Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Anthon M.M.
"Skripsi ini membahas tentang perilaku struktur rumah sakit 14 lantai dengan menggunakan material komposit baja beton (Rectangular Hollow Section). Analisis yang digunakan adalah analisis statik nonlinier / analisis pushover, berdasarkan prinsip performance-based design. Performace-based design merupakan perencanaan berbasis performa yang dilakukan dengan menetapkan berbagai tingkat kinerja. Saat ini terdapat tiga metode evaluasi kinerja dengan analisis statik nonlinier, yaitu metode spectrum kapasitas ATC-40, metode koefisien perpindahan FEMA 356, dan metode koefisien perpindahan yang diperbaiki FEMA 440. Penelitian ini adalah penelitian simulasi numeric dengan bantuan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis pushover dapat memberikan informasi sejauh mana suatu gempa akan mempengaruhi struktur dan juga memberikan informasi seberapa besar momen dan simpangan yang terjadi pada struktur sehingga dapat dilakukan optimalisasi atau efisiensi dalam merancang sebuah bangunan.

This thesis discusses the behavior of the hospital structure with 14 floors using steel concrete composite material (Rectangular Hollow Section). The analysis method is a nonlinear static analysis / pushover analysis, based on the principle of performancebased design. Performace-based design is a performance-based planning is done by assigning different levels of performance. Currently there are three methods of performance evaluation by nonlinear static analysis, namely the capacity spectrum method ATC-40, FEMA 356 method transfer coefficient, and an improved method of transfer coefficient FEMA 440. This research is a numerical simulation with the aid of a computer program. The results showed that the pushover analysis can provide information on the extent to which an earthquake will affect the structure and also provide information on how big the moment and the deflection that occurred in the structure so it can be done optimization or efficiency in designing a building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Yosua P.D.
"Skripsi ini membahas tentang perilaku struktur bangunan gedung kuliah 9 lantai dengan menggunakan material komposit baja beton (Rectangular Hollow Section). Analisis yang digunakan adalah analisis statik nonlinier / analisis pushover, berdasarkan prinsip performance-based design. Performace-based design merupakan perencanaan berbasis performa yang dilakukan dengan menetapkan berbagai tingkat kinerja. Saat ini terdapat tiga metode evaluasi kinerja dengan analisis statik nonlinier, yaitu metode spectrum kapasitas ATC-40, metode koefisien perpindahan FEMA 356, dan metode koefisien perpindahan yang diperbaiki FEMA 440.
Penelitian ini adalah penelitian simulasi numerik dengan bantuan program komputer SAP 2000 v14.0.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan berbasis kinerja dapat memberikan informasi sejauh mana suatu gempa akan mempengaruhi struktur. Dengan demikian sejak awal pemilik bangunan, perencana maupun pemakai mendapat informasi bagaimana bengunan tersebut berperilaku bila ada gempa.

This thesis discusses the behavior of a college building with nine floors using steel concrete composite material (Rectangular Hollow Section). The analysis method is a nonlinear static analysis / pushover analysis, based on the principle of performance-based design. Performace-based design is a performance-based planning is done by assigning different levels of performance. Currently there are three methods of performance evaluation by nonlinear static analysis, namely the capacity spectrum method ATC-40, FEMA 356 method transfer coefficient, and an improved method of transfer coefficient FEMA 440.
This research is a numerical simulation with the aid of a computer program SAP 2000 v14.0.0. Results showed that performance-based planning can provide information on the extent to which an earthquake will affect the structure. Thus, since the beginning of building owners, planners and users get information on how to behave when there is earthquake.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50606
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Eka Wulandari
"Hal yang sangat penting dalam perencanaan struktur gedung bertingkat adalah analisa desain gedung tahan gempa, karena gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang tak dapat dihindari. Sifat dari gempa bumi yang merugikan khusunya bagi bangunan, harus diatasi dengan perencanaan struktur bangunan yang tahan terhadap pengaruh gempa. Perlu diketahui bahwa selama beberapa dekade terakhir, beberapa sistem struktur komposit baja dan beton telah banyak digunakan pada konstruksi bangunan tinggi dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Sistem ini memadukan rigiditas dan formabilitas dari struktur beton dengan kecepatan pengerjaan dari struktur baja yang menghasilkan suatu produk struktur yang ekonomis. Satu bagian struktur yang memadukan struktur persegi kosong dengan isi beton didalamnya. Sifat dari material beton yang getas dan baja yang daktail membuat penelitian tentang komposit baja beton berlanjut hingga mengeksplorasi kekuatan komposit hingga mencapai bagian plastisnya.
Desain bangunan rumah sakit dalam penelitian ini memakai prinsip perencanaan bangunan tahan gempa dengan menggunakan material komposit. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisa bangunan ini yaitu dengan analisa dinamik riwayat waktu (time history) non linear. Hasil yang didapat adalah perilaku inelastis yang berasal dari adanya hinge properties yang didefine pada penampang komposit yang digunakan. Dengan demikian dari sini akan memperlihatkan mekanisme sendi plastis serta mekanisme lelehnya penampang yang didapat dari pemberian empat beban rencana yaitu Elcentro, Loma-Prieta, Northridge, dan San Fernando.

Thing that is very important in planning the structure of buildings are earthquakeresistant building design analysis, due to an earthquake is one of the natural phenomena that can not be avoided. The nature of earthquakes especially harmful to the building, must be addressed by structural design of earthquake-resistant effect. Please note that during the last few decades, several systems of steel and concrete composite structures have been widely used in the construction of tall buildings in the design of earthquake resistant buildings. This system combines rigidity and formabilitas of concrete structures with the speed of construction of steel structure that produces a product of economic structures. One part of the structure that combines an empty square structure with concrete contents therein. The nature of the brittle concrete material and a ductile steel making research on composite steel concrete composite continues to explore the strength to reach the plastisnya.
Hospital building design in this research uses the principles of earthquake resistant building design using composite materials. Approach used to analyze the building that is with time history dynamic analysis (time history) nonlinear. The results obtained are derived from the inelastic behavior of the didefine hinge on cross-sectional properties of composite used. Thus from here will show the hinge mechanism and the mechanism of melting obtained from the provision of section four of the plan expense Elcentro, Loma-Prieta, Northridge, and San Fernando. Hospital building composite structure behavior due to dynamic analysis of time history non linear.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50649
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Shafira
"Desain berbasis kinerja (Performance-Based Design) merupakan pendekatan penting dalam perancangan struktur bangunan baru untuk memastikan bahwa perilaku struktur memenuhi target kinerja seismik pada berbagai tingkat gempa. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja seismik bangunan modular tiga lantai dengan dinding pengisi pasangan bata ringan (unreinforced masonry infill) menggunakan pendekatan nonlinier sesuai pedoman ASCE 41-17. Pemodelan dilakukan dengan elemen shell thin untuk dinding dan tambahan hinge nonlinier untuk menangkap deformasi lentur dan geser. Penelitian diawali dengan validasi parameter pada bangunan modular sederhana. Hasil pengujian dan verifikasi pemodelan menunjukkan mutu pasangan bata sebesar 1,2 MPa dan modulus elastisitas 1200 MPa. Elemen bracing diagonal (pola X) hanya bekerja tarik, sehingga luas penampangnya direduksi menjadi setengah dari ukuran aktual dalam pemodelan bangunan tiga lantai. Hasil analisis pushover menunjukkan bahwa pada gempa BSE-1N dan BSE-2N, performance point terjadi pada drift maksimum 0,09%–0,18%, masih di bawah batas Life Safety (LS) dan Collapse Prevention (CP). Evaluasi displacement-controlled menunjukkan tidak terbentuknya sendi plastis pada kedua level gempa, dengan kerusakan dominan terjadi pada tahap akhir. Evaluasi force-controlled menunjukkan semua elemen struktur tidak mengalami overstress (rasio D/C < 1,0). Struktur memenuhi target kinerja tanpa memerlukan perkuatan tambahan.

Performance-Based Design is a key approach in designing new building structures to ensure that structural behavior meets seismic performance targets at various earthquake levels. This study analyzes the seismic performance of a three-story modular building with unreinforced masonry infill walls using a nonlinear method based on ASCE 41-17 guidelines. Modeling was conducted using thin shell elements for the walls, with nonlinear hinges added to capture flexural and shear deformations. Testing and modeling verification showed the masonry had a compressive strength of 1.2 MPa and a modulus of elasticity of 1200 MPa. The X-bracing elements worked only in tension; therefore, their cross-sectional area was reduced to half of the actual size in the three-story model. Pushover analysis results indicated that under both BSE-1N and BSE-2N levels, the performance point occurred at maximum drift values of 0.09%–0.18%, still below Life Safety (LS) and Collapse Prevention (CP) limits. Displacement-controlled evaluation showed no plastic hinges formed at either earthquake level, with significant damage only appearing in the final pushover stage. Force-controlled evaluation confirmed that all structural elements remained within acceptable stress limits (D/C < 1.0). Thus, the structure achieved the intended seismic performance without requiring additional strengthening. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Nahrisya
"Indonesia merupakan daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko bencana yang terjadi diperlukan konstruksi bangunan tahan gempa. Perencanaan tahan gempa umumnya didasarkan pada analisa struktur elastis yang kemudian diberi faktor beban untuk mensimulasi kondisi ultimate (batas). Kenyataannya bahwa perilaku keruntuhan bangunan saat gempa adalah inelastis. Evaluasi yang dapat memperkirakan kondisi inelastis bangunan saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa kinerjanya memuaskan saat gempa.
Analisa dan evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan analisa riwayat waktu pada program SAP2000. Karena deformasi plastis tergantung kepada sejarah pembebanan, maka analisa yang seharusnya digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja bangunan adalah Analisa Nonlinier Riwayat Waktu (dynamic nonlinear time history analysis).
Analisa Nonlinier Riwayat Waktu merupakan analisa bertahap dari suatu respon dinamik dari suatu struktur yang terbebani dengan waktu yang beragam. Suatu bangunan dapat terdiri dari jenis material yang berbeda. Dalam hal ini, bangunan yang akan dijadikan model adalah bangunan komposit. Komposit dapat terbentuk dari berbagai macam jenis material. Komposit baja-beton termasuk didalamnya baja tube dengan beton pengisi.

Indonesia is an earthquake prone areas, to reduce the risk of disasters required the construction of earthquake resistant buildings. Planning withstand earthquakes generally are based on an analysis of the elastic structure factor, which was given to simulate the conditions of ultimate load (limit). The fact that the collapse behavior of buildings during the earthquake is inelastic. Evaluation that can predict when an earthquake building inelastic conditions necessary to obtain satisfactory assurances that its performance during the earthquake.
Analysis and performance evaluation can be performed by time history analysis in SAP2000. Because the plastic deformation depends on the history of loading, then the analysis should be used to evaluate the performance of the building is Nonlinear Analysis Time History (dynamic nonlinear time history analysis).
Analysis of Nonlinear Time History is a gradual analysis of a dynamic response of a structure burdened with the time varied. A building may consist of different kinds of materials. In this case, the buildings that will be used as the model is a composite structure. Composites can be formed from various types of material. Composite steel-concrete includes steel tube with concrete filler.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50648
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indradjati Rachmatullah
"Indonesia merupakan kawasan rawan gempa, struktur bangunan yang dibutuhkan harus memiliki kekuatan dan daktalitas yang memadai sesuai dengan aturan yang berlaku. Struktur bangunan dengan konfigurasi D-EBF merupakan salah satu solusi untuk struktur tahan gempa. Penggunaan material dan sambungan yang digunakan sangat mempengaruhi perilaku bangunan. Untuk mengetahui perilaku bangunan bisa menggunakan banyak metode dan salah satunya adalah pushover analysis.
Penelitian dilakukan dengan 2 buah aplikasi komputer yaitu ETABS sebagai pengecekan bangunan sesuai SNI dan Drain-2DX untuk melakukan analisis. Variasi material menggunakan baja WF dan komposit CFST membuktikan bahwa bangunan baja WF dengan luasan baja 2 kali lipat dari CFST lebih daktail tetapi tidak lebih kuat dan kaku dibandingkan CFST. Dengan rigiditas sambungan yang tinggi maka bangunan akan semakin kuat dan kaku tetapi daktalitas dari bangunan akan berkurang. Kekuatan dan kekakuan berbanding terbalik terhadap daktalitas. Pengaruh rigiditas sambungan untuk material baja WF dan CFST adalah sama.

Indonesia earthquake prone areas, building structures that are needed must have adequate strength and ductility in accordance with the applicable rules. Building structures with the configuration of D EBF is one solution for earthquake resistant structures. The use of materials and the connection that was used greatly influences the behaviour of the building. To know the behavior of the building could use a lot of mehtod and one of them was pushover analysis.
Research done with two fruity computer applications i.e ETABS as building appropriate checking rules and DRAIN 2DX to do anlysis. Variation of materials use WF steel and Composite CFST proves that steel buildings extents with WF steel two times of CFST more ductile but not stronger and stiffer than CFST. With the rigidity connection that high then the building will be more strong and stiff but ductility of the building wil be reduced. Strength and rigidity is inversely proportional against ductility. The influence of rigidity connection for materials WF Steel and CFST is the same.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indradjati Rachmatullah
"Indonesia merupakan kawasan rawan gempa, struktur bangunan yang dibutuhkan harus memiliki kekuatan dan daktalitas yang memadai sesuai dengan aturan yang berlaku. Struktur bangunan dengan konfigurasi D-EBF merupakan salah satu solusi untuk struktur tahan gempa. Penggunaan material dan sambungan yang digunakan sangat mempengaruhi perilaku bangunan. Untuk mengetahui perilaku bangunan bisa menggunakan banyak metode dan salah satunya adalah pushover analysis.
Penelitian dilakukan dengan 2 buah aplikasi komputer yaitu ETABS sebagai pengecekan bangunan sesuai SNI dan Drain-2DX untuk melakukan analisis. Variasi material menggunakan baja WF dan komposit CFST membuktikan bahwa bangunan baja WF dengan luasan baja 2 kali lipat dari CFST lebih daktail tetapi tidak lebih kuat dan kaku dibandingkan CFST. Dengan rigiditas sambungan yang tinggi maka bangunan akan semakin kuat dan kaku tetapi daktalitas dari bangunan akan berkurang. Kekuatan dan kekakuan berbanding terbalik terhadap daktalitas. Pengaruh rigiditas sambungan untuk material baja WF dan CFST adalah sama.

Indonesia earthquake prone areas, building structures that are needed must have adequate strength and ductility in accordance with the applicable rules. Building structures with the configuration of D EBF is one solution for earthquake resistant structures. The use of materials and the connection that was used greatly influences the behaviour of the building. To know the behavior of the building could use a lot of mehtod and one of them was pushover analysis.
Research done with two fruity computer applications i.e ETABS as building appropriate checking rules and DRAIN 2DX to do anlysis. Variation of materials use WF steel and Composite CFST proves that steel buildings extents with WF steel two times of CFST more ductile but not stronger and stiffer than CFST. With the rigidity connection that high then the building will be more strong and stiff but ductility of the building wil be reduced. Strength and rigidity is inversely proportional against ductility. The influence of rigidity connection for materials WF Steel and CFST is the same.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Wirintia Christie
"Indonesia merupakan kawasan rawan gempa dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Sehingga dibutuhkan struktur bangunan yang mampu menyerap gaya gempa dengan baik, dari segi kekuatan, kekakuan, dan daktilitas. Bangunan dengan rangka Eccentrically Braced Frame merupakan salah satu sistem struktur yang memiliki energi disipasi yang baik dengan adanya elemen link beam dan bracing pada struktur rangkanya.
Penggunaan material pada bangunan tahan gempa juga mempengaruhi kinerja struktur. Saat ini banyak bangunan tahan gempa yang memanfaatkan material baja dikarenakan sifatnya yang kuat, daktail, dan mampu menyerap energi. Material komposit Concrete Filled Steel Tube CFST memiliki kekuatan serta kekakuan yang diperkirakan mampu menahan gaya gempa. Analisis pushover digunakan untuk mengetahui kinerja suatu struktur bangunan, dalam hal ini menggunakan program Drain 2dx.
Berdasarkan analisis pushover struktur bangunan komposit CFST tidak lebih kuat, kaku, dan daktail dibandingkan dengan bangunan baja WF. Hal itu dikarenakan pengaruh perbedaan luasan baja pada elemen komposit rata-rata hanya 46 dari elemen baja WF. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan modelisasi sambungan balok-kolom mengurangi rigiditas struktur, sehingga berpengaruh pada kekuatan yang lebih kecil, tetapi memiliki daktilitas yang lebih tinggi.

Indonesia is an earthquake prone area with high population density level. It requires the study of building structures that can absorb earthquake energy, in terms of strength, stiffness, and ductility. Eccentrically Braced frame building is a structure system that has a good dissipation of energy with a bracing and link element that can make it stiffer, stronger, and more ductile.
Use of material on the earthquake resistant buildings can also affect the performance of the structure. Currently, many earthquake resistant buildings use steel material because of its strength, ductility, and its ability to absorb energy. Composite material, Concrete Filled Steel Tube CFST, has the strength and the stiffness that is estimated to be able to withstand the quake energy.
Based on pushover analysis, buildings with CFST composite material is not stronger, stiffer, and more ductile compared to steel material building. It is due to the difference of the steel area on the composite element is averagely only 46 of the steel area in steel WF element. Based on recent studies, by adding the beam column connection design to the structure, it can reduce the rigidity and strength, though it could increase the ductility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prabhu Sello Aryo Jati
"Pada struktur bangunan tinggi, beban yang paling berpengaruh adalah beban lateral yaitu beban gempa dan beban angin. Inovasi-inovasi semakin berkembang agar bangunan yang dibangun efektif dalam menahan beban lateral tersebut. Penggunaan sistem outrigger merupakan salah satu inovasi yang digunakan dalam menahan beban lateral. Sistem ini memanfaatkan lebar bangunan untuk memaksimalkan kekakuan struktur. Dalam penelitian ini dilakukan analisa perbandingan kekuatan serta kekakuan dari struktur yang menggunakan sistem outrigger dengan struktur yang tidak menggunakan outrigger. Analisa yang gunakan dalam perbandingan kekuatan ini adalah analisa beban dorong statik non-linier yang lebih dikenal dengan analisa pushover. Kedua bangunan didorong hingga runtuh dengan pola beban tertentu. Sehinga didapatkan perbandingan kekuatan kedua bangunan. Dari perbandingan perilaku struktur, bangunan dengan sistem outrigger memiliki kekakuan serta kekuatan yang lebih besar. Selain itu, bangunan dengan outrigger memiliki perilaku yang lebih baik terhadap beban gempa

In high-rise building, the most influential load is lateral load which is earthquake load and wind load. Innovations is developed to make a high rise buildings effectively resist the lateral loads. Outrigger system application is one of the innovations used in the resist lateral loads. These system uses the building width to maximize the stiffness of the structure. In this study, we compare the strength and stiffness of the structure with Outrigger system and those doesn’t. The analysis that used to compare the strength of the structure was non-linear static push which more commonly known as a pushover analysis. The buildings is pushed by specific load pattern until they collapse. Then, we get the strength comparison of the 2 buildings. From the comparison of the structures behavior, buildings with Outrigger system has greater stiffness and strength. In addition, buildings with Outrigger has a better behavior against earthquake loads."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virdi Fikriawan
"Evaluasi kinerja struktur bangunan eksisting menjadi hal yang penting untuk memastikan kelayakan dan keamanan bangunan terhadap beban gempa, terutama bila terdapat perubahan fungsi maupun penurunan mutu material. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja seismik sebuah bangunan gedung 6 lantai yang mengalami penurunan mutu beton sebesar 50% dari mutu rencananya menggunakan prosedur evaluasi berbasis kinerja (Performance Based Evaluation) sesuai pedoman ASCE 41-17. Evaluasi dilakukan dengan metode statik non-linear pushover untuk mengetahui sejauh mana level kinerja struktur yang dapat dicapai. Selain itu, evaluasi juga dilakukan pada setiap elemen struktur seperti balok, kolom, dan sambungan balok-kolom untuk mengidentifikasi elemen kritis berdasarkan hasil analisis tersebut. Hasil menunjukkan penurunan mutu beton secara signifikan mempengaruhi level kinerja struktur, dimana struktur tersebut tidak mencapai titik performanya dan banyak elemen mengalami kerusakan melebihi batas Life Safety (LS) dan Collapse Prevention (CP). Berdasarkan kerusakan terbesar dari beberapa aksi yang ditinjau pada setiap elemen, terdapat 11,97% balok yang melewati batas LS dan 13,51% balok yang melewati batas CP. Lalu, terdapat 5,56% kolom yang melewati batas LS dan 7,07% kolom yang melewati batas CP. Kemudian, terdapat 59,04% sambungan yang melewati batas LS dan 62,65% sambungan yang melewati batas CP.

Performance evaluation of existing building structures is crucial to ensure their feasibility and safety against earthquake loads, especially when there are changes in function or degradation of material quality. This study aims to evaluate the seismic performance of a 6 story building that has experienced a 50% reduction in concrete quality from its planned strength using the Performance-Based Evaluation procedure according to the ASCE 41-17 guidelines. The evaluation was conducted using the non-linear static pushover method to determine the extent to which the structure's performance level could be achieved. In addition, the evaluation was also carried out on each structural element such as beams, columns, and beam-column joints to identify critical elements based on the analysis results. The results show that the decrease in concrete quality significantly affects the performance level of the structure, where the structure does not reach its performance point and many elements experience damage exceeding the Life Safety (LS) and Collapse Prevention (CP) limits. Based on the greatest damage from a review of several actions on each element, 11.97% of the beams exceeded the LS limit and 13.51% of the beams exceeded the CP limit. Then, 5.56% of the columns exceeded the LS limit and 7.07% of the columns exceeded the CP limit. Subsequently, 59.04% of the joints exceeded the LS limit and 62.65% of the joints exceeded the CP limit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>