Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109263 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadre Setia Hardeka
"Pemadatan tanah merupakan bagian penting dalam proses konstruksi jalan raya terutama pada lapisan tanah dasar (sub grade) ataupun pondasi bawah (sub base). Selain CBR (California Bearing Ratio) lapangan, saat ini pengujian yang digunakan untuk mengontrol dan mengetahui kualitas pemadatan tanah adalah dengan melakukan uji GeoGauge. GeoGauge digunakan untuk mengukur nilai kekakuan (stiffness) atau modulus elastisitas pada struktur perkerasan langsung di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara nilai CBR lapangan dengan stiffness (kekakuan) yang didapat dari hasil pengukuran GeoGauge pada tanah kepadatan dan kadar air tertentu. Sampel tanah yang digunakan adalah jenis silty sand (pasir lanau) yang dipadatkan dalam lubang berdimensi 60_60_30 cm3 di lapangan. Pemadatan dilakukan setiap lapisan dengan alat pemadat berupa blok beton, dimana setiap lapisan memiliki tebal 5 cm sehingga total ada enam lapisan. Pengukuran CBR lapangan dan GeoGauge dilakukan setelah sampel dipadatkan. Analisis dilakukan dengan mencari persamaan yang menghubungkan antara kedua nilai tersebut yang didapat dari grafik nilai kekakuan dengan CBR lapangan. Korelasi hasil pengujian yang didapat serupa dengan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Soil compaction is an important part in the highway construction process, especially on sub-grade or sub-base. Besides CBR (California Bearing Ratio) field, the current test used to control and know the quality of soil compaction is GeoGauge test. GeoGauge used to measure the value of stiffness or the modulus of elasticity of pavement structures directly in the field. This study aims to determine the correlation between CBR value of the field with stiffness is obtained from the measurement results on the ground GeoGauge density and specific moisture content. Soil sample used was kind of silty sand is condensed into a hole of dimension 60_60_30 cm3 in the field. Compression done by means of each layer of concrete block compactor, where each layer has a 5 cm thick, so a total of six layers. CBR field measurements and sample GeoGauge after compressed. Analysis carried out by finding an equation that connects between the two values obtained from the graph the value of stiffness with CBR field. The test result is identical with the test result gained by the former researchers."
2010
S50488
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Adhi Pradana
"Penggunaan nilai CBR sebagai kontrol pemadatan tanah mulai tergantikan oleh suatu nilai yang menggambarkan tingkat pemadatan tanah lebih baik daripada nilai CBR yaitu nilai kekakuan tanah. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan dilakukan penelitian untuk mendapatkan korelasi antara nilai kekakuan tanah dan nilai CBR sehingga diharapkan di masa mendatang penggunaan nilai CBR akan tergantikan oleh nilai kekakuan tanah. Material yang digunakan adalah tanah gambut kalimantan dikarenakan mempunyai karakteristik yang unik yaitu memiliki kandungan bahan organic yang cukup tinggi disamping kadar keasamannya serta kandungan air yang menyebabkan tanah bersifat lunak. Untuk mendapatkan nilai kekakuan tanah digunakan alat GeoGauge yang diproduksi oleh Humboldt. Kelebihan alat ini adalah memiliki dimensi yang tidak terlalu besar, tidak menyebabkan kerusakan pada permukaan benda uji, dan proses pengujian hanya memakan waktu 75 detik. Kegiatan penelitian meliputi persiapan sampel tanah, pengujian kadar air, pemadatan tanah dengan sistem tekan, pengujian GeoGauge, dan pengujian CBR Lapangan. Persiapan sampel tanah meliputi pengeringan sampel tanah dan penyaringan tanah dengan menggunakan saringan no 4. Pengujian kadar air meliputi penentuan kadar air normal tanah yang telah disaring dan setting kadar air agar kadar air normal tanah mencapai kadar air 100%, 120%, dan 140%. Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan sistem tekan. Proses pemadatan dilakukan tiap lapisan tanah (terdapat 5 lapis tanah). Pemadatan dilakukan dengan menggunakan kerapatan basah ( ?wet) sebagai target pemadatan tanah. Pengujian GeoGauge dilakukan setelah pemadatan tanah. Dari pengujian GeoGauge didapatkan nilai kekakuan tanah. Pengujian CBR lapangan dilakukan setelah pengujian GeoGauge untuk mendapatkan nilai CBR. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemadatan dengan sistem tekan tidak sempurna akibat pemberian tekanan tiap lapis berbeda sehingga kepadatan tiap lapis berbeda yang menyebabkan kepadatan sampel dengan sistem tekan tidak identik dengan kepadatan dengan modified proctor tapi identik dengan kepadatan standard proctor. Pada penelitian ini penentuan korelasi antara nilai Soil Stiffness Gauge (SSG) dan nilai CBR tidak dapat dilakukan karena tidak sempurnanya yang menyebabkan hasil pengujian yang tidak optimal (nilai SSG negatif pada sampel dengan nilai CBR di bawah 5%),.

CBR which is a control value of soil compaction is begin to replaced by the soil stiffness which is a value that describes level of soil compaction better than CBR. This research focusing in obtaining the correlation between the soil stiffness and CBR value with the result that CBR value will be replaced by soil stiffness value as a control value of soil compaction in the future. This research will use kalimantan peat soil as its material because it has unique characteristics spesifically it contains organic matters, high level of acidity and water content that make it acts like soft soil. This research will use Humboldt GeoGauge to obtain soil stiffness. The benefit using GeoGauge are it has small dimension, it does not make soil surface damage and the GeoGauge take measurement in 75 second. This research include soil preparation, water content test, soil compaction, GeoGauge test, and field CBR test. The soil preparation cover soil draining and soil filtering using sieve no 4. The water content test cover determination of normal water content of sample which have filtered and setting water content in order that the normal water content will reach target water content which are 100%, 120%, and 140%. This research use pressure method for soil compaction. Sample will be compacted for each layer (there are 5 layers). This compaction use wet density as density target. The GeoGauge test will be carried out after soil compaction. The GeoGauge will obtain soil stiffness. The field CBR test will be carried out after the GeoGauge test to obtain the CBR value. This research conclude that the correlation between Soil Stiffness Gauge and CBR value can not be established because problem occur during compaction with pressure system."
2009
S50455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Lesayuti
"Tanah ekspansif merupakan tanah dengan potensi kembang susut yang besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses stabilisasi guna memperbaiki sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Dalam skripsi ini, stabilisasi dilakukan dengan menggunakan campuran semen-pasir dan kapur-pasir. Bahan stabilisasi semen, kapur, dan pasir merupakan material yang umum digunakan dalam stabilisasi tanah. Untuk menguji kekuatan tanah, dilakukan uji California Bearing Ratio (CBR) dan Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI dengan menggunakan sampel tanah yang diperoleh dari Cikarang, Jawa Barat. Hasil data uji CBR dan DCP dikorelasikan sehingga didapat persamaan nilai korelasi CBR-DCP dalam fungsi logaritma. Persamaan yang didapat kemudian dibandingkan dengan persamaan nilai korelasi CBR-DCP pada tanah lempung ekspansif yang tidak distabilisasi.

The expansive soil has potential for developing large shrinkage. Therefore, we need a process of stabilization in order to improve its properties that are not profitable. In this paper, the stabilization is done by using a mixture of cement 'sand and lime' sand. Stabilization material of cement, lime, and sand are material that commonly used in soil stabilization. California Bearing Ratio (CBR) and Dynamic Cone Penetrometer (DCP) test was conducted to observe the soil strength.
Research was conducted at the Laboratory of Soil Mechanics FTUI by using soil samples that taken from Cikarang, West Java. From the result of CBR and DCP test, we can get the equation of the correlation in the logarithmic function. The equation obtained is compared with the correlation equation CBR - DCP on expansive soil that is not stabilized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pudia Prisandhy
"Berdasarkan perilakunya, tanah lempung Cikarang memiliki potensi kembang susut yang tinggi. Untuk mengetahui kekuatan tanah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai uji, salah satunya adalah uji California Bearing Ratio (CBR). Sebagai alternatif cara untuk memperoleh data kekuatan tanah, digunakan uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Uji ini relatif murah, akurat dan cepat serta dapat dikorelasikan dengan nilai CBR.
Penelitian ini dilakukan pada sampel tanah dengan kondisi unsoaked dan soaked. Pemadatan dilakukan dengan cara standard dan modified proctor. Hasil uji CBR dan DCP pada sampel tanah dikorelasikan sehingga didapat persamaan nilai korelasi CBR - DCP. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan penelitian terdahulu.

Based on its behavior, Cikarang clay soil has a swelling and shrinking potential in a large number. There are so many test to know the resistance of the soil. One of the test is California Bearing Ratio (CBR). As an alternative way to get the resistance of the soil, Dynamic Cone Penetrometer (DCP) can be used. This test is relatively inexpensive, accurate, fast and can be correlated with the CBR value.
This research is implemented on soil samples in unsoaked and soaked condition. For the compaction this research uses standard and modified proctor. The results of CBR and DCP test on soil samples will be correlated, so that the correlation values of CBR and DCP can be obtained. Then the correlation is compared with the previous research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahreza
"Skripsi ini membahas korelasi antara nilai CBR dan DCP untuk jenis tanah laterit di Depok. Pada penelitian ini, dilakukan serangkaian pengujian terhadap sampel tanah laterit yang berasal dari tiga lokasi di Depok yaitu Kota Kembang, Beji dan Juanda. Pengujian yang dilakukan mulai dari pengujian sifat fisik hingga pengujian CBR unsoaked dan uji DCP. Data-data hasil pengujian diolah dan dibuat hubungan korelasi nilai CBR unsoaked dan nilai DCP yang diekspresikan dalam fungsi logaritma. Model persamaan korelasi tersebut juga dibandingkan dengan persamaan korelasi dari penelitian lain yang dilakukan di Indonesia.

This thesis discusses the correlation between the value of CBR and DCP for laterite soil type in Depok. In this study, conducted several tests on laterite soil samples from three locations in Depok, they are Kota Kembang, Beji and Juanda. The conducted test is ranging from physical properties tests to CBR unsoaked tests and the DCP tests. Test result datas are processed and maded the correlation of CBR unsoaked values and DCP values that expressed in logarithmic function. Correlation equation model is also compared with the correlation equation from other studies that conducted in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
"Skripsi ini membahas korelasi antara nilai CBR dan DCP untuk jenis tanah gambut Berengbengkel, Palangkaraya. Uji CBR merupakan uji yang sudah sangat dikenal secara umum khusunya pada pembuatan jalan raya dan timbunan tanah. Namun, uji CBR ini memiliki beberapa kekurangan. Untuk itu, digunakan DCP sebagai pengganti uji CBR. Penelitian yang pernah dilakukan, menghasilkan grafik korelasi nilai antara CBR dan DCP dengan perhitungan yang berbeda. Pada penelitian ini, akan dicari perhitungan korelasi nilai CBR dan DCP pada tanah gambut yang mendekati nilai CBR yang sebenarnya. Data didapatkan dengan pemadatan tanah, uji CBR laboratorium dan dilanjutkan dengan DCP yang keseluruhan kegiatannya berada di dalam laboratorium. Dari hasil analisa data, didapat perumusan nilai korelasi yang terjadi dalam fungsi logaritma. Dari perhitungan tersebut, diperoleh nilai CBR rata-rata dari tiap kadar air dengan nilai yang mendekati dengan kondisi sebenarnya.
This paper discuss about the correlation between the CBR and DCP value for peat soil that come from Berengbengkel, Palangkaraya. The CBR test is well known in road construction and for embankment of soil. But, the CBR test has some disadvantages. On the other hand, we can use DCP test than CBR. Research that has been done in the past, has produce correlation graphic between CBR and DCP value with various calculations. In this research, we will find the correlation of CBR and DCP value in peat soil that close to the real CBR value. Output data is made from compaction of the soil, CBR laboratory test, and then continued with DCP test. From the analysis of the data, we can get calculation of the correlation in the logarithmic function. From this calculation, we can get the CBR value of every water content which the value is almost the same with the real condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50535
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endri Sulistiyono
"ABSTRAK
Dalam konstruksi jalan raya, tanah dasar yang berupa tanah ekspansif yang berpotensial untuk mengembang (swelling) dan menyusut (shrinkage) perlu dilakukan proses stabilisasi. Stabilisasi menghasilkan proses peningkatan kekuatan antara material stabilitator dengan tanah. Proses ini membutuhkan rentan waktu evolusi hingga mencapai nilai CBR dan nilai kekakuan maksimum, sehingga dapat memperoleh hubungan antara nilai kekakuan dengan nilai CBR.
Proses pengujian meliputi uji swelling, CBR laboratorium unsoaked dan soaked, didapatkan % optimum semen terhadap campuran adalah 5% semen. Pengujian nilai kekakuan dengan Geogauge, serta CBR lapangan terhadap lempung ekspansif + 5 % semen dengan masa pemeraman 1 hari, 4 hari, 7 hari, dan 14 hari. Untuk mengetahui hubungan nilai kekakuan dengan nilai CBR dilakukan analisis dengan mencari persamaan antara kedua nilai tersebut.
Masa pemeraman efektif terjadi pada hari ke empat. Hasil grafik hubungan nilai kekakuan dan CBR lapangan dibandingkan kembali dengan penelitianpenelitian sebelumnya sehingga menghasilkan persamaan baru yaitu 0.2686(KG)2 + 0.6099(KG) ? 5.75, dengan KG adalah nilai kekakuan dan nilai R² = 0.9516.

ABSTRACT
In a highway construction, base soil consists of expansive soil that has a potential to swell and shrink needs to be stabilized. Stabilization produce power increasing process between soil and the stabilitator material. This process requires vulnerable time evolution until it reaches the CBR value and the value of maximum stiffness, until obtain the relationship between the stiffness with the CBR.
The testing process involves the swelling, the CBR Unsoaked Laboratorium Test and Soaked Test that obtaines the optimum percentage of cement with the mixed of 5%. Stiffness value test with Geogauge and field CBR to the expansive clay of 5% cement with days of saving of 1,4, 7, and 14 days. To measure the relationship between the stiffness value and CBR between both value can be done by doing analysis to search a new equation which obtained by stiffness graph with the field CBR.
Effective ripening period occurred on the fourth day. Graph the results of stiffness value and field CBR compared back to the previous studies so as to produce a new equation, that is 0.2686 (KG)2 + 0.6099 (KG) - 5.75, with (KG) is the stiffness value and the value of R ² = 0.9516."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S888
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Bekti Rakhmanto
"Pemadatan tanah merupakan bagian penting dalam proses konstruksi jalan raya terutama pada timbunan dan pondasi. Dewasa ini, metode yang digunakan untuk mengontrol pemadatan tanah adalah dengan melakukan uji CBR(California Bearing Ratio). Untuk menggambarkan tingkat pemadatan tanah yang lebih baik, penggunaan nilai CBR mulai tergantikan oleh suatu nilai yaitu nilai kekakuan tanah. Hanya saja penggunaan nilai Kekakuan Tanah jarang digunakan di Indonesia dikarenakan masih sulitnya cara pengukuran nilai Kekakuan Tanah khususnya untuk tanah di Indonesia. Dewasa ini nilai kekakuan tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut GeoGauge. GeoGauge merupakan suatu alat yang diciptakan untuk menentukan nilai kekakuan dan modulus dari tanah dan agregat. Penelitian kali ini yaitu tentang pengaruh dimensi sampel terhadap perubahan nilai kekakuan yang akan ditentukan dengan menggunakan alat yang disebut GeoGauge.

Soil compaction is an important part in the highway construction process, especially in the embankment and foundations. Now, methods that used to control soil compaction is the CBR test(California Bearing Ratio). To illustrate the level of soil compaction better, CBR values began to be replaced by a soil stiffness values. However, stiffness value are rarely used in Indonesia because it is still difficult to measure Soil stiffness values particularly for land in Indonesia. Now, soil stiffness values can be measured by using a device called GeoGauge. GeoGauge is a tool created to determine stiffness values and modulus values of soil and aggregate. The research this time is influence of sample dimension box with stiffness values to be determined by using a device called GeoGauge."
2010
S50489
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Sanjaya
"Dalam perkembangan daerah yang memiliki jenis lapisan tanah gambut, perkembangan di daerah-daerah tersebut tergolong lambat karena areal gambut tersebut kurang diperhatikan karena tidak menarik secara ekonomi dan dalam pekerjaan konstruksinya tergolong pekerjaan sulit. karena tanah gambut memiliki kandungan air yang tinggi dengan kapasitas dukung tanah yang rendah dan harus menggunakan metode yang khusus dalam pekerjaan konstruksinya. . Stabilisasi tanah adalah upaya memperbaiki mutu tanah yang tidak baik ataupun meningkatkan mutu dari tanah tersebut. Stabilisasi yang kini sedang dalam tahap perkembangan adalah penggunaan metode bioremediasi yaitu dengan menggunakan mikroorganisme alami. Pada studi ini dilakukan analisis terhadap jenis cairan mikrorganisme EM4 yang berhasil digunakan untuk industri pertanian dalam pengomposan/penguraian.

A developmental city that has peat soil mostly has slower development if we compare with another city. It is because peat soil do not has attention enough on economic and the construction work at peat soil dificult to build. It is because peat soil contain a lot of water with low bearing capacity. As for that, peat soil has particular method for construction. Soil stabilitation is one of method that can fixing soil capacity or improve low soil capacity. Soil stabilitation that has developed now is using bioremediation method that is use natural microorganism. In this study conducted analysis of EM4 microorganism fluid that already use for agriculture industry for composting decompotition. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S70316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Farlandi Astianto
"Seiring peningkatan kebutuhan infrastruktur yang maju disertai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan, tidak dapat dihindari pembangunan konstruksi di atas lahan gambut. Penelitian ini bertujuan menganalisa nilai CBR dan nilai DCP tanah gambut daerah Kecamatan Kayu Agung, Sumatera Selatan pada kondisi unsoaked, terhadap penambahan mikroorganisme selulolitik potensial asli.
Pada penelitian ini dilakukan metode pencampuran secara konvensional dengan alat penyemprot dengan volume pencampuran (satuan liter) sebanyak 10% dari berat tanah (satuan kg). Setelah dilakukan fermentasi selama 30 dan 45 hari terjadi peningkatan nilai CBR unsoaked dan penurunan nilai DCP unsoaked dari kondisi asli namun perubahan yang terjadi tidak signifikan.

Along with the increase of advanced infrastructure needs and application of green science and technology, constructions on peatland is undeniable. This research aims to increase CBR value and to decrease DCP value for improving support capability of peat soil. Addition of potential cellulolytic potential microorganisms is a kind of natural solution for faster improvement on mechanical property of peat soil.
In this research, the mixing is conventionally by using sprayer with microorganisms volume as much as 10% of soil mass (in litre unit). After fermentation of 30 and 45 days, it shows increase of CBR value and decrease of DCP value from its initial condition yet the results obtained is still in bad condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>