Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dody Nugraha
"Setiap investor memiliki karakteristik tersendiri dalam melakukan investasi untuk perencanaan finansialnya. Faktor-faktor utama dalam perencanaan finansial pribadi adalah toleransi risiko dan kemampuan finansial dalam berinvestasi. Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut berpengaruh dalam perencanaan finansial maka dapat disusun portofolio investasi yang optimal sesuai dengan karakteristik investor. Dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) maka dapat dibuat sebuah model rating yang berguna untuk mengetahui toleransi risiko dalam berinvestasi. Model rating tingkat risiko berguna untuk mengetahui batas tingkat risiko dalam menyusun portofolio investasi. Performa dari portofolio investasi dapat disimulasikan dengan menggunakan metode monte carlo, dengan menggunakan metode tersebut dapat diketahui performa portofolio sesuai dengan kemampuan finansial investor. Kedua metode tersebut tergabung dalam sebuah model portofolio investasi. Dari hasil simulasi model portofolio investasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini, didapatkan bahwa semakin tinggi toleransi risiko investor maka semakin tinggi tingkat pengembalian portofolio investasi yang didapatkan. Dari simulasi juga dapat diketahui bahwa investor yang memiliki batas tingkat risiko yang tinggi dengan kemampuan finansial rendah memiliki kemungkinan tinggi untuk mendapatkan nilai akhir investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang memiliki batas tingkat risiko yang rendah dengan kemampuan finansial tinggi.

Every investor has their own characteristics in doing investment for their financial planning. Main factors in personal financial are risk tolerance and financial capability in doing investment. By knowing how the factors affect in financial planning, the constructing of the optimal investment portfolio based on the investor's characteristics can be done. By using Analytical Hierarchy Process (AHP), the rating model that can be used to identify the risk tolerance in doing investment can be made. The function of risk level model rating is to identify the risk level limit in constructing investment portfolio. The performance of investment portfolio can be simulated by using monte carlo method, by using that method the performance of portfoli based on the capability of investor's financial can be identified. Both of the methods are included into an investment portfolio model. From the simulation result of investment portfolio model which has been done in this research, the higher the investor's risk tolerance, the higher the return of investment portfolio. The other result from the simulation is investor which has high risk level limit with low financial capability has higher probability to get: high investment end value than investor which has low risk level limit with high financial capability."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Iskandarsyah
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah model moneter harga fleksibel di Indonesia dalam tahun 1997:8-2005:12 dalam jangka pendek dan jangka panjang. Terdapat tiga variabel fundamental dalam model moneter harga fleksibel yaitu jumlah uang beredar, pendapatan, dan suku bunga. Dengan melihat pengaruh masing-masing variabel tersebut balk dalam negeri (Indonesia) maupun luar negeri'(Amerika Serikat) dapat diketahui variabel mans yang paling berperan atau paling dominan terhadap perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Teknis analisis yang digunakan adalah uji kointegrasi prosedur Johansen untuk melihat hubungan jangka panjang dan Error Correction Model (ECM) untuk mengestimasi hubungan jangka pendek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang semua variabel dalam model moneter harga fleksibel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah, kecuali Fed Fund rate. Dapat juga disimpulkan bahwa dalam jangka panjang PDB Amerika Serikat memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap perkembangan nilai tukar rupiah dalam periode free floating exchange rate di Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka penentuan kebijakan nilai tukar rupiah yang reiatif kuat dan stabil dalam jangka panjang, perkembangan variabel PDB Amerika Serikat harus menjadi salah satu bahan pertimbangan.
Sementara itu, dalam jangka pendek semua variabel yang digunakan dalam ECM memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Namun, jumlah uang beredar Amerika Serikat (M1) dua bulan sebelumnya menunjukan signifikansi yang paling besar terhadap variasi nilai tukar rupiah. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah dan Bank Indonesia harus terus memantau perkembangan aliran dolar Amerika Serikat di dalam negeri dengan tetap melakukan intervensi dan sterilisasi serta mengurangi unsur spekulasi dalam transaksi valuta asing."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Femmy Eka Kartika Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kreativitas pada siswa SMU Negeri 70 di Jakarta Menurut penulis, penelitian ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan kreativitas di sekolah, yang selama ini belum mendapat perhatian yang cukup dari pihak pemerintah dan sekolah.
Untuk menjelaskan kreativitas siswa, dalam hal ini yang dimaksud adalah produk kreatif, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas tersebut, yaitu pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif.
Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: apakah variabel-variabel pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif, berpengaruh terhadap produk kreatif siswa? Manakah di antara variabel-variabel tersebut yang lebih berpengaruh terhadap produk kreatif?
Yang dimaksud dengan variabel pribadi kreatif yaitu sikap kreatif siswa. Yang dimaksud dengan variabel proses kreatif adalah kemampuan berfikir verbal dan kemampuan berfikir figural. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel pendorong kreatif adalah kegiatan kreatif siswa di sekolah, sikap siswa terhadap teman sebaya yang kreatif, sikap guru-guru terhadap 4 P pengembangan kreatif, dan kegiatan kreatif guru di sekolah.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pecan variabel pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif terhadap produk kreatif siswa, dilakukan analisis hubungan kausal dengan menggunakan model persamaan struktural, dengan program LISREL (Linear Structural Relations) yang diciptakan oleh Joreskog, dkk.
Penelitian dilakukan di SMU Negeri 70, yaitu salah satu SMU Unggulan di Jakarta, yang memiliki fasilitas pendidikan yang cukup memadai, guru-guru yang berpengalaman, dan siswanya pernah menjuarai atau mendapat penghargaan berbagai lomba yang berkaitan dengan kreativitas.
Responden seluruhnya 616 orang siswa dan didukung oleh 8 orang guru yang mengajar siswa-siswa tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes kreativitas verbal dan tes kreativitas figural kepada siswa, pemberian kuesioner dan skala sikap kepada siswa, serta memberikan kuesioner dan skala sikap kepada guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model teoritik yang diajukan sesuai (fit) untuk menjelaskan kreativitas siswa. Selain itu, faktor pribadi kreatif, yang tercermin dalam sikap kreatif siswa, merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap kreativitas siswa, terutama terhadap banyaknya produk / karya kreatif siswa di sekolah tersebut. Sikap kreatif siswa tersebut ditunjang pleb indikator yang kuat dari kepercayaan pada gagasan sendiri, kebebasan dalarn penilaian, dan keterlibatan dalam tugas.
Faktor proses kreatif, yang dilihat melalui kemampuan berfikir verbal dan kemampuan berfikir figural, ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk kreatif siswa. Salah satu kemungkinan yang dapat diajukan dari kejadian tersebut adalah hanya sebesar 14,6 % dari seluruh siswa yang memiliki skor dengan kriteria di atas rata-rata dan sebesar 4,7 % siswa memiliki skor dengan kriteria tinggi pada tes yang lama. Pada kemampuan berfikir figural, sebesar 15,7 % siswa memiliki skor dengan kriteria di atas rata-rata dan sebesar 5,2 % siswa memiliki skor dengan kriteria tinggi.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pendorong kreatif, dalam hal ini adalah macam-macam kegiatan kreatif siswa di sekolah ternyata berpengaruh secara signifikan dengan produk kreatif siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah produk kreatif siswa tergantung dari berapa banyak siswa tersebut mengikuti kegiatan di sekolah yang bersifat kreatif.
Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap siswa terhadap teman sebaya yang kreatif tidak berpengaruh terhadap produk kreatif siswa Hal ini dapat dimungkinkan karena sebesar 53,6 % siswa mempunyai sikap yang kurang mendukung terhadap teman sebaya yang kreatif.
Dari segi guru dapat diungkapkan bahwa sikap guru terhadap 4 P pengembangan kreativitas tidak berpengaruh secara signifikan dengan produk kreatif siswa. Kenyataan ini menunjukkan bahwa guru sebagai faktor pendorong kreatif, sikapnya belum mendorong kreativitas kreatif siswa. Sikap guru terhadap 4 P pengembangan kreativitas tidak cukup untuk menjelaskan peranannya terhadap produk kreatif siswa. Cara mengajar guru diduga juga berperan terhadap kreativitas siswa, namun cara mengajar guru tidak diteliti.
Macam-macam kegiatan kreatif guru di sekolah, juga tidak mempunyai dampak yang positif terhadap produk kreativitas siswa. Kemungkinan yang dapat diajukan adalah kurangnya frekuensi guru dalam mengikuti kegiatan-kegiatan kreatif di sekolah sehingga peran guru sebagai salah satu faktor pendorong kreatif tidak menunjukkan pengaruh jika mereka sendiri jarang mengikuti kegiatan yang bersifat kreatif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pribadi kreatif, yaitu sikap kreatif siswa dan faktor pendorong kreatif, yaitu macam-macam kegiatan kreatif siswa di sekolah, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk kreatif siswa."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Apalagi dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan efisiensi kinerja perusahaan mereka dibandingkan pesaingnya. Salah satu investasi teknologi informasi yang populer saat ini adalah sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu paket aplikasi yang menawarkan ?best practice? dalam menjalankan bisnis dengan menggunakan satu basis data yang dapat diakses oleh semua divisi dalam perusahaan. Terdapat banyak keuntungan yang dapat dirasakan oleh perusahaan dengan mengimplementasi sistem ERP, seperti mengurangi biaya produksi, meningkatkan integrasi data, dan mengurangi level inventori. Namun, sebagian besar implementasi sistem ERP yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan mengalami kegagalan. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan ini adalah adanya resistensi pengguna terhadap perubahan. Resistensi dari pengguna ini juga menyebabkan perusahaan tidak dapat memaksimalkan keuntungan dari implementasi sistem ERP. Oleh karena itu, paper ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna dalam menggunakan sistem ERP. Faktor-faktor penerimaan ini didasarkan pada model penerimaan pengguna yang sudah ada pada penelitian sebelumnya yaitu model Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology (UTAUT).

Abstract
An increasingly rapid economic development led to the increasingly stringent business competition. Especially with the development of increasingly sophisticated technology, these companies are competing in utilizing technology to enhance competitive advantage and efficiency of their company's performance than its competitors. One of the investment in information technology that is popular today is the Enterprise Resource Planning (ERP) system, is an application package that offers best practice of doing business by using a single database that is accessible by all divisions within the company. There are many advantages that can be felt by companies to implement ERP systems, such as reducing production costs, improve data integration, and reduce inventory levels. However, most implementations of ERP systems that have been done by some companies to fail. One of the factors that caused this failure is the presence of user resistance to change. Resistance from users has also led the company can not maximize the benefits of ERP system implementation. Therefore, this paper will discuss the factors affecting user acceptance of ERP systems in use. Acceptance factors are based on the user acceptance model that already exists in previous studies that model the Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology (UTAUT)."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Entang Saefullah
"Tesis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi dan hubungannya dengan jumlah penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (PPh WP OP). Tujuan penulisan ini dalam proses penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah WP Orang Pribadi.
2. Untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah WP Orang Pribadi.
3. Untuk mengukur hubungan antara jumlah WP Orang Pribadi dengan jumlah penerimaan PPh WP Orang Pribadi.
Perangkat Undang-undang yang digunakan sebagai dasar penulisan ini adalah Pasal 2 UU No.16/2000 tentang pemberian NPWP dan Pasal 2 ayat (1) huruf a.l dan ayat (3) huruf a UU No.17/2000 tentang pengertian subjek pajak orang pribadi kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian berupa pengumpulan data dari responden melalui pengisian kuesioner, wawancara dengan pihak-pihak terkait serta studi kepustakaan sehingga penelitian ini akan bersifat deskriptif analitis.
Pembahasan lebih diutamakan kepada analisis pengaruh variable-variabel bebas berupa Jumlah Penghasilan yang diterima oleh subyek dan atau WP, Tingkat Pendidikan subyek pajak dan atau WP, Jumlah Penduduk di suatu daerah serta pandangan subyek dan atau WP terhadap Administrasi Perpajakan yang dilaksanakan terhadap pencapaian Jumlah WP Orang Pribadi. Kemudian dilakukan- analisis terhadap hubungan antara Jumlah WP Orang Pribadi terhadap pencapaian PPh WP Orang Pribadi.
Sebagai alat bedah analitis digunakan berbagai perangkat statistika yang dibantu oleh program software SPSS (Statistical Package for Social Scientist). Melalui analisis statistik ini diharapkan dapat diketahui sebagian faktor penyebab berikut besarannya sehingga dapat memberikan sedikit bahan pertimbangan dalam menentukan strategi untuk meningkatkan penerimaan PPh WP Orang Pribadi yang selama ini kurang tergarap.
Dari hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa variabel-variabel tersebut di atas ternyata secara bersama-sama (simultan) sangat berpengaruh terhadap jumlah WP Orang Pribadi dan penerimaan PPh WP Orang Pribadi. Secara parsial yang paling dominan adalah faktor-faktor jumlah penghasilan, administrasi perpajakan dan jumlah penduduk. Dengan demikian, maka disarankan agar Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberi perhatian khusus terhadap faktor-faktor tersebut pada saat melakukan ekstensifkasi dan intensifikasi pajak.
Saran lainnya adalah diharapkan DJP melakukan kerjasama dcngan berbagai instansi pemerintah, terutama pemerintah daerah untuk mendapatkan data "calon-calon" WP Orang Pribadi yang potensial tetapi masih tertutup oleh ketidakpopuleran nama, jabatan, pekerjaan maupun lokasi tempat tinggal dari subyek pajak yang belum tersentuh tersebut. Ketertutupan dan ketidakpopuleran tersebut sekaligus juga merupakan tabir dari potensi pajak terbesar dan sulit untuk ditelusuri yang bernama penghasilan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Setyawan Santoso
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat investasi swasta di Indonesia, seperti kredit domestik, arus modal luar negeri bersih, keseluruhan sumber dana milik sektor swasta dan investasi pemerintah. Hipotesisnya adalah kondisi perekonomian di Indonesia khususnya sektor moneter belum sempurna pada periode pengujian.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan linear regresi. Metode ini akan diterapkan pada model yang pernah disusun oleh Tun Wai dan Wong (1982) pada pengujian di Malaysia, Thailand, Korea dan Yunani. Persamaan—persamaan yang dihasilkan akan diuji kebenarannya dengan metode OLS, sejauh memenuhi beberapa asumsi yang dibutuhkan dalam suatu sistem persamaan klasik.
Hasil penelitian dari kecenderungan kondisi investasi di Indonesia menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan dalam komposisi investasi pemerintah dan swasta di Indonesia. Porsi investasi swasta terus mengalami peningkatan seiring dengan berakhirnya masa kejayaan minyak dan dikeluarkannya deregulasi keuangan tahun 1983. Hasil pengujian terhadap model menunjukkan bahwa telah terbukti perubahan sumber dana terutama yang berupa kredit domestik milik sektor swasta berpengaruh positif bagi tingkat investasi swasta. Sedangkan arus modal masuk bersih dan perubahan - keseluruhan sumber dana domestik tidak terbukti memberi pengaruh bagi tingkat investasi swasta.
Tingkat investasi pemerintah terbukti memberikan pengaruh positif bagi tingkat investasi swasta. Hal ini mencerminkan adanya crowding in effect dari tingkat investasi pemerintah di Indonesia.
Peningkatan dalam investasi pemerintah akan membawa pengaruh positif selama berbentuk investasi infrastruktur dan yang tidak menimbulkan dampak inflasi. Sedangkan peningkatan dalam domestik kredit, meskipun pada pengujian menunjukkan pengaruh positif namun harus diperhatikan bahwa kondisi perekonomian sekarang khususnya sektor moneter telah mengalami perubahan, sehingga kebijakan dalam bidang ini harus memperhatikan faktor lain seperti tingkat bunga dan tingkat harga.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Damili
"Pada tahun 2005 pemerintah melalui bank sentral mengeluarkan kebijakan moneter untuk menaikkan tingkat suku bunga SBI dimana kondisi ini memaksa nilai obligasi mengalami penurunan. Penurunan obligasi ini berdampak pada industri Reksa Dana karena terjadinya penurunan nilai NAB. Hal ini menimbulkan kepanikan bagi masyaraat pemodal yang rata-rata melakukan redemption terhadap penyertaan investasi mereka. Investasi pada tahun 2004 yang nilai aktiva bersih (NAB)nya sempat menembus angka diatas Rp 104triliun, pada akhir tahun 2005 mengalami penurunan hingga angka NAB Rp 29 triliun.
Kondisi ini menjadi fenomena yang menarik, mempertimbangkan bahwa seharusnya investasi Reksa Dana adalah investasi jangka panjang dimana jika terjadi pergolakan pasar yang sifatnya sementara tidak seharusnya berdampak pada kepanikan investor untuk melakukan redemption besar-besaran. Semakin besar redemption yang dilakukan oleh masyarakat pemodal, maka akan semakin membuat cadangan uang segar manajer investasi tidak mencukupi, yang pada akhirnya memaksa manajer investasi melakukan penjualan terhadap portfolio yang mereka kelola dengan harga berapapun. Dengan memanasnya pasar, maka otomatis nilai portfolio mereka semakin hancur yang secara paralel juga menghancurkan nilai NAB investor.
Faktor-faktor seperti kebijakan pemerintah, marketing, resiko investasi dan individu investor ternyata dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Faktor kebijakan pemerintah dari segi perpajakan berupa tax exemption menjadi motivasi terbesar investor berinvestasi sedangkan faktor dari pribadi individu investor menjadi motivasi paling akhir, hal ini dimungkinkan karena ketidak cakapan investor dalam berinvestasi di Reksa Dana dapat digantikan oleh Manajer Investasi. Dengan diketahuinya bobot masing-masing faktor tersebut minimal dapat menjadi salah satu cara antisipasi regulator dalam hal ini pemerintah dan pengelola modal atau manajer investasi untuk mengambil langkah yang tepat dalam rangka membangkitkan kembali pasar di sektor finansial.
Berdasarkan penelitian dalam tulisan ini keempat faktor tersebut cukup memiliki kekuatan dalam mempengaruhi investor. Berdasarkan urutan besaran bobotnya, maka kebijakan pemerintah dari sektor perpajakan memberi andil paling besar sedangkan andil paling kecil adalah kondisi individu investor sendiri. Dengan mengatahui kenyataan tersebut maka langkah-langkah yang dapat diambil adalah
- Pemerintah dapat mengeluarkan suatu kebijakan yang tetap mempertahankan stimulus perpajakan tetapi tidak kehilangan potensi tax revenue misalnya dengan mengenakan pajak final bagi manajer investasi yang setelah lima tahun akan meninggalkan pasar.
- Melakukan market education yang lebih intensif untuk meningkatkan knowlegde masyarakat pemodal.

In year 2005, the government, through Central Bank, released a monetary policy to increase SBI interest rate which forced the decrease of bond value. This affected mutual fund industry due to the decline of NAB value. This caused a ?panic? among the investors who took a redemption position on their investment. The investment, which its net asset value (NAB) reached above Rp. 104 trillion in year 2004, experienced a NAB plunge at the level of Rp. 29 trillion by the end of year 2005.
This phenomenon is interesting, considering that mutual fund investment is supposedly a long-term investment, which if there is any temporary market fluctuation, it should not cause an investor panicking by taking a major redemption. The more redemption position taken by investors, the more reserved fresh fund held by investment managers become inadequate which direct them to sell their portfolios at whatever price level. As the market is burning, outomatically their portfolio values will dramatically plummet, which also impact a NAB value crash.
Factors such as government policy, marketing, investment risk and the investor person apparantly can influence the investor to invest. Government tax policy such tax exemption contributes the most in the investment of Mutual Fund industry while the least factor is the investor person condition itself. The consideration of unperformed investor in product knowledge to invest is replaced by investment managers. By knowing all of the factors contribution at least those can become the ways for the regulator, in this case government, and the investment managers to respond properly in order to develop the market of financial sector.
According to the research in this thesis, the four factors mentioned above have power to influence the investor. Based on the weights order, the government tax policy contributes the most, while the least factor is the investor person condition itself. Knowing those facts, the recommended steps are :
- The government could release the policies which keeps the continuance of the tax stimulation without loosing the tax revenue potention such as by applying final tax for those investment managers who left the market after five years.
- Conducting a market education more intensively to boost the investor?s knowledge."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Handarbeni
"Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah dalam bertransaksi saham dengan menggunakan online trading (studi kasus: PT. BNI Securities). Faktor-faktor tersebut adalah faktor kualitas jasa (servqual) yang meliputi faktor reability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), empathy (X4), dan tangibles (X5) sebagai variabel bebas terhadap kepuasan nasabah (Y) sebagai variabel terikat di PT. BNI Securities. Populasi penelitian ini adalah nasabah online trading PT. BNI Securities yang berjumlah 9000 orang, dan teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling secara convinience sampling, dimana jumlah sampelnya adalah 120 orang. Metode pengumpulan data untuk penelitian ini adalah kuesioner. Skala pengukuran penelitian ini menggunakan skala likert. Analisa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari kelima variabel bebas yang diujikan terhadap variabel terikat yaitu kepuasan nasabah diperoleh hasil bahwa kelima variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan secara serentak maupun parsial terhadap kepuasan nasabah dalam bertransaksi saham dengan menggunakan online trading.

This study discusses the factors that affect customer satisfaction in stock trading using online trading (case study: PT. BNI Securities). These factors are the factors of service quality (SERVQUAL) which includes factors reability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), empathy (X4), and tangibles (X5) as independent variables on customer satisfaction (Y) as variable bound to PT. BNI Securities. The study population was online trading customers of PT. BNI Securities, amounting to 9000 people, and the sampling technique used was nonprobability sampling is convinience sampling, where the number of samples is 120 people. Methods of data collection for this study is a questionnaire. Scale measurements of this study using Likert scale. Analysis of the relationship between independent variables with the dependent variable in this study using multiple linear regression analysis. Of the five independent variables that were tested on the dependent variable is customer satisfaction obtained results that the five variables having a significant effect simultaneously or partially on customer satisfaction in stock trading using online trading."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
David C. Sundoro
"This goverment has taken the initiative to launch a national program of converting the use of kerosene to Liquid Propane Gas (LPG) for domestic cooking. This aims to reduce goverment subsidies for gasoline. People are expected to support the national program to convert kerosene to LPG by buying and using LPG for their cooking needs. the purpose of this research is to find out the factors that influence people to buy or use LPG. Specifically, two question will be answered in this research: (1) what is the role of LPG as a cooking fuel option in the household? (2) what factors influence decisious to purchase or use LPG? The sample are 300 Salatiga residents as respondents with a convenience sampling technique and a descriptive statistical analysis applied in the form of calculating frequency distribution and cross tabs. To examine the factors, which influence the decision to buy or use LPG, a regression alaysis is used.
The research result reveal that: (1) after conversion program, LPG dominates the use of household cooking energy, (2) age, aducational level of household members, dummy household with kids, household income, access to LPG and frequency of cooking food determine household decisions to buy or use LPG."
Lengkap +
Pusat kajian pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kristen Wira Wacana Sumba, 2012
330 JEBK 1(2) 2012
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>