Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihsanul Fitrah
"Baja ringan sebagai pengganti rangka kuda-kuda atap kayu makin banyak digunakan di Indonesia. Selain relatif lebih murah karena harga kayu yang mahal, baja ringan juga mempunyai kekuatan yang lebih baik dari kayu. Namun Indonesia akhir-akhir ini mengalami banyak bencana, di antaranya adalah gempa. Banyak atap rumah yang menggunakan rangka atap baja ringan ini runtuh. Runtuhnya rangka atap tersebut dikarenakan kegagalan tekuk yang terjadi pada baja ringan, terutama tekuk lokal. Untuk mengurangi atau meminimalisasikan kegagalan tekuk yang terjadi, maka dilakukan pelapisan pada baja ringan tersebut dengan menggunakan mortar. Baja ringan yang telah dilapisi mortar kemudian di uji tekan dan lentur dengan model kolom dan balok sederhana. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan baja ringan biasa dengan perlakuan yang sama. Dengan demikian, diharapkan pelapis dapat meminimalisasikan kegagalan tekuk yang terjadi pada baja ringan sekaligus menambah kekuatan pada baja ringan yang telah menjadi komposit.

Nowadays cold-formed steel most used as replacement of timber roof truss. In addition to relatively cheaper because the price of an expensive wood, cold-formed steel also has a better strength of wood. But recently Indonesia got many disasters, earthquake. Many roof truss made of cold-formed steel collapse. This is because of buckling failure due to the load worked in it, especially local buckling. To minimize buckling failure, light coating with mortar applied at cold-formed steel. Then cold-formed steel coated by mortar tested for compression and bending with simple column and beam model. These results are then compared with ordinary cold-formed steel with the same treatment. Thus, the coating can be expected to minimize the buckling failure occurs in cold-formed steel and adds strength to the cold-formed steel which has been a composite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50630
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Rinaldi Masui
"Maraknya penggunaan baja ringan (cold-formed steel) untuk rangka kuda - kuda sebagai pengganti kayu di Indonesia akhir-akhir ini perlu dicermati. Hal ini disebabkan karena belum tersedianya peraturan desain mengenai penggunaan baja ringan di Indonesia, sehingga desain atap baja ringan hanya dapat dilakukan oleh ahli struktur. Seringnya pemberitaan di media mengenai keruntuhan rangka atap baja ringan di beberapa tempat perlu dicermati.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tipe profil baja ringan tipe C dan Z yang akan digunakan untuk rangka kuda-kuda rumah tinggal. Adapun parameter-parameter yang divariasikan yaitu : bentangan kuda-kuda, jarak antar kuda-kuda, jarak a, tipe kuda-kuda, dan jenis material penutup atap. Dari jenis variasi permodelan kuda-kuda yang dibuat akan dikeluarkan suatu kesimpulan mengenai desain kuda-kuda yang aman.

Nowadays cold-formed steel most used as replacement of timber roof truss need to be researched more. This is because Indonesia doesn't have a standard for designing a cold formed steel, so the design of the cold formed steel can only be done by the structural engineer. Many news in newspaper or television said that a failure of the roof trusses from cold formed steel material.
This research is about studying the behavior of cold formed type profile and to compare type C and type Z for the roof truss purpose. The parameter that will be variated such as span of the roof truss, space between roof truss, space of a, type of the roof truss, and type of material which cover the roof truss. From this research, we conclude and make a recommendation about the safe design of roof truss.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50647
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"ABSTRAK
Penggunaan baja ringan sangat diminati dewasa ini. Namun tebatasnya acuan penggunaan secara khusus pada baja ringan di Indonesia, menyebabkan terbatasnya penggunaan elemen baja ringan secara luas. Salah satu metode penggunaan elemen struktur adalah metode komposit. Untuk menggambarkan peningkatan utilitas pada baja ringan, dilakukan pengujian lentur secara monotonik terhadap spesimen balok komposit baja ringan dan spesimen balok beton bertulang sebagai pembanding.
Pada penelitian ini struktur balok komposit terdiri dari tiga variasi bentuk penghubung geser, yaitu balok komposit dengan kemiringan sayap baja ringan, penghubung geser mekanik pendek, dan penghubung geser mekanik tinggi sebagai penghubung geser. Variasi dari penghubung geser bertujuan untuk menggambarkan kenaikan kapasitas maksimum. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pula perilaku komposit (parsial shear connection ? full shear connection) dengan melihat kemungkinan adanya slip.

Abstract
Nowadays, the use of cold formed steel is in great demand. However, the limited use of special instructions on cold-formed steel in Indonesia, led to limited use of lightweight steel elements widely. One of the methods of use is composite structural elements method. To illustrate the increase in utility of cold-formed steel, monotonic bending tests performed on composite specimens of cold-formed steel beam and reinforced concrete beam specimens as a comparison.
In this study, the composite beam structure consists of three variations of the shear connector, which is a composite beam with a tilted flange of cold-formed steel, short mechanical shear connector, and high mechanical shear connector as the interface shear. Variation of shear connector aims to describe the increase of maximum capacity. From the research results can also be concluded, the behavior of the composite (partial shear connection - full shear connection) by looking at the possibility of slippage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Nathaniel
"Beton yang digunakan untuk struktural dalam konstruksi teknik sipil, dapat di bedakan menjadi beberapa bagian. Dalam teknik sipil struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat ataupun pelat cangkang. Dalam termik sipil hydro digunakan untuk bangunan air seperti bendung, bendungan, saluran ataupun dalam perencanaan drainase perkotaan. Beton juga di gunakan dalam telmik sipil transportasi untuk pekerjaan lapis perkerasan kaku (rigid pavement), saluran jalan, gorong-gorong dan lainnya. Jadi beton hampir di gunakan dalam semua aspek bidang teknik sipil.
Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur di banding dengan jenis material lainnya. Hal ini disebabkan beton banyak memiliki kelebihan walaupun beton tersebut juga memiliki kekurangan tetapi tidak menjadi masalah dengan ditemukannya bahan tambah untuk beton. Bahan tambah ini bertujuan untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan plastis atau setelah mengeras, misalnya mempercepat pengerasan, meningkatkan kuat tekan, menambah daktalitas, mengurangi retak, manambah daya tahan terhadap serangan sulfat atau reaksi alkali silika.
Salah satu bahan tambah beton adalah serat (fiber). Pemikiran dasar pemakaian serat ini adalah sebagai secondary reinforced pada beton bertulang untuk menulangi beton dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah terjadinya retak-retak yang terlalu dini pada beton akibat panas hidrasi maupun akibat beban. Dengan dicegahnya retak-retak yang terlalu dini, mengakibatkan kemampuan bahan untuk mendukung tegangan-tegangan yang terjadi akan semakin besar.
Dalam penelitian ini akan dibahas kemampuan dari struktur pelat tipis akibat beban statik. Benda uji yang digunakan terbuat dari mortar mutu K-400 dengan kandungan serat metal yang berbeda-beda dengan variasi kadar 0 %, 1 % , 2% dan 3% dari volume mortar.
Disamping itu juga terdapat variasi temperatur yakni mengalami pembakaran pada temperatur ruang, 400°C, dan 800°C. Dari keempat jenis benda uji akan diteliti untuk mendapatkan kondisi yang paling optimum terhadap beban statik Keempat jenis mortar ini masing-masing diletakkan di atas dua tumpuan perletakan sederhana, kemudian di beri beban dengan metode pembebanan third paint loading dimana beban di berikan setiap jarak sepertiga bentang. Beban titik yang diberikan berupa beban monotonik dan beban semi siklik. Setiap penambahan beban dicatat lendutan yang terjadi pada tengah bentang dan pada titik pembebanan dengan menggunakan dial gauge dengan skala 0.01 mm sehingga di hasilkan data hubungan antara beban dan lendutan. Data tesebut kemudian diolah dan dianalisa untuk mendapatkan nilai kuat lentur dan kuat geser pada masing-masing variasi kadar serat dan variasi temperatur.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa penambahan serat pada mortar memberikan konstribusi yang cukup baik dalam menanggung beban statik. Nilai kuat lentur yang di dapatkan pada suhu mang mengalami peningkatan terhadap pertambahan kadar serat dengan nilai maksimum sebesar 0.15 setelah normalisasi, yang terjadi pada kadar serat 2% yang merupakan kadar serat optimum. Nilai kuat geser yang optimum juga terdapat pada kadar serat 2% kondisi suhu ruang, dimana teijadi peningkatari nilai kuat geser sebesar 0.04 setelah normalisasi. Kenaikan temperatur akan sangat mengurangi karateristik dan sifat-sifat mekanis mortar, karena terjadinya dekomposisi pada material dasar pembentuk mortar akibat temperatur tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasut, Reinhard Hermawan
"Penggunaan baja dalam bidang konstruksi di Indonesia, menuntut insinyur dan praktisi untuk mengembangkan teknologi konstruksi yang efisien, salah satu baja yang banyak digunakan adalah penggunaan baja ringan. Material baja ringan lebih sering digunakan untuk rangka atap atau kuda-kuda. Pada struktur rangka batang, jarak batang vertikal berpengaruh terhadap panjang tekuk yang memikul beban tekan. Jika panjang tekuk terlalu panjang maka terjadi tekuk lokal yang menyebakan masalah pada kukuatan rangka sehingga dapat terjadi kegagalan struktur. Pada pemodelan ini menggunakan dimensi profil channel 150.75.8.1 pada rangka batang tepi sejajar dengan bentang panjang 10m. Model menggunakan konfigurasi rangka batang Howe, Pratt, K-truss dan Mirror K-truss. Perpendekan panjang tekuk dengan bentang L/3 dan L/4. Sudut yang digunakan dalam model analisa yaitu 15o dan 20o. Perhitungan menggunakan standar SNI 7971:2013 dengan AISI S100-16, dimana standar tersebut mempunyai beberapa perbedaan rumus dan analisa, sehingga dapat mempengaruhi hasil desain. Hasil analisa yang dilakukan menggunakan bahasa Julia, didapatkan sebagai alternatif desain, konfigurasi rangka batang Pratt memiliki berat lebih kecil dibandingkan dengan konfigurasi lainnya. Lendutan minimum terjadi pada rangka batang K-truss dengan panjang tekuk L/4 yaitu sebesar 2.64 mm. Studi lebih lanjut, pada area tekan rangka batang perlu diperkuat dengan adanya pengaku, dimana pengaku tersebut berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kegagalan tekuk.

The use of steel in the construction sector in Indonesia requires engineers and practitioners to develop efficient construction technology, one of the steels that is widely used is the use of mild steel. Mild steel material is more often used for roof frames or trusses. In the truss structure, the vertical bar spacing affects the buckling length that carries the compressive load. If the buckling length is too long, local buckling will occur which causes problems in the strength of the frame so that structural failure can occur. In this modeling, the channel profile dimensions are 150.75.8.1 on parallel trusses with a 10m long span. Models use Howe, Pratt, K-truss and Mirror K-truss truss configurations. Shorten the buckling length with L/3 and L/4 spans. The angles used in the analysis model are 15o and 20o. The calculation uses the SNI 7971:2013 standard with AISI S100-16, where the standard has several different formulas and analysis, so that it can affect the design results. The results of the analysis are carried out using the Julia language where calculations can be carried out quickly and the analysis is transparent. The analysis results obtained as an alternative design, the Pratt truss configuration has a smaller weight compared to other configurations. The minimum deflection occurs in the K-truss truss with a bending length of L/4, which is 2.64 mm. Further study, the compression area of the truss needs to be strengthened with a stiffener, where the stiffener serves to minimize the occurrence of buckling failure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seringkali pada proyek konstruksi terjadi kegagalan pencapaian mutu beton yang diinginkan. Hal ini memang pada umumnya merupakan kesalahan dari beton mix yang bersangkutan, umumnya konsekuensinya kontraktor tidak perlu membayar biaya beton mix. Perkembangan teknologi yang sangat pesat, mendukung mcunculnya berbagai inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan aplikasinya khususnya di dunia teknik sipil. Ilustrasi kejadian proyek di atas mendorong dilakukannya penelitian mengenai metode-metode perbaikan kekuatan struktur yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi bagaimana caranya meningkatkan kekuatan struktur suatu bangunan yang mengalami kegagalan tanpa harus membongkarnya. Teknologi mengenai beton juga mengalami perkembangan yang sangat pesat, menuntut adanya suatu bahan yang kuat, awet, mudah dalam pelaksanaannya dan ekonomis. Salah satu bahan aditif yaitu viscocrete menjadikan campuran beton dapat mengalir lebih baik walaupun pada sistem perkuatan yang rapat. Metode yang sedang dikembangkan saat ini adalah peningkatan kekuatan struktur dengan penebalan dimensi secara mortar untuk ketebalan lebih kecil dari 3 cm dan secara concrete untuk ketebalan lebih besar dari 3 cm menggunakan ViscoCrete sebagai bahan aditif campuran beton."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Andika Prabowo
"Infrastructure development in Indonesia has massively increased the demand for cement production. Conventional cement production on the market has a major impact on environmental damage. Cement production in Indonesia contributes 190,826 tons of CO2 with the intensity production of 641.5 Kg/CO2 cement in 2021 (Ircham, 2021). Various methods are used to minimize the resulting environmental impact, one of which is by mixing fibers into the cement mortar. Fibers give effect on flexural, tensile, and compressive strength. Writers conducted this research to analyze the effect of natural fibers (ramie fibers) and artificial fiber (polypropylene fiber) on fresh and hardened mortar properties. In this case, writers used Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) cement and Portland Composite Cement to mix the mixture. the use of GGBFS believe to improves the strength and durability of mix design at specific substitution. regarding fresh and hardened cement mortar as a material using PCC 100% and GGBFS 40% (OPC-GGBFS40%) varied with the addition of ramie fiber and polypropylene fiber with a variation of 0%, 1% and 2% of the weight of cement used in the mixture. Moreover, Writes also tested out the different length of the natural fiber that may affect the fresh and hardened properties of mortar. The setting time test method was carried out on fiber-containing paste cement, the results showed the effect of fiber can be seen from the increase in the initial setting time and final setting time on fiber-containing paste cement when compared to the reference paste cement. The result shows that the addition of ramie and polypropylene fibers reduces the workability of fresh mortar. The highest value of hardened mortar properties obtained on the 28th day-test with 3 different test methods. The results for the compressive test were obtained by MPC-PP-1%, the splitting tensile test by MPC-PP-1%, and the flexural test by MPC-PP-2%. While comparing to different length of natural fiber, it reduce the workability and hardened mortar properties rather than the mortar with the same length and content. it may happen because smaller fiber could fill up the space and the matrix on the cement mortar. Summing up everything, fiber types and content able to reduce fresh mortar properties however it increases hardened mortal properties, while different in fiber length reduce the fresh and hardened mortar properties.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia telah meningkatkan permintaan produksi semen secara masif. Produksi semen konvensional di pasaran berdampak besar pada kerusakan lingkungan. Produksi semen di Indonesia menyumbang 190.826 ton CO2 dengan intensitas produksi sebesar 641,5 Kg/CO2 semen pada tahun 2021 (Ircham, 2021). Serat memberikan pengaruh terhadap kuat lentur, tarik, dan tekan. Penulis melakukan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh serat alami (serat rami) dan serat buatan (serat polipropilena) terhadap sifat mortar segar dan keras. Dalam hal ini, penulis menggunakan semen Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) dan Portland Composite Cement untuk mencampur campuran tersebut. penggunaan GGBFS diyakini dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan mix design pada substitusi tertentu. mengenai mortar semen segar dan mengeras sebagai bahan menggunakan PCC 100% dan GGBFS 40% (OPC-GGBFS40%) divariasikan dengan penambahan serat rami dan serat polipropilena dengan variasi 0%, 1% dan 2% dari berat semen digunakan dalam campuran. Selain itu, Writes juga menguji perbedaan panjang serat alami yang dapat mempengaruhi sifat segar dan kerasnya mortar. Metode pengujian waktu pengerasan dilakukan pada pasta semen yang mengandung serat, hasil menunjukkan pengaruh serat dapat dilihat dari peningkatan waktu pengerasan awal dan waktu pengikatan akhir pada semen pasta yang mengandung serat jika dibandingkan dengan semen pasta acuan. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat rami dan polipropilena menurunkan workability mortar segar. Nilai sifat pengerasan mortar tertinggi diperoleh pada pengujian hari ke-28 dengan 3 metode pengujian yang berbeda. Hasil uji tekan diperoleh MPC-PP-1%, uji tarik belah diperoleh MPC-PP-1%, dan uji lentur diperoleh MPC-PP-2%. Sementara membandingkan panjang serat alami yang berbeda, itu mengurangi kemampuan kerja dan sifat mortar yang mengeras daripada mortar dengan panjang dan isi yang sama. Kesimpulannya, jenis dan kandungan serat mampu menurunkan sifat mortar segar namun meningkatkan sifat fana pengerasan, sedangkan perbedaan panjang serat menurunkan sifat mortar segar dan pengerasan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carin Aurelia
"Mengganti sebagian semen dengan material, misalnya Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) merupakan pendekatan yang efektif untuk mengurangi emisi CO2 terkait dengan produksi semen yang tinggi, yang menyumbang 8% terhadap emisi gas CO2 global. Serat alami telah muncul sebagai alternatif berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja lingkungan mortar secara keseluruhan. Pada penelitian ini dilakukan substitusi semen dengan PCC 100%, OPC 60% dengan GGBFS 40% dalam mortar yang mengandung serat abaca dan serat wol baja. Variasi yang diujikan pada sifat segar seperti setting time dan workability pasta semen. Waktu pengerasan awal dan akhir tercepat adalah dari MGB karena senyawa kalsium dalam GGBFS yang dapat meningkatkan hidrasi semen dan serat juga dapat mengganggu waktu pengerasan. Kemampuan kerja berkurang ketika serat ditambahkan. Sifat pengerasan dilakukan dalam uji mekanik seperti uji kuat tekan, uji kuat tarik belah, dan uji kuat lentur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat abaka merupakan jenis serat alami yang paling baik untuk ditambahkan pada mortar. Dengan melihat hasil secara keseluruhan, OPC dengan substitusi GGBFS dapat menghasilkan sifat mekanik dan fisik yang sama pada mortar. Penambahan serat juga memberikan pengaruh yang baik terhadap sifat mekanik mortar, terutama pada kekuatan lenturnya. Perbedaan panjang serat alam juga cenderung menurunkan sifat pengerasan mortar.

Replacing some cement with materials, for example, Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) is an effective approach to reduce the CO2 emissions associated with high cement production, which contributes 8% to global CO2 gas emissions. Natural fibers have emerged as sustainable alternatives to enhance the overall environmental performance of mortar. In this study, cement substitution was performed with 100% PCC, 60% OPC with 40% GGBFS in a mortar containing abaca fiber and steel wool fiber. Variations were tested on the fresh properties such as setting time and workability of cement paste. The fastest initial and final setting time is from MGB due to calcium compound in GGBFS that can increase the hydration of cement and fiber can also interfere the setting time. The workability was reduced when fiber was added. The hardened properties were carried out in mechanical tests such as compressive strength test, split tensile strength test, and flexural strength test. The results show that the addition of abaca fiber is the best type of natural fiber to add in mortar. By looking into the overall results, OPC with GGBFS substitution can produce similar mechanical and physical properties in mortar. The addition of fiber also has a good impact on the mechanical properties of the mortar, especially on its flexural strength. The different length in natural fiber also tend to decrease the hardened properties of mortar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chindika Ashilah
"ABSTRAK
Setelah terjadinya gempa yang menyebabkan kerusakan pada sambungan (Northridge earthquake), konsep strong colomn-weak beam ini menjadi pusat perhatian para peneliti di dunia. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan Negara yang rawan gempa, hal ini disebabkan letak Indonesia yang berada di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik. Selain itu, juga Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik, yang tidak lain gugusan gunung berapi di dunia. Karena salah satu penyebab gempa adalah akibat Gempa melepaskan energi yang dilepaskan ke kulit bumi. Disipasi energi yang dilepaskan ini akan diterima di bangunan. Oleh sebab itu, konsep strong colomn-weak beam merupakan konsep yang mengharapkan sendi plastis terjadi pada balok dan tidak terjadi pada sambungan. Kegagalan pada sambungan sendiri sulit diprediksi sehingga diusahakan untuk dihindari. Maka, oleh sebab itu, muncul teori mengenai reduced beam section (RBS) dimana pada RBS ini sayap balok mengalami perlemahan sehingga sendi plastis diharapkan terjadi pada area tersebut. Belum adanya penelitian mengenai bangunan SRPMK dengan RBS diberikan pembebanan sinusoidal menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian ini, sehingga pada penelitian dilakukan uji eksperimental dengan memberikan beban sinusoidal pada struktur untuk melihat respon strukturnya.

ABSTRACT
After the earthquake that caused damage to the connection (Northridge earthquake), the concept of the strong column-weak beam became the center of attention of researchers in the world. As it is known that Indonesia is an earthquake prone country, this is due to the location of Indonesia which is located between the Australian plate, the Eurasian plate and the Pacific plate. Besides that, Indonesia is also included in the Pacific ring of fire, which is no other than a group of volcanoes in the world. Because one of the causes of the earthquake was due to the Earthquake releasing energy released into the earth's skin. Dissipation of the energy released will be accepted in the building. Therefore, the concept of strong colomn-weak beam is a concept that expects plastic hinge to occur in beams and does not occur in joints. Failure on the connection itself is difficult to predict so it is tried to be avoided. Therefore, the theory arises about the reduced beam section (RBS) where in this RBS the beam flange is weakened so that plastic hinge are expected to occur in that area. The absence of research on the building of SRPMK with RBS given sinusoidal loading is one of the background of this research, so the experimental research was conducted by giving sinusoidal load on the structure to see the structural response."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>