Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Susanto
"Persaingan tinggi dalam industri elektronika saat ini menciptakan sebuah kondisi yaitu konsumen mempunyai kebebasan dalam memilih produk yang akan dibeli sesuai dengan harnpan mereka. Salah satu yang menjadi harapan mereka selain harga yang murah adalah kualitas pmduk yang paling balk. Departemen Horne Utility sebagai salah satu departemen produksi di PT Panasonic Manufacturing Indonesia, adalah bagian yang memproduksi mesin cuci manual. Dalam setiap kegiatan produksi sering teijadi kegagalan produk yang dapat menimbulkan tidak efisiensinya proses produksi seperti adanya waktu yang terbuang. Oleh karena itu agar kegagalan bisa diidentifikasi serta dicegah sebelum terjadi dibutuhkan sebuah metode yang sesuai, yaitu dengan menggunakan metode Failure Mode & effect Analysis (FMEA). Penelitian ini bertujuan yang partama adalah untuk menganalisa potensi kegagalan dan menentukan titik kritis pada proses produksi mesin cuci yang dapat menyebabkan kegagalan pmduk. Kedua, melakuksn perbaikan berdasarkan nilai RPN yang tertinggi pada proses yang telah dilentukan sebagai titik kritis penyebab kegagalan.

High competition in clectronical industry has created a condition that give customer a freedom to choose a product meet with their expectation. Once of that beside lower price is best quality product. Home Utility, as one of production department in PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) is a division that is producing manual washing machine. During production process, product fuilure frequently occurred that is causing unefficiency in production process, fur example lost time. Because of that to identify and prevent any fuilure occurred that is needed a suitable method by using Failure Mode & Effect Analysis (FMEA). This research purpose. firstly to anayzc potential failure and determine critical point of washing machine production process that will cause product failure. Secondly, performing improvement based on highest RPN of process that has been determined as a critical point of causing failure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Chandra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51702
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia Syafaat
"PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kemasan fleksibel, PT X merupakan perusahaan yang memiliki posisi market share kedua di bidangnya. Oleh karena itu untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatlcan daya saingnya di industri pengemasan ini PT X harus mencegah teljadinya kegagalan produksi seperti cacat produk dan waktu yang terbuang.
Pada PT X terjadi banyak kegagalan produksi pada proses laminasi ekstrusi. Oleh karena im PT X membutuhkan sebuah metode pendekatan bam untuk mencegah, mendeteksi dan mengurangi tcrjadinya kegagalan produksi. Dan salah satu alat bantu yang paling sesuai untuk itu adalah dengan menggunakan Metode Failure Mode Effect and Analysis (FMEA).
Dalam tulisan ini akan diielaskan pengembangan model FMEA yang dipergunakan untuk menentukan titik krisis proses laminasi ekstrusi yang menyebabkan banyaknya kegagalan produksi disertai usulan perbaikan pada titik krisis tersebut. Metodologi yang dipergunakan untuk mengembanglcan model FMEA adalah dengan mengkombinasikan Braistorming tim FMEA dan Diagram Fishbone untuk menghasill-can form FMEA PFOSSS laminasi ekstrusi.. Langkah selanjumya adalah menentukan titik krisis proses Iaminasi ekstrusi berdasarkan nilai RPN tertinggi yang disertai usulan perbaikan pada titik tersebut.

PT X major business is in packaging industry.P'l` X have a second market share position. Because of that to maintain and also improve competitive power in this packaging industry , PT X must have prevent ,detect and eliminate production failure such as defect and lost time.
There is many production failure in process extruding laminator. Because of that PT X need a new approach methode to prevent , detect and eliminate produstion failure. And one of the most powerful tools to get appropriate methode for PT X is by using Failure Mode Effect and Anabfsis (FMEA) methode.
This paper describes the development FMEA model which used to decide critical point of cxtruding laminator process which has caused many production failure including recommended action in that critical point.
The methodology of the proposed methode used is to conjoin the Brainstoming FMEA tim and Fishbone Diagram to provide form Process FMEA in extruding laminator. Then the next step is to decide critical point of extruding Iaminator process based on higher RPN number with including recommended action in that critical point.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medinanda Radiandityo
"PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengurangi cacat dalam lini produk Lite n Bite yang dipasok oleh PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). Burger Bun memiliki tingkat cacat tertinggi, melebihi batas perusahaan sebesar 2% dengan rata-rata lebih dari 3% per bulan. Para ahli melakukan wawancara, analisis data, dan kunjungan lapangan menggunakan FMEA, Criticality Matrix, Analisis Fishbone, dan PICA. FMEA mengidentifikasi enam cacat: Udara masuk adonan, Roti gepeng, Berjamur, Kesalahan manusia, dan Benda asing masuk adonan. Akar penyebab dianalisis menggunakan Rank Priority Number, yang mengungkapkan tujuh masalah: kesalahan manusia dalam penanganan barang jadi dan pembentukan manual, penyebaran adonan yang tidak merata, bahan yang tidak diinginkan dalam adonan, paparan produk yang terlalu lama, kesalahan manusia dalam pencampuran adonan, dan kegagalan sistem pendingin truk. Analisis Fishbone mengeksplorasi akar penyebab dengan mempertimbangkan faktor 5M. Para ahli dan tinjauan literatur membimbing pembuatan tabel PICA yang ringkas dengan solusi yang mengatasi pertanyaan Mengapa, Bagaimana, Di mana, dan PIC. Implementasi solusi-solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan untuk PT SKM dan Circle K.

PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) aims to improve product quality by reducing defects in its Lite n Bite line supplied by PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). The Burger Bun has the highest defect rate, exceeding the firm's limit of 2% with an average of over 3% per month. Experts conducted interviews, data analysis, and field visits using FMEA, Criticality Matrix, Fishbone Analysis, and PICA. FMEA identified six defects: Hollow Inside, Cracked Surface, Flattened Out, Molding, Human Error, and Foreign Object. Root causes were analyzed using the Rank Priority Number, revealing seven problems: Human errors in finished goods handling and manual molding, uneven dough spreading, unwanted materials in dough, extended product exposure, human error in dough mixing, and truck cooling system failure. Fishbone analysis explored root causes considering the 5M factors. Experts and literature review guided the creation of a concise PICA table with solutions addressing the Why, How, Where, and PIC. The implementation of these solutions aims to enhance product quality and customer satisfaction for PT SKM and Circle K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Chandra Suparman
"Di era globalisasi ini, peranan teknologi informasi sebagai pendukung proses bisnis suatu organisasi sudah semakin penting. Tingginya peranan teknologi informasi di era sekarang ini didasari oleh kebutuhan informasi yang cepat, tepat, dan tersedia ketika dibutuhkan. Organisasi yang unggul dalam memenuhi kebutuhan ini akan berdiri di depan organisasi-organisasi lainnya. Dalam beberapa hal, penerapan teknologi informasi bahkan merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi permasalahan dalam proses bisnis. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi harusnya akan menenyelesaikan permasalahan dalam organisasi dan bukan menimbulkan risiko baru terhadap organisasi.
Pengaruh kemajuan teknologi informasi juga berdampak kepada organisasi perbankan di Indonesia. Pengaruh ini disebabkan karena cepatnya perkembangan informasi dan tuntutan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat sehubugan dengan hal tersebut. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan maka akan berdampak pada kredibilitas Organisasi Perbankan tersebut di mata publik. Melihat hal ini, maka peranan teknologi informasi pada masa sekarang ini sangat tinggi. Akan tetapi, seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan teknologi informasi jangan sampai menimbulkan risiko baru terhadap organisasi. Dengan adanya masalah tersebut, maka periu dilakukan suatu penilaian risiko terhadap pengelolaan aset teknologi informasi sehingga dengan hal tersebut dapat disusun rencana-rencana untuk menanggulangi risiko yang ditimbulkan oleh aset teknologi informasi agar tidak menjadi risiko bagi organisasi.
Dalam skripsi ini, metode penilaian risiko yang digunakan adalah metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penanggulangan risiko direkomendasikan dengan pengimplemetasian kontrol-kontrol ISO 17799:2005 yang berkaitan dengan risiko aset teknologi informasi yang ada. Untuk mempermudah dalam pengidentifikasian risiko, sebelumnya perlu dilakukan klasifikasi terhadap aset teknologi informasi yang ada di suatu Organisasi Perbankan di Indonesia. Setelah dilakukan penilaian risiko, didapatkan bahwa pengelolaan aset teknologi informasi di Organisasi Perbankan tersebut memiliki satu high risk, enam medium risk, dan 11 low risk. Dari ketujuh risiko terbesar, dapat diimplementasikan 18 kontrol ISO 17799:2005 yang berkaitan dengan risiko tersebut.

In the era of globalization, the importance of information technology's role in supporting business process of an organization has increased tremendously. The great role of information technology in this era is based on the need of fast, accurate, and accessible information whenever it is needed. A distinguished organization that can fulfill this requirement will be ahead of the other organizations. In addition, in some cases, the utilization of information technology is the only solution to solve problems in the business process. Therefore, the utilization of information technology should resolve problems that are occurred in an organization and not bring up new risks to the organization.
The progress of information technology itself has impacts on banking and the other monetary organizations in Indonesia too. This impact is caused by the rapid development of information that results in the need of quick and smart decision making. If this thing cannot be accomplished, it will affect the credibility of the monetary organization in public eyes. This issue makes us realize that the role of information technology is very significant. However, as mentioned before, the utilization of information technology must not bring up new risk to the organization itself. With that problem at hand, it is important to do a risk evaluation to the management of information technology asset, in order to create plans to handle the risks so that they will not harm the organization.
In this final paper, the method that is used to evaluate the risk is Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method, and the recommendation for the risks handling are ISO 17799:2005 - Information Security Management System (ISMS) - controls suited with the information technology asset risks that are present. To make risks identification easier, we need to classify information technology asset in a Banking Organization in Indonesia first. After the risks evaluation is done, it is found that the management of information technology asset in Bank of Indonesia contains one high risk, six medium risks, and 11 (eleven) low risks. From the seven highest risks, we can implement 18 controls of ISO 17799:2005 - Information Security Management System - that are suited with those risks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Setyardi Pradipto
"Manusia memiliki kecenderungan untuk menyalahkan dirinya sendiri sebagai ldquo;human error rdquo;. Terdapat satu pendekatan yang melibatkan penggunaan metode struktural untuk dapat mendeteksi kesalahan yang mungkin dilakukan oleh manusia dalam performa pekerjaannya, yaitu Human Error Identification HEI . Salah satu teknik dari metode HEI untuk memprediksi performa pengguna yang berinteraksi dengan mesin adalah Task Analysis for Error Identfication TAFEI . TAFEI mampu memberikan ldquo;suggested way rdquo; dalam pengendalian kesalahan tersebut namun gagal untuk memperkirakan seberapa sering risiko kesalahan tersebut terjadi, kemungkinan memprediksi risiko kesalahan dan seberapa serius dampak yang dihasilkan. Oleh karena itulah untuk mengatasi ketidakmampuan TAFEI, penulis menggunakan metode FMEA Failure Mode Effects Analysis.
Penelitian ini akan menggunakan fuzzy FMEA sebagai perbaikan dari FMEA tradisional. Kelemahan dari FMEA tradisional dapat dieliminasi oleh fuzzy logic, dimana menggunakan linguistik variables. Dengan FMEA, maka akan didapatkan kesalahan mana yang akan diprioritaskan untuk kemudian dilakukan evaluasi. Pengambilan data dilakukan di Polman Astra pada proses casting,cutting, dan forming. Berdasarkan hasil TAFEI yang dilakukan, terdapat 22 kesalahan pada ketiga proses tersebut. 22 kesalahan tersebut diterjemahkan menjadi 13 mode kesalahan pada FMEA. Untuk penilaian FMEA, dilakukan pembobotan penilaian dan dilakukan 3 skenario pembobotan pada FMEA dengan 3 jenis responden.

People tend to blame themselves for their errors. There exists an approach that use a structural method to detect errors done by humans in their work, i.e. Human Error Identification HEI. One of the techniques and methods of HEI predicting the performance of users who interact with the machine is Task Analysis for Error Identification TAFEI. TAFEI is able to provide a suggested way in controlling these errors but failed to estimate the probability of errors, to predict the occurance of the risk and to measure the severity generated. Therefore to overcome the inability of TAFEI, this study uses FMEA.
This study will use fuzzy FMEA as an improvement over the traditional FMEA. The weakness of traditional FMEA can be eliminated by fuzzy logic, that using linguistic variables. FMEA will prioritize the errors for further evaluation. Data collection is done in Polman Astra on casting, cutting, and forming processes. Based on the results of TAFEI, there are 22 errors in the three processes. 22 errors are translated into 13 failure modes on FMEA. For FMEA assessment, weighing the scores and 3 weighted scenarios on FMEA with 3 respondents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rachman
"Laboratorium merupakan salah satu bagian penting dalam dunia kesehatan. Dalam kegiatan di laboratorium tentunya tidak lepas dari banyaknya risiko mulai dari pra-anaitik hingga pasca-analitik. Selama beberapa dekade terakhir,fase praanalitik telah menjadi perhatian utama dalam mengidentifikasi penyebab utama tingginya tingkat kesalahan dalam diagnosis. Sebagian besar kesalahan disebabkan oleh faktor-faktor praanalitik yaitu sebesar 46–68,2%. Salah satu tujuan utama dari program patient safety adalah mencegah kejadian yang tidak diinginkan terulang kembali. Dengan menjalankan program patient safety yang efektif, rumah sakit dan fasilitas kesehatan dapat memastikan bahwa pasien mereka menerima perawatan yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar. Untuk itu diperlukan manajemen risiko agar dapat menurunkan kesalahan yang terjadi di laboratorium. Salah satu tools yang dapat digunakan untuk manajemen risiko tersebut adalah HFMEA (Healthcare Failure Mode Effect and Analysis). Penelitian ini membahas proses pembuatan desain Healthcare Failure Mode Effect and Analysis (HFMEA) pada proses pelayanan UKP di Labkesda DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah diperoleh desain HFMEA sebagai upaya perbaikan atau pencegahan dalam manajemen risiko proses pelayanan laboratorium di Labkesda DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan operational research. Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawnacara mendalam, observasi, telaah dokumen, dan telaah data sekunder. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya beberapa risiko yang mungkin terjadi di laboratorium berdasarkan faktor lab, faktor pasien, dan faktor alat. Desain HFMEA dibuat berdasarkan hasil penelitian yang kemudian dilakukan skoring untuk masing-masing risiko dengan pihak terkait untuk mengetahui probabiltas dan keparahannya. Kemudian didapatkan rekomendasi perbaikan atau perbaikan yang daat dilakukan oleh Labkesda DKI Jakarta.

Laboratory is one of the important parts in the world of health. In laboratory activities, of course, it cannot be separated from the many risks starting from pre-analytics to post- analytics. Over the past few decades, the preanalytic phase has become a major concern in identifying the main cause of the high rate of errors in diagnosis. Most errors are caused by preanalytic factors, which amount to 46-68.2%. One of the main goals of a patient safety program is to prevent unwanted events from recurring. By implementing an effective patient safety program, hospitals and healthcare facilities can ensure that their patients receive safe, quality, and standardized care. For this reason, risk management is needed in order to reduce errors that occur in the laboratory. One of the tools that can be used for risk management is HFMEA (Healthcare Failure Mode Effect and Analysis). This study discusses the process of making a Healthcare Failure Mode Effect and Analysis (HFMEA) design in the UKP service process at the DKI Jakarta Labkesda. The purpose of this study is to obtain an HFMEA design as an effort to improve or prevent the risk management of the laboratory service process at the DKI Jakarta Labkesda. This research is a qualitative study using an operational research approach. The methods used in this research are in-depth interviews, observation, document review, and secondary data review. The results of this study were the discovery of several risks that might occur in the laboratory based on lab factors, patient factors, and equipment factors. HFMEA design is made based on the results of the study which is then scored for each risk with related parties to determine the probability and severity. Then obtained recommendations for improvements or improvements that can be made by the Labkesda DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqmantoro
"MIC (Methyl Isocyanate) adalah bahan kimia yang sangat berbahaya dan beracun yang telah terbukti menjadi sumber bencana pada tragedi Union Carbide Bhopal tahun 1984. PT X sebagai perusahaan penghasil MIC harus memastikan adanya perlindungan keselamatan proses yang baik. Untuk memastikan hal tersebut perlu dilakukan penilaian risiko secara sistematis dan menyeluruh terhadap alat atau proses produksi MIC. Tesis ini membahas penilaian keselamatan proses menggunakan teknik Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). 57 potensi kegagalan teridentifikasi di penelitian ini.
Hasil penelitian memberikan gambaran tentang profil severity, occurance dan detection serta diperolehnya nilai Risk Priority Number (RPN) dari ke-57 potensi kegagalan tersebut. Profil FMEA yang dihasilkan menjadi input untuk membuat skenario terburuk potensi kegagalan ganda. 8 nilai RPN tertinggi dengan potensi keparahan mayor diperoleh untuk segera ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan. Selain itu, diperoleh pula 2 potensi kegagalan ganda terburuk yang harus menjadi perhatian.
Di akhir tesis ini rekomendasi diberikan kepada PT X baik rekomendasi teknis terkait hasil penilaian risiko ini maupun rekomendasi yang bersifat umum untuk meningkatkan perlindungan keselamatan proses di PT X.

MIC (Methyl Isocyanate) has been classified as extremely toxic and hazardous substances which had severely caused catastrophic at Union Carbide Bhopal in 1984. PT. X has been a producer of MIC which shall ascertain the presence of process safety strictly implemented. To ascertain those things, systematically risk assessment shall be undertaken as well as comprehensively to devices or MIC production process. This thesis elucidates the assessment of process safety by applying Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Technique. 57 failures potential have been identified in this research.
The result of research has provided depiction concerning the profile of severity, occurrence and detection as well as attaining RPN value of the number of 57 failures potential. FMEA profile which has been resulted, it is an input to establish the worsen scenario of multiple failure potential. The highest RPN is 8 based on attained from the major of potential severity to be promtly followed up for corrective action. Hence, 2 potential attained from the worst multiple failures shall be concerned.
In the end of this thesis recommendation is provided to PT. X either technical recommendation of resulted risk assessment or recommendation generally to enhance the protection of process safety at PT. X .
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Suryo Wicaksono
"Dalam dunia industri maritim saat ini, galangan reparasi kapal berperan penting dalam menjaga efisiensi dan keamanan operasional kapal. Dalam proses reparasi, berbagai jenis alat berat seperti crawler crane kerap digunakan untuk memfasilitasi pemindahan komponen besar serta material. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi risiko kecelakaan kerja tinggi dan tindakan preventifnya dari kegiatan pengoperasian crawler crane di galangan reparasi kapal. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode efektif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memitigasi potensi kegagalan dalam sistem atau proses. Pada analisis penelitian ini terdapat 6 kegiatan pengoperasian crawler crane yang berpotensi risiko kecelakaan kerja. Selanjutnya didapat potensi risiko bahaya yang tinggi pada kegiatan pengangkatan sistem kemudi dan sistem propulsi yang memilliki  mode kegagalan yaitu tertabrak as yang memiliki risiko terhadap keselamatan pekerja di galangan. Selanjutnya ditentukan tindakan preventifnya untuk mengurangi risiko kecelakaan kerjanya.

In today's maritime industry, ship repair yards play a crucial role in maintaining the efficiency and safety of ship operations. In the repair process, various types of heavy equipment such as crawler cranes are often used to facilitate the movement of large components and materials. The purpose of this research is to identify potential high-risk occupational hazards and preventive measures in the operation of crawler cranes in ship repair yards. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is an effective methods that can be used to identify and mitigated possibility of failure mode in a system or process. In the analysis of this study, there are six crawler crane operations that pose a risk of occupational accidents. Further, it identifies high potential hazard risks in the activities of lifting the steering system and propulsion system, which have failure modes collision with the shaft, both of which pose risks to worker safety in the yard. Subsequently, preventive measures are determined to reduce the risk of occupational accidents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasid
"Walaupun mesin sudah dibuat otomatis namun kecelakaan kerja tetap dapat terjadi. Kegagalan pada mesin merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini melakukan pengkajian risiko pada proses radial tyre building dengan maksud untuk mengurangi kejadian kecelakaan kerja yang ada pada proses tersebut dengan menggunakan teknik FMEA. Teknik ini dipilih karena mampu mengidentifikasi penyebab sebelum terjadinya akibat.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa aktivitas paling berisiko dalam proses ini adalah ketika pemasangan material. Penanganan manual dan kurangnya perangkat keamananan pada mesin menjadikan proses ini memiliki nilai risiko yang tinggi.

Even though automation in machine process has come a long way, accident still happens particularly when worker comes in contact with machine. Machine failure is one of the causes of those accidents. This study assessed risk involved in radial tire building process in tire industry. This study focused on failure mode in machine using FMEA in order to reduce accident. FMEA is identified as the appropriate risk assessment since it involves identifying system failure modes before actual failure.
This study discovered that activity which has the highest score of RPN was material assembly into shaft roll. Manual handling and lack of safeguards contribute the most into making this process has high RPN score.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>