Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Nur
"PLN Muara Tawar akan melakukan penggantian kebutuhan dari Bahan Bakar Minyak menjadi gas sebagai salah satu bentuk penghematan dan konservasi energi. Namun karena belum adanya infrastruktur pipa yang mensuplai gas alam dari jaringan pipa transmisi utama Sumatera Selatan - Jawa Barat langsung menuju PT. PLN pembangkit Muara Tawar. Karena itu diperlukan pembangunan infrastruktur perpipaan gas untuk mendorong pemanfaatan gas alam sebagai bahan bakar utama PT. PLN pembangkit Muara Tawar. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk menghasilkan suatu rancangan system perpipaan transmisi gas dari titik suplai gas dari tapping point Muara bekasi ke PT. PLN Pembangkit Muara Tawar. Perancangan sistem perpipaan transmisi gas ini dimulai dengan pengumpulan data teknis dan data suplai-permintaan gas PT. PLN Pembangkit Muara Tawar, dilanjutkan dengan analisis data, pembuatan rute, simulasi dengan piranti lunak, perhitungan keekonomian serta analisis dampak sosial dan lingkungan. Standar desain yang digunakan dalam perancangan system perpipaan transmisi gas ini adalah ASME B31.8-1995. Kondisi optimal dari rancangan dicari dengan melakukan simulasi menggunakan piranti lunak Piping System FLUID FLOW versi 2.1. Kebutuhan gas PT. PLN Pembangkit Muara Tawar adalah 400 MMSCFD. Dari data sekunder, diperoleh panjang total rute alternatif 7,2 km. Diameter pipa Carbon Steel yang digunakan memiliki diameter nominal 26 inch. Tekanan suplai gas adalah 350 psig dengan tekanan di titik demand ditetapkan sebesar 500 psig dan kecepatan gas maksimum sebesar 30,48 m/s. Pada alternatif sistem perpipaan yang dirancang, diperoleh tekanan di titik sebelum kompresor adalah 296 psig dengan kecepatan gas 22,4 m/s. Pembangunan sistem perpipaan dilakukan 2 tahap (2007-2009) dengan masa operasi selama 15 tahun (2007-2022). Daya kompresor yang digunakan adalah 5963 HP untuk tahap I dan 6072 HP untuk tahap II dengan efisiensi 0,75 dan rasio Pout/Pin sebesar 1,6. Total biaya investasi yang telah ditambahkan dengan bunga mencapai 39,17 juta US$ untuk tahap I dan 16,84 Juta US$ untuk tahap II. Pada kasus dasar dimana Toll Fee harga jual gas ditetapkan sebesar 0,20 $/MMBtu, didapat NPV pada tahun 2022 sebesar 121,72 juta US$ dengan IRR 32,61%, payback period 4,2 tahun dan B/C ratio 4,50.

PLN Muara Tawar will substitute the need of oil fuel to gas as form of economizing and energy conservation. However, due to no pipeline infrastructure which supplying natural gas from main network pipe transmission South Sumatra-West Java direct ti PT. PLN Pembangkit Muara Tawar. Therefore development of gas pipeline infrastructure is needed to enhance natural gas usage as main fuel of PT. PLN Pembangkit Muara Tawar. The purpose of this paper is to create a system of gas transmission pipeline from gas supply point at Muara Bekasi to PT. PLN Pembangkit Muara Tawar. Design of gas transmission pipeline is started with technical data collection and supplydemand analyzing, continued with data analysis, rute construction, simulation, economic feasibility study, and social-environmental effect analysis. The standard design which had been used in gas transmission pipeline system is ASME B31.8 1995. Optimum condition of design is made by using software simulation of pipping system FLUID FLOW 2.1. Gas demand in PT. PLN Pembangkit Muara Tawar is 400 MMSCFD. From seconder data had been obtained total length of alternative route 7,2 km. Carbon Steel pipe diemeter which had been used 26 inch nominal diameter. Gas supply pressure is 350 psig with pressure of demand point is setted on 500 psig and maximum gas velocity is 30,48 m/s. On designed of pipeline system alternative, obtained the pressure at the point before compressor is 296 psig with gas velocity 22,4 m/s. The piping system construction done in 3 years (2007 ? 2009) and piping system operating time is assumed as long as 15 years (2007 ? 2022). Compressor power which be used is 5963 HP for step I and 6072 for step II with efficiency 0,75 and ratio Pout/Pin is 1,6. Total of investment cost which had been added with interest reach US$ 39,17 millions for step I and US$ 16,84 millions for step II. The basic case where Toll Fee of gas selling price is setted on 0,20 $/MMBtu, NPV on year 2022 is US$ 121,72 millions with IRR 32,61%, payback period 4,2 years and B/C ratio 4,50."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
"PT. PLN unit pembangkit Muara Tawar akan melakukan penggantian bahan baker dari Bahan Bakar Minyak menjadi gas bumi sebagai salah satu bentuk penghematan dan konservasi energi. Titik supplai terdekat yang dapat memenuhi kebutuhan gas yang dibutuhkan berada dilokasi Muara Bekasi, yang merupakan bagian dari jalur pipa transmisi utama Sumatera Selatan - Jawa Barat atau yang dikenal dengan SSWJ. Oleh karena itu dibutuhkan pipa yang dapat menghubungkan kedua titik tersebut. Tujuan penyusunan studi ini adalah untuk menghasilkan suatu rancangan system perpipaan transmisi gas dari titik suplai gas dari tapping point Muara bekasi ke PT. PLN Pembangkit Muara Tawar melalui jalur lepas pantai (offshore). Perancangan sistem perpipaan transmisi gas ini dimulai dengan pengumpulan data teknis dan data suplai-permintaan gas PT.PLN Pembangkit Muara Tawar, dilanjutkan dengan analisis data, pembuatan rute serta hasil kondisi teknis design. Standar desain yang digunakan dalam perancangan sistem perpipaan transmisi gas ini adalah DnV 2000. Kebutuhan gas PT. PLN Pembangkit Muara Tawar adalah 400 MMSCFD. Dari data sekunder, diperoleh panjang total rute alternatif 3,7 km. Diameter pipa Carbon Steel yang digunakan memiliki diameter nominal 22 inch. Tekanan suplai gas adalah 350 psig dengan tekanan di titik demand ditetapkan sebesar 500 psig sehingga dibutuhkan kompresor. Pada sistem perpipaan yang dirancang, diperoleh tekanan di titik akhir sebelum masuk kompresor adalah 321,7 psig Pada perancangan ini faktor kestabilan pipa pada dasar laut menjadi faktor penentu. Sehingga untuk mendapatkan kestabilan pada pipa berat pipa harus lebih besar dari berat minimum yang telah ditentukan, dari hasil yang diperoleh berat minimum pipa yaitu 793,16 ton, sedangkan hasil rancangan sebesar 932,6 ton. Sehingga dari hasil rancangan dapat disimpulkan pipa akan stabil pada dasar laut. Pembangunan sistem perpipaan dilakukan 2 tahap (2008-2010) dengan masa operasi selama 15 tahun (2008-2023). Daya kompresor yang digunakan adalah 7.000 HP untuk tahap I dan 7.000 HP untuk tahap II dengan efisiensi 0,75 dan rasio Pout/Pin sebesar 1,55. Total pembiayaan yaitu US$ 10.329.901, dengan IRR 67,79 %, B/C 10,4 dan tingkat pengembalian modal 8,16 bulan.

PLN Muara Tawar will substitute the need of oil fuel to gas as form of economizing and energy conservation. The nearest supply point to fulfill natural gas needed on Muara Bekasi, from main network pipe transmission South Sumatra-West Java or SSWJ. So that PLN needed to develop gas pipeline infrastructure to joining the point. The purpose of this study is to create a system of gas transmission pipeline from gas supply point at Muara Bekasi to PT. PLN Pembangkit Muara Tawar trough to offshore area. Design of gas transmission pipeline is started with technical data collection and supply-demand analyzing, continued with data analysis, rute construction and result of condition operation. The standard design which had been used in gas transmission pipeline system is DnV 2000. Gas demand in PT. PLN Pembangkit Muara Tawar is 400 MMSCFD. From seconder data had been obtained total length of alternative route 3,7 km. Carbon Steel pipe diemeter which had been used 22 inch nominal diameter. Gas supply pressure is 350 psig with pressure of demand point is setted on 500 psig. On pipeline system design the preesure before put in to compressor is around 321,7 psig. The design on bottom stability factor to be the main concern, when the pipe wills stabile if the weight of pipe on bottom more than minimum requirement. From the design calculation the minimum pipe weight is 26,61 ton, whereas the design around 932,6 ton. So that pipe will be stabil on bottom of sea. Compressor which be used is 7.000 HP for step I and 7.000 for step II with efficiency 0,75 and ratio Pout /Pin is 1,55. Total of investment cost reach US$ 10.329.901.With 67,79% IRR, B/C 10,4 and payback period 8,16 month."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49694
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Makbul Supena
"ABSTRAK
Dalam menentukan perhitungan desain jaringan pipa lepas pantai pada tugas akhir ini difokuskan pada beberapa hal, yaitu; perhitungan ukuran diameter dan tebal dinding pipa serta analisa kestabilan jaringan pipa dan tegangan pipa saat pengoperasian.
Ukuran diameter pipa akan berpengaruh terhadap laju aliran fluida, kecepatan aliran fluida, dan nilai jatuh tekanan sepanjang saluran pipa. Sedangkan ketebalan dinding pipa sangat dipengaruhi oleh tekanan eksternal (tekanan pada kedalaman laut) tidak hanya diatur berdasarkan tekanan internal (tekanan kerja aliran fluida) dan kualitas material pipa (nilai kekutan luluh material).
Analisa kestabilan saluran pipa didasar laut perlu memenuhi dua parameter. Pertama, berat pipa dalam laut (saat pengoperasian) harus diatas gaya hidrodinamis pipa yang diakibatkan oleh gelombang dan arus laut. Kedua, gejala terjadinya vortax shedding dengan memperhitungkan rentang saluran pipa tidak tertumpu.
Analisa tegangan pipa saat pengoperasian, memperhitungkan beberapa parameter. Pertama, tegangan tarik maksimum pipa disebabkan kerja fluida harus lebih kecil dari nilai tegangan maksimum izin material pipa. Kedua, kedalaman laut dan kekuatan luluh bahan pipa berpengaruh pada kegagalan struktur pipa, seperti buckling (kempis pada pipa). Ketiga, tegangan tarik maksimum saat melewati gundukan atau palung, agar tidak melebihi tegangan tarik izin bahan.
Dari hasil perhitungan diperoleh; ukuran diameter yang dipilih adalah 32 inchi, tebal dinding pipa ideal adalah 0,406 inchi material API 5L X65, berat total pipa saat beroperasi sebesar 2.749,18 N/m yang diperoleh dari tebal dinding pipa anti korosi 3 inchi, tebal lapisan beton 3,94 inchi, tegangan kritis buckling sebesar 926,067 N/m2, sehingga diperoleh kedalaman laut maksimal agar tidak terjadinya buckling sebesar 92,1 m."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Handaya Saputra
"Sebagai salah satu bentuk penghematan dan konservasi energi, perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar akan mengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi gas bumi. Titik suplai terdekat yang dapat memenuhi kebutuhan gas berada dilokasi Muara Bekasi. Oleh karena itu dibutuhkan pipa yang dapat menghubungkan kedua titik tersebut. Tujuan studi ini adalah untuk menghasilkan suatu rancangan sistem perpipaan transmisi gas dari titik suplai gas dengan tapping point Muara bekasi ke perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar melalui jalur lepas pantai. Perancangan ini dimulai dengan pengumpulan data teknis dan data suplai-permintaan gas perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar, dilanjutkan dengan analisis data, pembuatan rute serta hasil kondisi teknis desain. Standar desain yang digunakan adalah DnV 2000. Kebutuhan gas perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar adalah 400 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Dari data sekunder, diperoleh panjang total rute alternatif 3,7 km. Diameter pipa Carbon Steel yang digunakan memiliki diameter nominal 22 inch. Tekanan suplai gas adalah 350 psig dengan tekanan di titik demand ditetapkan sebesar 500 psig sehingga dibutuhkan kompresor. Pada sistem perpipaan yang dirancang, diperoleh tekanan di titik akhir sebelum masuk kompresor adalah 321,7 psig. Faktor kestabilan pipa pada dasar laut menjadi faktor penentu dan diperoleh berat minimum pipa yaitu 793,16 ton, sedangkan hasil rancangan sebesar 932,6 ton. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan pipa akan stabil pada dasar laut.

Power plant Muara Tawar will substitute the need of oil fuel to gas as form of economizing and energy conservation. The nearest supply point to fulfill natural gas needed on Muara Bekasi. So that Power Plant Company needed to develop gas pipeline infrastructure to joining the point.The purpose of this study is to create a system of gas transmission pipeline from gas supply point at Muara Bekasi to Power Plant Muara Tawar trough to offshore area. Design of gas transmission pipeline is started with technical data collection and supply-demand analyzing, continued with data analysis, rute construction and result of condition operation. The standard design of this design is DnV 2000. Gas demand in Power Plant Muara Tawar is 400 MMSCFD. From secondary data had been obtained total length of alternative route 3.7 km. Carbon Steel pipe diameter which had been used 22 inch nominal diameter. Gas supply pressure is 350 psig with pressure of demand point is setted on 500 psig. On pipeline system design the preesure before put in to compressor is around 321.7 psig. The design on bottom stability factor is the main concern. From the design calculation the total minimum pipe weight is 793.16 ton, whereas the design around 932.6 ton. Therefore, the pipe will be stable on bottom of sea."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
AJ-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Dwi Septianto
"Perhitungan optimasi digunakan sebagai data dasar dalam analisis keekonomian, untuk memberikan gambaran seluruh biaya selama investasi. Dan juga manfaat yang diperoleh selama investasi, pajak dan tingkat pengembalian, baik tingkat pengembalian internal IRR maupun tingkat pengembalian minimum MARR. Kemudian ditutup dengan perbandingan manfaat terhadap biaya B/C, sebagai kesimpulan layak atau tidaknya proyek tersebut dikerjakan.

Optimization calculations are used as basic data in economic analysis, to presents of all costs for investment. And also the benefits for investment, and tax returns, whether internal rate of return IRR and on a minimum rate of return MARR. Then closed with a benefit cost ratio B / C, as a conclusion whether this project is feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1347
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadi Santoso
"Stabilitas tegangan menjadi salah satu perhatian sejak beberapa negara di dunia mengalami blackout. Blackout tersebut diakibatkan banyak hal diantaranya lambatnya respon relai tegangan rendah, sistem kontrol dan karakteristik dari kestabilan tegangan itu sendiri. Karakteristik stabilitas tegangan dapat digambarkan pada sebuah kurva yang telah banyak digunakan yaitu kurva PV yang menggambarkan karakteristik tegangan pada beban yang dipengaruhi oleh faktor impedansi saluran, tegangan pada sisi pengirim, dan karakteristik beban itu sendiri. Tegangan itu sendiri merupakan manivestasi dari ketersediaan daya reaktif yang ada pada sistem. Semakin besar daya reaktif yang dipasok ke sistem maka tegangan sistem akan semakin tinggi. Cara yang ditempuh adalah meningkatkan produksi daya reaktif pada pembangkit, kompensasi daya reaktif dan catu dari saluran transmisi itu sendiri.
Rekonfigurasi yang merupakan metoda untuk meningkatkan kapasitas saluran transmisi sehingga memungkinkan untuk mengalirkan daya dengan kapasitas yang lebih besar. DlgSILENT v.13 adalah simulator yang digunakan untuk pengambilan data simulasi untuk mensimulasikan sistem Jawa-Bali khususnya regional 1. Simulator ini digunakan untuk mensimulasikan aliran daya dan mensimulasikan kondisi khusus seperti lepasnya saluran dan gangguan hubung singkat, kemudian melihat pengaruhnya terhadap stabilitas tegangan sistem. Cara yang digunakan adalah membandingkan stabilitas tegangan pada kondisi sebelum dan setelah rekonfigurasi. Rekonfigurasi yang dilakukan adalah menghubungkan pembangkit Muara Tawar langsung ke GI Bekasi yang berbeban berat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad Taufik
"Jaringan pipa transmisi dibutuhkan untuk mentransportasikan gas dengan volume besar. Pada proses perancangan didapatkan nilai diameter pipa adalah sebesar 30.022 inch untuk mengalirkan gas sebesar 203 MMSCFD bertekanan gas inlet 600 Psia dan tekanan outlet 375 Psia dengan kecepatan fluida 17.932 ft/s dibawah nilai kecepatan erosional sehingga pipa tidak akan terjadi vibrasi. Pemilihan diameter pipa harus optimal karena apabila semakin besar diameter pipa tekanan dan temperatur akan menurun dari kondisi awal inlet, sehingga fluida membentuk hydrat, wax dan asphaltene. Diameter pipa terlalu kecil mengakibatkan tekanan dan temperatur yang diterima end point sangat besar yang mempengaruhi keandalan material pipa sehingga dinding pipa cepat terkikis serta akan terjadi thermal expansion ditambah pada operasinya fraksi mol Hydrogen Sulfide dan Carbon Dioxide memiliki konsentrasi hingga 25 dari fluida yang dialirkan. Material pipa Seamless Steel API 5L X65 dengan ketebalan 0.361 inch. Berat total pipa 5071.66 N/m dan resultan gaya hidrodinamis sebesar 1591.1 N/m membuktikan bahwa pipa dalam keadaan stabil. Headloss yang ditimbulkan akibat dari Valve dan Fittings adalah 8035.61 ft dan terjadi penurunan tekanan Pressure Drop sebesar 283 Psia yang dipengaruhi oleh kecepatan spesifik serta panjang dari pipa tersebut. Jari-jari radius overbend yang ditumpu oleh stinger harus lebih besar dari 21 m agar tidak terjadi buckling atau propagasi pada pipa. Unit Pipelay Vessel menggunakan kapal dengan spesifikasi DWT 11300 berkapasitas angkut pipa seberat 4000 ton.

Transmission pipelines are needed to transport large volumes of gas. In the design process, the diameter of the pipe is 30.022 inch for gas flow of 203 MMSCFD, with inlet pressure of 600 Psia and outlet pressure of 375 Psia so the fluid velocity of 17,932 ft s below the point of erosional velocity, so the pipe will not generate vibration. The choice of pipe diameter should be optimal because as the diameter gets bigger, the pressure and the temperature of the pipe will decrease from its inlet initial condition. That will cause the fluid to form hydrate, wax and asphaltenes. If the diameter of the pipe is too small, it rsquo s going to cause a huge pressure and high level of temperature that will be received by the end point. It will affect the reliability of the pipe material, causing the pipe wall to erode quickly. In addition, there will be a thermal expansion in addition the operation of the mole fraction Hydrogen Sulfide and Carbon Dioxide has a concentration up to 25 of the fluid flowed. Material of Seamless Steel pipe API 5L X65 with thickness of 0.361 inch. With a total weight of 5071.66 N m and the resultant hydrodynamic force of 1591.1 N m, it proves that the pipe is stable. The headloss caused by Valve and Fittings is 8035.61 ft and there is a pressure drop of 283 Psia that is influenced by a specific speed of fluids. The radius overbend supported by the stinger must be greater than 21 m in order to avoid buckling or propagation on the pipe. Pipelay Vessel Unit uses ship with specification of DWT 11300 that has the capacity of carrying 4000 ton of pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardy Prasetia
"Mixing Chamber merupakan komponen dalam turbin gas yang berfungsi sebagai penghubung antara combustor gas turbin dan first stage nozle gas turbin. Mixing chamber juga berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas. Adapun, penelitian ini untuk mengkaji adanya indikasi creep, penyebab terjadinya creep, dan mengetahui jenis creep yang terjadi. Dengan demikian, hasil ini dapat digunakan dalam merencanakan sistem evaluasi, dan apakah perlu diadakan major inspection atau tidak. Mixing chamber dengan ASM specification number A516 gr 65 beroperasi pada temperatur berkisar 500-1100°C.
Metodologi penelitian ini dengan menggunakan pengujian kekerasan skala Vickers, pengujian struktur mikro, pemeriksaan XRD dan XRF. Bagian mixing chamber yang mengalami kegagalan memiliki nilai kekerasan rata-rata 140VHN. Dari hasil pengujian struktur mikro terdapat adanya intergranular cracking pada mixing chamber. Hasil pemeriksaan XRD pada deposit bahan bakar treated terdapat adanya unsur sulphur. Diketahui unsur sulphur yang mengakibatkan penurunan ketahanan creep dan mengakibatkan adanya proses sulfidisasi. Sehingga adanya unsur sulphur merupakan penyebab terjadinya kegagalan creep pada komponen mixing chamber. Kegagalan mixing chamber juga dikarenakan ketidaksesuaian antara kondisi operasional dengan spesifikasi pemilihan material. Kegagalan yang terjadi pada mixing chamber merupakan kegagalan jenis creep cavities, ini bercirikan adanya intergranular cracking.

Mixing Chamber are gas turbine component as used to connect a combustor of a gas turbine to a first stage nozzle gas turbine. Addition that, Mixing Chamber deliberately design to face and to form hot gas flow so that to correspond with nozzle size and turbine blade gas turbine. This research is purposed to study presence indicate creep, study at the bottom of creep, and to know variety creep presence. Therefore, this result can used to plan evaluation system and whether needed major inspection or not. Mixing Chamber with ASM specification number A516 gr 65 has temperature operation approximately 500-1100°C.
This research methodology used hardness testing scale Vickers, microstructure testing, XRD, and XRF. Part of failure of mixing chamber has average grade hardness 140 VHN. Result of microstructure presence intergranular cracking and XRD testing on deposit fuel treated presence sulphure. Whereas sulphure will result decreases creep resistance and sulphidation process. Therefore, failure creep of mixing chamber is consequence presence of sulphure and not properly between material selection with condition occurred. Failure creep variety presence is creep cavities, its has feature presence of intergranular cracking.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Rahmaprilianto
"Penelitian ini membahas tentang perancangan pengendalian tekanan otomatis di Stasiun Muara Bekasi (MBK) melalui Pressure Control Valve (PCV) di LBM yang berjarak 161 km. Tekanan di MBK perlu dijaga pada batasan aman yaitu pada range 410 – 430 psig. Hal ini dikarenakan tejadinya noise dan vibrasi di MBK. Penelitian ini menggunakan metode pemodelan empirik. Data empirik diperoleh dari lapangan yang diambil dalam interval waktu tertentu. Data-data yang diambil adalah bukaan valve di titik 1, tekanan di titik 1 (P1), tekanan di titik 2 (P2), dan laju alir di titik 2 (Q2). Data-data yang diambil kemudian dihubungkan dan ditampilkan dalam beberapa grafik hubungan. Grafik ini dianalisa dengan metode Process Reaction Curve (PRC) untuk memperoleh nilai fungsi alih dari proses (Gp), valve (Gv), dan gangguan (Gd).
Pada penelitian ini terdapat dua usulan desain pengendalian yaitu sistem pengendalian metode umpan balik (model 1) dan sistem pengendalian metode umpan balik dengan koreksi gangguan (model 2). Setiap model akan dilakukan simulasi menggunakan Simulink. Ada tiga model Simulink yang akan disimulasikan yaitu model aktual, model 1, dan model 2. Model aktual menggunakan nilai Kc dan Ki yang digunakan saat ini yaitu -0,05 dan 0,007. Untuk model 1 dan 2 menggunakan Kc dan Ki hasil perhitungan dengan Ziegler Nichols yaitu 0,212 dan 0,0001. Hasil simulasi yang diperoleh dari kedua model memiliki overshoot yang tinggi yaitu 46,05 % untuk model 1 dan 41,6 % untuk model 2. Kemudian dilakukan “fine tuning” untuk memperoleh nilai Kc dan ki yang optimal dan diperoleh nilai Kc sebesar 0,1908 dan Ki sebesar 0,00006.
Hasil simulasi memiliki overshoot yang reasonable yaitu 10,2 % (model 1) dan 6,97 % (model 2). Dari kedua model ini dipilih model 2 karena memiliki overshoot yang lebih kecil. Nilai overshoot menjadi prioritas utama karena berpengaruh pada faktor keamanan operasi jaringan transmisi gas. Pada model 2 ini memiliki keunggulan dibandingkan model aktual yaitu memiliki nilai offset dan rise time yang lebih kecil walaupun memiliki osilasi, overshoot, dan settling time yang agak tinggi. Selain itu pada model 2 sistem pengendalian berjalan otomatis tanpa ada unsur coba-coba (trial-error) sehingga kecil kemungkinan terjadinya human error.

This study discusses the design of automated pressure control in Muara Bekasi Station through Pressure Control Valve in LBM within 161 km. MBK pressure should be maintained at safe limits between 410 until 430 psig. This is because of noise and vibration issue in MBK. This study uses empirical modeling. Empirical data obtained from the field were taken at defined intervals. Data that needed for this study are valve opening at point 1, pressure at point 1 (P1), pressure at point 2 (P2), and flow rate at point 2 (Q2). The data captured are then connected and displayed in a graph. Then this graph will be analyzed by Process Reaction Curve (PRC) method to get value of process transfer function (Gp), valve coefficient (Gv), and disturbance transfer function (Gd).
There are two suggested models in this study. There are feedback control system (model 1) and feedback with disturbance correction control system (model 2). There are three models that will be simulated in Simulink actual model, model 1, and model 2. In actual model use Kc and Ki values that used today are -0.05 and 0.007. The value of Kc and Ki that used for model 1 and model 2 come from Ziegler Nichols Calculation. The value is 0.212 for Kc and 0.0001 for Ki.
Simulation results obtained from these two models have high overshoot is 46.05 % for model 1 and 41.6 % for model 2. Then do the fine tuning and get optimum value for Kc in 0.1908 and Ki in 0.00006. Simulation results have reasonable overshoot is 10.2 % (model 1) and 6.97 % (model 2). From both models we choose model 2 because it has little overshoot. Overshoot value is the top priority because it affects the safety factor of the gas transmission network operations. Model 2 have advantages over current models that have smaller value of offset and rise time despite having oscillation, overshoot, and settling time is rather high. In addition to model 2 control system runs automatically without any element of trial error so little possibility of human error.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blessmiyanda
"Wilayah perairan Indonesia yang sangat luas berakibat pada besarnya potensi sumberdaya laut yang ada. Sumberdaya ini perlu diupayakan agar penggunaannya memperhatikan daya dukung dan kelestarian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Kebutuhan energi listrik di Indonesia terutama di Pulau Jawa yang berfluktuasi dan cenderung meningkat, diperkirakan dalam periode 1986 - 2010 diperlukan tambahan pembangkit listrik sebesar 26.500 MW. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, Pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar yang memiliki kapasitas 2400 MW. PLTGU Muara Tawar yang direncanakan dibangun di atas lahan seluas 39,6512 Ha yang termasuk Desa Segara Jaya dan Desa Pantai Makmur Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan studi Analisis Mengenal Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan, jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak pada tahap konstruksi meliputi mobilisasi personil, peralatan dan material, pematangan lahan, pemancangan tiang pondasi dan pembangunan kanal pendingin dan demiaga sementara.
Mengingat aktivitas konstruksi PLTGU ini diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan di wilayah pesisir tempat proyek dibangun, maka dilakukan pemantauan pada komponen - komponen lingkungan hidup yang berpotensi menimbulkan dampak. Penelitian lapangan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi (Mei 1995 - Mei 1996) meliputi pengamatan dalam bidang Sosial Ekonomi, Kualitas Air Laut, dan Kualitas Udara. Pengamatan ini dilakukan terhadap aspek - aspek dan di lokasi yang diperkirakan mendapatkan dampak langsung dari aktivitas proyek. Hipotesis dari Tesis ini adalah : Konstruksi Proyek PLTGU Muara Tawar akan menimbulkan dampak pada lingkungan pesisir.
Dari penelitian diketahui sebanyak 29,25 % dari total pekerja non skilled diserap dari tenaga local/penduduk disekitar tapak proyek. Penyerapan tenaga kerja lokal ini menyebabkan perubahan lapangan pekerjaan beberapa penduduk yang sebelumnya nelayan menjadi buruh proyek PLTGU. Hasil analisis Statistik menunjukkan tingkat pendapatan penduduk yang bekerja sebagai buruh PLTGU ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bekerja sebagai nelayan.
Sebagian besar responden ( 91 %) menyatakan tidak keberatan terhadap keberadaan proyek, karena dipandang memberikan kesempatan kerja dan juga memajukan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat. Responden yang keberatan, berpendapat proyek ini membuat laut menjadi lebih dangkal dan berkurangnya hasil tangkapan udang dari pinggir pantai.
Berdasarkan pengukuran kedalaman yang telah dilakukan, menunjukkan adanya pendangkalan perairan. Pendangkalan ini disebabkan proses sedimentasi yang tinggi yang telah terjadi sebelum adanya proyek PLTGU. Proses sedimentasi terlihat dari kandungan bahan padatan tersuspensi (TSS) yang telah melampaui baku mutu menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 0211/1988. Kandungan TSS terbesar terjadi saat kegiatan pengerukan pantai dan pemancangan tiang pondasi. Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh dari pembangunan proyek PLTGU Muara Tawar pada tingginya kandungan TSS di perairan .
Hasil pemantauan kualitas air laut, dijumpai adanya beberapa parameter logam berat yang kandungannya meningkat sejak adanya proyek PLTGU bila dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya proyek. Parameter logam berat yang meningkat ini adalah Cd, Ni, dan Pb. Kandungan logam berat ini meningkat sebanding dengan meningkatnya curah hujan dan menurun seiring dengan menurunnya curah hujan. Logam berat ini bukan berasal dari proyek PLTGU tetapi menunjukkan limbah perkotaan yang terbawa aliran sungai masuk ke perairan pantai. Keadaan ini diduga juga dipengaruhi oleh berkurangnya hutan bakau yang tumbuh di pantai. Diketahui bahwa salah satu fungsi dari hutan bakau adalah sebagai penyerap lumpur karena adanya sistim akar yang padat sehingga partikel yang sangat halus mengendap di sekeliling akar bakau membentuk kumpulan lapisan sedimen yang sekali mengendap biasanya tidak dialirkan keluar lagi. Logam berat yang terbawa aliran sungai akan tersaring oleh lumpur hutan bakau sehingga tidak masuk ke perairan pantai, namun jika hutan bakau ini musnah, maka aliran sungai yang mengandung logam berat akan langsung masuk ke perairan pantai. Berdasarkan studi yang dilakukan saat AMDAL dijumpai hutan bakau sebanyak 1500 pohon/ha , namun saat penelitian pada tahap konstruksi ini hutan bakau yang ada tinggal 1135 pohon/ha.
Kandungan debu dan tingkat kebisingan terbesar terjadi di lokasi tapak proyek, kemudian semakin menurun pada daerah sekitar tapak dan nilainya kecil di daerah pemukiman yang jauh dari tapak proyek. Disini terlihat bahwa besarnya curah hujan juga ikut berperan terhadap kandungan debu. Pada saat curah hujan tinggi, kandungan debu rendah. Sedangkan saat curah hujan rendah, kandungan debu tinggi bahkan melampaui baku mutu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 660.31/SK1694-BKPMD182.
Persepsi penduduk menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di dekat tapak proyek merasa terganggu oleh debu dan kebisingan, sedangkan yang tinggalnya_ jauh dari tapak proyek tidak merasa terganggu. Hasil analisis Statistik menunjukkan adanya pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan debu, selain itu analisis Statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan persepsi terhadap gangguan kebisingan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konstruksi prayek PLTGU Muara Tawar menimbulkan dampak terhadap lingkungan pesisir.

Impact of the Contstruction of the Power Plant on the Coastal Environment (A Case Study in the Gas-Generated Power Plant at Muara Tawar-Bekasi, West Java)The vast area of Indonesian waters offers a wide variety of natural resources. It is very critical to conserve the use of these resources. The ecosystem along the coastal area is also sensitive due to its natural changes that shape the coastline. There is a steady concern of new development that will endanger the coastal ecosystem. Increasing awareness of the communities of any new development can prevent coastal destruction.
In Java the need of electricity is on the rise. It is estimated that from 1986 to 2010 as much as 26.500 MW is needed. Indonesia is building a gas-generated power plant (Perusahaan Listrik Tenaga Gas Uap or PLTGU) in Muara Tawar with a capacity of 2.400 MW. This plant is constructed on a 396,512 ha land in East Java.
Based on the environmental impact assessment (Analysis Mengenai Dampak Lingkungan or AMDAL) the development of this power plant will affect on the coastal ecosystem and environment. This study was conducted to investigate the impacts of PLTGU on water and air quality, and social economy of the coastal community.
The levels of some heavy metals such as Cd, N, and Pb, have increased since the development of the power plant. It was suspected that the heavy metals originated from the city sewage rather than from the PLTGU. Naturally the mangroves filter these heavy metals. However, the density of mangrove has declined from 1,500 trees/ha to 1,135 trees/ha after the PLTGU project was developed. It was noted that the levels of these heavy metals increased with the increasing amount of rainfall.
Project PLTGU also has affected the noise intensity and dust density around the area. It was found that the dust density and amount of rainfall are inversely related. When there was a high amount of rainfall, the dust density was low, and vice versa. Local communities around the project were greatly affected by the amount of dust and noise intensity. Statistics showed the impact of the dust density problem and of the noise intensity on the residential sites.
It was found that 29.25% of the local non-skilled workers who were fishermen have now become power plant workers. Power plant workers tend to have higher income than the fishermen. Individuals (91%) who are in favor of the power plant project consider that the plant will result in a higher employment rate. However, others feel that the plant will cause sedimentation and reduction in the ocean harvest. Sedimentation due to total suspended solids (TSS) has occurred even before the plant started and its rate will continue to increase as the plant developed.
In conclusion, the development of PLTGU Muara Tawar will impact on its coastal environment.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>