Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100738 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kualitas suatu produk merupakan strategi penting yang dijalankan oleh
sebuah perusahaan dalam mempertahankan bisnisnya. Sedangkan tingginya tingkat
variasi output spesifikasi produk tentunya akan dapat menghambat tujuan
perusahaan untuk mencapai tingkat kualitas yang diharapkan. Oleh karena itu,
digunakanlah metode Statistical Process Control (SPC) dengan tekniknya yaitu
Seven Tools untuk menganalisis permasalahan apa yang sedang terjadi serta
mengidentifikasi faktor utama penyebab timbulnya permasalahan tersebut.
Kemudian untuk analisis dari segi ekonomis di gunakanlah metode Taguchi Quality
Loss Function (QLF) sebagai teknik perhitungan untuk mengetahui besarnya
tingkat loss yang ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
target spesifikasi output produk (walau masih dalam batasan toleransi) yang
menimbulkan adanya variasi spesifikasi toleransi output produk.
Dalam penelitian ini akan dilakukan suatu analisis pengendalian kualitas
secara mendalam untuk output produk PT.X dengan menggunakan metode SPC
untuk menganalisis besarnya variasi toleransi spesifikasi output produk serta
pengidentifikasian faktor penyebab permasalahan dengan mempertimbangkan
besarnya loss yang dipengaruhi oleh besarnya tingkat produk defect. Langkah ini
dilakukan dengan harapan dapat digunakan sebagai langkah awal untuk
memperbaiki tingkat kualitas produk secara keseluruhan dengan mengurangi tingkat
variasi produk yang terjadi.
Dengan melakukan tahapan analisis pengendalian kualitas tersebut, dapat
diketahui bahwa tingkat variasi toleransi spesifikasi output produk yang terjadi
cukup besar dilihat dari tabel checksheet serta diagram kendali X-bar R yang
menunjukkan data berada diluar kendali dengan tingkat kemampuan proses kurang,
dimana besarnya nilai Cp
terpusat. Adapun untuk faktor penyebab masalah diketahui rating 1 sebesar 25%
yaitu kepedulian pekerja terhadap inspeksi langsung atas produk defect. Untuk
besarnya loss, diketahui paling besar adalah pada data Flat-flat Waist Seam-scam
sebesar Rp 937.553,00. Hal ini sesuai dengan tingkat variasi output produk untuk
data ini yang juga ternyata memang paling besar."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suroyo
"Kualitas atau mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleb sebuab manufacturing merupakan bal yang penting bagi perusahaan. Karena dengan mutu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dan memenuhi kepuasan pelanggannya. Pada proses produk:si valve LPG 2 spindle pemeriksaan mutu harus ketal pada setiap proses yang dilakukan agar jumlah cacat produksinya menurun. Valve LPG 2 spindle adalah suatu katup elpiji yang dipasang pada tabung gas 26 uter yang berfungsi sebagai alat untuk mendistribusikan atau rnengatur keluarnya gas ke peralatan yang menggunakan sebagai baban bakamya. Proses-proses yang dilakukan adalab pemotongan dan pemanasan baban baku , pengepresan ( forging ) trimming , machining , assembling dan packing. Dianwa proses-proses tersebut proses forging memberikan kontribusi jumlah cacat paling besar dengan jenis cacat tidak penuh dlbandingkan dengan proses lainnya. Untuk mengetabui penyebab permasalaban tersebut digunakan salab satu pendekatan metode Tagucbi yaitu off line quality controL Dari berbagai faktor yang menyebabkan cacat tidak penuh yang paling dominan yaitu ukuran bahan baku. Dimana bila hasil uknran bahan baku yang dibawab standar ukurannya maka jumlab caeatnya banyak. Dari berbagai penyebab uknran bahan baku yang tidak standar yang lebih dulu ditanggulangi yaitu sistem penarikan sampel yang tidak standar atau tidak mengaeu pada standar sehingga sampel yang diambil tidak mewakili jumlab sampel yang datang dan interval pemeriksaan hasil sawing yang terlalu lama sehingga ukuran yang menyimpang tidak diketemukan Untuk mengatasi masalah tersebnt harus diterapkan sistem penarikan yang stan dar yaitu AQL-Standar-! OS D sehlngga sampel yang diambil rnewakili. Dan untuk interval pemeriksaan saat proses machining diperpendek waktunya sehingga ukuran yang menyimpang diketahui . Untuk mendapatkan basil yang memuaskan perbaikan terhadap suatu masalah dilakukan dengan berkesinambungan dan terns menerus agar target yang ditetapkan tercapai"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Nugroho
"Penelitian ini merupakan kelanjutan dari tugas akhir yang berjudul "Pengendalian Kualitas Proses Produksi Valve LPG 2 Spindle dengan pendekatan Metode Taguchi Off Line Quality Control". Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa selama proses pembuatan Valve LPG 2 Spindle, proses forging merupakan proses yang paling banyak menyumbangkan angka reject, yaitu berupa reject cacat tidak penuh. Rencana penanggulangan dari hal tersebut adalah dengan membenahi sistem penarikan sampel kedatangan bahan baku dan mengubah interval pemeriksaan ukuran panjang billet pada proses sawing. Penelitian ini hanya membahas proses sawing, tidak membahas sistem penarikan sampel kedatarigan bahan baku. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh sistem pengontrolan proses sawing terhadap cacat tidak penuh pada proses forging dengan pendekatan metode Taguchi On Line Quality Control. Dengan pendekatan metode Taguchi On Line Quality Control dapat ditentukan interval pemeriksaan optimal, kontrol limit optimal dan predjksi interval adjustment serta biaya kualitas (Quality Cost) dari proses sawing. Pengontrolan proses dilal-tukan dengan mengaplilcasil-can interval optimum, kontrol limit optimal dan interval adjustment. Selanj utnya dilakukan perigarnatan terhadap cacat tidak penuh, biaya total da.n Quality Cost dari sistem pengontrolan proses sawing tersebut yang kemudian dibandingkan terhadap sistem pengontrolan proses sawing yang berlaku saat ini di PT.X. Pengontrolan proses sawing dengan pendekatan Taguchi On Line Quality Control ini dapat menurunkan prosentase cacat tidak penuh sebesar 0,28 %, menurunkan biaya total per tahun sebesar 15,7 % dan menurunkan Quality Cost sebesar Rp.S4,5,- per unit dari pengontrolan proses sawing yang ada di PT X. Dengan penurunan ketiga hal tersebut di atas berarti keuntungan buat perusahaan berupa penghematan dan menjamin kualitas produk yang dihasilkan proses sawing lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henky Suskito Nugroho
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
02/Nug/p
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Viny Oktavia
"Agar dapat bersaing dengan kompetitor dan menghindari adanya protes atau keluhan dari pelanggan, PT. Merpati Nusantara Airlines perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa penerbangannya. Dalam fangka usaha peningkatan kualitas ini maka dipertukan adanya riset atau penelitian untuk mengidentilikasi atribut keinginan pelanggan terhadap jasa penerbangan. Quafty Function Deployment (QFD) merupakan salah satu kiat manajemen mutu terpadu yang mengutamakan kebutuhan pelanggan pada rancangan produk atau jasa yang ditawarkan. karena itulah QFD merupakan metode yang oocok dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan jasa penerbangan oleh PT. MNA.
Langkah awal dalam QFD adalah menentukan atribut keinginan pelanggan terhadap Iayanan jasa penerbangan, tingkat kepentingan terhadap atribut tersebut dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan penerbangan yang diberikan PT. MNA dan PT. GIA sebagai kompetitor. Semua data yang dibutuhkan diperoleh dengan Cara penyebaran kuesioner kepada pelanggan PT. MNA, dengan sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pembuatan pilot sample dan pengujian terhadap pilot sample. Langkah selanjutnya adalah menentukan respon teknikal yang merupakan rencana kegiatan yang harus dilakukan PT. MNA dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan. Data informasi teknikal diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan pihak internal perusahaan. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pembuatan dan analisa House of Quality (HOQ) yang merupakan tampilan matriks dari QFD.
Dari analisa HOQ diperoleh lima atribut yang dipentingkan oleh pelanggan berdasarkan nilai level of importance tertinggi, dan lima atribut keinginan pelanggan yang dipentingkan berdasarkan level of importance yang juga mempertimbangkan faktor internal perusahaan (row weight). Selain itu analisa HOQ juga manghasilkan rencana kegiatan (technical response) yang harus dipriorilaskan PT. MNA dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan baik berdasarkan level of importance (13 atfibut) dan berdasarkan row weight (15 atribut.)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S50400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniasih
"Kebutuhan telekomunikasi termasuk kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan jasa telekomunikasi adalah inovasi teknologi yang dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia sampai ke pelosok area, bukan hanya telekomunikasi di darat bahkan saat berada ditengah laut sekalipun. Adanya kerjasama Perusahaan Telekomunikasi Selular untuk mendukung ketersediaan telemetri, yang kemudian memiliki manfaat besar yaitu tersedianya jaringan telepon selular bagi para penumpang diatas kapal, dan untuk terus berinovasi serta memberikan yang terbaik kepada konsumen, pihak penyedia layanan harus terus memperbaiki kualitas.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode SERVQUAL agar dapat diukur kualitas pelayanan berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan dengan menganalisa kesenjangan (gap) yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterima. Pada penelitian ini keinginan dan harapan konsumen diterjemahkan kedalam House of Quality pada Quality Function Deployment. Hasil penelitian diusulkan menggunakan nilai strategi perusahaan untuk mendapatkan prioritas perbaikan atribut pelayanan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

The need for telecommunications, including the category of primary need for the people of Indonesia, one of the important aspects that need to be considered by the telecommunications company is a technological innovation that can cover all of Indonesia to outlying places, not only telecommunications on land even when in the middle of the ocean though. With Cellular Telecommunications Company cooperation to support the availAbility of telemetry, then develop into the greatest benefit is the availAbility of the Mobile phone network for the passengers on board, to continue to innovate and deliver the best to customers, the service providers must continue to improve quality.
Research conducted using the SERVQUAL method to used to measure the quality of service based on the five dimensions of service quality by analyzing gaps that occurs due to a mismatch between customer expectations and perceptions of the quality of service received. In this study wants and expectations of consumers translated into House of Quality in Quality Function Deployment. Results of research propose using strategy value to get priority repairs according to the company’s ability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Putradinata
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan. Penggunaan metode ABC, untuk mendapatkan besaran perhitungan biaya kualitas yang lebih akurat. Perhitungan biaya kualitas di PT. X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas perusahaan yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan yang terjadi di PT. X pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode Januari 2005-Maret 2006 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas di PT X berada dalam bentuk biaya kegagalan yaitu sebesar 80%, diikuti biaya pencegahan sebesar 15%, sedangkan kategori biaya penilaian memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 5% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Usulan dari hasil analisis biaya kualitas dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut.

Measuring and analyzing the cost of quality is the first step in quality management program. Cost of quality consists of all cost associated to quality control activities, quality system planning, prevention and covering poor product quality characteristic. Cost of quality can be used as information to identify major opportunities for product and process quality improvement. By measuring that cost of quality, company also knows potential expenses which can be saved, and finally higher profit margin can be reached. The ABC method is use to define the better COQ calculation. The first step of measuring the cost of quality in PT X is identify all production and supporting activities that related to cost of quality elements. The cost of quality for any period is the sum of prevention cost, appraisal cost and failure cost which PT. X spend at that period. The result of the cost of quality calculation for January 2005 until Maret 2006 showed that the highest percentage, about 80%, is failure cost, then about 15% due to prevention cost, finally the lowest percentage about 5% of cost of quality is appraisal cost. Chance to reduce the cost of quality is at failure cost category. Based on COQ analyze, response proposed to reduce that failure cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilang Mohamad Yani
"Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan dunia usaha dan semakin kritisnya para pelanggan, maka suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis harus bisa memberikan produk, baik berupa barang maupun jasa, yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Agar dapat memberikan produk yang memenuhi kriteria itu perlu diketahui kebutuhan-kebutuhan pelanggan sehingga kemudian pihak perusahaan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya yang harus ditempuh guna memenuhi harapan pelanggan tersebut.
Fritz sebagai perusahaan forwarder ingin mengetahui sejauh mana keinginan atau kebutuhan pelanggannya, telah terpenuhi dengan produk yang ditawarkannya. Untuk itu dilakukan analisa terhadap keinginan-keinginan pelanggan terhadap perusahaan jasa forwarding dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Dari empat fase yang ada, penggunaan metode ini dibatasi pads fase ketiga fase pertama.
Fase pertama dimulai dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada para pelanggannya melalui uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program komputer seperti Excel dan SPSS. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisa dan diterjemahkan ke dalam matriks QFD level I. Dari matriks ini dapat diketahui antara lain tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan, tingkat kepuasannya terhadap layanan yang diberikan baik oleh Fritz maupun oleh kompetitornya hingga karakteristik jasa yang harus dilakukan.
Fase kedua dimulai ketika beberapa dari karakteristik jasa tersebut memerlukan penjabaran lebih lanjut sehingga dapat diketahui mengapa karakteristik itu sedemikian penting untuk dikuasai.
Pada fase ketiga dibahas mengenai hal-hal yang bersifat kritis bagi perusahaan yang apabila tidak tangani secara cermat dapat mengakibatkan kerugian bagi pelanggan dan hilangnya kepercayaan terhadap perusahaan. Pada fase ini juga terdapat solusi pemecahan masalah guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan itu.

As the competition increases even harder and the customers become more critical than ever, a company who wishes to survive should provide products, goods or services, that the customers need. To provide such products, a company must recognize the customers' needs so then it can anticipate the next things to do to meet those requirements.
Fritz as a freight forwarder, should be aware how far the services it provides meet the customers' needs and requirements. For this reason, a QFD method seems to be a good solution. The QFD itself consists of four levels in which only three of them are adopted in this thesis.
The first level begins by collecting the data necessary by means of questionnaires and then test their results' validity as well as their results' reliability by using computer software such as Excel and SPSS. The results obtained have been analyzed and brought to the first OF D's matrix. From this matrix, readers should be aware from the importance level of customer's requirements as well as their competitive evaluation till the technical requirements that have to be done by Fritz.
The second level starts when few of these technical requirements need to be analyzed deeper so that one could realize why such technical things must be thoroughly studied.
The third level lists some critical points to Fritz that sould be taken care of. A wrong handling in this level could lead serious damage of the customers' good which in turn they don't trust the company any more. In this level, there are also some problem solutions that could be used by the company to neglect the negative effects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T 10271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Muhammad Adhi
"PT Pos Indonesia perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan paket pos yang dilakukannya untuk dapat bersaing dengan kompetitornya, dan untuk menghindari adanya protes atau keluhan dari pelanggan. Peningkatan kualitas pelayanan yang dibutuhkan adalah peningkatan kualitas pelayanan yang didasari oleh keinginan pelanggan. Qualify Function Deployment sebagai suatu metode/prosedur untuk membantu dalam perencanaan dan pengembangan produk/jasa dan untuk memastikan bahwa produk/jasa terscbut dapat memenuhi atau melebihi dari keinginan pelanggan adalah salah satu metode yang coook untuk dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan paket pos oleh PT Pos Indonesia yang didasari oleh keinginan pelanggan.
Langkah awal yang dilakukan dalam penggunaan metode QFD ini adalah dengan mengumpulkan informasi dari pelanggan jasa layanan paket pos melalui penyebaran kuisioner. Informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai tingkat kepentingan pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap serangkaian atribut jasa layanan paket pos yang diberikan oleh PT Pos Indonesia dan oleh Perjastip. Informasi ini kemudian bersama dengan infomasi teknis mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT Pos Indonesia untuk meningkatkan kepuasan pelanggan jasa Iayanan pakct pos menjadi masukan dari maniks House of Qualify (HOQ). Kemudian dilakukan analisis lerhadap matriks HOQ untuk menentukan prioritas pengembangan dan pelaksanaan dari atribut jasa layanan paket pos dan rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT Pos Indonesia tadi.
Analisis HOQ menghasilkan tiga atribut jasa layanan paket pos yang diprioritaskan pengembangarmya untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu atribut keamanan paket; garansi ganti rugi terhadap keterlambatan dan kehilangan; dan kombinasi harga-kccepatan-keamanan isi. Selain itu analisis HOQ juga menghasilkan rencana kegiatan yang perlu diprioritaskan pelaksanaanya untuk dapat memberikan peningkatan kepuasan pelanggan, yaitu (sesuai urutan prioritas) 1) penyempumaan SOP pengiriman surat, 2) peningkatan kinerja dan standarisasi waktu tempuh kiriman pos, 3) pengiriman barang dcngan sarana jejak Iacak, dan 4)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S50421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>