Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Ajiputra
"CALM buoy adalah salah satu bangunan lepas pantai dengan tipe sistem penambatan kapal yang dikenal dengan SPM. CALM buoy menggunakan pola penambatan menyebar dengan beberapa titik jangkar yang berguna yang fungsinya tidak hanya menjaganya tetap bertahan di posisi awalnya namun juga memberikan fleksibilitas kepada sistem ketika mengalami beban yang besar yang disebabkan oleh kapal yang tambat dan juga beban-beban lingkungan. Pada umumnya CALM buoy memiliki 4 hingga 16 rantai tambat, namun regulasi terbaru dari OCIMF mengharuskan penggunaan minimum 6 rantai tambat berlaku untuk bangunan buoy yang terbaru. Sementara CALM buoy 35000 DWT milik PT PERTAMINA UP VI dengan 4 rantai tambat direncanakan untuk dipindahkan keperairan yang lebih dalam dari 14 m ke 22 m. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapabilitas buoy dalam mendukung tanker ketika proses bongkar muat, khususnya pada saat kondisi laut dengan surut yang terendah yang menyebabkan pengurangan jarak aman lunas kapal ke dasar laut. Pemindahan buoy ke laut yang lebih dalam telah diprediksi akan memberikan beban yang lebih besar bagi buoy sehingga dipertimbangkan untuk dilakukan modifikasi pada konfigurasi rantai. Sehingga modifikasi yang dilakukan tidak hanya menggunakan 4 titik jangkar, namun juga dipersiapkan untuk 6 dan 8 titik jangkar sekaligus berkaitan dengan adanya rencana pembelian buoy yang baru dalam jangka watu yang belum ditentukan. Sehingga titik jangkar yang sudah ada dapat dipergunakan lagi ketika bouy yang baru datang. Untuk memilih konfigurasi yang sesuai maka harus dihitung besarnya tegangan rantai dan respon gaya pengembali dari setiap konfigurasi, dilakukan secara iteratif menggunakan persamaan catenary dengan pendekatan kuasi statik dengan arah beban horizontal dan vertikal. Hasil akhir yang diharapkan adalah menemukan konfigurasi baru yang sesuai, posisi titik jangkar, tipe jangkar yang dipilih dan arrangement dari rangkaian.

CALM buoy is a kind of offshore structures which use mooring systems called SPM. CALM buoy has spreading mooring pattern with several anchor points, its function is not only to hold its position but also to gives flexibilty to the system when suffer a huge loads caused by a moored tanker and environmental loads. Regularly CALM buoy has 4 to 16 mooring line, but the newest OCIMF regulation require the use of minimum 6 mooring lines for a brand new building. Mean while PT PERTAMINA's CALM buoy 35000 DWT which use 4 mooring lines was been planned to be relocated to a deeper sea from 14 m to 22 m water depth. Its main pupose was to increase the capability of buoy to support the tanker when running a loading or an unloading operation, especially when the sea condition is in its lowest tides that cause reduction in save clearence distance from ships keel to sea bed. It was been predicted before that the buoy's relocation process to the deeper sea will cause bigger loads to the buoy, so that it was considered to modify its mooring lines configuration. Thus, modification will be prepared not only with 4 anchor points but also 6 and 8 points, also related to the purchasing of the new building in the future at unknown time, so that the anchor points can be re use when the new one comes. To choose an appropriate configuration we must know the tension dan the respons of restoring force from the system in each configuration. The calculation will be done iteratively using catenary equations with quasi-static approach using vertikal loads and horizontal loads as its variable. The expected result is to find an approriate new configuration, anhor points, the anchors type, and the arrangements of the mooring lines."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"CALM Buoy is one of the offshore structure which is used for loading/unloading liquid cargo to/from
oil tanker from/to onshore facilities. This paper will analyze the relocation process of 35,000 DWT front
14 m depth to 22 m depth. The relocation of CALM Bouy needs some configuration changes in its
mooring system due to changes of environtmental factors and future requirements for minimum 6 legs
mooring. So that its anchors and other configuration can be reused For this purpose three preliminary
modifications are proposed i.e. 4-4, 6-4, and 8-4, each of the configuration is then calculated for their
chain tension and restoring forces. iterative calculation is carried out using catenary equation with quasi
static approach on horizontal and vertical load directions. The objective of this analysis is to obtain a
new suitable configuration, anchor position and anchor type for the mooring leg arrangement.
"
Jurnal Teknologi, 21 (4) Desember 2007 : 256-264, 2007
JUTE-21-4-Des2007-256
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amrina Roosyada
"Sehubungan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 56/PERMEN-KP/2014 tentang moratorium perizinan usaha tangkap di wilayah perairan Indonesia dan 57/PERMEN-KP/2014 tentang pelarangan alih angkut muatan di laut yang menyebabkan beberapa kapal angkut ikan berhenti beroperasi. Sebagai salah satu solusi agar kapal dapat beroperasi kembali adalah dengan utilisasi kapal angkut ikan dengan cara memodifikasi kapal menjadi kapal angkut penumpang dan barang. Sebelum pelaksanaan utilisasi, diperlukan studi untuk mengetahui kelayakan investasinya. Kelayakan investasi tersebut dapat dinilai dari manfaat ekonomi maupun non ekonomi dari hasil modifikasi kapal di masa yang akan datang. Dengan menggunakan analisis metode-metode umum kelayakan investasi, maka dapat diketahui modifikasi kapal angkut ikan ini layak untuk dilaksanakan.

In relation by the release of Minister Regulation of Maritime Affairs and Fisheries Republic of Indonesia Number 56 / PERMEN-KP / 2014 about moratorium licensing of fish catching in Indonesian waters, and Number 57 / PERMEN-KP / 2014 about banning transshipment at sea, causing several fish carrier vessels to stop operatin. As one of a solution so that the ship can resume operations, was then conducted a utilization of fish carrier vessel by modifying the ship into a cargo passenger vessel. Prior to the implementation of the utilization, is needed a study to determine the feasibility of the investment. The feasibility of the investment can be assessed from the economic and non-economic benefits of the modified vessel for the future.Using feasibility of investment analysis, it is known that the modification of fish carrier vessel is feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadine Hendrietta
"Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia kian mengalami peningkatan produktivitas kontainer dan membutuhkan pengembangan kawasan sehingga dilakukanlah pembangunan NewPriok Port sesuai dengan Perpres No.36 Tahun 2012, yang nantinya akan memiliki kapasitas dua kali lebih besar. Seiring dengan aktivitas pelabuhan yang semakin padat, akses jalan di sekitarnyapun terkena imbas, yakni terjadi kemacetan, sehingga dibutuhkan moda transportasi alternatif untuk menunjang pendistribusian barang, terutama dari Tanjung Priok ke Cikarang sebagai daerah hinterland yang berperan penting untuk mendongkrak produktivitas pelabuhan. Dengan menghitung tingkat pelayanan jalan akses Pelabuhan Tanjung Priok serta melakukan perbandingan kapasitas dan tarif pengangkutan kontainer, dapat diketahui salah satu moda transportasi yang mampu menjadi alternatif adalah inland access waterway yang menghubungkan NewPriok Port dan Cikarang Dry Port melalui kanal Cikarang Bekasi Laut.

Port of Tanjung Priok as the biggest seaport in Indonesia needs an area development due to the increased of commodity market growth, according to “Perpres No.36 Tahun 2012”, so then begun the construction of NewPriok Port that will be having a capacity doubled than before. As the higher port activity, the road access around could be affected with congestion, so they will need an alternative transport mode to support the distribution of goods, especially from Tanjung Priok to Cikarang, one of its hinterlands that plays an important role to boost the port productivity. By calculating the level of service on Tanjung Priok’s Access Road and calculate the capacity and freight ratio, could be known that one of the transportation mode that can be the alternative way is inland access waterway which connects NewPriok Port and Cikarang Dry Port through Cikarang Bekasi Laut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Fadhatayni
"Seiring dengan semakin meningkatnya trafik kontainer yang terjadi di Tanjung Priok, maka diperlukan area pelabuhan dan hinterland yang memadai untuk menampung arus distribusi yang terjadi setiap harinya. Sebesar 70% dari kontainer tersebut menuju ke dan berasal dari daerah Cikarang dan sekitarnya, sedangkan jalan toll yang telah dibangun dikhawatirkan tidak mencukupi untuk melayani jumlah kontainer dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini menyebabkan harus adanya moda transportasi alternatif lain. Inland access waterway dinilai sebagai solusi yang baik untuk permasalahan ini.
Penelitian ini menggunakan metodologi pengumpulan data dari perusahaan-perusahaan yang berkaitan seperti PT. Pengembang Pelabuhan Indonesia dan Balai Besar Wilayah Sungai lalu kemudian dianalisis lebih lanjut. Rencana inland access waterway yang akan dibahas dalam skripsi ini berlokasi di Sungai Cikarang Bekasi Laut yang menghubungkan NewPriok dan Cikarang dengan ukuran sungai yang perlu disesuaikan.

As the container traffic in Tanjung Priok has been increased, an adequate port area and hinterland are needed in order to accommodate the flow distribution which happens everyday. 70% of containers go to Cikarang. However, the nowadays toll road might not able to serve more containers in the next couple of years. That is why we need other alternative modes of transportation. Inland access waterway is considered as the best solution for this issue.
This study uses the methodology of collecting data from the related companies such as PT. Pengembang Pelabuhan Indonesia and Balai Besar Wilayah Sungai and then analyzed it. The inland access waterway plan that will be discussed in this thesis is located in Cikarang Bekasi Laut river which connects NewPriok and Cikarang with size that is need to be adjusted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samodero Mahardika Patria
"Kapal dengan lambung pentamaran merupakan kapal yang memiliki keuntungan diantaranya adalah ukuran sarat yang lebih kecil, ukuran deck yang lebih luas, dan hambatan yang relatif lebih kecil dibandingkan kapal dengan bentuk lambung monohull dengan dimensi yang sama. Penelitian yang dilakukan pada jenis lambung pentamaranini masih jarang dilakukan, padahal kapal pentamaran ini masih bisa dioptimalkan lagi penggunaannya pada segi hambatan dengan rekayasa yang dilakukan pada bentuk lambung, konfigurasi, dan variasi posisi peletakan lambung. Pada penelitian ini akan dilakukan eksperimen uji tarik untuk mengetahui konfigurasi stagger, clearance, dan kondisi trim yang secara umum paling baik dilihat dari nilai hambatan dan faktor interferensinya. Kapal pentamaran yang digunakan berbentuk outrigger dengan mainhull Wigley dan sidehull Wigley dan Transom. Variasi stagger yang diberika nadalah 0,35 dan 0,40 serta clearance 1,05; 1,20; 1,35; dan 1,50 pada kondisitrim 0; -0,5; dan -1. Hasil eksperimen memberikan outrigger pentamaran denganstagger 0,35 dan clearance 1,35 pada kondisi tanpa perlakuan trim memberikanhasil yang paling baik.

Pentamaran hull is a newly introuduced ship that has many advantages such as smaller draft, wider deck area, and reduced resistance compared to a monohull with same dimensions. Research on pentamaran is not very popular these days, even though there are so many changes in hull shape, configuration, and hull positioning variation which can be done to achieve optimization. In this research, experiment will be called to determine the most beneficial stagger, clearance, and trim configuration in terms of total resistance and interference factor. The hull shape of pentamaran that is used in this experiment is an outrigger pentamaran with Wigley mainhull and Wigley Transomside hull. Stagger variations used in the experiment are 0.35 and 0.40 clearan cevariations are 1.05, 1.20, 1.35, and 1.50 with trim conditions given by 0 0.5 and 1. The result of this experiment shows outrigger pentamaran with 0.35 stagger and 1.35 clearance configuration without trim condition gives the most beneficial result related to reduced resistance and interference factor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Azwin Alfarizsy
"Pentamaran merupakan salah satu jenis kapal yang memiliki beberapa keuntungan dibandingkan kapal dengan tipe monohull dengan dimensi yang sama, di antaranya adalah ukuran sarat yang lebih kecil, ukuran deck yang lebih besar, tingkat kestabilan yang lebih baik, serta hambatan yang relatif lebih kecil. Kapal pentamran memiliki potensi yang besar untuk pemakainnya dengan mempertimbangkan keunggulannya. Rekayasa bentuk lambung, konfigurasi, dan variasi peletakan lambung masih dapat di teliti untuk dioptimalkan. Pada penelitian kali ini, uji tarik dilakukan untuk mengetahui hambatan dan faktor interferensi terbaik diantara konfigurasi stagger, clearance, dan kondisi trim yang telah ditentukan. Kapal pentamaran yang digunakan berbentuk outrigger dengan mainhull wigley dan sidehull wigley. Variasi stagger yang diberikan adalah 0.35 dan 0.40. Clearance yang digunakan adalah 1.05, 1.20, 1.35 dan 1.50. Kondisi trim yang digunakan pada pengujian adalah 00; -0.50; dan -10. Hasil eksperimen yang ditunjukkan outrigger mainhull wigley dan sidehull wigley pentamaran dengan stagger 0,40 dan clearance 1.20 pada kondisi trim -0.50 menunjukkan hasil yang paling baik.

Pentamaran is one type of vessel which has better adventeges than monohull with same dimensions, such as a smaller draft, larger deck sizes, better stability levels, and smaller resistant. Pentamaran has great potential for usage by considering their superiority. Hull Form Engineering, configuration, and variation of hull placement can still be observe to be optimized. In this research, towing tests were performed to determine the best resistant and interference factor at stagger configuration, cleareance configuration and trim conditioning that has been specified. The outtriger using wigley mainhull and wigley sidehull. The variations of stagger was 0.35 and 0.40. Clearance used is 1.05, 1.20, 1.35 and 1.50. The trim conditions which used in this research was 00 0.50 and 10. The experiment results shown that outrigger wigley mainhull and wigley sidehull pantamaran with 0.40 stagger and clearance 1.20 under trim conditions 0.50 showed as the best results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Joshua Yones
"Kapal pentamaran merupakan desain kapal yang memiliki banyak keunggulan seperti rasio tonnase dengan sarat air yang baik, ukuran dek yang lebar dan hambatan yang relatif kecil karena bentuk lambungnya yang ramping. Hambatan pada kapal pentamaran masih dapat dioptimalkan dengan rekayasa yang dilakukan pada bentuk lambung, konfigurasi dan variasi peletakan dari tiap lambung. Pada penelitian ini akan dilakukan eksperimen untuk mengetahui konfigurasi stagger, clearance dan trim yang paling menguntungkan dari kapal pentamaran outrigger. Konfigurasi yang menguntungkan dapat dilihat dari nilai hambatannya dan faktor interferensi yang dihasilkan oleh interaksi gelombang buatan antar lambung. Pentamaran outrigger yang diujikan terdiri dari mainhull dengan transom dan sidehull campuran bentuk lambung wigley dan bentuk lambung stern transom. Pengujian akan dilakukan dengan variasi stagger 0.35 dan 0.40 dan clearance 1.05, 1.20, 1.35, 1.50 dengan perlakuan trim 0.0, -0.5, dan -1.0. Hasil eksperimen menunjukan konfigurasi dengan stagger 0.40, clearance 1.05 tanpa perlakuan trim merupakan konfigurasi yang paling menguntungkan.

Pentamaran ship is a design of a ship that has many advantages such as good ratio between tonnage and draft, wide deck size and relatively small resistance due to the slender form of the hull. Resistance of the ship can still be optimized with the engineering done on the form of hull, configuration and variation of the placement of each hull. In this research, experiment will be conducted to find out the most advantageous stagger and clearance configuration of outrigger pentamaran ships. The most advantageous configuration can be seen from its resistance and the interference factor generated by interactions of wave created by each hulls. Outrigger pentamaran that has been tested composed by mainhull with transom and sidehull mixed by wigley hullform and stern transom hullform. The test will be performed with stagger variations 0.35 and 0.40 and clearance 1.05, 1.20, 1.35, 1.50 with additional trim treatment 0.0, 0.5, and 1.0. The experimental results show configuration with stagger 0.40, clearance 1.05 without trim is the most advantageous configuration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fajri
"Kapal merupakan salah satu armada angkutan yang memiliki peranan cukup vital. Perdagangan, ekspor-impor, dan industri tidak dapat terlepas dari sarana angkutan berupa kapal. Dalam pengoperasiannya, kapal membutuhkan daya mesin yang sesuai sehingga kecepatan kapal tercapai. Penggunaan bahan bakar yang sehemat mungkin menjadi hal yang sangat penting. Penghematan bahan bakar erat kaitannya dengan hambatan kapal yang terjadi. Penghematan pemakaian energi pada pengoperasian kapal menjadi topik yang menarik dan sangat penting untuk dikaji.
Tujuan penelitian ini untuk mencari konfigurasi S/L dan R/L kapal trimaran yang optimum dengan menambahkan kekasaran pada ceruk haluan untuk mendapatkan nilai hambatan terendah sehingga akan mengurangi konsumsi bahan bakar pada saat kapal beroperasi dan membandingkan nilai hambatan yang terjadi pada kapal monohull. Sebuah model kapal trimaran dengan lambung simetris dan variasi rasio jarak lambung S/L 0,15, 0,2 dan 0,25 digunakan dalam penelitian ini. Metode eksperimen (towing tank) dilakukan dalam penelitian dengan variasi kecepatan pada angka Froude 0.2 - 0.65.
Hasil menunjukkan bahwa hambatan total kapal trimaran terbesar dengan rasio jarak lambung S/L 0,2 terjadi pada Fr < 0,3 dan rasio jarak lambung S/L 0.25 pada Fr > 0.6. Sedangkan untuk Fn 0,3 ? 0,4 nilai koefisien hambatan terbesar dimiliki oleh rasio S/L 0,2 yang ditunjukkan dengan puncak hambatan gelombang paling tinggi (hump resistance). Dari hasil kedua metode menunjukkan bahwa monohull menghasilkan nilai hambatan yang lebih besar dari pada Trimaran khususnya pada 0.4 ≤ Fn ≤ 0.8.

Ship is one of the transportion that has a big vital role. Trade, exports - importsand industry can?t be separated from means of transportation of ship. In operation, the vessel requires engine power accordingly so that the ship's speed is reached. The use of fuel efficient as possible becomes very important. Fuel savings is closely related to resistance vessels occurs. Saving energy consumption on the operation of the ship became an interesting topic and very important to assess.
The purpose of this study to look for the configuration S / L and R / L optimum trimaran ship with adding the rough surface at niche bow to obtain the lowest resistance values so that will reduce fuel consumption when the vessel to operate and compare the value of resistance that occurs in monohull. A single odels of trimaran with symmetrical and variation of unstagerred demihulls configuration(S/L) 0.15, 0.2 and 0.25 used in this study. Experimental method (towing tank) in a study conducted by the variation in speed Froude number 0.2 - 0.65.
The results showed that the total resistance of the largest trimaran vessel with a hull spacing ratio S / L 0.2 occurred at Fr <0.3 and the ratio of hull spacing S / L 0.25 occurred at Fr > 0.6. As for the Fn from 0.3 to 0.4 the resistnce coefficient has the largest ratio of S / L 0.2 as indicated by the highest peak of the wave resistance (resistance hump). From the results of both methods showed that the monohull produces greater resistance value of the Trimaran particularly at 0.4 ≤ Fn ≤ 0.8.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43400
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Makahanap, Malvin Edward
"Perkembangan industri investasi dalam beberapa tahun terakhir mendorong Bank XYZ untuk meluncurkan inovasi aplikasi mobile wealth management XYZ. Bank XYZ telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 10 tahun. Bank XYZ Indonesia adalah anak perusahaan dari Bank XYZ Global, sebuah institusi keuangan internasional yang terkemuka. Bank XYZ aktif melakukan pemasaran produk investasi salah satunya melalui aplikasi mobile wealth management XYZ yang berkontribusi dalam mewakili sekitar dari 30% - 50% investasi bank. Saat ini, penggunaan aplikasi ini belum berhasil mencapai target yaitu kontribusi investasi dari aplikasi mencapai 70%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi switching intention konsumen perbankan dari layanan wealth management tradisional menuju aplikasi mobile wealth management XYZ. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengadopsi teori push, pull, mooring. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh kuesioner yang disusun berdasarkan setiap faktor dalam skala Likert, serta dilengkapi dengan pertanyaan demografis. Survei ini akan melibatkan 262 responden yang merupakan pengguna aplikasi wealth management XYZ yang pernah menggunakan layanan wealth management tradisional. Pengolahan data akan dilakukan dengan pendekatan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) yang akan dibantu dengan aplikasi Smart PLS 3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa variabel push effect (perceived information asymmetry & perceived inconvenience), pull (ubiquity, perceived personalization & relative advantage of substitution) serta mooring (habit & switching cost) memengaruhi switching intention dari layanan wealth management tradisional menuju ke aplikasi wealth management XYZ. Penemuan penelitian diharapkan dapat membantu bank XYZ untuk mempertimbangkan faktor berpengaruh dalam menyusun strategi untuk mendorong peralihan dari layanan tradisional menuju ke aplikasi.

The development of the investment industry in recent years has prompted Bank XYZ to launch the innovative XYZ mobile wealth management application. Bank XYZ has been operating in Indonesia for over 10 years. Bank XYZ Indonesia is a subsidiary of Bank XYZ Global, a leading international financial institution. Bank XYZ actively markets investment products, one of which is through the XYZ mobile wealth management application, which contributes approximately 30% - 50% of the bank's investments. Currently, the use of this application has not yet reached the target contribution of 70% in investments. The purpose of this research is to analyze the factors influencing banking customers' switching intention from traditional wealth-management to the XYZ wealth management mobile application. This study will adopt the push, pull, and mooring theories. A quantitative approach will be used, supported by a questionnaire designed based on each factor in the Likert scale, along with demographic questions. The survey will involve 262 respondents who are users of the XYZ wealth management application and have previously used traditional wealth management services. Data processing will be conducted using the Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) method, facilitated by the Smart PLS 3 application. The research results indicate that the push effect variables (perceived information asymmetry & perceived inconvenience), pull (ubiquity, perceived personalization & relative advantage of substitution), and mooring (habit & switching cost) influence the switching intention from traditional wealth management banking services to the XYZ wealth management application. The findings of this research are expected to help Bank XYZ consider influential factors in formulating strategies to encourage transition from traditional wealth services to mobile application."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>