Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Sarmawadi
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhimya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan.
Perhitungan biaya kualitas pada fine trimning final assy project Pick-Up PT X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas produksi dan pendukung produksi fine trimning yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan fine trimning yang terjadi pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode januari-April 2005 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas pada fine rrinmring PT X berada dalam bentuk biaya pencegahan yaitu sebesar 76%, diikuti biaya penilaian sebesar 21%, sedangkan kategori biaya kegagalan memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 3% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Suatu usulan teknis dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Riani
"Laporan biaya produksi bermanfaat bagi manajemen untuk keperluan analisis maupun sebagai dasar penentuan harga jual produk. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Alokasi biaya overhead yang tepat sangat diperlukan agar dapat dihasilkan suatu informasi biaya produksi yang bermanfaat bagi perusahaan.
PT. Indofarma (Persero) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dan pemasaran produk farmasi. Dengan beragamnya jenis produk yang diproduksi dan penggunaan teknologi untuk meningkalkan eisiensi, efektivitas, dan produktivitasnya maka perhitungan biaya produksi yang tepat bagi setiap produk yang dihasilkannya adalah suatu hal yang penting bagi perusahaan.
Peneiitian ini membandingkan sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan saat ini dengan sistem Activity Based Costing. Activity based costing (ABC) merupakan suatu sistem perhitungan biaya yang mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk. Berdasarkan perhitungan sistem ABC terlihat bahwa pada beberapa produk biaya produksi yang dibebankan oleh perusahaan selama ini terlaiu besar (overcosfed) dan pada beberapa produk lainnya terlu kecil (undercosted).
Dari 19 jenis produk yang diteliti, produk yang mengalami overcosfedterdiri dari 10 jenis dengan persentase selisih berkisar antara 1,1% - 116,1%, sedangkan produk yang mengalami undercosted terdiri dari 9 jenis produk dengan persentase selisih antara 1.57% -74,32%. Perbedaan tersebut mempenihatkan bahwa perhitungan biaya produksi yang dilakukan PT. lndofamma selama ini belum mampu mengalokasikan biaya produksi secara tepat ke produk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari Prajitno
"ABSTRAK
Dalam kegiatan manufaktur, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah efisiensi kerja dari sumber daya manusia yang ada, khususnya tenaga kerja langsung yang memegang peranan penting dalam proses produksi yang ada. Tidak optimalnya pembebanan kerja dari masing-masing tenaga kerja yang ada akan menyebabkan besarnya waktu tunda (delay time), yang sebenarnya dapat dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan pada seksi atau bagian yang lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka perlu dilakukan penyeimbangan beban kerja; yaitu dengan metoda line balancing.
Sesuai dengan permasalaha tersebut diatas, maka dalam hal ini dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyeimbangkan lintas produksi pada PT. Torisima Guna Indonesia (TGI), yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan pompa. Dimana pihak TGI berusaha memperkecil biaya produksinya dengan cara mengefisiensikan kerja dari seluruh karyawannya termasuk mengoptimalisasikan jumlah tenaga kerja langsung(operator) dibagian produksi dengan menggunakan line balancing berdasarkan metoda heuristik; yaitu dengan metoda region (region approach). Pemilihan metoda heuristik ini didasarkan pada pemikiran bahwa masalah keseimbangan lintas produksi mempunyai kaitan dengan berbagai hal yang bersifat penalaran, sehingga tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknik matematis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ongko Trisoelo
"Dengan meningkatnya persaingan dalam industri furniture akhir-akhir ini pihak industri dituntut untuk melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diiperlukan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis, salah satu upaya yang yang akan ditempuh adalah melakukan evaluasi terhadap penentuan harga jual produk yang dihasilkan.
PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang interior kontraktor dan produsen furniture dan kini telah menangani fungsi pekeijaan proyek yang mencangkup job order interior dan furniture serta fungsi pekerjaan industri yang mencakup furniture mass product & wood working/furniture companent yang produksinya bersifat massal.
Harga jual produk terutama ditentukan oleh besarnya harga pokok produksi. Untuk dapat mengetahui harga pokok produksi dari satu jenis produk diperlukan suatu metode perhitungan harga pokok produksi per unit dari produk-produk yang dihasilkan, khususnya untuk furniture mass product dan penerapannya pada salah satu jenis furniture mass product tersebut serta merancang suatu program aplikasi komputer untuk membantu perhitungan. Dengan menetapkan harga pokok produksi perunit yang dapat digunakan untuk menetapkan harga dan laba perunit produk yang dibuat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriatmoko
"Mixing Bowl adalah tempat penyimpanan makanan yang berbentuk seperti mangkuk dan mempunyai tutup plastik. Untuk menghasilkan produk Mixing Bowl yang dapat diminati oleh konsumen dan dapat bersaing dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain, maka. PT. TS., salah satu produsen alat-alat rumah tangga harus melakukan kebijaksanaan untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan.
Untuk menentukan harga jual produk Mixing Bowl maka digunakan pendekatan dengan harga pokok produksi. Harga pokok produksi digunakan untuk mengetahui ongkos-ongkos yang dikeluarkan dari produk yang dihasilkan seperti omgkos bahan baku, ongkos tenaga kerja langsung dan ongkos overhead serta ongkos komersial.
Setelah mengetahui besarnya harga pokok produksi tersebut dapat ditentukan besarnya harga jual dengan rnenggunakan metode maksimasi Iaba. Pada metode ini ditentukan beberapa alternatif harga dan taksiran besarnya permintaaan dari alternatif harga tersebut. Setelah dikurangi harga pokok penjualannya didapatkan besarnya laba berdasarkan keseluruhan permintaan.
Dari hasil perhitungan dapat ditentukan harga jual yang paling menguntungkan berdasarkan laba dari keseluruhan permintaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asido Mangasi Leonardo
"Permasalahan yang diangkat pada tugas akhir ini adalah pentingnya perhitungan harga pokok operasi dalam mengendalikan biaya untuk menghindari pembengkakan biaya yang pada akhirnya akan berakibat kepada harga jugal barang yang tinggi. Jika harga jual barang lebih tinggi dari harga yang di pasaran, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan atau operasi yang dilakukan tidak layak ditinjau dari segi pasar. Sebelum sampai pada tahap perhitungan dan analisis, penulis melakukan kegiatan-kegiatan seperti: melakukan tinjauan literatur, merencanakan proses serta kebutuhannya, melakukan survey harga, mempelajari perhitungan-perhitungan biaya terkait (listrik, telepon, pajak, jamsostek, asuransi barang dan lain-lain). Biaya yang didapat pada proses di atas kemudian dikelompokkan lalu dilakukan perhitungan harga pokok operasi. Hasil perhitungan dan analisis adalah sebagai berikut: 1. Harga Pokok Operasi Kacang Kedelai adalah: Rp 1.458,00/Kg 2. Harga Pokok Operasi tersebut berada di bawah harga yang berlaku di beberapa daerah di Indonesia yang merupakan tujuan pemasaran yaitu berkisar antara Rp 2.590,00/Kg - Rp 3.353,00/Kg 3. Kontribusi biaya terhadap Harga Pokok Operasi adalah: Biaya Material : 90,6% Biaya upah pegawan langsung : 1,8% Biaya Overhead : 7,6%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmizi
"ABSTRAK
Alat Penukar Kalor merupakan suatu peralatan industri yang mempunyai fungsi strategis dalam berbagai proses terutama dalam industri kimia, untuk industri perminyakan, pupuk, dan lain-lain.
Guna mengantisipasi perkembangan dan peluang permintaan penawaran Alat Penukar Kalor dalam negeri yang akhir-akhir ini cenderung meningkat, maka industri manufaktur yang bergerak dalam proses pabrikasi alat penukar kalor perlu melakukan standarisasi dalam proses pabrikasi dan penawaran harga, sehingga perusahaan akan dapat mengantisipasi setiap perubahan unsur-unsur biaya yang akan terjadi, dan akan memberikan keleluasaan pada perusahaan untuk mendapatkan order melalui tender-tender yang ada.
Sistem estimasi terhadap perhitungan biaya pabrikasi dan penentuan harga alat penukar kalor yang dilakukan diiaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses penentuan harga sebuah unit Alat Penukar Kalor dengan ketepatan dan kecepatan terhadap estimasi perhitungan biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
Dari hasil analisa terhadap sistem yang telah dilakukan temyata memberikan kontribusi penghematan dalam perhitungan penawaran harga terhadap; biaya sebesar 30 %, waktu sebesar 85 % dan jam tenaga kerja 72 %, serta tenaga kerja sebesar 20 %.

ABSTRACT
Heat Exchanger is an industrial equipment which possesses strategic functions in various processes in chemical industry, for oil industry, fertilizer and so forth.
In order to anticipate the development and demand opportunity of domestic Heat Exchanger which is recently increasing, therefore the industrial manufacture which is active in Heat Exchanger fabrication process needs to carry out standardization in fabrication process and price offering in order that the companies will be able to anticipate each cost changing element which will occur and will give convenience to the companies in obtaining orders through the existing tenders.
Estimation system fabrication cost calculation and Heat Exchanger price determination which is carried out, will be carried out for the purpose of quickening price fixing process of a Heat Exchanger unit with accuracy and speed towards cast calculation estimation to be spent.
The analysis result which is carried out to the system done has really given saving contribution in price offering calculation towards cost amounting to 30 %, the time is 85 %, working hours 72 %, and workers 20 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Benny
"
ABSTRAK
PT KWT adalah pabrik pembuatan baja tulangan/barmili, baja profil dan kawat baja/wire rod dengan berbagai ukuran dan spesifikasi/kekuatan yang produknya dikenal dipasaran sebagai besi beton, besi siku, dan kawat paku.
Bahan baku (Billet Baja) adalah merupakan variabel yang panting dalam produksi produk diatas mengingat harga bahan baku merupakan sebagian besar harga produk jadinya yaitu sebesar ± 80 % dari produk jadi.
Oleh sebab itu penanganan persediaan bahan balcu menjadi hal yang penting dalam menjamin Iancarnya proses produksi di pabrik tersebut. Bahan baku billet yang menumpuk akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dalam produksi sedangkan bahan baku yang sedikit akan menyebabkan srockouf bahan baku billet yang akan mengakibatkan produksi terhenti dan pada akhimya hanya akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Penulis berusaha untuk mendalami sistem persediaan bahan baku di pabrik tersebut dan menganalisanya yang pada akhirnya membenkan masukan kepada perusahaan untuk perbaikan-perbaikan sistem persediaan sebagaimana diperlukan.
Berdasarkan data data yang didapat penulis berusaha menghitung biaya-biaya sistem persediaan tersebut sesuai dengan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dan menganalisa balk dengan sistem yang ada di perusahaan maupun dengan sistem yang diusulkan berdasarkan teori sistem persediaan yang ada.
Hasilnya adalah berupa penghematan biaya yang cukup tinggi yang dapat mengurangi biaya yang cukup tinggi bagi perusahaan jika perusahaan mau menerapkan sistem persediaan yang diusulkan oleh penulis. Juga suatu usulan penerapan sistem Mareria! Requirement Planning/MRP untuk diterapkan di perusahaan.
"
1997
S36826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Husadani
"Pada perusahaan industri kemasan dengan sistem job-order sepeni PT. Z, kesesuaian antara estimasi harga pcnjualan dengan biaya aktual dari produksi suatu order diperlulcan agar dapat mencapai target laba. .Iika estimasi harga penjualan tidak sesuai dengan biaya aktualnya, maka margin yang diperoleh akan dapal lebih besar atau lebih kecil dari standar yang ditetapkan perusahaan.
Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa margin yang diperoleh sebagian besr melebihi standamya. Hal ini akan menyebabkan harga menjadi jauh lebih tinggi daripada biaya aktualnya. Penyebabnya adalah:
1. tingginya perscntase harga pokok produksi bahan aktual karena wasre produksi aktual yang melebihi standar waste, kcnaikan kurs dollar terhadap rupiah, dan kenailcan harga bahan baku di pasaran internasional,
2. perbedaan struktur biaya antara estimasi harga penjualan dan biaya aktualnya,
3. perbedaan basis biaya overhead antara estimasi harga dengan biaya aktual.
Oleh karena harga pokok produksi yang tinggi di atas di sebabkan oleh faktor-faktor makro dan probabilislik, maka solusi perbaikannya difokuskan kepada perancangan ulang rnetode perhitungan estimasi harga untuk menyesuaikan struktur biaya dan basis biaya overhead dengan biaya aktual. I-lasilnya, karena lebih sesuai dengan biaya aklual, metode ini dapat menurunkan margin yang lebih tinggi dari standar marginnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hardian Aditya
"Biaya produksi adalah salah satu komponen penting dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. PT. ZYX merupakan salah satu perusahaan penghasil Woodchips yang merupakan bahan baku dari bubur kertas (pulp). Dalam aktivitas produksi Woodchips, muncul berbagai macam biaya yang terkait dengan aktivitas operasi produksi dan juga biaya-biaya lainnya. Laporan ini menganalisis cara pengalokasian biaya dalam setiap kegiatan produksi PT. ZYX serta sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan dalam menghasilkan Woodchips. Analisis yang dilakukan didasarkan pada kesesuaian dengan teori-teori akuntansi biaya serta peraturan-peraturan akuntansi yang berlaku.

Production cost is one part of an important components in determining profit or loss of a firm. PT. ZYX is a company specialized in producing woodchips which is a raw material in pulp production. In woodchips production activities, costs related to operating activities and other cost appeared. This report analyze cost allocation in each activity of PT. ZYX production and the production costing system applied in woodchips production. Analysis carried out based on compliance with cost accounting theories and with the applicable accounting rules."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>