Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121614 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novi Cynthia Gautama
"Industri telekomunikasi merupakan salah satu infrastruktur nasional yang sangat vital, dimana ketidakmampuan atau kehancuran mereka akan memberikan akibat yang dapat melemahkan ketahanan atau keamanan ekonomi pada negaranya. Ancaman terhadap infrastruktur kritis ini terbagi menjadi 2 kategori yaitu ancaman fisik terhadap tangible property dan ancaman elektronik, frekuensi radio, atau serangan berbasis komputer pada informasi atau komponen-komponen komunikasi yang mengontrol infrastruktur yang kritis (cyber threats). Oieh karena itulah, audit sistem informasi sangat diperlukan oieh perusahaan telekomunikasi sebagai salah satu infrastruktur nasional yang kritis.
Pada penelitian ini, digunakan metode pengauditan sistem informasi secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD), dimana metode tersebut dapat membantu perusahaan telekomunikasi membuat key trade-ojjfs antara apa yang diinginkan oleh customer dalam hai audit sistem informasi dengan apa yang dapat diberikan oleh perusahaan telekomunikasi. QFD dapat membantu auditor untuk mengaudit sistem informasi pada perusahaan telekomunikasi secara efisien dan efektif, Serta untuk mengetahui seberapa besar gap yang terjadi antara kondisi aktual sistem informasi perusahaan lelekomunikasi dengan standar pengembangan sistem informasi.

Telecommunications industry is one of critical national infrastructures, where their incapability or destruction will make a great impact that can decline their national economics’ defense. The threats for this critical national infrastructure can be divided into 2 category, physical threats to tangible property and cyber threats. Therefore, infonnation systems auditing is very needed by telecommunications industry as one of critical national infrastructures.
In this research, Quality Function Deployment (QFD) is used as infomation systems auditing method, where this method can assist telecommunications industry to make key trade-offs between what customer wants in information systems auditing and service elements as company‘s responses to customer wants. QFD can assist auditor to audit information systems of telecommunications industry efficiently and effectively, and to know the gap between actual condition of telecommunications industry's information systems and information systems improvement standard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Varendy Lumbardo
"Pada tahun 2008 tercatat kenaikan jumlah pengguna internet. Dari opportunity yang sebesar 30% ditahun 2008, pangsa pasar untuk layanan wireless internet adalah sekitar 10%. Disisi lain, pertumbuhan perusahaan internet yang concern di bidang penyediaan jasa wireless internet pun melonjak tinggi. Sekitar 17% dari mereka diperkirakan tumbuh dalam rentang waktu tahun 2008. Karenanya menjadi sangat penting untuk men-treat customer, memenuhi kebutuhannya sesuai dengan yang mereka butuhkan, dan disaat yang bersamaan juga memperbaiki kualitas proses internal perusahaan dalam hal pelayanan.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana mengetahui karakteristik customer dari pasar beserta masukan tentang kinerja dan harapannya (customer requirements) untuk kemudian dicari hubungannya dengan kegiatan yang telah atau akan dilakukan oleh perusahaan (technical response) dalam rangka Quality Improvement dalam Industri Wireless Internet. Penelitian ini adalah penelitian kualitatifkuantitatif dengan desain deskriptif. Tools yang digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD).
Hasil penelitian menyarankan bahwa ada beberapa hubungan antara customer requirements dengan technical response. Untuk improvement hal-hal penting yang harus dilakukan oleh Indosat M2 adalah dalam hal penguatan jaringan, stabilisasi sinyal, yang juga diikuti dengan lebih transparan dan terbukanya penyampaian informasi yang berhubungan dengan customer.

In year 2008 some market researcher bureau predict that there will be a significant increase for Internet user. They say that from 30% growth in market opportunity, the real market for wireless internet user is about 10% from that number. In the other hand, the growth in thread become rise high. Its about 17% of new wi-fi based corporation have colored the business in 2008. Therefore, its become an urgent issues to treat customer well, fulfill they needs, and at the same time improve the internal service quality.
This final research talk about how to know your customer characteristics well also with their thought about the product today and also their hope for an improvement in the future. And then to find a connectivity between customer wants and corporate plan for one goals, to improve service quality in wireless internet industries. This research is a qualitative-quantitative with the descriptive design. The quality tools used in this research is Quality Function Deployment (QFD).
The result is that there a couple of relationship between customer requirements and technical response. Also there s some urgent things the company should do, especially in the strength of network, stabilization of signal, and last but not least the transparency to customer for an all kind of customer related information.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52007
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasim Hanafie
"Penelitian ini mengkaji keinginan pelanggan melalui Voice of Costumer (VOC) pada Hotel salak The Heritage. Pendekatan ini menggunakan ServQual (Service Quality) sebagai input VOC untuk diaplikasikan pada Costumer Profile Matrix (CPM) dan Quality Function Deployment (QFD) dengan mengaplikasikan Analytical Hierarchym Process AHP) sebagai perhitungan rating dari setiap permasalahan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui urutan service yang diinginkan pelanggan melalui VOC dan dengan perhitungan AHP. Terdapat 19 Kriteria yang dihasilkan melalui metode ServQual yang tidak lain adalah VOC yang akan dianalisis. Hasil penelitian ini menyarankan 3 peringkat teratas untuk dijadikan landasan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

This study examines the customer through the Voice of Customer (VOC) at Hotel Salak The Heritage. This approach uses ServQual (Service Quality) as input VOC to be applied on the Customer Profile Matrix (CPM) and Quality Function Deployment (QFD) to apply the Analytical Hierarchy Process AHP) as the calculation of rating of each problem.
The aim is to determine the order of service that customers want throughm VOC and with AHP calculation. There are 19 criteria that were produced through the ServQual method to be analyzed. The results of this study suggest 3 top ranking to be used as the basis to comply with customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30086
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari Nendhya Susanti
"ABSTRACT
Pertumbuhan persaingan perusahaan penunjang telekomunikasi yang
semakin ketat membuat perusahaan harus melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas. Perusahaan penunjang telekomunikasi harus mampu melakukan analisis
faktor yang mendukung operational excellence mereka, sehingga perusahaan
mampu bersaing dengan kompetitor.
Metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk mengetahui
keinginan pelanggan dan tindakan yang harus diambil perusahaan untuk memenuhi
keinginan pelanggan, faktor teknis keluaran QFD kemudian dilakukan analisis
faktor resiko kegagalan, efek dan cara pengendalian dengan metode Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) sehingga perusahaan mampu melakukan maintenance
dan melakukan operasional secara optimum.
Penelitian ini menghasilkan analisi faktor yang mendukung operational
excellence pada perusahaan pengadaan barang/jasa penunjang telekomuniksi
bahwa terdapat empat faktor teknis yang memiliki peluang kegagalan yang besar
dan perlu dilakukan perhatian lebih yaitu: Faktor teknis beradaptasi pada tren baru
dalam strategi operasional dan pemeliharaan, Faktor teknis redesign process bisnis
(business processes redesign), Faktor teknis sinkronkan design dengan strategi, dan
Faktor teknis membangun Leaders yang tepat dan mampu.

ABSTRACT
The growing of fierce competition between telecommunication-supporting
companies has massively affected these companies in a way that these companies
have to keep improving and increasing their qualities. telecommunicationsupporting
companies should be able to do the analysis of the factors that support
their operational excellence, so that the company will be able to compete with its
competitors.
Methods of Quality Function Deployment (QFD) is used to determine the
customers demand and actions to be taken by the company to meet customer
demand. Technical factors, as output of the QFD were then analyzed using the
method of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) in terms of failure risk
factors, effects and how to control, therefore the companies will be able to perform
maintenance and perform at its optimum operational.
The study produced analysis of the factors that support operational excellence
in enterprise procurement of goods/services supporting telecommunication. The
main concern are the four technical factors with the greatest probability of failure,
which are technical factors to adapt to new trends in operational and maintenance
strategies, technical factors business processes redesign, technical factors sync with
the strategy design, and technical factors leaders establish appropriate and capable"
2015
T44479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhly Radite Adryan
"PT. Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa telekomunikasi yang memberikan layanan komunikasi data dan suara. Meningkatnya permasalahan perbulan terdapat rata-rata 150 dalam satu bulan gangguan yang dilaporkan berupa keluhan komunikasi data maupun komunikasi suara. Kegiatan penanganan gangguan ini dilaksanakan oleh engineer, kemudian hasil penanganan (troubleshoot) diberitakan kepada pelanggan.
Historis penanganan gangguan membuktikan bawah Telin belum memenuhi SLA kepada beberapa pelanggan, sehingga terdapat kesenjangan antara layanan yang diharapkan dengan yang didapatkan. Pemanfaatan dimensi dan atribut pada metode Service Quality digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan terkait ketidaksesuaian tersebut.
Umpan balik akan diolah dengan menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) dan KANO untuk melihat dimensi dan atribut yang dianggap penting oleh pelanggan. Dimensi dan atribut terpilih akan diolah menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mendapatkan tindakan teknis sebagai rekomendasi memperkecil atau menghilangkan kesenjangan kualitas layanan yang diberikan.

PT. Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) is a telecomunication company which provides data communication and voice services. Many kind of problems are increasing on the average of 150 problems in a month due to customer reports about data communication and voice services. The reported problems are handled by an engineer, and the troubleshoot progress will be updated to the customer thereafter.
From the historical error-handling data, it is known that Telin has not fulfilled a SLA standard to some customers thus the discrepancies between the given and the expected service are occured. The of dimension and attribute on the Service Quality method are used for retrieving the feedback from customers in regard to the discrepancy issues.
The customers feedback is processed by using Importance-Performance Analysis (IPA) and KANO methods to see how the dimension and attribute considered being important for them. The selected dimension and attribute are then processed by using Quality Function Deployment (QFD) method in order to get the technical action as the recommendation of reducing or even removing such potentially issues of quality discrepancy from the service given.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Zulfikar
"ABSTRAK
Pengembangan Sistem Aplikasi Komputer (SAK) merupakan bentuk tanggapan atas kebutuhan informasi yang bersifat dinamis, untuk mendukung kelancaran operasi perusahaan.
Pengembangan SAK yang selama ini berjalan di PERTAMINA, belum bersifat integrated, masih berorientasi pada proses bisnis dalam skala sempit. Meskipun dalam tahapan pengembangan SAK di PERTAMINA UPPDN VII mengacu pada tahapan-tahapan baku yang banyak digunakan secara umum, tetapi dalam pelaksanaannya, terlihat masih bersifat individual (tergantung pada analyst-programmer), dan belum berdasarkan pada suatu konsep dasar pengembangan Sistem Informasi. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya duplikasi fungsi SAK, seringnya penyesuaian program SAK dalam memenuhi kebutuhan perubahan kebijakan Perusahaan. Dengan kata lain pengembangan SAK belum berorientasi pada kepuasan pelanggan (user).
Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu metode untuk menganalisis kebutuhan pelanggan, baik yang terungkap dan tidak terungkap dan menerjemahkannya ke dalam tahapan proses pemenuhan kebutuhan pelanggan, sehingga bisa dihasilkan produk yang mendekati harapan dan kebutuhan pelanggan.
Dalam tesis ini, QFD digunakan sebagai metode untuk merumuskan kebutuhan pelanggan, memformulasikannya ke dalam kebutuhan teknis dan selanjutnya melakukan analisis keterhubungan antara tahapan pengembangan SAK dengan paramater ukuran kinerja SAK, serta menganalisis adanya integrasi metode QFD dengan tahapan pengembangan SAK. Analisis tersebut dilakukan dengan mengembangkan House of Quality (HOQ).
Dari kajian terhadap penerapan QFD pada pengembangan SAK, diperoleh suatu kesimpulan bahwa metode QFD bisa diintegrasikan dengan metode tradisional pengembangan SAK, serta dengan metode QFD bisa diperoleh suatu ukuran kinerja layanan Sistem Informasi.

ABSTRACT
The development of computer's application system reflects the response of the dynamic information system requirement in order to support the company's business process.
Development of such application in PERTAMINA has never been toward a fully integrated system. In PERTAMINA Unit PPDN VII, for example, although the development has been in accordance with the standard approach, they are actually dependant to the officer involved, e.g. system analyst, programmer, etc. Furthermore, the Master Plan, on which the development should be based on, has not been established. In other sense, the applications were not developed to satisfy the user requirements, for duplication of a function cannot be avoided and adjustment to meet the dynamic corporate policy is frequent.
Quality Function Deployment (QFD) is a tool, which can be used to analyse the user requirements and translate it into process steps in accomplishing them. The tool will be beneficial in developing a product, which satisfies the user's expectation.
QFD is being used throughout this study to understand the user requirement and translate them into a technical specification. Eventually, QFD can be used to analyse the relationship between application development process and the performance indicator, and how it is being integrated with the overall process. The analysis involves the development of House of Quality (H0Q).
The study concludes that QFD can be integrated with the traditional development method, and it is useful as a means to measure the Information System performance indicator."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Rachman
"Quality Function Deplovment (QFD) merupakan suatu alat dari Total Quality Management (TQM) untuk mengetahui kepuasan konsumen dan melakukan perbaikan betkelanjutan berdasarkan keinglnan konsumen tersebut Pada penyusunan skripsi ini, penulis memilih perusahaan yang bergerak di jasa layanan Sistem Informasi yaitu PT Praweda Ciptakarsa Informatika, yang dilatarbelakangi oleh kemajuan dunia informatik yang berkembang begitu cepat terutarna mulai dekade 199O-an. Sehingga perlu dirasakan sentuhan Sistem Kualitas yang baik untuk meningkatkan Iayanan dan kepuasan kepeda konsumen. Adapun konsumen yang yang menj.di objek penelitian adalah Departemen Agama Pusar yang mengelola Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) yang merupakan salah satu produk dari Perusahaan. Sebelum dilakukan pengambilan data dan survey, penulis melakukan studi pendahuluan mengenai SISKOHAT terlebih dahulu, untuk lebih memudahkan dalam melakukan pengambilan dan pengolahan data. Kemudian dilakukanlah wawancara dengan pihak Perusahaan untuk mendapatkan data technical requirement beserta target value-nya masing-masing dalam pembuatan dan jasa layanan SISKOHAT. Sesudah itu diadakan pertemuan dengan manager operasional yang mengelola SISKOHAT di Departemen Agama untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen. Sesudah data dan kedua belah pihak didapatkan, mak. dibuatlah House of Quality yang mempertemukan keinginan konsumen dan technical requirement daam suatu malriks, Dengan melakukan perhitungan dati tingkat kepuasan konsumen. didapatkanlah kesimpulan rnengenai prioritas perbaikan mengenai kebutuhan Departemen Agarna yang harus diantisipasi dan ditangani baik oleh pihak Perusahaan. Kemudian dilakukan analisa perbaikan technical requiremenl untuk menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen sesuai dengan skala prioritas:. Hasilnya didapatkan beberape technical requirement yang harus mengalami perbaikan. Techmcal requirment yang mengalami perbaikan ini dievaluasi kembali nilai target value-nya apakah sudah memenuhi atau tidak. dan bila sudah memenuhi maka sebaiknya Perusahaan disarankan untuk meningkatkan target value yang dibuat untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen Atau dengan penambahan technical requirement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwiyana Puji Lestari
"Pada perusahaan yang telekomunikasi bergerak di bidang jasa kualitas layanan dan kepuasan pelanggan menjadi faktor penting. Untuk mencapai kualitas layanan yang lebih baik dan meningkatkan kepuasan pelanggan, perusahaan harus mengacu pada nilai harapan pelanggan. Suatu perbaikan untuk peningkatan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan mengimplementasikan metode lean six sigma dan metode quality function deployment (QFD) yang penerapannya dilakukan secara sistematis dan terstruktur yang dapat digunakan untuk memproses dan menerjemahkan suara pelanggan menjadi dimensi kualitas layanan dan dimensi penilaian kualitas pelayanan menurut pelanggan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi yang paling berpengaruh terhadap penilaian kualitas layanan dan penilaian kualitas pelayanan menurut pelanggan berdasarkan nilai suara pelanggan adalah dimensi kualitas jaringan, dimensi kualitas layanan dari penilaian pelanggan, dimensi responsif, dimensi keandalan dan dimensi empati. Pada perbaikan dengan pendekatan menurut nilai gap internal perusahaan didapatkan skenario 1 dapat dipilih menjadi alternatif perbaikan dengan peningkatan kepuasan pelanggan menjadi 80% karena perbaikan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelanggan berdasarkan suara pelanggan. Untuk perbaikan dengan pendekatan berdasarkan gap terhadap nilai kompetitor didapatkan perbaikan skenario 1 dapat dipilih menjadi alternatif perbaikan karena nilai kepuasan pelanggan meningkat menjadi 86% dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

In service companies such as telecommunication providers, service quality and customer satisfaction are important factors. To achieve better service quality and increase customer satisfaction, service companies must refer to the nilai of customer expectations. An improvement for service quality and customer satisfaction can be done by implementing the lean six sigma method and the quality function deployment (QFD) method which is implemented in a systematic and structured manner that can be used to process and translate the voice of customer (VOC) into a dimension of service quality and dimensions of service quality assessment according to customers. The results of this study will indicate the most influential dimensions on service quality assessment and service quality assessment according to customers based on VOC nilais. These nilais are network quality, service quality from customer assessments, responsive, reliability and empathy dimensions. In the improvement approach based on the nilai of the companys internal gap, scenario 1 can be chosen as an alternative improvement which increases customer satisfaction to 80% because the improvement is in accordance with customer needs based on the voice of the customer. To improve the approach based on the gap to the competitors score, the improvement in scenario 1 can be chosen as an alternative improvement because the nilai of customer satisfaction increases to 86% and the improvement is in accordance with customer needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>