Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamundu, Ferdinand Murni
"Analisa kelayakan finansial dalam proyek investasi konstruksi Water Parks tidak cukup untuk memastikan proyek tersebut dapat dieksekusi. Hal tersebut dikarenakan kondisi pertimbangan saat ini tidak mungkin selalu sama dengan masa yang akan datang. Oleh karena itu keterlibatan analisa risiko sebagai input pendukung analisa kelayakan fmansial sangat penting keberadaannya. Sebagai tahap awal dalam analisa risiko diperlukan proses identifikasi risiko dengan melibatkan para pakar. Dari proses tersebut dapat diidentifikasi risiko-risiko yang kemungkinan teriadi dalam investasi Water Parks serta probabilitasnya masing-masing, dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Sehingga diperoleh risiko yang paling besar adalah risiko suku bunga SBI dengan probabilitas 0.091. Dan sebagai tahap selanjutnya teknik analisa risiko adalah Simulasi Monte Carlo. Simulasi dengan bantuan perangkat lunak Crystall Ball 2000 ver. 5.2 melalui keterlibatan skenario risiko tarif masuk dan biaya pembebasan tanah, dan kemudian merandom faktor inflasi, tingkat suku bunga, potensial konsumen. Sehingga menghasilkan berbagai tingkat kelayakan untuk distribusi NPV dan IRR, antara lain probabilitas kelayakan NPV hampir 98%, dan probabilitas kelayakan IRR < MARR 14% senilai 8.60% ketika tarif masuk sesuai harapan investor dan tidak ada kenaikan biaya pembebasan tanah.

Feasibility study is not enough to make sure the investment project Water Park can be executed. It caused feasible input for the future is uncertainty. Therefore, incorporating risk analysis as supported input in feasible capital budgeting and investment is really important. First phase in risk analysis is identifying the risks by involve the expert. This phase has identified the risks and their likelihood of Water Parks Project, by Analytical Hierarchy Process (AHP) method. And the big risk is SBI rate as discounted rate risk with the likelihood of 0.091. And the next step to analyse the risk is use Monte Carlo simulation. Simulation with Crystal! Ball software ver. 5.2 regarding scenario of ticket price risks and land acquisition cost risk and then randomize of additional risk such as inflation rate, discount rate, potencial of consument. So that results several certainty level for NPV and IRR, for example 98% certainty level for NPV, and 8.60% certainty level for IRR < MARR 14% while the ticket price is suitable for investor and no added cost for the land acquisition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Winarto
"Keadaan masa depan tidak dapat diketahui dengan pasti. Investasi yang kita lakukan sekarang belum tentu menguntungkan pada masa yang akan datang, begitu pula dengan investasi jalan tol. Dengan adanya ketidakpastian ini, maka pemasukan analisa risiko dalam kaitannya dengan penganggaran modal dan investasi menjadi sangat penting.
Dalam identifikasi risiko keterlibatan para pakar investasi sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, dibuatlah kuesioner. Dari penelitian ini teridentifikasi risiko-risiko yang terjadi dalam investasi jalan tol dan probabilitas masing-masing, dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Risiko ini dikelompokkan dalam risiko kebijakan pemerintah, risiko dalam pelaksanaan konstruksi, risiko keuangan dan ekonomi, serta risiko lingkungan. Risiko yang paling, besar adalah risiko tarif.
Salah satu teknik analisa risiko adalah Simulasi Mama Carlo. Simulasi untuk risiko tarif dan biaya pernbebasan tanah, dengan mempertimbangkan faktor inflasi dan tingkat suku bunga menghasilkan berbagai tingkat kelayakan untuk distribusi NPV dan IRR, antara lain probabilitas kelayakan NPV hampir 100%, dan probabilitas kelayakan IRR senilai 92.69% ketika tarif tol sesuai harapan investor dan tidak ada kenaikan biaya pembebasan tanah.

Future is uncertainty. Money we invest now is uncertainly to give benefit in the future, i.e. in toll road investment. Therefore, incorporating risk analysis in capital budgeting and investment is really important.
In order to identify the risks, expert judgment is actually needed. This research has identified the risks and their likelihood, by Analytical Hierarchy Process (AHP) method, in group of government risks, construction risks, financial and economics risks, and environmental risks. The big risk is toll fee risk with the likelihood of 0.221.
One of risk analysis tools is Monte Carlo simulation. The simulation of toll fee risk and land acquisition cost risk, regarding inflation rate and discount rate, results several certainty level for NPV and IRR, for example almost 100% certainty level for NVP, and 92.69% certainty level for IRR when the toll fee is suitable for investor and no added cost for the land acquisition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswono Adi Putro
"Pengembangan Jaringan kereta api mempunyai banyak risiko. Risiko diantaranya yang berhubungan dengan investor. Karena dalam pengembangan ini membutuhkan investasi dalam jumlah banyak dan masa/tingkat pengembaliannya lama. Sehingga dalam mendapat keuntungan, tidak menarik dan kalah bersaing dengan bisnis lainnya. Dengan keadaan seperti ini harus ada perubahan baru yang muncul untuk mendukung investor. Secara umum tidak akan menguntungkan penerapannya dengan sistem yang baru untuk infrastruktur masyarakat. Dengan sistem menggandeng kuat khususnya investor, berupaya menjaminnya dalam pengembangan kereta api dan mengubah sistem regulasi yang lama menjadi baru. Risiko yang telah dilakukan akan dicoba untuk diminimalisasi kerugiannya dalam kerangka bisnis investor. Penelitian ini mencoba menggambarkan risiko yang potensial dalam proses pengembangan dalam kerjasama Build Operate Transfer (BOT) diperlukan untuk dianalisis dengan manajemen risiko dengan simulasi untuk mendapatkan sensitivitas financial resiko utama yang perlu dikendalikan.
Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi risiko yang potensial tiap tahapan proyek dengan Kerjasama BOT. Tahapan ini mencakup studi kelayakan, perencanaan engineering detail, pengadaan, konstruksi, operasional & pemeliharaan, dan transfer. Digunakan 3 analisis yaitu Analisis AHP I (untuk melihat pengaruh dampak risiko yang terjadi dan penyebabnya dengan pengembalian investasi), Analisis AHP II (untuk melihat pengaruh dampak risiko terhadap Cash flow investasi), dan Analisis sensitivitas dengan simulasi Montecarlo (untuk mencari NPV terendah terhadap finansial investasi atas pengaruh risiko prioritas utama). Dari penelitian itu setelah dianalisis dihasilkan risiko yang paling tinggi yaitu kebocoran pendapatan akibat kontrol lemah dengan nilai NPV (567,846,479,558).

Development in Railway Infrastructure has many risks. The risk was relation with investor. Because in development allowed them, to invest over budget and rate of return long time. Until with to gain a competitive advantage and uninteresting over their business rival. With of the result existing has changeover to a new system should appear carry as investor. The general public should not be advantaged by the implementation of a new system in public sector. The tight coupling of system, especially investor, put extra responsibility on development Railway investor, to try ensure and asmoot transition from old the new system. Risk to do may result limited subsequent loss of business investor. This research attempt to show potential risk within process development with BUT Partnership and these need to be analyzed with risk management methodology the risk element identified with simulation be found sensitivity analyses financial priority risk be need controlled.
In this research will be found potential risk with approach stage process BUT partnership. From Feasibility Study, Detail Engineering Design, Procurement, Construction, Operational & Maintenance and Transfer. So used by three kind of analysis methods that is First AHP I analysis (its purpose to see influence impact risk occur toward return investment), Second AHP II analysis (its purpose to see influence impact risk to ward Cash flow Investment), and last method Sensitive Analysis with Monte Carlo Simulation (its purpose to find lower of NPV toward investment financial for impact risk priorities). The research final after analysis, to be result the higher risk is leaky revenue consequence control of weakness with point NPV = (567,846,479,558).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Aldi Parlindungan
"Pemakaian aplikasi komputer sebagai alai pembantu pengambilan keputusan telah berkembang di segala bidang, seperli investasi. Salah satu bidang yang juga menjadi obyek penelitian adalah pengembangan sistem pembantu pengambilan keputusan atau Decision Support System (DSS) untuk masalah investasi infrastruktur kereta api (KA). Masalah investasi infrastruktur KA antara lain keterbatasan anggaran pemerintah serta sulit atau enggannya swasla untuk berinvestasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya risiko investasi Berta operasional. Hasa studi Pre-TS double track Propinsi Banten menyarankan bahwa perlu keterlibatan swasta untuk mewujudkan proyek double track dan perlunya manajemen yang lebih balk pada tahap operasional. Oleh karena itu DSS dirancang agar mampu melakukan analisis investasi dan risiko. Caton pengguna dart DSS diharapkan adalah badan pengelola khusus yang bertanggung jawab menjalankan proyek double track. Sebagai metode analisis utama digunakan analisis anus kas dan Simulasi Monte Carlo.
DSS dirancang untuk tahap perencanaan dan tahap operasional. DSS mempunyai fungsi perencanaan, pengawasan atau monitoring dan pengendalian atau controlling. Sebagai acuan pengawasan dan pengendalian digunakan NPV at risk karena memperhitungkan risiko don metode pembiayaan proyek Hasil simulasi akan menghasilkan distribusi kumulatif normal NPV dan probabilitas NPV>O serta NPV
Pemilihan jenis dan waktu pelaksanaan lindakan koreksi merupakan hak pengambil keputusan sedangkan DSS telah melakukan fungsi pembantu pengambilan keputusan. Paola fungsi pengawasan, pengambil keputusan mempunyai hak untuk tidak melanjutkan ke fungsi pengendalian walaupun basil pengawasan bisa balk atau buruk Sebagai bagian akhir untuk membuktikan hipotesis, dilakukan validasi terhadap DSS kepada beberapa responden. Hasil validasi menunjukkan model cukup bisa diterima oleh responden sebagai DSS dengan calatan perbaikan pada sisi user friendliness. Namun NPV at risk tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk tahap pengawasan dan pengendalian operasional sehingga hipotesis tidak terbukti dan tujuan penelitian gagal dicapai.

Computer application, as decision support tool, has been using wide spread in many areas, such as investment. Developing Decision Support System (DSS) for railways infrastructure investment problem become an object of this research. The Investment problems is limited budget of government while private participation difficulty to join in. This is because the character of railway investment which is high risk in investment and operation phase. Early study of feasibility in developing double track in Banten Province suggest that involvement of private sector is needed to support financing and better way in management on operation phase. Therefore, DSS is developed and has ability in investment and risk analysis especially on planning and operation phase. The candidate user of DSS is special purpose vehicle which has responsible for operating the double track project. As fundamental methods, the DSS apply discounted cash flow analysis and Monte Carlo simulation.
DSS is designed to planning and operation phase. DSS has planning, monitoring and controlling functions. As indicator to plan, monitor and control the investment, NPV at risk is used because it takes financing method and risks into account. The DSS will simulate and produce cumulative distribution function of NPV and Probability of NPVVO and NPVJ0. If, on operation phase, the DSS monitoring function analyze that the output has difference between planning result then the next step should be taken. his the controlling function of DSS. In this function, the user has desire to repair the CDF and Probability of NPV result from monitoring function. Therefore, corrective actions are needed. There are four kinds of corrective actions in DSS. They are currency forward, interest cap rate, operational management and lobbying government to get support in making policy. To operate corrective action analysis, End year of controlling phase must be decided then decide each corrective action start and end yea then DSS start to make a new projection. Output of this operation is new CDF and Probability of NPV. Estimate cost and benefit of corrective actions is, also, become analysis output.
Although the DSS had provide information to support decision making, h is fully the right of decision maker in selecting kind and time of corrective actions. In monitoring function, decision maker has the right to go or not go to the next stage whether the result of monitoring is good or bad. Last but not least is validation step of DSS_ In validation step, Respondents try to use the DSS'and give a response via questionnaire. The result shown that respondents rather satisfy with the model as DSS as they need more user friendliness using the DSS. Unfortunately, as NPV at risk can not used as indicator on monitoring and controlling operation phase so the hypothesis and the goal of this research are fail to achieve.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Budi
"Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia dewasa ini adalah belum berfungsinya perbankan secara baik. Walaupun dana yang mengalir ke perbankan menunjukkan perkembangan yang berarti, namun perkembangan ini tidak diikuti oleh pengucuran kredit ke sektor riil secara memadai sesuai dengan skala kebutuhan. Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan masih jauh di bawah 50%. Walaupun LDR perbankan mengalami perbaikan, namun kredit ke berbagai sektor rill temyata tidak sepadan dengan peningkatan tersebut. Rendahnya pertumbuhan kredit yang disalurkan ke sektor industri manufaktur oleh berbagai pihak disebutkan sebagai akibat tingginya ketidakpastian (uncertainty) di sektor industri manufaktur. Pihak perbankan pada masa transisi seperti sekarang tidak berani mengambil risiko yang relatif tinggi bila mengucurkan kredit ke sektor riil, termasuk ke sektor industri manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara berbagai risiko kredit di sektor industri manufaktur dengan persentasi jumlah kredit dan persentasi kredit macet bank BUMN pada sektor industri manufaktur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan dan program dalam pengembangan industri manufaktur nasional. Data dikumpulkan dengan menyebar kuisioner kepada pimpinan cabang bank 3 BUMN, Bank Mandiri, BNI dan BCA, yang beroperasi di DKI Jakarta. Dengan menggunakan analisa korelasi dan regresi, dengan bantuan SPSS 11.0, diperoleh persamaan linier, yang menghubungkan antara berbagai variabel risiko kredit dengan persentasi jumlah kredit dan kredit macet bank BUMN pada sektor industri manufaktur. Persamaan tersebut selanjutnya disimulasikan dengan menggunakan Crystal Ball, untuk memperoleh gambaran tentang besamya persentasi jumlah kredit dan persentasi kredit macet bank BUMN pada sektor industri manufaktur. Hasil penelitian menunjukan, persentasi kredit bank BUMN pada sektor industri manufaktur semakin membaik, berada pada kisaran 9,26 hingga 41,16 persen, dengan rata-rata dan standard deviasi masing-masing sebesar 24,82 dan 5,57 persen. Nilai ini meningkat dibanding persentasi total kredit perbankan nasional di sektor industri manufaktur yang mencapai 28.9 persen pada tahun 2003 lalu. Sedangkan persentasi kredit macet bank BUMN pada sektor industri manufaktur tergolong tinggi, berada pada kisaran 0,92 hingga 2,56 persen, dengan rata-rata dan standard deviasi masing-masing sebesar 1,76 persen dan 0,33 persen. Variabel risiko yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan kredit di sektor industri manufaktur adalah kualitas hubungan perusahaan penerima kredit dengan berbagai pihak, perhitungan biaya, proyek neraca keuangan beberapa periode, dan kemudahan penjualan. Sedangkan variabel risiko yang signifikan mempengaruhi kredit macet di sektor industri manufaktur adalah legalitas perusahaan, kebutuhan investasi dan peraturan pemerintah setempat. Berdasarkan lokasi operasional bank BUMN pemberi kredit, dibanding wilayah lainnya, bank BUMN yang berada di wilayah Jakarta Utara memberikan porsi kredit terbesar sekaligus persentasi kredit macet paling kecil pada sektor industri manufaktur. Sedangkan berdasarkan group bank BUMN pemberi kredit, bank Mandiri yang fokus pada kredit korporasi memiliki persentasi kredit industri manufaktur yang terbesar sekaligus persentasi kredit macet terkecil pada sektor industri manufaktur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Budi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3426
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufiq Ma`ruf
"Mempertimbangkan kompleksitas permasalahan proyek, metode simulasi merupakan suatu pendekatan analisa risiko yang memadahi. Metode simulasi adalah teknik analisa yang berupaya rnenirukan perilaku sistem yang dikaji. Metode simulasi memungkinan menganalisa proyek dari dua sudut padang utama proyek yaitu cost dan durasi secara rinci dan mendekali nyata. Oleh karena itu penulis mencoba menganalisa risiko-risiko yang akan muncul dalam Proyek VAC RS. Brawijaya sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya. Dalam skripsi ini dibahas bagaimana mengidentifikasi risiko dengan Failure Mode Effect Anaysis dan melakukan pembobotan dengan RPN yang berisi Severity, Occurance dan Detection. Setelah melakukan identifikasi dan pembobotan proses analisa risiko selanjutnya mengunakan bantuan software @_Risk for Project untuk melakukan simulasi. Setelah model diverifikasi dan divalidasi, maka model dirurming untuk rnendapatkan data sebagai bahan untuk melakukan analisa risiko cost dan durasi, sehingga dapat diketahui baseline cos: dan base durasi untuk proyek tersebut. Dari hasil analisa tersebut diketahui bahwa dengan cost proyek RS. Brawijaya 1.8 milyar maka memiliki tingkat risiko sebesar 51.79% dan risiko proyek mengalami kemunduran sekitar 27%.

Considering complexity problems of project, simulation method is an approach of risk analysis. Simulation method is analysis technique coping to imitate behavior of studied system. Simulation method possible to analyze the project from two point of view ; namely cost and duration of the project. Therefore this research try to analyze risks that emerge in VAC Project at RS. Brawijaya so that can be looked for way out. In this research is studied how to identify risk with Failure Mode of Effect Analysis and conduct weighting used RPN which is containing Severity, occurrence and Detection. After steps identify and process weight analyze risk than use soiiware @Risk for Project to do simulation. After verification model and validation, hence model is rurming to get data upon which to analyze risk of cost and duration, so that can be known cost and duration baseline project. From the analysis result known that cost of project RS. Brawijaya 1.8 billion hence owning risk storey ;level equal to 51.79% and risk of project duration lagging down 27%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Jessica Stephanie
"Dalam melakukan proses produksi, perusahaan sepeda motor tentu membutuhkan aset-aset, dimana aset-aset tersebut memiliki risiko masing-masing. Untuk menanggulangi risiko tersebut dibutuhkan manajemen risiko. Dalam pemilihan proses mitigasi yang tepat, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penanggulangan risiko pada aset sehingga menghasilkan pedoman dalam pembiayaan risiko aset fisik pabrik pada sebuah pabrik sepeda motor di Cikarang. Hasil dari penelitian didapatkan sepuluh item risiko prioritas pada aset. Dengan melakukan simulasi didapatkan nilai potential loss kemudian dihitung nilai risiko premium yang dibandingkan dengan premi asuransi. Perusahaan disarankan untuk mengkaji kembali pengontrolan risiko aset fisik dan pembelian asuransi pada aset

Abstract
Motorcycle industry use tangible assets to produce the products in the production line. The assets can suffer risks anytime and whether it don?t be treated well can interrupt the production. Thus, motorcycle industries need risk management. This research purpose to analyze risk treatment trough risk financing of tangible assets in motorcycle company in Cikarang. The output of this research is a decision tool to choose the best strategy for treating risks of assets. The result of this research is there are ten items priory risk of assets. It also finds the potential loss of each risks and value of risk premium. It is suggested to the company to review the strategy of risk financing that they had been decided"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43820
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Halim
"Sebagaimana telah dideskripsikan dalam perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah investasi pembangunan pabrik baru yang dilakukan Firma Trico Paint Factory dapat memenuhi tingkat pengembalian yang diharapkan dengan melakukan penganggaran modal dan evaluasi keekonomian 4 metode yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) , Profitability Index (PI) dan Discounted Payback Period (DPP).
2. Menganalisis dampak ketidakpastian di masa mendatang terhadap kelayakan investasi dengan melakukan analisis risiko dengan simulasi Monte Carlo untuk proyek investasi pembangunan pabrik baru.
3. Menggunakan hasil dari analisis penganggaran modal dan analisis risiko dari investasi proyek untuk memberikan gambaran tentang pengaruh/dampak dari pembangunan pabrik baru terhadap perusahaan untuk pemilik FTPF sehingga bisa memberikan bantuan dalam memutuskan apakah proyek pembangunan pabrik baru perlu dijalankan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T40837
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>