Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Riani
"Laporan biaya produksi bermanfaat bagi manajemen untuk keperluan analisis maupun sebagai dasar penentuan harga jual produk. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Alokasi biaya overhead yang tepat sangat diperlukan agar dapat dihasilkan suatu informasi biaya produksi yang bermanfaat bagi perusahaan.
PT. Indofarma (Persero) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dan pemasaran produk farmasi. Dengan beragamnya jenis produk yang diproduksi dan penggunaan teknologi untuk meningkalkan eisiensi, efektivitas, dan produktivitasnya maka perhitungan biaya produksi yang tepat bagi setiap produk yang dihasilkannya adalah suatu hal yang penting bagi perusahaan.
Peneiitian ini membandingkan sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan saat ini dengan sistem Activity Based Costing. Activity based costing (ABC) merupakan suatu sistem perhitungan biaya yang mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk. Berdasarkan perhitungan sistem ABC terlihat bahwa pada beberapa produk biaya produksi yang dibebankan oleh perusahaan selama ini terlaiu besar (overcosfed) dan pada beberapa produk lainnya terlu kecil (undercosted).
Dari 19 jenis produk yang diteliti, produk yang mengalami overcosfedterdiri dari 10 jenis dengan persentase selisih berkisar antara 1,1% - 116,1%, sedangkan produk yang mengalami undercosted terdiri dari 9 jenis produk dengan persentase selisih antara 1.57% -74,32%. Perbedaan tersebut mempenihatkan bahwa perhitungan biaya produksi yang dilakukan PT. lndofamma selama ini belum mampu mengalokasikan biaya produksi secara tepat ke produk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sarmawadi
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhimya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan.
Perhitungan biaya kualitas pada fine trimning final assy project Pick-Up PT X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas produksi dan pendukung produksi fine trimning yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan fine trimning yang terjadi pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode januari-April 2005 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas pada fine rrinmring PT X berada dalam bentuk biaya pencegahan yaitu sebesar 76%, diikuti biaya penilaian sebesar 21%, sedangkan kategori biaya kegagalan memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 3% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Suatu usulan teknis dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Husadani
"Pada perusahaan industri kemasan dengan sistem job-order sepeni PT. Z, kesesuaian antara estimasi harga pcnjualan dengan biaya aktual dari produksi suatu order diperlulcan agar dapat mencapai target laba. .Iika estimasi harga penjualan tidak sesuai dengan biaya aktualnya, maka margin yang diperoleh akan dapal lebih besar atau lebih kecil dari standar yang ditetapkan perusahaan.
Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa margin yang diperoleh sebagian besr melebihi standamya. Hal ini akan menyebabkan harga menjadi jauh lebih tinggi daripada biaya aktualnya. Penyebabnya adalah:
1. tingginya perscntase harga pokok produksi bahan aktual karena wasre produksi aktual yang melebihi standar waste, kcnaikan kurs dollar terhadap rupiah, dan kenailcan harga bahan baku di pasaran internasional,
2. perbedaan struktur biaya antara estimasi harga penjualan dan biaya aktualnya,
3. perbedaan basis biaya overhead antara estimasi harga dengan biaya aktual.
Oleh karena harga pokok produksi yang tinggi di atas di sebabkan oleh faktor-faktor makro dan probabilislik, maka solusi perbaikannya difokuskan kepada perancangan ulang rnetode perhitungan estimasi harga untuk menyesuaikan struktur biaya dan basis biaya overhead dengan biaya aktual. I-lasilnya, karena lebih sesuai dengan biaya aklual, metode ini dapat menurunkan margin yang lebih tinggi dari standar marginnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sommeng, Andy Noorsaman
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hardian Aditya
"Biaya produksi adalah salah satu komponen penting dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. PT. ZYX merupakan salah satu perusahaan penghasil Woodchips yang merupakan bahan baku dari bubur kertas (pulp). Dalam aktivitas produksi Woodchips, muncul berbagai macam biaya yang terkait dengan aktivitas operasi produksi dan juga biaya-biaya lainnya. Laporan ini menganalisis cara pengalokasian biaya dalam setiap kegiatan produksi PT. ZYX serta sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan dalam menghasilkan Woodchips. Analisis yang dilakukan didasarkan pada kesesuaian dengan teori-teori akuntansi biaya serta peraturan-peraturan akuntansi yang berlaku.

Production cost is one part of an important components in determining profit or loss of a firm. PT. ZYX is a company specialized in producing woodchips which is a raw material in pulp production. In woodchips production activities, costs related to operating activities and other cost appeared. This report analyze cost allocation in each activity of PT. ZYX production and the production costing system applied in woodchips production. Analysis carried out based on compliance with cost accounting theories and with the applicable accounting rules."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Dananto
"ABSTRAK
Masalah yang seringkali terjadi didalam sistem distribusi adalah struktur biaya yang
dianggap terlalu besar karena tidak efektifnya kontrol persediaan barang (inventory control)
dan pola - pola distribusinya ditambah lagi dengan adanya keterlambatan antaran. Strategi
distribusi yang efisien melihat bahwa di dalam sebuah sistem distribusi masing-masing
pemasok (supplier), gudang (warehouse) dan pengecer (retailer) berhadapan dengan
tingkat permintaan konsumen yang ticlak pasti. Penanganan sistem distribusi yang tidak
optimal akan menyebabkan dua hal, yaitu barang akan lebih mahal dan masalah
ketidaktersediaan barang (seockout) pada saat terjadinya permintaan berlebih (excess
demand).
Terdapat dua model didalam teori pengadaan barang yaitu model Fixed Order
Quantity dimana model ini menekankan pemesanan kembali akan dilakukan apabila jumlah
persediaan barang yang dimiliki jatuh dalam batas tertentu dari tingkat minimum
persediaan barang yang diperkenankan (reorder point), oleh karenanya tingkat persediaan
barang harus terus menerus diawasi dan model Fixed Time Period dimana model ¡ni
menyarankan untuk melakukan pemesanan kembali untuk setiap jangka waktu yang tetap.
Order yang dilakukan dapat berubah ? ubah tergantung dari seberapa besar penggunaan
tingkat persediaan barang didalam masing ? masing periode.
Strategic inventory sebagai salah sath alternatif kontrol persediaan barang yang
diajukan dalam karya akhir ini berusaha memberikan panduan kepada manajer
masing ? masing tingkat echelon (titik penumpukan) untuk menentukan seberapa besar
tingkat persediaan yang harus dijaga agar secara keseluruhan dapat dicapai biaya yang
optimum.
Penggunaari metode forward recursive digunakan didalam mencari optimasi
hubungan antara distributor pusat dengan sub distributor dengan membagi produk menjadi
dua kategori, yaitu produk unik (dipesan oieh sub distributor tunggal) dan produk umum
(dipesan oleh lebih dari satu sub distributor). Karya akhir ini juga ingin melihat adanya
peluang minimisasi biaya Iebìh lanjut yang dicari dengan cara membandingkan penggunaan
strategic inventory dalam dua metode peramalan yaitu Moving Averages dan ARIMA
untuk kedua kategori produk tersebut.
Dengan menggunakan konsep, data dan hasil analisa, maka penulis mendapatkan
kesimpulan bahwa untuk mendapatkan optimasi biaya penyimpanan perusahaan dapat
menerapkan strategi sebagai berikut:
Produk unik, akan didapat biaya optimum apabila menggunakan strategi waktu
layanan distributor pusat s1 = O, strategi waktu layanan sub dsitributor S2 2.
Produk umum, akan didapat biaya optimum bagi sub distributor Jakarta 2 dan 4
apabila menggunakan strategi Si = O dan 52 = 2. Khusus untuk sub distributor
Jakarta 3 dimana memiliki karakteristik standar deviasi dan rata ? rata
pemiintaan sangat rendah akan dapat mencapai peningkatan penghematan
apabila inenggunakan strategis 52=2 dan S = O.
Dari hasil optimasi yang telah dilakukan strategi ini tidak berubah apabila
menggunakan teknik peramalan ARIMA dan terdapat peluang menciptakan
minimisasi biaya persediaan barang lebìh lanjut."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriatmoko
"Mixing Bowl adalah tempat penyimpanan makanan yang berbentuk seperti mangkuk dan mempunyai tutup plastik. Untuk menghasilkan produk Mixing Bowl yang dapat diminati oleh konsumen dan dapat bersaing dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain, maka. PT. TS., salah satu produsen alat-alat rumah tangga harus melakukan kebijaksanaan untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan.
Untuk menentukan harga jual produk Mixing Bowl maka digunakan pendekatan dengan harga pokok produksi. Harga pokok produksi digunakan untuk mengetahui ongkos-ongkos yang dikeluarkan dari produk yang dihasilkan seperti omgkos bahan baku, ongkos tenaga kerja langsung dan ongkos overhead serta ongkos komersial.
Setelah mengetahui besarnya harga pokok produksi tersebut dapat ditentukan besarnya harga jual dengan rnenggunakan metode maksimasi Iaba. Pada metode ini ditentukan beberapa alternatif harga dan taksiran besarnya permintaaan dari alternatif harga tersebut. Setelah dikurangi harga pokok penjualannya didapatkan besarnya laba berdasarkan keseluruhan permintaan.
Dari hasil perhitungan dapat ditentukan harga jual yang paling menguntungkan berdasarkan laba dari keseluruhan permintaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto Agung Putra
"Bagi setiap organisasi yang sadar akan kelangsungan dan perkembangan usahanya, membuat strategi yang menjamin kestabilan usahanya merupakan keharusan. Berbagai macam strategi dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menunjang kelangsungan dan perkembangan usahanya. Namun, dalam kenyataannya tidak semua perusahaan dapat membuat kebijakan berdasarkan kondisi internal perusahaan dan faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor dan penyebab dilaksanakannya proses spin off atas unit bisnis Maintenance Facility, serta untuk mengetahui hasil dari proses spin-off dan ukuran keberhasilan proses spin-off. Penelitian difokuskan pada kondisi perusahaan 5 (lima) tahun terakhir.
Berdasarkan hasil spin-off yang telah dilakukan ternyata unit usaha hasil spin-off lebih terpacu terlihat dengan persentase pertumbuhan proporsi customer lain, lebih flexible dan memberikan kontribusi positif serta meningkatnya kinerja perusahaan induk dengan dilaksanakannya spin off. Terlihat adanya penurunan biaya maintenance dari tahun 2000 ke 2001 dan pasca spin off tahun 2002 yang cukup berarti. Sehingga mengurangi beban operasional perusahaan induk, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan perusahaan induk untuk memenuhi kewajiban terutama kepada kreditor yang telah memberikan kesempatan untuk restrukturisasi. Mengingat sebagian besar customer dari unit usaha hasil spin-off adalah pesaing-pesaing yang baru tumbuh, sehingga dapat memberikan peluang tambahan kepada unit usaha baru untuk mengembangkan usahanya.
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan di masa mendatang, agar lebih fokus kepada kompetensi utama perusahaan, serta segera melakukan proses spin-off unit bisnis pendukung lainnya seperti cargo, avialion training ataupun kesehatan. Manajemen perusahaan induk juga dapat memberikan target yang lebih ketat kepada unit usaha baru agar memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan induk agar daya saing perusahaan induk lebih besar, disamping juga harus tetap mendukung unit usaha baru dengan memberikan contra work dan contra benefit pada kerjasama dengan perusahaan lainnya. Dengan demikian diharapkan implementasi dari konsep organisasi avialion business model dapat tercapai.
VI Bab + 101 halaman + 7 tabel + 7 Gambar + 8 lampiran + Daftar Pustaka 47 buku (1978- 2003) + Annual Report"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmizi
"ABSTRAK
Alat Penukar Kalor merupakan suatu peralatan industri yang mempunyai fungsi strategis dalam berbagai proses terutama dalam industri kimia, untuk industri perminyakan, pupuk, dan lain-lain.
Guna mengantisipasi perkembangan dan peluang permintaan penawaran Alat Penukar Kalor dalam negeri yang akhir-akhir ini cenderung meningkat, maka industri manufaktur yang bergerak dalam proses pabrikasi alat penukar kalor perlu melakukan standarisasi dalam proses pabrikasi dan penawaran harga, sehingga perusahaan akan dapat mengantisipasi setiap perubahan unsur-unsur biaya yang akan terjadi, dan akan memberikan keleluasaan pada perusahaan untuk mendapatkan order melalui tender-tender yang ada.
Sistem estimasi terhadap perhitungan biaya pabrikasi dan penentuan harga alat penukar kalor yang dilakukan diiaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses penentuan harga sebuah unit Alat Penukar Kalor dengan ketepatan dan kecepatan terhadap estimasi perhitungan biaya-biaya yang akan dikeluarkan.
Dari hasil analisa terhadap sistem yang telah dilakukan temyata memberikan kontribusi penghematan dalam perhitungan penawaran harga terhadap; biaya sebesar 30 %, waktu sebesar 85 % dan jam tenaga kerja 72 %, serta tenaga kerja sebesar 20 %.

ABSTRACT
Heat Exchanger is an industrial equipment which possesses strategic functions in various processes in chemical industry, for oil industry, fertilizer and so forth.
In order to anticipate the development and demand opportunity of domestic Heat Exchanger which is recently increasing, therefore the industrial manufacture which is active in Heat Exchanger fabrication process needs to carry out standardization in fabrication process and price offering in order that the companies will be able to anticipate each cost changing element which will occur and will give convenience to the companies in obtaining orders through the existing tenders.
Estimation system fabrication cost calculation and Heat Exchanger price determination which is carried out, will be carried out for the purpose of quickening price fixing process of a Heat Exchanger unit with accuracy and speed towards cast calculation estimation to be spent.
The analysis result which is carried out to the system done has really given saving contribution in price offering calculation towards cost amounting to 30 %, the time is 85 %, working hours 72 %, and workers 20 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari Prajitno
"ABSTRAK
Dalam kegiatan manufaktur, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah efisiensi kerja dari sumber daya manusia yang ada, khususnya tenaga kerja langsung yang memegang peranan penting dalam proses produksi yang ada. Tidak optimalnya pembebanan kerja dari masing-masing tenaga kerja yang ada akan menyebabkan besarnya waktu tunda (delay time), yang sebenarnya dapat dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan pada seksi atau bagian yang lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka perlu dilakukan penyeimbangan beban kerja; yaitu dengan metoda line balancing.
Sesuai dengan permasalaha tersebut diatas, maka dalam hal ini dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyeimbangkan lintas produksi pada PT. Torisima Guna Indonesia (TGI), yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan pompa. Dimana pihak TGI berusaha memperkecil biaya produksinya dengan cara mengefisiensikan kerja dari seluruh karyawannya termasuk mengoptimalisasikan jumlah tenaga kerja langsung(operator) dibagian produksi dengan menggunakan line balancing berdasarkan metoda heuristik; yaitu dengan metoda region (region approach). Pemilihan metoda heuristik ini didasarkan pada pemikiran bahwa masalah keseimbangan lintas produksi mempunyai kaitan dengan berbagai hal yang bersifat penalaran, sehingga tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknik matematis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>