Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penulisan ini adalah memberikan gambaran dan usulan tentang penerapan rekayasa ulang proses bisnis (RPB), ditekankan dan dibatasi kepada peningkatan sistem kualitas yang akan meningkatkan kinerja dari proses bisnis pada PT XYZ. Permasalahan yang terjadi adalah terdapatnya ketidaksesuaian antara target atau harapan mutu dengan keadaan aktual, sehingga dengan adanya kesenjangan tersebut terbuka untuk diadakan suatu perbaikan dan pengembangan ke arah yang lebih baik. Didahului dengan pengetahuan tentang manajemen kualitas dan dasar-dasar dari penerapan rekayasa ulang proses bisnis, dan gambaran umum kondisi perusahaan, maka dibuatlah suatu model yang menjelaskan serta mengarahkan tentang penerapan metode rekayasa ulang proses bisnis pada PT XYZ. Dimana terdapat unsur penting dalam suatu tahap awal perencanaan rekayasa ulang, yaitu: komitmen dan kepemimpinan kualitas yang kuat, serta 2 hal yang sangat penting, yaitu : 1. Alasan bertindak, yang memberikan suatu alasan kuat mengapa suatu perusahaan melakukan rekayasa ulang. 2. Visi perusahaan, yang memberikan arak ke mana perusahaan akan dibawa. > Kedua hal tersebut akan efektif bila sosialisasinya di kalangan karyawan dapat berjalan dengan baik, sehingga karyawan merasa ikut bertanggung jawab atas proses perubahan yang akan dilakukan manajemen puncak. Langkah berikutnya adalam pembentukan tim rekayasa ulang, yang terdiri dari : pemimpin, pemilik proses, tim rekayasa ulang, komite pengarah, kaisar rekayasa ulang. Tim ini akan merumuskan tahap-tahap rekayasa ulang yang akan dilakukan dengan memilih proses-proses yang gagal, proses-proses penting, proses-proses layak. Di mana proses yang dipilih akan dijadikan proyek percontohan. Dengan usulan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In this modern era, business processes become one of the important aspects for a company to stay ahead in the competition to its competitors. A company that has an optimal business processes and supported by an integrated information system will win the competition."
005 ULTI 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia
"Sektor industri retail, tennasuk hypermarket, di Indonesia memiliki persaingan ketat namun cukup menjanjikan. PT Makro Indonesia sebagai salah satu pemain dalam sektor hypermarket hams menghadapi kornpetisi yang berat- Procuremeni, yaitu alctivitas pemesanan, penerimaan barang, dan proses penagihan invoice, adalah salah satu kegiatan yang berfrekucnsi tinggi dalam hypermarket, termasuk PT Malcro Indonesia. Mengingat vitalnya sistern procurement maka agar penxsahaan tetap kornpetitif, pemsahaan harus memperbaiki dan meningkatkan pmses bisnis sistem procurement.
Rekayasa ulang proses bisnis merupakan metode untuk mengatasi masalah tersebut. Rekasaya ulang proses bisnis mempakan pernikiran ulang fimdamental dan mendesain ulang proses bisnis secara radikal untuk mencapai pcningkatan performa Proses yang tidak mcmberikan nilai tambah perlu dihilangkan. Pada sistem procurement di PT Makro Indonesia dilakukan perpindahan informasi dan pencocokl-can dokumen yang berulang sehingga banyak waktu dan surnber daya perusahaan terbuang.
Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data dari perusahaan dengan mewawancarai bagian terkait, dolcumentasi pemsahaan, dan pengamatan secara langsung. Kcmudian dibuat label aktivitas dan peta proses bisnis sistem procurement dengan menggunakan diagram alir. Hasil pcngolahan data akan dianalisis menggunakan prinsip BPR sehingga dihasilkan usulan perbaikan yang dituangkan dalam usulan tabel aktivitas dan peta proses bisnis (diagram alir) yang bam. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara proses bisnis sistem procurement saat ini dan usulan yang diberikan, yaitu pengurangan proses serta keuntungan usulan proses bisnis yang barn.

Industrial sector of retail, including hypermarket, in Indonesia has to face hard competition but quite promising, PT Makro Indonesia as one of the player in hypennarket sector must also face this hard competition. Procurement, which starts from an ordering, receiving goods, and invoice claim process, is one of the most high frequency activity in hyperrnarket, including PT Makro Indonesia. Retlecting on the vital of procurement system, in order to keep the company’s competitiveness, it must fix and improve procurement system business process.
Business process reengineering emerge as a method to handle the problem. Business process reengineering is a tixndamental rethinking and redesigning business process radically to achieve higher performance. Processes that don‘t give added value to the company should be eliminated. In the procurement system in PT Malcro Indonesia, information transfer and document matching occurs repeatedly, this caused waste of company’s resources and time.
The research starts with gathering data from the company by interviewing functions involved, company‘s documentation, and direct observation. Then, current activity table and system procurement business process map by using flowchart is generated. Data processing results are analyzed by using BPR principles that resulted improvement suggestions in the form of proposed activity table and business process map (flowchart). Next, is the comparation between current and proposed business process, which is process reducing and benefits of the new proposed business process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghozy Dzikra Firdiansyah
"Laporan magang ini mengevaluasi Prosedur Rekayasa Ulang Proses Bisnis atau Business Process Reengineering atas Procurement-To-Pay Policy pada PT XYZ. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan FMCG terbesar di dunia dan Indonesia yang telah berdiri sejak lebih dari empat dekade di Indonesia. PT XYZ memiliki 19 Global Control Frameworks yang salah satunya merupakan Procurement-to-Pay. Fokus pembahasan terletak pada prosedur Business Process Reengineering pada kebijakan yang dilakukan oleh Tim Finance Compliance & SOX PT XYZ dengan referensi yang berlaku. Business Process Reengineering terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengimplementasian. Berdasarkan proses yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa proses Business Process Reengineering policy yang dilakukan oleh Tim Finance Compliance & SOX PT XYZ telah sesuai dengan referensi yang berlaku.

This internship report evaluates the Procedure of Business Process Reengineering for Procurement-to-Pay Policy at PT XYZ. PT XYZ is one of the largest FMCG companies in the world and Indonesia, which has been established for more than four decades in Indonesia. PT XYZ has 19 Global Control Frameworks, one of which is Procurement-to-Pay. The focus of the discussion lies in the procedure of Business Process Reengineering a new policy carried out by the Finance Compliance & SOX Team of PT XYZ with applicable references. The Business Process Reengineering process consists of planning, action, and implementing. Based on the process carried out, the result is that the Business Process Reengineering process is carried out by the Finance Compliance & SOX Team of PT XYZ has been in accordance with applicable references."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesh Putranta HJ
"Dengan persaingan yang sangat ketat dan dalam mempersiapkan menuju era globalisasi, perusabaan terus berupaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari setiap proses. Semua bagian pun tak luput dari perbaikan-perbaikao baik proses maupun sistem, bahkan perusahaan melakukao rekayasa ulang hanya untak mendapatkan proses ataupun sistem yang terbaik untak diadopsi pada perusahaan mereka. Business Process Reengineering (BPR) merupakan suatu metode untuk meningkatkan efisiensi dan efektifias secara dramatis dao radikal. Sedaogkao TQM merupakao metode perbaikan secara terus-menerus dan bertahap. Dengan bergabungnya metode BPR dan TQM maka terciptalah business process impruvement (BPI). Dengan menggunakan metode BPI maka proses bisnis dapat ditingkatkan secara terus-mene.rus dan dramatis serta radikal.

With the high competitive and in preparing to globalization em, each companies must keep on trying to level up their effectivity and efficiency in every process, All department getting improve their process and system, even companies reengineer just to get the best process and system so they can adopt it in their companies. Business Process Reengineerlng (BPR) is a method to increase effectivity and efficiency in dramatically and radically way. But, TQM is a method in continuous improvement With the blend of BPR and TQM method than croate a new method called business process improvement (BPI). If BPI is used then process can be improve continuos dramatically and radically way."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kusmayadi
"Dalam menghadapi era persaingan yang semakin keras, yang penuh dengan dinamik perubahan, perusahaan harus mampu bersaing secara kompetitif di tengah derasnya persaingan di dunia industri. Suatu perusahaan harus berani bersaing dengan harga pesaing, inovatif dalam menjaga produk-produk dan servisnya serta cukup handal dalam memberikan kualitas dan servis pelanggan yang maksimum.
PT. PVEM adalah perusahaan yang telah cukup lama bergerak di bidang pembuatan silinder gravure untuk peroetakan dengan teknik cetak direct etching.
Seiring dengan semakin berkembangnya industri kemasan untuk makanan ringan dan obat-obatan, semakin banyak juga pesaing yang terjun dalam bidang pernbuatan silinder gravure. Para pesaing itu telah menggunakan teknologi yang lebih canggih, yaitu sistem Helo yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan sistem direct etching. Agar mampu bersaing kembali di pasaran, maka diperlukan lebih dari sekedar perbaikan kecil. Untuk itu perlu dilakukan upaya rekayasa ulang pada proses pemenuhan pesanan silinder gravure di PT. PVEM.
Pada penelitian untuk memperoleh usulan penerapan rekayasa ulang ini dilakukan beberapa Iangkah yaitu dimuIai dengan mendefinisikan proses dengan bantuan Flow Chad dan PERT. Kemudian dilakukan proses perbandingan dengan pesaing (benchmark), pada tahap ini dapat diketahui sejumlah perubahan yang diperlukan. Setelah itu dilakukan perancangan proses yang terdin dan proses pemenuhan pesanan dan proses produksi silinder gravure.
Tahap terakhir adalah memvalidasikan proses baru dan membandingkannya dengan proses lama sehingga dapat terlihat peningkatan kinerja yang diharapkan dengan diterapkannya metode baru (proposed methods).
Berdasarkan penelitian yang difokuskan pada penilaian waktu pemenuhan pesanan, dapat dilakukan efisiensi pada proses produksi hingga mencapai 43,25%. Hal ini sebagai salah satu indikator peningkatan kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiani
"Persaingan bisnis dalam meningkatkan pelayanan yang tidak diikuti dengan perbaikan dari dalam perusahaan menyebabkan keluhan pelanggan pada periode Januari 2019 – Desember 2021 mencapai 736 keluhan. Keluhan yang mengalami keterlambatan penanganan berjumlah 554 keluhan. Keluhan yang tidak diselesaikan dengan cepat, staf yang lambat dalam menanggapi keluhan dan informasi keadaan pegiriman muatan tambang tidak rutin dilaporkan kepada pelanggan menjadi penyebab dari keluhan yang disampaikan oleh pelanggan. Penyebab keluhan belum teratasi menjadi fokus penelitian yaitu bagaimana cara mengatasi penyebab keluhan pelanggan sehingga dapat mengurangi keluhan pelanggan dimasa yang akan datang. Usulan perbaikan penyebab keluhan dengan peningkatan kemampuan staf dengan memberikan berbagai pelatihan untuk dapat menangani keluhan pelanggan yang bersifat umum dan khusus, simulasi perancangan proses penanganan keluhan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Hasil simulasi adalah perbandingan waktu siklus as-is dan to-be keluhan melalui email 28,30 menit, melalui telepon 21,57 menit dan melalui whatsapp 7,88 menit. Perbandingan aktivitas as-is dan to-be keluhan melalui email sebanyak 5 aktivitas, melalui telepon 1 aktivitas dan melalui whatsapp 5 aktivitas. perbandingan as-is dan to-be keluhan yang dapat ditangani melalui email 4 keluhan, melalui telepon 7 keluhan dan melalui whatsapp 4 keluhan
Business competition in improving services that are not followed by improvements from within the company caused customer complaints in the period January 2019 – December 2021 to reach 736 complaints. Complaints that experienced delays in handling 554 complaints. Complaints that are not resolved quickly, staff who are slow in responding to complaints and information on the condition of mining cargo customers are not routinely reported to the cause of complaints submitted by customers. The causes of complaints that have not been resolved have become the focus of research, namely how to overcome customer complaints so that they can reduce customer complaints in the future. Proposed complaints improvement by increasing staff capacity by providing various trainings to be able to handle general and specific customer complaints, designing complaint handling processes by eliminating non-value added activities. The simulation results are a comparison of the cycle time of complaints that will come via email 28.30 minutes, by telephone 21.57 minutes and via WhatsApp 7.88 minutes. Comparing current activities and complaints that will come via email as many as 5 activities, by phone 1 activity and via whatsapp 5 activities. Comparison of current and future complaints that can be handled via email 4 complaints, by telephone 7 complaints and via WhatsApp 4 complaints."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Ikbal Arbi
"PT.X merupakan perusahaan industri manufaktur yang mana sistem proses manufakturnya berdasarkan pesanan (Job order) yaitu industri pembuatan kemasan dimana desain dan spesifikasi produk sangat ditentukan oleh konsumen eksternal (external customers). Produk yang dihasilkan terbentuk atas 2 jenis, Kemasan Bentuk (Fine Flexible Packaging) yaitu kemasan jadi dalam bentuk gulungan atau rol yang akan memerlukan proses lanjutan oleh konsumen yang bersangkutan dan Pengemasan (Packaging) yaitu kemasan jadi yang telah berbentuk kantong (bag).
Kualitas produk hasil sangat memegang peranan penting dalam proses produksi karena fangsi produk yang dihasilkan sangat berhubungan dengan kepuasan konsumen yang memakainya. Proses merupakan suatu integrasi sukuensial dari orang atau pekerja (manusia), material, metode dan mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan serta berinteraksi guna menghasilkan suatu nilai tambah output (produk) yang sesuai dengan spesifikasi kualitas yang diminta konsumen. Proses juga merupakan sekumpulan kondisi yang berbeda untuk menghasilkan unit produk yang berbeda pula atau menghasilkan adanya variasi atau keragaman dari produk sehingga memerlukan adanya pencegahan melalui pengendalian proses.
Adanya hasil yang bervariasi dalam operasional proses tersebut tentu akan memungkinkan produk hasil yang diterima konsumen tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta yang telah disepakati, hal ini tertera pada standar instruksi proses (SIP).
Ketidaksesuaian produk hasil yang diterima konsumen dapat dilihat dari 176 banyaknya keluhan pelanggan yang diterima oleh marketing pada periode Januari sampai Juni 2002 dan diteruskan ke technical services. Permasalahan ketidaksesuaian ini berdasarkan hasil pengolahan data keluhan pelanggan melalui diagram pareto didapatkan, 43,75% dari jenis bentuk keluhan yaitu miss print sedangkan berdasarkan produk artikel yaitu es krim sebanyak 30%. Sedangkan kasus yang mengemuka pada eskrim adalah eskrim Indo Meiji dengan keluhan; warna tidak sesuai standar.
Hasil identifikasi penyebab ketidaksesuaian melalui diagram Ishikawa diketemukan enam penyebab yaitu Pelanggan, Prosedur, Penjadualan, Produksi, Material dan Pelaksana. Untuk lebih efektif dan fokus dalam penyelesaian masalah perlu ditentukan prioritas penyebab melalui Pair Comparison Matrix sehingga diketemukan bahwa prosedur tindakan perbaikan dan pencegahan (PTPP) tidak melalui perubahan komposisi material (Changing sheet) dan pelaksanaannya harus dilakukan penjadualan ulang oleh PPC bila ada permintaan perubahan spesifikasi. Untuk dapat sampai ke akar permasalahan penyebab adanya variasi ketidaksesuaian produk digunakan why-why diagram.
Usulan proses peningkatan pemecahan masalah kualitas produk hasil yaitu untuk dapat mengurangi hasil yang bervariasi dan memperkecil terjadinya penyimpangan ketidaksesuaian produk hasil yang diterima pelanggan, salah satu kerangka proses peningkatan pemecahan masalah kualitas dapat dilakukan dengan cara penelusuran permasalahan dengan alat pemecahan masalah perbaikan dan peningkatan kualitas memakai flow-chart.

PT. X as manufacturing industrial corporate in which its process system is based on job order, viz, container manufacturing industry which both design and specification is very determined by external customers, The resultant products formed by two varieties. Fin Flexible Packaging, it is finished package in roll type that will require ongoing process by customers and Packaging which in bag type.
Product quality having important role its process because the resultant product functions is very connected with customer satisfaction who use it, Process as any integrated sequential of workers, materials, methods, machinery and equipment workplace as well as interacting in order to produce any add value from output (products) in line with any different conditions to produce any different products as well, or to produce variation and variety of products, then, it required prevention by process control.
Of course any varied results in such operational process will enable the received products by customers is not suitable with specification having been agreed, it is written in process instruction standard (SIP).
Unsuitability of received products by customers 'may be indicated from 176 customers' s claims brought to marketing within period January through June 2002 and it is continued to technical service. This unsuitability problems based on result of data process on customers claims by pareto diagram is found 43.75% from miss-print case following article products, it is ice cream of 30%. Whereas the leading case is Indo Meiji regarding claim on color not based on standard extremely.
The identification of unsuitable case by Ischikawa diagram having been found six causes they are : Procedure, Scheduling, Production, Material and Executive. For more focused and effectively, then, to settle problem is necessary to indicate the cause priority by Pair Comparison Matrix, so, it is found that procedure of repair and prevention action (PTPP) is not by changing sheet and its implementation should be conducted by rescheduling by PPC if any specification changes is required. Why-why diagram is applied for finding the cause problems on product unsuitability variation to the root.
The proposal an process to increase problem solving with regard product quality is to reduce varied results and to minimize the deviation of product unsuitability received by customers. One of framework regarding process of increasing problem solving about quality it is found by tracing problems by problem solver to repair and increase quality following flow chart means.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T14638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Ikbal Arbi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T41042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>