significant fracture or building collapse.
For this research, a calculated notch is applied in the centre of the beam in order to give the beam an impair effect which later on will generates a crack exactly in the centre of the beam.
The main subject of this research is observing the affect of repeated loading on 4 types of concretes; which are concrete without fibre (BTS), concrete with fibre (BS), prestress without fibre (BPTS) dan prestress with fibre (BPS), where each types of concrete is represented by 3 trial objects. Fibre in these concretes is 1% to total volume of the concrete. In this case use fibre metal staples no.10 with length 20 mm and thick 5 mm.
From these repeated loading, a relation between frequency, stress and time function will occur on each trial object.
After undergoing a series of tests and comparison of all 4 trial object, a conclusion is drawn, which BTS failure at 8 cm, BS at 11 cm, BPTS at 17 cm and BPS at 19 cm. It is mean pre-stress concretes are more capable in suppressing burdens compared to conventional concrete.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan teknologi yang pesat, mendukung munculnya berbagai inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan aplikasinya khususnya di dunia teknik sipil. Hal ini dapat dilihat dari mulai pergunakannya pelat karbon sebagai material perkuatan struktur, akibat dari berkembangnya dinamika aktivitas manusia yang berdampak pada berubahnya fungsi suatu bangunan. Perubahan inilah yang dapat menyebabkan beban-beban rencana semakin besar sehingga dibutuhkan langkah-langkah perbaikan yang dalam penelitian ini ditinjau sebagai sistem pertukaran struktur dengan penebalan dimensi secara concrete menggunakan tambahan bahan aditif Sila Viscocrete. Bangunan beton bertulang merupakan struktur yang dirancang dengan mutu dan umur rencana tertentu. Apaliba pembenanan pada struktur beton melebihi beban rencana, maka akan terjadi penurunan kekuatan struktur bangunan (deteriorate) sehingga umur yang direncanakan tidak dapat tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk mendukung struktur bangunan agar umur bangunan yang direncanakan dapat tercapai. Pekerjaan perkuatan struktur seringkali merupakan pekerjaan dengan permasalahan tersendiri sebab pekerjaan perkuatan ini dilakukan pada struktur-struktur yang sudah ada, sehingga factor lokasi (kemudahan untuk dicapai), cuaca, lama waktu pengerjaan dan biaya pelaksanaan merupakan factor-faktor penentu yang seharusnya dipertimbangkan dengan seksama oleh seorang perencana. Perbaikan mutu beton sebagai perkuatan struktur dapat dilakukan dengan mengaplikasikan bahan aditif dengan nama produksi ViscoCrete. Pemakaian produk ini memiliki kemudahan dalam pelaksanaan instalasi material perkuatan dan efektivitas waktu pengerjaan perkuatan. Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah besar peningkatan kekuatan lentur elemen struktur balok dengan penebalan dimensi yang relatif kecil menggunakan bahan aditif ViscoCrete yang merupakan hasil perbandingan kekuatan struktur sebelum dan sesudah penebalan. Benda uji balok yang tidak dipertebal dan sudah dipertebal dimensinya akan diuji terhadap gaya aksial lentur sampai runtuh."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yudho Wibowo
"Beton adalah material yang berprilaku baik dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak dapat terjadi pada taraf pembebanan yang masih awal ataupun rendah. Permasalahan yang sampai sekarang cukup menarik perhatian para peneliti adalah getaran, misalnya getaran akibat beban tumbukan berulang yang bekerja pada struktur.
Dalam skripsi ini akan dibahas respon akibat beban tumbukan terhadap benda uji balok yang telah diberikan coakan pada tengah bentang dengan lebar 3,2 mm dan tinggi 1,6 cm, dan ditumpu dengan perletakan sendi-rol. Benda uji yang digunakan terbuat dari beton fiber dan balok pratarik mutu K-300 yang terdiri dari Beton Tanpa Serat (BTS), Beton Serat (BS), Beton Pratarik Tanpa Serat (BPTS), dan Beton Pratarik Serat (BPS). Parameter yang akan diteliti terhadap prilaku balok yang dibebani tumbukan adalah parameter frekuensi. Keempat jenis balok beton tersebut kemudian diuji terhadap beban berulang dengan tinggi jatuh sama hingga benda uji mencapai keruntuhan. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur tercatat pada osiloskop dan terekam oleh komputer. Sinyal inilah yang merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah dengan menggunakan program - program yang telah ada untuk mendapatkan frekuensi alami balok tersebut.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa, serat dapat memberikan konstribusi pada struktur dalam menahan tarik, sehingga struktur mampu menahan jumlah tumbukan yang lebih banyak. Hal ini membuktikan bahwa dari 4 jenis spesimen yang diuji, BTS (Beton Tanpa Serat) mengalami keruntuhan lebih cepat jika dibandingkan dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya. Sedangkan balok beton pratarik dengan serat metal 1% dari volume total menjalani proses untuk runtuh yang paling lama dibandingkan dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya. Pola retak yang dihasilkan akibat beban tumbukan pada semua jenis balok adalah pola retak lentur.

Concrete is a good material to face compression but it is weak to resist tension. Due to this weakness, possibility of fracture to appear in early staging of loading is quite high. Vibration problem is still concerned by the researchers i.e. vibration problems caused by repeated impact loading on structure.
This study will disscuss mainly about concrete beam response to repeated impact loading. The beam is notched at its middle span. Notch dimension are 3,2 mm wide and 1,6 cm high. All beams have concrete characteristic stress of K-300 and they are supported by a roller and hinged on each side. There are four different samples of beam: Non-Fiber Concrete Beam (BTS), Fiber Concrete Beam(BS), Non-Fiber Pretension Beam(BPTS), Fiber Pretension Beam (BPS) Frequency parameter will be used to study the behaviour of beam due to impact load. The four samples are tested by repeated impact load with constant height until the beam are in failure condition. Acceleration signal that is resulted from the structure will be showed on the osciloscop and recorded by the computer. This signal as initial data will be processed by the Fast Fourier Transform program to get natural frequency.
The study shows that fiber material contributes to the improvement of tension strength of beam; thus beam with fiber can accept more hammer blow. The examination shows that from 4 types of concrete beam, collapse for the nonfibered concrete beam is earlier than the fibered ones. While the pretensioned concrete beam with 1% of metal fiber volume survive better before it crashed compare to the other concrete beam types. Fracture pattern at all types of beams due to blow are flex fracture patterns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rahmadi
"Maraknya pembangunan infrastruktur di Indonesia tentu saja diiringi dengan harapan bahwa infrastruktur tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal, sesuai dengan umur rencananya. Namun, tidak sedikit kasus kegagalan struktur terjadi pada beberapa proyek infrastruktur. Hal ini salah satunya disebabkan oleh minimnya implementasi pemantauan kesehatan struktur bangunan. Kurangnya pemantauan kesehatan struktur dapat menjadikan risiko kehilangan nilai suatu bangunan dan keselamatan penggunanya menjadi tinggi. Tingginya biaya pengadaan alat pemantauan dan terbatasnya anggaran pengelola/pemilik aset menjadi hal yang memberatkan untuk dapat melakukan pemantauan kesehatan struktur tersebut. Melalui penelitian ini, diharapkan bisa mendorong lahirnya alternatif teknologi yang dapat diandalkan dan lebih terjangkau dalam memantau kesehatan dan perilaku struktur bangunan. Penelitian dilakukan pada dua jenis benda uji, pelat besi (600mmx25.4mmx2.5mm) dan balok beton bertulang (3000mmx250mmx150mm), dengan membandingkan hasil pengukuran regangan pada uji lentur dan pengukuran natural frekuensi pada uji getar bebas menggunakan dua sistem alat monitoring, Arduino dan data-logger konvensional (NI). Kedua sistem alat monitoring tersebut dilengkapi dengan sensor percepatan (Kistler) & sensor regangan (TML). Penelitain ini diawali dengan melakukan pengamatan terhadap dua jenis koneksi pada sistem Arduino, I2C dan SPI, guna menentukan pengaturan yang akan digunakan. Koneksi SPI menunjukan kemampuan merekam data lebih tinggi dibanding I2C, dengan maksimum 2036 data/detik dan nilai deviasi standar 0.028g. Hasil monitoring regangan pada uji lentur pelat besi menunjukan pola yang serupa antara Arduino, NI, dan nilai teoritis. Pada uji getar bebas, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai natural frekuensi yang diperoleh dari hasil analisis FFT data percepatan yang didapatkan dari Arduino (ADXL345) dan NI (Kistler) menunjukan pola yang serupa. Relative error pada mode 1 & 2 berkisar antara 0.6% - 4.8% dan pada mode 3 menunjukan relative error antara 2.4% - 17.2%. Pada benda uji pelat besi, nilai relative error mode 1 terhadap analisis teoritis adalah 0.396%.

Massive infrastructure development in Indonesia is definitely accompanied by the hope that the infrastructure can be utilized optimally, in accordance with the design lifetime. However, quite a number of structural failure cases have occurred in several infrastructure projects. Lack of structural health monitoring system (SHMS) is one of the causes which makes the risk of building collapse and safety issue is increased. The high cost of equipment procurement and the limited budget of the project are the factors that mainly caused the implementation of SHMS challenging. This research is expected to encourage the emergence of reliable and more affordable SHMS technologies. The study was conducted on two types of specimens, steel plates (600mmx25.4mmx2.5mm) and reinforced concrete beam (3000mmx250mmx150mm). It compared the results of strain measurements in the bending test and natural frequency measurements in the free vibration test using two monitoring tool systems, Arduino and data logger (NI) equipped with accelerometer (Kistler) & strain gauge (TML). The research begins by observing two types of connections on the Arduino system, I2C and SPI, to determine the settings to be used. SPI connection shows higher sampling rate than I2C, with a maximum of 2036 data/second and standard deviation is 0.028g. Strain measurements in the steel plate bending test showed a similar pattern between Arduino, NI, and theoretical values. In the free vibration test, the natural frequency value from the FTT analysis of acceleration data for the two systems has a similar pattern. The relative error in modes 1 and 2 ranges from 0.6-4.8%, while in mode 3 it ranges from 2.4-17.2%. On the steel plate test specimen, the relative error mode 1 value to the theoretical analysis is 0.396%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Nugroho
"ABSTRAK
Penggunaan pelat karbon sebagai material perkuatan struktur mulai menggejala seiring dengan pesatnya dinamika aktifitas masyarakat yang menuntut adanya fleksibilitas yang tinggi dari fungsi suatu bangunan. Perubahan fungsi bangunan yang menyebabkan beban-beban rencana yang semakin besar membutuhkan adanya suatu tindakan repair berupa perkuatan struktur yang dalam skripsi ini ditinjau perkuatan struktur bangunan menggunakan pelat karbon.
Aplikasi pelat karbon dengan nama produksi Sika CarboDur CFRP-Plates dan Sika CarboDur L-shaped Plates sebagai material perkuatan struktur ini terutama dipacu oleh beberapa kemudahan dalam pelaksanaan instalasi material perkuatan dan dapat diminimalkannya waktu pengeijaan perkuatan serta tetap dapat difungsikannya struktur bangunan selama mengalami.pengerjaan perkuatan.
Pelat karbon ini diaplikasikan sebagai material perkuatan pada lokasi tempat seharusnya dipasang pembesian tambahan akibat adanya pembebanan yang lebih besar sesuai dengan perubahan fungsi bangunan.
Hasil analisis mengenai kinerja suatu model struktur balok beton bertulang yang diperkuat dengan pelat karbon, yang diulas dalam skripsi ini menunjukkan kecenderungan yang memuaskan. Pelat karbon memberikan sumbangan kekuatan yang besar pada kekuatan nominal penampang struktur balok beton bertulang dengan sifatnya yang sangat menonjol dalam hal menahan tegangan tank ultimate sebesar ilu = 2000 MPa dan sekaligus pada saat yang bersamaan meningkatkan concrete compression block. Struktur balok beton bertulang yang diperkuat dengan pelat karbon pada umumnya tidak menunjukkan gejala over-reinforce, tetapi justru menunjukkan tercapainya mekanisme keruntuhan yang diharapkan dengan terjadinya deformasi yang besar pada kondisi ultimate. Persyaratan mengenai batasan-batasan defleksi dan retak perlu selalu diperiksa dengan teliti, dan pada umumnya persyaratan-persyaratan ini dapat terpenuhi pada struktur yang diperkuat dengan pelat karbon.

"
2000
S34875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Andika Candra Wibawa
"Beton bertulang merupakan material yang sering digunakan dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Penggunaan beton bertulang ini harus diikuti dengan kualitasnya yang baik. Penentuan kualitas dari suatu beton dapat dilakukan dengan cara melakukan pengujian. Salah satu jenis dari pengujian beton ini adalah Non-Destructive Test (NDT), yang merupakan pengujian beton tanpa merusak struktur beton itu sendiri. Pada penelitian ini dilakukan pengujian NDT dengan menggunakan lima jenis alat yang dilakukan pada pelat beton berukuran 2x2 m dengan berbagai bentuk rangkaian tulangan pelat dan balok di dalamnya. Kelima jenis alat tersebut antara lain, Ground Penetrating Radar (GPR), Profometer, Elcometer, Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), dan Ultrasonic Tomograph Portable. Alat GPR, profometer, dan elcometer dapat menentukan kedalaman dari tulangan. Pembacaan kedalaman tulangan ini dilakukan analisis perbandingannya untuk ketiga alat dengan melihat perbedaan hasil pemindaiannya. Dengan menggunakan konsep radar, alat GPR mampu mendeteksi suatu tulangan lapisan bawah, berbeda halnya dengan profometer dan elcometer yang menggunakan prinsip kerja arus eddy dan hanya dapat mendeteksi tulangan lapisan atas. Adapun alat UPV dan Ultrasonic Tomograph Portable yang dapat memancarkan gelombang dan menghasilkan cepat rambat gelombang yang berbeda. Hasil cepat rambat gelombang ini menunjukkan bahwa cepat rambat gelombang longitudinal dari alat UPV dengan metode indirect sangat dipengaruhi oleh jarak antar transduser, namun nilai cepat rambat gelombang geser yang dihasilkan oleh alat Ultrasonic Tomograph Portable mengalami kenaikan yang lebih konstan dibandingkan dengan cepat rambat gelombang longitudinal alat UPV saat umur beton bertambah.

Reinforced concrete is a material that is often used in infrastructure development. The use of reinforced concrete must be followed by good quality. Determination of the quality of a concrete can be done by testing. One type of concrete testing is the Non-Destructive Test (NDT), which is a test of concrete without damaging the concrete structure itself. In this study, NDT testing was carried out using five types of tools carried out on a 2x2 m concrete slab with various forms of plate and beam reinforcement in it. The five types of NDT tools are Ground Penetrating Radar (GPR), Profometer, Elcometer, Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), and Ultrasonic Tomograph Portable. GPR, profometer, and elcometer can determine the depth of reinforcement. The reading of the reinforcement depth is carried out by comparative analysis for the three tools by looking at the differences in the scan results. By using the radar concept, GPR is able to detect an underlayer reinforcement, in contrast to the profometer and elcometer which use the working principle of eddy currents which can only detect the top layer reinforcement. The UPV and Ultrasonic Tomograph Portable tools can emit waves and produce different wave propagation speeds. The results of this wave propagation speed indicate that the longitudinal wave propagation speed of the UPV with the indirect method is strongly influenced by the distance between the transducers, but the value of the shear wave propagation speed generated by the Ultrasonic Tomograph Portable has a more constant increase compared to the longitudinal wave propagation speed of the UPV when the age of the concrete increases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Balok merupakan elemen struktur yang utamanya menahan lentur dan geser dengan atau tanpa gaya aksial atau torsi. Tujuan penelitian ini adalah mengamati perubahan natural frekuensi terhadap pembebanan bertahap pada balok beton bertulang dengan agregat daur ulang. Studi dilakukan secara eksperimen, yakni menggunakan beton dengan agregat kasar daur ulang (kuat tekan fc’ 20,74 MPa). Balok yang digunakan berukuran 3000 × 150 × 250 mm3 yang diberi beban semi-siklik dengan metode pembebanan four-point loading. Pembebanan dilakukan dalam 4 siklus, yaitu siklus 2 ton, 4 ton, 6 ton, dan 8 ton. Respon struktur berupa grafik perpindahan vs beban dan waktu, regangan vs beban diolah dari hasil pengujian menggunakan Digital Image Correlation (DIC) dan pengukuran manual dengan LVDT, dial gauge, dan strain gauge. Karakteristik dinamik balok berupa frekuensi alami dan rasio redaman diperoleh dengan alat accelerometer. Hasil eksperimen tersebut dibandingkan dengan hasil perhitungan teoritis. Analisis menunjukan bahwa balok mencapai batas elastis pada beban 8000 kg. Frekuensi alami cenderung menurun terhadap penambahan beban, hal dikarenakan nilai kekakuan balok yang telah diberi beban akan turun akibat muncul retakan. Nilai rasio redaman pada balok RAC cenderung menurun terhadap penambahan pembebanan bertahap.

Beams are structural elements that primarily resist bending and shear with or without axial or torsional forces. The purpose of this study was to observe the natural frequency changes to the gradual loading of reinforced concrete beams with recycled aggregate. The study was conducted experimentally, using concrete with recycled coarse aggregate (compressive strength fc' 20.74 MPa). The beam used is 3000 × 150 × 250 mm3 which is given a semi-cyclic load with a four-point loading method. The loading is carried out in 4 cycles, namely 2 tons, 4 tons, 6 tons, and 8 tons. Structural responses in the form of graphs of displacement vs. load and time, strain vs. load were processed from the test results using Digital Image Correlation (DIC) and manual measurements with LVDT, dial gauge, and strain gauge. The dynamic characteristics of the beam in the form of natural frequencies and damping ratio were obtained by using an accelerometer. The experimental results are compared with the results of theoretical calculations. The analysis shows that the beam reaches its elastic limit at a load of 8000 kg. The natural frequency tends to decrease with increasing load, this is because the stiffness value of the beam that has been given a load will decrease due to cracks appearing. The value of the damping ratio in the RAC beam tends to decrease with the addition of gradual loading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"ABSTRAK
Penggunaan baja ringan sangat diminati dewasa ini. Namun tebatasnya acuan penggunaan secara khusus pada baja ringan di Indonesia, menyebabkan terbatasnya penggunaan elemen baja ringan secara luas. Salah satu metode penggunaan elemen struktur adalah metode komposit. Untuk menggambarkan peningkatan utilitas pada baja ringan, dilakukan pengujian lentur secara monotonik terhadap spesimen balok komposit baja ringan dan spesimen balok beton bertulang sebagai pembanding.
Pada penelitian ini struktur balok komposit terdiri dari tiga variasi bentuk penghubung geser, yaitu balok komposit dengan kemiringan sayap baja ringan, penghubung geser mekanik pendek, dan penghubung geser mekanik tinggi sebagai penghubung geser. Variasi dari penghubung geser bertujuan untuk menggambarkan kenaikan kapasitas maksimum. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pula perilaku komposit (parsial shear connection ? full shear connection) dengan melihat kemungkinan adanya slip.

Abstract
Nowadays, the use of cold formed steel is in great demand. However, the limited use of special instructions on cold-formed steel in Indonesia, led to limited use of lightweight steel elements widely. One of the methods of use is composite structural elements method. To illustrate the increase in utility of cold-formed steel, monotonic bending tests performed on composite specimens of cold-formed steel beam and reinforced concrete beam specimens as a comparison.
In this study, the composite beam structure consists of three variations of the shear connector, which is a composite beam with a tilted flange of cold-formed steel, short mechanical shear connector, and high mechanical shear connector as the interface shear. Variation of shear connector aims to describe the increase of maximum capacity. From the research results can also be concluded, the behavior of the composite (partial shear connection - full shear connection) by looking at the possibility of slippage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>