Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Wibiyanto
"Saat ini penilaian kinerja pemasok merupakan salah satu hal penting dalam penerapan manajeman rantai penyediaan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus menerapkan sebuah sistem penilaian kinerja pemasok yang memenuhi kebutuhan informasi bagi perusahaan dan dapat mewakili keadaan nyata, tidak terkecuali PT Voksel Electric, Tbk. Kinerja pemasok akan mempengaruhi kinerja perusaahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat keuntungan perusahaan. PT Voksel Electric, Tbk telah memiliki sistem penilaian kinerja tetapi memiliki keterbatasan pada detail kriteria. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hirarki penilaian pemasok dan mengaplikasikannya untuk mendapatkan nilai kinerja pemasok. Sistem penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS yang merupakan salah satu metode klasik dalam pengambilan keputusan. Metode ini berbasis pada konsep bahwa solusi terbaik harus mempunyai jarak terkecil ke solusi ideal positif dan jarak terbesar ke solusi ideal negatif. Seringkali proses penilaian kurang dapat mewakili kondisi nyata, untuk mengatasinya digunakan pula teori himpunan fuzzy, karena teori ini dapat mengakomodasi keragu-raguan dan ketidakpastian yang biasanya muncul dalam proses penilaian. Hasil peringkat kriteria penilaian kinerja pemasok di PT Voksel Electric, tbk berturut-turut adalah harga, kualitas, pengiriman, fleksibilitas, kemampuan teknis, pelayanan, dan kemampuan manajemen. Dalam aplikasinya, nilai tertinggi didapatkan oleh AP, kemudian AM, SSW, WL, dan yang terakhir LB.

Nowadays, supplier performance assessment is one of the main issues supply chain management application. Therefore every company, including PT Voksel Electric, Tbk, must apply supplier-performance-assessment system that could fulfill information needed by the company and represent the real situation. Supplier performance would affect company performance and eventually affect the company 's benefit. PT Voksel Electric, Tbk has already applied supplier assessment system but constrained by the criteria's details. This research aimed at creating supplier-performance-assessment hierarchy and applies it to acquire supplier performance scores. Performance assessment system -was done by using TOPSIS method, one of the classical metliods in decision making. It based upon the concept that the best solution should have the shortest distance from the Positive Ideal Solution (PIS) and the farthest from the Negative Ideal Solution (NIS). Often llie assessment process failed to represent the real situation. Fuzzy set theory was used in the calculation because this metfzod addresses the real situation of human judgment with fuzziness in measurement activity. The result for the criteria's order for supplier performance assessment at PT Voksel Electric, Tbk were: price, quality, delivery, flexibility, technical ability, services, and management ability. In the applied case, supplier AP had the Itighest performance score, continued by AM, SSW, WL, and the last was LB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Joice Margaretha
"Saat ini tuntutan pemerintah terhadap perusahaan yang memperhatikan aspek dan dampak terhadap lingkungan semakin tinggi. Pemasok memiliki peran yang sangat penting dalam rantai pasok, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menilai pemasok yang telah memperhatikan aspek lingkungan. Segmentasi pemasok menjadi salah satu cara yang efektif untuk menilai berbagai pemasok secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan penilaian pemasok dengan segmentasi pada salah satu perusahaan garmen di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEMATEL-Based ANP (D-ANP) untuk memperoleh bobot kriteria dalam evaluasi pemasok, serta Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam mensegmentasi pemasok berdasarkan dimensi kemampuan dan kesediaan pemasok. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 11 subkriteria untuk dimensi kemampuan dan 10 subkriteria untuk dimensi kesediaan, selanjutnya dari 16 pemasok bahan baku denim dihasilkan 6 pemasok pada kuadran 1, 2 pemasok pada kuadran 2, 1 pemasok pada kuadran 3, dan 7 pemasok pada kuadran 4, setelah itu diperoleh rekomendasi strategi pengelolaan yang sesuai untuk setiap segmen pemasok
Recently, the government's demands for companies that pay attention to aspects and impacts on the environment are increasingly high. Suppliers have a very important role in the supply chain, therefore it is important for companies to assess or evaluate the suppliers who have considered environmental aspects. Supplier segmentation is an effective way to systematically assess the varieties suppliers. This study aims to integrate supplier ratings with segmentation in one of the garment company in Indonesia. The method used in this study are DEMATEL-Based ANP (D-ANP) to obtain the criteria for evaluating suppliers, and Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score for each supplier that will be the basis for segment suppliers based on supplier dimensions and willingness. The results of this study are 11 capability criterias and 10 willingness criterias for evaluation, supplier segmentation mapping which consist of 6 suppliers in 1st quadrant, 2 suppliers in 2nd quadrant, 1 supplier in 3rd quadrant, and 7 supplier in 4th quadrant, also strategy recommendation for each segment which good or suitable to be implemented by company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadheatul Arifa
"Dampak terhadap lingkungan yang semakin tinggi menuntut industri untuk mengintegrasikan pemikiran lingkungan ke dalam manajemen rantai pasok. Salah satunya dengan memiliki pemasok berwawasan lingkungan, karena pemasok memiliki peran yang sangat penting dalam rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pemasok pada salah satu hotel di Bogor, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memperoleh bobot kriteria penilaian pemasok, dan Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam mensegmentasi pemasok berdasarkan dimensi kemampuan dan dimensi kesediaan. Hasil dari penelitian ini adalah pengelompokkan 31 pemasok hotel ke dalam empat segmen berbeda, serta rekomendasi strategi pengelolaan yang sesuai untuk setiap segmen pemasok.

The increasing impact on the environment requires the industry to integrate environmental issues into their supply chain. One of them by having green supplier, because suppliers play a key role in the supply chain. This study aims to evaluate supplier in one of the hotel in Bogor, Indonesia. The method used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) to obtain the weight of supplier evaluation criteria, as well as Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for segmenting suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The result of this study are classifying 31 suppliers of hotel into four different segments, and recommendations of suitable action plans for each segment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangihutan, Kevin Bisuk Jogi
"PDB Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Hal ini memungkinkan pemerintah melmulai banyak proyek pembangkit listrik. Permintaan kabel nasional mengalami peningkatan seiring dengan hal tersebut. Selain itu, pemerintah juga menggalakan pembangunan green infrastructure. Oleh karena itu, produsen kabel nasional mmemiliki insentif untuk memproduksi kabel secara berkelanjutan. Salah satu aspek yang penting dalam melakukan proses produksi dalam rangka memenuhi pesanan adalah pemilihan pemasok. Terdapat tiga tahap dalam penentuan prioritas pemasok bahan baku kabel. Pertama adalah penentuan faktor yang mempengaruhi penilaian pemasok berdasarkan keberlanjutan dan penilaian terhadap pemasok itu sendiri. Terdapat 8 faktor utama penilaian pemasok bahan baku kabel. Selanjutnya ialah penentuan bobot dari setiap faktor dengan menggunakan fuzzy AHP. Kriteria dampak lingkungan memiliki bobot tertinggi. Terakhir ialah penentuan peringkat pemasok bahan baku kabel dengan menggunakan TOPSIS. Pemasok 2 merupakan prioritas utama pemasok bahan baku kabel.

Indonesia experiences a steady GDP increase every year. This allows the government to start many power plant projects. The demand for national cable has increased accordingly. In addition, the government is also heavily promoting the development of green infrastructure. Therefore, national cable producers have incentives to produce cables in a sustainable manner. One of the important aspects in carrying out the production process in order to fulfill the demand is the selection of suppliers. There are three stages in determining the priority of cable raw material suppliers. First is determining the factors that influence supplier ratings based on sustainability and the assessment of the supplier itself. There are 8 main factors in determining the location of a raw material supplier. Next is determining the weight of each factor by using fuzzy AHP. The environmental impact criteria have the highest weight. The last is determining the ranking of suppliers of cable raw materials using TOPSIS. Supplier 2 is the main priority of cable raw material supplier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Begawan
"Saat ini banyak perusahaan yang menerapkan konsep manajemen rantai suplai. Manajemen rantai suplai merupakan topik yang sangat populer didalam manajemen bisnis dan penelitian. Hal tersebut dikarenakan manajemen rantai suplai mampu membawa filosofi yang revolusional dan digunakan untuk mengatur bisnis dengan mempertahankan keunggulan kompetitif. Sistem penilaian kinerja rantai suplai yang telah dikembangkan saat ini kurang dapat membantu dalam hal pengembangan strategi, pengambilan keputusan, dan proses peningkatan. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan menajemen rantai suplai adalah PT United Tractors Pandu Engineering yang memproduksi Trailer SST 74. Perusahaan ini menyadari bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai suplai perlu diketahui kinerja dari rantai suplai tersebut. Namun, perusahaan ini belum memiliki sistem penilaian kinerja yang terintegrasi bagi rantai suplainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah model penilaian kinerja rantai suplai bagi Trailer SST 74 dan mengaplikasikannya untuk mendapatkan nilai kinerja rantai suplainya. Penelitian ini menggunakan pendekatan berdasarkan proses dan metode teori huapunan fuzzy. Metode teori himpunan fuzzy digunakan karena mampu mengakomodasi situasi nyata proses penilaian yang terkadang diliputi keragu-raguan dan ketidakpastian. Model penilaian kinerja rantai suplai yang diperoleh berupa hirarki penilaian kinerja yang terdiri atas kriteria Proses Utama, Subproses dan Ukuran Kinerja. Kemudian, dilakukan perbandingan berpasangan antar kriteria untuk mendapatkan bobot yang berguna untuk mengetahui prioritas dari evaluasi penilaian tersebut. Terakhir, dilakukan algoritma penilaian kinerja rantai suplai untuk mendapatkan nilai kinerja rantai suplai Trailer SST 74. Penelitian ini menghasilkan hirarki penilaian kinerja rantai suplai yang terdiri atas 3 tingkat yaitu, 6 Proses Utama, 16 Subproses dan 32 Ukuran Kinerja. Berdasarkan pendapat responden, proses utama yang memiliki bobot terbesar adalah Pemasokan dan yang terkecil adalah Logisitik Keluar. Berdasarkan hasil algoritma penilaian, diperoleh proses utama yang memiliki nilai kinerja terbesar adalah Logistik Keluar yaitu 9.63, dan yang terendah adalah Logistik Masuk yaitu 4.98. Sedangkan nilai kinerja rantai suplai Trailer SST 74 secara keseluruhan adalah 7.50 dalam skala 0 s.d 10.

Nowadays, many companies adopt supply chain management. Supply chain management has become such a popular topic in modern business management and researches. It brings the revolutionary philosophy and approach to manage the business with the sustained competitiveness. However, the existing performance measurement theory fails to provide its necessary support in strategy development, decision making, and performance improvement. One of the companies that implements supply chain management is PT United Tractors Pandu Engineering who produces Trailer SST 74. This company realizes that in order to improve efficiency and effectiveness of supply chain, company need to know how its supply chain performance works. Unfortunately, this company hasn't been having integrated supply chain performance measurement system. The objective of this research is to design a supply chain performance measurement system for Trailer SST 74 and apply this model to measure its supply chain performance. This research use process-based model approach and fuzzy set theory method. Fuzzy set theory is advantageous because this method addresses the real situation of human judgement with fuzziness in measurement activity. The model of supply chain performance is a performance measurement hierarchy. It is composed of Core Process, Subprocess and Performance Measures. Pairwise comparison is proposed to derive the relative weights to find out the priority performance evaluation. Finally, it has implemented measurement algorithm to get performance index of supply chain. This reserach reveals perfomance measurement of supply chain in hierarchy model where it has 3 levels, 6 Core Process, 16 Subproses and 32 Performance Measures. Based on the opinion ofevaluator supply chain, the biggest performance index of core process is Outbound Logistic with 9.63. The lowest Performace Index of core process is Inbound Logistic with 4.98. The global performance index of supply chain for Trailer SST 74 at PT United Tractors Pandu Engineering is 7.50 on scale of 10."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Rachmadhani
"Industri pakaian jadi terus mengalami perkembangan setiap tahunnya yang terlihat dari semakin banyak usaha yang muncul di bidang yang sama. Sehingga perusahaan akan selalu menerima tantangan dalam membuat produk dengan kualitas tinggi dengan harga yang murah untuk dapat bersaing secara kompetitif. Salah satu cara untuk meningkatkan layanan perusahaan adalah dengan memiliki pemasok yang tepat. Sehingga evaluasi pemasok perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam pengelolaan setiap pemasok.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pemasok pada salah satu perusahaan pakaian jadi di Jakarta, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memperoleh bobot dari kriteria dan sub-kriteria untuk penilaian pemasok, serta Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir berupa koefisien kedekatan dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam melakukan pemetaan pemasok pada Supplier Potential Matrix. Hasil dari penelitian ini adalah pemetaan 30 pemasok bahan baku produk pakaian jadi ke dalam empat kategori berbeda pada Supplier Potential Matrix, serta rekomendasi strategi pengelolaan dan pengembangan pemasok yang sesuai untuk setiap kategori.

Garment industry has continously growth every year as indicated by the increasing number of businesses. Therefore, company will always face the challenge of making high quality products at low prices to compete competitively. One of the factors to pursue it is by having the most suitable suppliers that suit best to companys condition and needs. Supplier evaluation is one effective way to manage various suppliers.
This study aims to evaluate supplier based on their performance assessment in one of the clothing company in Jakarta, Indonesia. The method used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) to obtain the weight of criteria and sub-criteria for supplier performance assessment, as wall as Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for mapping suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The results of this study are classifying 30 suppliers of apparels raw material into four different categories of Supplier Potential Matrix and recommendations of suitable strategies for each category.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haldi Maruli
"Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan manufaktur komponen sepeda motor dengan melakukan evaluasi terhadap pemasok manufaktur komponen mold die casting dengan tujuan mendapatkan kriteria evaluasi pemasok dan melakukan pemeringkatan pemasok. Proses pembuatan kriteria evaluasi pemasok ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan melakukan pemeringkatan pemasok dengan pendekatan metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan kedua metode tersebut dihasilkan 5 kriteria utama, yaitu kriteria kualitas, pengiriman, harga, sumber daya, pelayanan, dan manajemen perusahaan dengan menempatkan kriteria kualitas sebagai kriteria dengan bobot penilaian terbesar yaitu sebesar 41,2%. Sedangkan hasil dari pemeringkatan pemasok menempatkan pemasok 6 sebagai pemasok terbaik dan pemasok 4 sebagai pemasok terburuk diantara 6 alternatif pemasok. Dengan dibuatnya suatu model evaluasi dan pemeringkat pemasok ini diharapkan dapat berguna untuk proses evaluasi pemasok lainnya dengan tipe bisnis yang sama yaitu perusahaan manufaktur.

The research was done on a motorcycle component manufacturing company with an evaluation of the supplier of die casting mold component manufacturing with the purpose of obtaining a supplier evaluation criteria and ranking suppliers. Supplier evaluation criteria is built using the approach method of Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) for ranking suppliers. Based on the data processing by using the two methods, produced five main criteria, namely criteria of quality, delivery, price, resources, services, and management of the company. By placing Quality as a criteria with the greatest weight that is equal to 41.2%. The results of the ranking for suppliers placing Supplier 6 as the best supplier and Supplier 4 as the worst among the six alternative of suppliers. With the establishment of a model of supplier evaluation and supplier ranks, this model can be useful for evaluating other suppliers with the same type of business as a manufacturing company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42818
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Muhammad Akbar
"Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang dapat menstrukturisasi permasalahan yang bersifat multikriteria dan mengevaluasi beberapa alternatif untuk dipilih melalui pembentukan hierarki dan penilaian perbandingan berpasangan. Akan tetapi, kelemahan metode AHP dalam memperhitungkan faktor ketidaktepatan dari penilaian yang diberikan menyebabkan metode AHP perlu dilengkapi dengan pendekatan fuzzy atau dikenal dengan Fuzzy AHP. Metode Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan metode pemeringkat dan pemilihan alternatif berdasarkan jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dengan solusi ideal negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria beserta bobot kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi pemasok dan menentukan pemasok yang terbaik bagi perusahaan inflight catering services di Indonesia. Metode Fuzzy AHP digunakan dalam pembobotan kriteria dan subkriteria evaluasi sedangkan metode TOPSIS digunakan dalam pembuatan peringkat alternatif pemasok. Terdapat tiga barang yang menjadi fokus penelitian yaitu Aluminium Mealdish, Paper Cup, dan Headrest Cover Turquoise. Berdasarkan hasil perhitungan Fuzzy AHP, kriteria harga merupakan kriteria dengan bobot terbesar yaitu 0,348, dilanjutkan dengan kriteria kualitas (0,260), pelayanan (0,209), relationship (0,116), dan manajemen perusahaan pemasok (0,067). Berdasarkan hasil perhitungan TOPSIS, untuk barang Aluminium Mealdish, pemasok AM2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,729 dilanjutkan dengan AM3 (0,425) dan AM1 (0,337). Untuk barang Paper Cup, pemasok PC1 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,880 dilanjutkan dengan PC2 (0,374) dan PC3 (0,219). Untuk barang Headrest Cover Turquoise, pemasok HC2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,703 dilanjutkan dengan HC3 (0,613) dan HC1 (0,120).

The Analytical Hierarchy Process (AHP) method is a method that can structure multi-criteria problems and evaluate several alternatives to choose from through the formation of a hierarchy and pairwise comparison assessment. However, the weakness of the AHP method in calculating the impreciseness factor of the given assessment causes the AHP method to be equipped with a fuzzy approach or known as Fuzzy AHP. The Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) method is a ranking method and alternative selection based on the closest distance to a positive ideal solution and the farthest distance from a negative ideal solution. This study aims to obtain the criteria and the weight of the criteria used to evaluate suppliers and determine the best suppliers for in-flight catering services company in Indonesia. The Fuzzy AHP method is used in weighting the evaluation criteria and sub-criteria, while the TOPSIS method is used in ranking alternative suppliers. There are three items that are the focus of research, namely Aluminium Mealdish, Paper Cup, and Headrest Cover Turquoise. Based on the results of Fuzzy AHP calculations, the price criterion is the criterion with the largest weight, namely 0.348, followed by the quality criteria (0.260), service (0.209), relationship (0.116), and supplier company management (0.067). Based on the results of TOPSIS calculations, for Aluminium Mealdish, the supplier of AM2 is ranked first with a CCi value of 0.729 followed by AM3 (0.425) and AM1 (0.337). For Paper Cup, supplier PC1 ranks first with a CCi value of 0.880 followed by PC2 (0.374) and PC3 (0.219). For Headrest Cover Turquoise, the supplier of HC2 was ranked first with a CCi value of 0.703 followed by HC3 (0.613) and HC1 (0.120).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Tri Yolanda
"Pemilihan pemasok memainkan peran penting dalam membangun rantai pasok yang efektif bagi setiap perusahaan. Penelitian ini mengusulkan pendekatan analisis terpadu yang menggabungkan fuzzy QFD,ANP, dan TOPSIS untuk memilih pemasok. Metode fuzzy QFD dan ANP digunakan untuk membobotkan kriteria dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dalam memperoleh data untuk mengevaluasi pemasok pada setiap kriteria. Kriteria pemasok diperoleh melalui studi literatur dan dibagi menjadi dua kategori: requirement dan kriteria yang kemudian dipilih dan dinilai oleh delapan orang ahli yang berasal dari departement purchasing beberapa perusahaan kabel di Indonesia. Metode yang diusulkan kemudian akan mengklasifikasikan kriteria menjadi empat kelompok prioritas, kritis, komplementer, dan costly. Kriteria yang berada dalam kelompok kriteria prioritas, kritis, dan pelengkap digunakan untuk memeringkatkan pemasok dengan menggunakan metode TOPSIS.
Berdasarkan hasil pemeringkatan dengan metode TOPSIS didapat pemasok terbaik yaitu pemasok yang memiliki nilai kedekatan relatif terbesar dibanding pemasok lainnya dimana untuk bahan baku optical fiber pemasok terbaik yaitu pemasok B dan untuk bahan baku XLPE pemasok terbaik adalah pemasok F. Dalam hal implikasi, kriteria yang didapatkan dari metode fuzzy QFD dan ANP dalam penelitian ini, dapat memberikan usulan kepada pengambil keputusan untuk memilih kriteria yang benar-benar penting namun tidak membutuhkan usaha yang cukup besar dalam mengumpulkan datanya.

Supplier selection plays a important role in establishing an effective supply chain for any firm. This paper proposes an integrated multicriteria decision making approach of Fuzzy QFD, ANP and TOPSIS to select suppliers. Fuzzy QFD and ANP methods are used to weight the criteria by considering the difficulty level in obtaining the information to evaluate the suppliers on each criterion. The criteria of suppliers are obtained through literature reviews and divided into two categories requirement and criteria are then selected and assessed by eight experts from departments purchasing some cable companies in Indonesia. The proposed method classifies the criteria into four groups priority, critical, complementary and costly . The criteria within the priority, critical and complementary groups are used to selected the suppliers using TOPSIS.
Based on the results with TOPSIS method, the best supplier is the supplier which has the biggest relative value compared to other suppliers where the best supplier for optical fiber is B supplier and for XLPE is F supplier. In terms of implications, the criteria derived from fuzzy QFD and ANP methods in this study may suggest to decision makers to choose the criteria that are important but not require high effort of data collection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricca Sumarni
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>