Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gurning, Luhut
"Konfilik yang terjadi antara pejalan kaki pada umumnya interaksi antar sesama pejalan kaki baik yang searah maupun yang berlawanan arah,ada juga yang sedang menyebrang jalan dan dengan para penjual / pedagang yang berhenti dan memakai area perjalan kaki. Sepanjang Jalan Margonda, para pejalan kaki memiliki volume yang cukup tinggi karena terletak dipusat keramaian yaitu didepan pintu keluar Kampus - kampus dan tempat-tempat komersil lainnya seperti mall, dan tempat pertokoan. Selain itu jalan margonda dipenuhi dengan bangunan-bangunan lainnya seperti pertokoan, bengkel, showroom, tempat sekolah dan tempat niaga lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa Level of Service Fasilitas Pedestrian di area Margonda dan memberikan masukan / kebijakan terhadap lokasi serta keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di area margonda. Pada penelitian ini, untuk menganalisa prilaku tingkat level of service pejalan kaki akibat adanya pedagang kaki lima yang menyebar disepanjang area pedestrian margonda akan menggunakan analisa perhitungan langsung serta dengan software NOMAD, software ini untuk membuat dan mengetahui pergerakan pedestrian dalam bentuk simulasi-simulasi pergerakan pejalan kaki pada area pedestrian yang sudah kita rencanakan. Dengan menganggap bahwa Pedagang Kakli Lima disebut sebagai hambatan untuk pengguna jalan. Hasil analisa ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah terkait dalam kaitannya dengan keberadaan Pedagang Kaki Lima yang berada di area pedestrian. Kebijakan-kebijakan ini nantinya akan menguntungkan 2 pihak antara pengguna jalan dengan keberadaan Pedagang Kaki Lima.

The conflict between pedestrians in general is interaction between the members of either pedestrians or in the opposite direction toward, There also was crossing the road and with the sellers / traders who stopped and put on pedestrian area. Margonda along, the pedestrians have the volume high enough because it is centered by a crowd in front of the campus and commercial places such as malls, and shopping places. In addition margonda street filled with other buildings such as shops, workshops, showrooms, where schools and other commercial places. The purpose of this research to determine and analyze the Level of Service Facilities in the area Pedestrian Margonda and provides input / policy on the location and the presence of street hawkers (street vendors) in the area margonda In this study, to analyze the behavior of the level of service due to the pedestrian sidewalk vendors who spread along the pedestrian area margonda will use a direct calculation and analysis software Nomad. this software to create and learn in the form of pedestrian movement simulations of pedestrian movement in the pedestrian area which we planned. Assuming that the vendor referred to as barriers to road users. The results of this analysis are expected to assist in providing input on relevant government policy in relation to the presence of street vendors in the pedestrian area. These policies will benefit all element between road users and street vendors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50545
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstrak:
Jalan Margonda dibagi menjadi 3 buah zona. Zona pertama merupakan zona pendidikan. Zona kedua merupakan zona bisnis. Sedangkan zona ketiga merupakan zona perkantoran. Kondisi pedestrian yang berada di sepanjang jalur Jalan margonda menarik untuk dibahas karena jalur Jalan Margonda yang sangat padat dan memiliki berbagai macam kegiatan.
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui Level of Service fasilitas pedestrian pada zona pendidikan, zona bisnis dan zona perkantoran, pada ruas Jalan Margonda Depok. Analisis Level of Service menggunakan prototipe perencanaan mobilitas Gainesville, Florida.
Dari hasil analisis dapat diketahui Level of Service Jalan Margonda Depok dengan menggunakan prototipe perencanaan mobilitas Gainesville. Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu pemerintah Kota Depok untuk memperbaiki jalur pedestrian yang ada.
Abstract:
Margonda road zone is divided into three pieces. The first zone is a zone of education. The second zone is a business zone. While the third zone is the zone offices. Conditions in the pedestrian path along Jalan Margonda interesting to discuss because the path Margonda Road is very dense and has a wide variety of activities.
The purpose of this study was to analyze and know the Level of Service of pedestrian facilities in the educational zones, business zones and zone offices, Margonda street, Depok. Level of Service Analysis using a prototype mobility planning Gainesville, Florida.
From the analysis results can be known Level of Service Road Depok Margonda using the prototype Gainesville mobility planning. The results of this analysis is expected to assist the government in Depok to improve the existing pedestrian path."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S44891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi Suryo Kusumo
"Salah satu tempat terkumpulnya berbagai macam aktifitas utama kota Depok ialah pada ruas jalan Margonda Depok yang sekaligus merupakan akses jalan menuju ibu kota Jakarta. Pada ruas jalan Margonda Depok, Zona 3 Perkantoran (antara ruas Jl.Arif Rahman Hakim - Jl.Siliwangi Depok) terdapat beberapa pusat keramaian seperti: Mall, pertokoan, ruko, terminal bus, stasiun kereta api, perumahan penduduk, kantor polisi (Polres Depok) dan pusat Pemerintahan Kota Depok(walikota Depok). Akibat dari tingginya volume pejalan kaki tersebut(terutama pada pagi hari, jam makan siang maupun pada sore hari) sehingga timbul konflik antara sesama pejalan kaki baik yang searah maupun yang berlawanan arah, dengan sesama pejalan kaki yang menyeberang jalan, antara pejalan kaki dengan para pedagang yang berjualan di trotoar maupun antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, antara lain untuk menganalisis perhitungan tingkat pelayanan/level of service(LOS) pejalan kaki di jalan Margonda Zona 3 Perkantoran (ruas jalan antara Jl.Arif Rahman Hakim - Jl.Siliwangi ) kota Depok, mengukur secara empiris (berdasarkan penemuan dan pengamatan di lapangan) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecepatan pejalan kaki di trotoar ruas jalan Margonda kota Depok, menganalisis fasilitas pejalan kaki, serta menganalisis Walkability Index pedestrian pada ruas tersebut.
Pada penelitian ini peneliti dalam menganalisis tingkat pelayanan menggunakan acuan standar Highway Capacity Manual (HCM 2000), untuk Analisa fasilitas pejalan kaki berdasarkan DPU - Bina Marga No.032/T/BM/1999 sedangkan untuk menganalisa Nilai Walkability berdasarkan panduan The Global Walkability Index (GWI) oleh penulis Holly Virginia Krambeck. Lokasi penelitian di jalan Margonda Zona 3 Perkantoran (ruas jalan antara Jl.Arif Rahman Hakim - Jl.Siliwangi ) kota Depok. Hasil penelitian berdasarkan HCM 2000 secara keseluruhan tingkat pelayanan di ruas tersebut memiliki tingkat pelayanan A, berdasarkan karakteristik individu terdapat perbedaan kecepatan tiap pejalan kaki berdasarkan berjalan disertai melakukan kegiatan lain atau karena faktor usia maupun jumlah kelompok berjalan. Sedangkan berdasarkan analisis fasilitas banyak terdapat penempatan rambu maupun utilitas yang tidak sesuai dengan peraturan DPU - Bina Marga, sedangkan berdasarkan nilai walkability zona tersebut memiliki Nilai Walkability sebesar 48.55, yang berarti memiliki sedikit fasilitas yang dapat terjangkau dengan berjalan kaki.

One of the gathering place of various main activities of the city are on Margonda road, Depok which constitute the access road to the capital city of Jakarta. In Depok Margonda road, Zone 3 is office area (road between Arif Rahman Hakim - Siliwangi ) there are several centered of crowd, such as: Mall, shopping, shop, bus terminals, railway stations, housing residents, police officers and the central Government of Depok City. As a result of the high volume of pedestrians (especially in the morning, lunchtime and in the afternoon) so that resulting a conflict between the members of either pedestrians or in the opposite direction toward, There also was crossing the road and with the sellers/traders who stopped and put on pedestrian area or pedestrians with the motor vehicles.
The purpose of this research, is to analyze the level of service (LOS) in the area Pedestrian Margonda, empirically measure (based on the innovation and observation in the field) factors that contribute to the speed of pedestrians on the sidewalk Margonda road Depok, analyze pedestrian facilities, and Walkability Index at the segment of pedestrian. In this study, HCM 2000 used to analyze the level of service, for the analysis of pedestrian facilities based on the DPU - BM No.032/T/BM/1999, and to analyze the Walkability Index used the guidelines of The Global Walkability Index ( GWI) writer by Holly Virginia Krambeck. Location of the research at Margonda road zone 3 office area (Arif Rahman Hakim ' Siliwangi segment).
The results based on 2000 HCM overall for level of service in these fields have LOS A, based on individual characteristics there are have differences speed between pedestrian which walking with other activities or because of the age factor or pedestrian which walking in groups. While based on the analysis facility many signs and utility placements not in accordance with regulation DPU ' Bina Marga, based on walkability value, this segment has Walkability value of 48.55, which means has few facilities that can be reached by walking.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50670
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Suciyana S.
"Tugas Akhir ini membahas upaya meningkatkan moral judgment pedagang kaki lima di jalan Margonda Raya yang dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi belief pedagang kaki lima terhadap Emosi dan hak penggunaan trotoar. Program penelitian dilakukan dengan booklet yang conlenmya dibuat berdasarkan teori moralitas, cogniiive dissonance, dan just world theory. Penelitian ini adalah penclitian action research semi lcuantitatif yang bertujuan mencari solusi yang baik terhadap masalah sosial yang berkaitan dengan aktivitas pedagang kaki lima di area trotoar.
Hasil penelitian menunjukkan baoldei sebagai program intewensi yang dijadikan altematif media perubahan dapat meningkatkan moral judgment pedagang kaki lima. Pcnclitian juga menunjukkan bahwa usia dan letak kios pedagang kaki lima meujadi faktor-faktor yang nyata mempengaruhi peningkatan moral judgmenz pedagang kaki lima terhadap fimgsi dan hak penggunaan trotoar di jalan Margonda Raya, Depok.
Program intervensi yang dilakukan pada penelitian ini hanyalah awal dari usaha mengubah kondisi sosial yang berkaitan dengan masalah Pedagang Kaki Lima, Trotoar dan Lalu Lintas. Untuk menghasilkan perubahan yang nyata diperlukan program intcrvensi lanjutan yang difokuskan mendorong terbentuknya organisasi dan komunikasi yang setara antara pedagang kaki lima dan Pcmerintah Kota Depok scbagai pihak pemegang otoritas.

This final project focus on an effort to upgrade the moral judgment level as a factor that affecting belief of the street-vendors regarding sidewalk timction and use on Margonda Raya Street, Depok_ This project was using a booklet as a social intervention media. The content of the booklet based on morality theory, cognitive dissonance, and just world theory. By using semi quantitative action research, this project’s goal is trying to find a better solution to social problems regarding the street-vendors activities on the sidewalk.
This research shows that booklet as intervention program could be use as an alternative media to upgrade the moral judgment level of the street~vendors. The researcher also found that the participant age and the spot of the “stand” as factors that has significant effect in upgrading street-vendor’s moral judgment level regarding sidewalk timction and use on Margonda Raya Street, Depok.
The intervention program in this research is just the beginning to improve social condition related to street-vendors, sidewalk, and traiiic. To get significant change in social problems, the research should be foucus in advance intervention programs to promote street-vendors to develop organization and equal communication from the street-vendors and Depok city govemment aa legal otonty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Andhika
"Jalan Margonda Raya merupakan jalan utama yang menghubungkan kota Depok dengan kota Jakarta. Tingginya aktivitas masyarakat menyebabkan kebutuhan terhadap transportasi semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pelayanan atau Level of Service LOS pada Jalan Margonda Raya pada pagi dan sore hari. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei karakteristik jalan dan arus lalu lintas.
Metode perhitungan yang digunakan adalah metode MKJI 1997, HCM 2000, dan HCM 2010. Berdasarkan hasil analisis menggunakan MKJI 1997, Jalan Margonda Raya memperoleh nilai tingkat pelayanan LOS B, yang menunjukkan bahwa lalu lintas saat ini sudah baik. Dengan HCM 2000, nilai LOS yang beragam diperoleh dengan sebagian besar nilai B untuk moda mobil. Nilai LOS A, yang berarti sangat baik, diperoleh untuk moda angkutan umum dan pejalan kaki. Nilai LOS C, yang berarti cukup baik, diperoleh untuk moda sepeda. Sedangkan untuk HCM 2010, diperoleh nilai LOS B untuk moda mobil dan moda pejalan kaki. Nilai LOS A untuk moda sepeda. Sedangkan untuk moda angkutan umum, tidak dapat diketahui hasilnya.
Hasil dari analisis menunjukkan nilai tingkat pelayanan yang berbeda-beda pada setiap metode perhitungan. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan pendekatan untuk setiap metode perhitungan. Pada metode MKJI 1997, analisis hanya berlaku untuk moda mobil. Sedangkan dengan metode HCM 2000, analisis meliputi moda mobil, angkutan umum, sepeda, dan pejalan kaki. Dengan metode HCM 2010 juga meliputi semua moda dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sebagai rekomendasi, diperlukan adanya pengembangan pada metode MKJI 1997 agar dapat lebih menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Selain itu, perlu pula adanya penyesuaian pada metode HCM 2010 untuk perhitungan pada moda angkutan umum.

Margonda Raya Road is the main road which connects the city of Depok with the city of Jakarta. The high level of community activity requires a better transportation service. This study aims to analyze the Level of Service LOS on Margonda Raya Road during the morning and the afternoon. A survey of road characteristics and traffic flows was conducted for this study.
Several methods are exercised for this study, which are MKJI 1997, HCM 2000 and HCM 2010 methods. Regards to the MKJI 1997 method, the general score of the LOS on Margonda Raya Road is B. It indicates that in general, the current traffic service level is good. On the other hand, according to the HCM 2000 method, the score of the LOS varies regarding the transportation modes. The LOS score for the cars is B. The LOS scores for the public transportation and the pedestrians are A which indicate a very good service level. Moreover, the LOS for the bicycles is C that means good enough service level. Regards to the HCM 2010 method, the scores of LOS for the cars and pedestrians are B. The LOS score for bicycles is A. Apparently, the LOS score for the public transportation is unknown with HCM 2010 method.
In general, the results show different scores of the LOS according to the different method of calculation. It occurs because the different methods apply different approaches. Regards to the MKJI 1997 method, the analysis applies only to the cars. However, the HCM 2000 method is able to analyze the cars, public transportation, bicycles, and pedestrians. Moreover, the HCM 2010 method also includes all mode of transportations and it affects each other. As the recommendation, the MKJI 1997 method needs to be developed to adjust to the current conditions. Furthermore, the adjustment for the HCM 2010 method is also required to measure the public transportation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
"Menteri Kesehatan menetapkan bahwa makanan dan minuman tidak boleh mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli). Namun, kebanyakan pemerintah daerah tidak menindaklanjutinya dengan menerapkan peraturan yang lebih teknis untuk mencegah penyakit-penyakit yang ditularkan lewat makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kontaminasi E. coli dalam makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima (PKL). Seratus PKL di sepanjang Jalan Margonda Kota Depok, Jawa Barat, dipilih secara acak sebagai sampel. Sebanyak 100 PKL, E. coli pada sampel berbagai jenis makanan diukur dengan metode most probable number, sementara sanitasi PKL dan kehigienisan penjamah makanan diamati. Ditemukan secara umum bahwa air bersih yang digunakan untuk memasak, minum, dan mencuci peralatan makan, sarana pembuangan air limbah, peralatan makanan, dan makanan yang disajikan secara tertutup serta perilaku penyaji makanan tidak berhubungan dengan tingkat kontaminasi E. coli (p > 0,05). Sebaliknya, kebanyakan makanan yang disajikan tanpa tutup mengandung E. coli sangat tinggi, meskipun sarana sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat penjamah makanan sudah cukup baik, kecuali sarana tempat sampah.

Ministry of Health regulates that all foods and beverages should not contain Escherichia coli. However, most local government does not implement this requirement by applying more technical local regulation to prevent food borne diseases. The objective of the present study was to quantify E. coli contamination in foods served by street vendors along the Jalan Margonda, City of Depok, West Java. A total of 100 street vendors were selected randomly, from which different types of foods were sampled for E. coli measurement using MPN method. Meanwhile, environmental sanitation of street vendors and personal hygiene of food handlers were observed. It was found that generally clean water for preparing foods and beverages and washing kitchen utensils, sewage system, table utensils, and covered foods as well as serving behavior were not statistically correlated with E. coli contamination (p > 0,05). On the contrary, most the uncovered foods were highly contaminated by E. coli, although sanitation facilities and personal hygiene were adequately good except solid waste disposal."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Liswarti Hatta
"Telah banyak penelitian tentang sektor informal, utama nya pedagang kaki lima. Akan tetapi suatu komunitas ataupun wilayah tertentu biasanya mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri. Hal ini patut dicermati agar kita tidak terjebak untuk menggeneralisir semua persoalan. Penelitian ini mengambil kasus pedagang kaki lima yang menetap malam hari di sepanjang Jalan Hargonda raga Depok. Pinggir jalan Margonda Raya yang menjadi lokasi para pedagang kaki lima ini adalah bukan tempat khusus yang diperuntukkan sebagai "pasar" kaki lima, akan tetapi para pedagang memanfaatkan lokasi kosong untuk menjajakan dagangannya selama jalan belum diperlebar atau setidaknya sebelum ada pelarangan dari Pemerintah Daerah. Mencermati posisi yang kurang menguntungkan ini memberikan kenyataan adanya ketidakpastian akan masa depan para pedagang, dalam arti rasa kurang aman dan nyaman dalam kontinyuitas usaha pada lokasi yang lebih tetap serta tidak terusik oleh alasan mengganggu ketertiban, kebersihan, dan keindahan, ataupun lalu-lintas.
Walaupun setiap saat para pedagang di lokasi ini dapat saja dianggap mengganggu K. 3 (Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban) ataupun lalu-lintas, akan tetapi usaha ini dapat memberikan keuntungan ekonomis keluarga pedagang bahkan juga para karyawannya. Tegasnya lokasi ini telah memberikan kontribusi yang oukup berarti bagi "pengusaha" ekonomi lemah ini. Pengusaha jenis ini memang sering dihadapkan pada persoalan yang cukup sulit antara melanggar ketertiban dan mencari nafkah (makan). Dengan kata lain tidak makan sama sekali atau makan tetapi melanggar peraturan, sehingga urusan melanggar atau setidaknya dapat dianggap melanggar peraturan menjadi nomor dua.
Pedagang umumnya mempunyai tingkat pendidikan yang minim hal ini bukan saja ditunjukkan oleh usaha informal mereka, akan tetapi juga tingkat keawaman politiknya. Umumnya menganggap bahwa politik adalah bukan urusan orang kecil seperti pedagang kaki lima, dan tidak mengerti bahwa usaha sektor informal sering kali sebagai akibat dari kebijakan politik baik tingkat pusat maupun daerah. Pedagang di lokasi ini tidak mempunyai organisasi yang dapat dijadikan wadah untuk menyalurkan aspirasi kepada pemerintah, dan umunya tidak mempunyai ijin lokasi. Kenyataan ini secara legal-formal memberikan posisi yang kurang menguntungkan pedagang dimata pengambil keputusan (pemerintah). Kecenderungan pada umunya adalah pasrah jika sewaktu-waktu lokasi ini terlarang.
Kepasrahan pelaku sektor informal ini menunjukkan sikap apatisme, sehingga sulit untuk diketaui ataupun di ukur tingkat kekuatan politiknya. Hal ini terbukti dari demonstrasi ataupun unjuk rasa oleh tukang becak dan pedagang kaki lima di Bandung bebrapa waktu yang lalu. Demonstrasi semacam ini dalam kekuatannya yang lebih lanjut dapat memiliki muatan politik yang dapat memaksa ataupun mempengaruhi kebijakan pemerintah. Peristiwa semacam ini dapat terjadi dimanapun.
Dengan mengetahui profil sektor informal ini, selain untuk menambah pengetahuan juga dapat dipakai sebagai pertimbangan Pemerintah dalam membuat keputusan untuk menangani masalah kaki lima agar lebih bersifat arif dan bijaksana. Mengingat usaha kaki lima ini pada umumnya merupakan pekerjaan maupun penghasilan utama bagi para pedagang, sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan pedagang yang dapat menjadi picu keresahan social maupun gejolak massa.
Pemerintah Daerah dalam menangani sector informal ini pada umumnya hanya dikaitkan dengan K 3 dengan alasan untuk mendapatkan Adipura (sebuah penghargaan atas prestasi K 3 dari Pemerintah Pusat), sehingga dimensi sosial ekonomi dari pedagang ini sering dikalahkan oleh kepentingan mandapatkan Adipura. Pelarangan pementasan Ketoprak Siswo Sudoyo di halaman Mangkunegaran oleh Walikota Solo adalah contoh yang masih hangat dalam ingatan kita. Adanya pementasan Ketoprak di halaman Mangkunegaran dianggap dapat mengundang kaki lima di lokasi ini sehingga dapat mengganggu Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Rahayu
"“Depok Friendly City” merupakan branding Kota Depok yang dicanangkan sejak 2016 sebagai bentuk implementasi masterplan Kota Depok menjadi Kota Cerdas (Smart City). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dari place branding yang telah dilakukan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi literatur, wawancara, dan observasi yang kemudian dianalisis secara spasial dan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas tempat pada Jalan Margonda Raya berdasarkan fitur tempat yang tersedia paling banyak tersebar di segmen utara dan selatan dengan setiap segmen telah ditandai dengan kesesuaian keberadaan landmark berdasarkan fungsi aktivitas utamanya. Pemerintah berusaha membangun citra futuristik dan instagramable dari Jalan Margonda Raya kepada para pejalan kaki. Citra tempat yang terbentuk pada pejalan kaki menilai karakteristik fisik tempat pada Jalan Margonda Raya sudah cukup aman dan nyaman, serta aksesibilitas pada transportasi publik mudah dengan kondisi cuaca, lingkungan, dan ketersediaan fasilitas pendukung masih terbilang kurang. Persepsi tempat yang terbentuk oleh sebagian besar informan terhadap Jalan Margonda Raya adalah macet yang dalam hal ini tidak memiliki korelasi spesifik bagi aktivitas mereka sebagai pejalan kaki. Place branding “Depok Friendly City” bagi pejalan kaki hanya efektif untuk merepresentasikan segmen utara dan segmen selatan.

"Depok Friendly City" is Depok City branding which was proclaimed since 2016 as a form of implementation of the Depok City master plan to become a Smart City. This study aims to analyze the effectiveness of the place branding that has been done. Methods of data collection in this study using literature studies, interviews, and observations which were then analyzed spatially and descriptively. The results of this study indicate that the identity of places on Jalan Margonda Raya based on available space features is most widely spread in the north and south segments with each segment having been marked with the suitability of the presence of landmarks based on its main activity function. The government is trying to build a futuristic and instagramable image of Jalan Margonda Raya for pedestrians. The image of the place formed by pedestrians assesses the physical characteristics of the place on Jalan Margonda Raya as safe and comfortable enough, and accessibility to public transportation is easy with weather conditions, the environment, and the availability of supporting facilities is still lacking. The place perception formed by most of the informants towards Jalan Margonda Raya is traffic jam which in this case has no specific correlation to their activities as pedestrians. Place branding “Depok Friendly City” for pedestrians is only effective for representing the north and south segments."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Exa Heydemans
"ABSTRAK
Antusiasme masyarakat terhadap kereta rel listrik KRL di Jabodetabek saat ini terbilang cukup tinggi dengan adanya penambahan jumlah penumpang setiap tahunnya. Seiring dengan penambahan jumlah penumpang, stasiun KRL juga harus bisa mengakomodir banyaknya jumlah penumpang tersebut. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui kelayakan dari platform stasiun KRL Pondok Cina demi menampung penambahan jumlah penumpang dalam hal ini tingkat pelayanan Level of Service fasilitas pejalan kaki merupakan parameter kelayakan stasiun yang akan dipelajari.Penelitian dilakukan dengan membandingkan kondisi eksisting platform St. KRL Pondok Cina dengan kondisi rencana pada tahun mendatang. Kondisi eksisting dipelajari dengan melakukan pengambilan data dilapangan secara langsung lalu diolah secara manual sehingga mendapatkan tingkat pelayanan pejalan kaki. Kondisi rencana dibuat dalam model PTV Viswalk yang disimulasikan untuk mendapat gambaran pada tahun ndash; tahun mendatang. Parameter ndash; parameter model diestimasi berdasarkan parameter ndash; parameter kondisi eksisting dan target penumpang.Hasil penelitian ini menunjukan desain stasiun eksisting tidak akan mampu mengakomodir jumlah penumpang rencana. Tingkat pelayanan pejalan kaki platform St. KRL Pondok Cina saat ini sudah cukup buruk dan tidak akan mampu menampung penambahan jumlah penumpang nantinya, oleh karena itu desain stasiun rencana perlu direalisasikan untuk memenuhi permintaan penumpang sehingga tingkat pelayanan pejalan kaki yang dipengaruhi oleh ukuran luas daerah pejalan kaki dan jumlah akses keluar masuk bisa lebih baik.

ABSTRACT
The public 39s enthusiasm for commuter lane light train in Jabodetabek is now quite high with the addition of the number of passengers every year. Along with the addition of the number of passengers, train stations must also be able to accommodate the number of passengers. Therefore, the authors conducted a study to determine the feasibility of the platform in St. Pondok Cina for accommodating the addition of the number of passengers, in this case pedestrians level of service is a feasibility parameter of the station. The study was conducted by comparing the existing condition of St. Pondok Cina rsquo s platform with the future condition in coming years. Existing condition is learned by survey in the field and then processed manually for determining the pedestrian rsquo s level of service. The future condition is made in simulating model and processed by PTV Viswalk to get an overview in the coming years. Model parameters are estimated based on existing condition parameters and passenger targets.The results of this study show the existing station design will not be able to accommodate the number of passenger plans. Level of service St. KRL Pondok Cina is bad enough and will not be able to accommodate the additional number of passengers later, therefore the design of the plan station needs to be realized to meet the demand of passengers so the pedestrian rsquo s level of service, which are influenced by the size of the pedestrian area and the number of incoming access, can be preferable."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Lidyarti
"Depok merupakan salah satu kota yang mempunyai kegiatan ekonomi yang semakin pesat dengan kawasan Margonda sebagai pusat kota utamanya seperti dengan adanya seperti terminal, pusat pertokoan, pusat pendidikan, serta tempat-tempat fasilitas umum lainnya. Keberadaan penyeberang jalan biasanya terdapat di tempat-tempat umum tersebut. Berdasarkan informasi dari Satlantas Kota Depok, tiap harinya terdapat 1-2 kecelakaan yang melibatkan penyeberang jalan di jalan Margonda padahalprogram dan pengendalian keselamatan penyeberang jalansudah dilakukan. Selain itu, Satlantas kota Depok belum melakukan pengendalian risiko yang berdasarkan pada kaidah manajemen risiko. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk menganalisis risiko keselamatan penyeberang di sekitar jalan Kober dan Margonda Residence. Metode yang digunakan yaitu kualitatif bersifat deskriptif melalui wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko keselamatan penyeberang jalan di sekitar jalan Kober dan Margonda Residence yaitu 15 risiko sangat tinggi, 2 risiko tinggi, dan 3 risiko sedang.

Depok is one of the cities that have economic activity is increasingly rapidly with Margonda region as its main city center such as the presence of such terminals, shopping centers, educational centers, and places of other public facilities. The existence of the pedestrian is usually found in public places such. Based on information from the Traffic Unit of Depok, every day there are 1-2 accidents involving safety pedestrians in Margonda although safety controls and programs have been implemented. Furthermore, Traffic Unit of Depok not perform risk control based on the principles of risk management. Therefore conducted a study to analyze the risk of pedestrian safety around the Kober and Margonda Residence. The method used is descriptive qualitative in-depth interviews and observation. The results showed the level of safety risk to pedestrians around the road Kober and Margonda Residence is 15 extreme risk, 2 high risk, and 3 moderate risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>