Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Ayu Radini Radini
"Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan semakin meningkatnya kebutuhan sarana transportasi serta aktivitas industri, kebutuhan energi akan bahan bakar minyak khususnya bensin juga semakin meningkat. Ironisnya, ternyata perkembangan yang terjadi antara kebutuhan akan minyak bumi berbanding terbalik dengan produksinya. Di sisi lain, pemakaian bensin secara besar-besaran telah terbukti ikut menambah beratnya pencemaran lingkungan dan menimbulkan pemanasan global.Untuk mengatasi hal ini diperlukan sumber alternatif untuk menghasilkan bahan bakar minyak tersebut. Sumber energi yang berpotensi adalah berasal dari materi biomassa (hayati), seperti minyak kedelai dan senyawa hasil fermentasi yaitu senyawa organik aseton, butanol dan etanol (ABE).
Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan proses perengkahan katalitik untuk memproduksi senyawa hidrokarbon setaraf gasoline dari umpan campuran minyak kedelai dengan berbagai senyawa ABE mengunakan ZSM-5/Alumina. Reaksi akan dilaksanakan dalam suatu fixed bed reactor yang beroperasi pada tekanan atmosferik. Temperatur reaksi dilakukan dari 350°C sampai dengan 450°C dengan laju alir gas pembawa (N2) 10 ml/min. Berat katalis ZSM-5/Alumina yang digunakan sebanyak 3 gr untuk waktu operasi selama 4 jam. Penambahan berbagai senyawa ABE pada minyak kedelai dimaksudkan sebagai sumber alkil untuk mengatasi kereaktifan gugus ikatan ester dan ikatan rangkap karbon pada molekul trigliserida agar terjadinya reaksi polycondensation atau polimerisasi yang mengakibatkan molekul minyak menjadi bertambah besar dapat dihindari serta dapat meningkatkan yield yang diperoleh dan menambah kapasitas produksi.
Peran katalis asam ZSM-5/Alumina akan mengakselerasi reaksi dehirasi ABE sehingga membentuk alkil permukaan. Proses perengkahan katalitik campuran minyak kedelai dengan berbagai senyawa ABE telah menghasilkan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dengan konversi tertinggi sebesar 98.23 %. Yield hidrokarbon setaraf fraksi gasoline maksimal sebesar 71.2 % dihasilkan dari umpan campuran minyak kedelai dengan etanol pada perbandingan 1gr minyak kedelai dan 0.4 gr etanol. Konversi minyak kedelai dan yield hidrokarbon setaraf fraksi gasoline tertinggi pada berbagai jenis umpan campuran diperoleh pada rentang suhu 375 - 400°C. Penambahan senyawa ABE cukup efektif dalam mengadisi ikatan karbon ganda dan karbonil yang terlihat dari peningkatan absorbansi pada ikatan percabangan dan penurunan absorbansi pada C=O serta tidak terbentuknya olefin pada produk.

The development of transportation sector and industry activity in Indonesia is growing very fast along with energy needs especially gasoline, but the development of oil needs is not supported by the production itself. Beside of that, the uses of oil fuel causes global warming and environment pollution. In order to handle this problem, alternative resources is needed to produce that oil fuel. Potential energy resources are biomass material, such as soybean oil and organic fermentation compounds ( Acetone, Butanol and Ethanol).
This research is meant to improve catalytic cracking process to produce hydrocarbon compounds equal with gasoline from mixing of soybean oil with various ABE compounds using ZSM-5/ alumina. Reaction will be done in fixed bed reactor which operates at atmospheric pressure. Reaction temperature will be done from 350° C until 450°C with volumetric velocity of carrier gas (N2)10 ml/ min. Weight of ZSM-5/ alumina catalysts used in this research is 3 gr for 4 hours operation time. The addition of various ABE compounds to soybean oil is meant to be an alkyl resource for handling ester functional group and carbon double bound reactivity in triglyceryde molecule in order to avoided polycondensation or polymerization reaction which causing oil molecule get larger. Beside of that, yield product and production capacity can be increased.
Acid catalyst ZSM-5/alumina will accelerating ABE dehydration reaction to compose surface alkyl. Catalytic cracking in mixing of soybean oil with various ABE compounds produced hydrocarbon equal gasoline fraction with conversion 98.23 %. Yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction is 71.2 % produced by mixing of soybean oil ? ethanol with mass comparison 1: 0.4 . The best soybean oil conversion and yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction in every mixture resulted at temperature range 375 - 400°C. The addition of ABE compounds is effective to reduce carbonyl and olefin absorbance resulting methyl,methylene and alkyl absorbance higher than absorbance in soybean oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prilly Fatticianita J.
"Teknologi konversi katalitik senyawa organik menjadi hidrokarbon masih sangat jarang sehingga sangat memerlukan dukungan dari hasil penelitian serta pengkajian teknik reaksi dan katalis. Selama ini teknologi konversi senyawa organik masih terfokus pada konversi katalitik dengan bahan baku metanol menjadi Gasoline (Methanol To Gasoline Process) dengan menggunakan katalis H-ZSM-5. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan konversi hasil biomassa (aseton-butanol-etanol) menjadi hidrokarbon dengan menggunakan katalis H-ZSM-5. Konversi katalitik senyawa ABE dilakukan dengan menggunakan Packed bed reactor pada tekanan atmosferik dengan variasi rasio Si/Al. Penelitian ini mempelajari pengaruh rasio Si/Al terhadap reaksi konversi katalitik senyawa ABE menjadi hidrokarbon. Karakterisasi katalis yang dilakukan meliputi komposisi kimiawi dari H-ZSM-5 sehingga didapat rasio Si/Al untuk H-ZSM-5 sebesar 15, 47, 227, 2500. Karakterisasi dengan XRD menunjukkan kristalinitas untuk HZSM-5 yang berada pada daerah 2? dengan nilai 23 derajat. Dari karakterisasi keasaman diketahui bahwa katalis yang memiliki jumlah keasaman tertinggi adalah H-ZSM-5 dengan rasio Si/Al = 47 pda rentang temperatur 350_C-450_C. Rasio Si/Al sangat mempengaruhi produk cair yang diperoleh (yield dan konversi). Konversi tertinggi dihasilkan dari reaksi dengan menggunakan HZSM-5 rasio Si/Al = 47. Yield tertinggi yang dihasilkan dari reaksi konversi katalitik senyawa ABE menjadi hidrokarbon adalah sebesar 46,6% atau sekitar 1,168 gram umpan ABE yang terkonversi menjadi produk hidrokarbon pada temperatur 425_C dengan menggunakan katalis H-ZSM-5 rasio Si/Al = 47."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Taufik Ardianto
"Perkembangan sektor transportasi di Indonesia sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi dunia. Oleh karena itu, kebutuhan bahan bakar minyak khususnya bensin terus meningkat di Indonesia sehingga cadangan minyak bumi yang menjadi bahan utama untuk membuat bensin saat ini diekplorasi secara luas yang menyebabkan terjadinya krisis bahan bakar. Untuk mengatasi hal ini diperlukan sumber alternatif untuk menghasilkan bahan bakar minyak tersebut. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal ini adalah pembuatan bensin senyawa turunan dari biomassa yaitu minyak kelapa sawit.
Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan proses perengkahan katalitik untuk memproduksi senyawa hidrokarbon setaraf gasoline dari minyak kelapa sawit dengan mengunakan ZSM-5/Alumina. Reaksi akan dilaksanakan dalam suatu fixed bed reactor yang beroperasi pada tekanan atmosferik. Temperatur reaksi akan dilakukan dari 375 °C sampai dengan 450°C dengan laju alir 10 ml/min.
Penambahan ABE (Aseton, Butanol, dan Etanol) dimaksudkan untuk mengatasi kereaktifan gugus ikatan ester molekul trigliserida agar terjadinya reaksi polycondensation yang mengakibatkan molekul minyak menjadi bertambah besar dapat dihindari dan sebagai menjadi sumber alkil yang akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dari proses perengkahan katalitik minyak sawit adalah berupa produk gas, produk cair dan air juga terdapat kokas yang menempel pada katalis. Yield senyawa hidrokarbon setaraf fraksi gasoline yang dihasilkan 89.7641 %.
Tanpa memperhitungkan aspek ekonomis, dapat diketahui suatu kondisi optimum dari pembuatan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline, yaitu umpan yang digunakan dengan campuran minyak sawit-ABE dengan perbandingan massa 1 : 1 dan suhu optimal yang didapat adalah 375°C dengan analisa adsorbsi-desorbsi ammonia pada katalis. Keasaman katalis campuran meningkat cukup besar dibandingkan dengan keasaman katalis murni. Reaksi konversi minyak sawit-ABE menjadi gasoline memerlukan keasaman sebagai pemicu reaksi alkilasi dan reaksi perengkahan.

The development of transportation sector in Indonesia is growing very fast along with technolgy development in the world. Because of that, the need for oil fuel especially gasoline keeps growing in Indonesia with the result that crude oil reserves as a main resource to make gasoline is now being explored widely causing the fuel crisis. In order to handle this problem, alternative resorces is needed to produce that oil resources. One of the alternatives to handle this problem is making gasoline derivative compund from biomass, which is crude palm oil.
This research is meant to improve catalytic cracking process to produce hydrocarbon compounds equal with gasoline from crude palm oil using ZSM-5/ alumina. Reaction will be done in fixed bed reactor which operates at atmospheric pressure. Reaction temperature will be done from 375°C until 450°C with volumetric velocity 10 ml/ min.
The addition of ABE (Acetone, Butanol, and Ethanol) is meant to handle ester functional group reactivity triglyceryde molecule for occurance polycondensation reaction which causing oil molecule get larger can be avoided and be the alkyl resource which improving product quality produced. Product that produced from crude palm oil catalytic cracking process forms gas, liquid product and water and also contains coke which adheres to catalyst. The yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction produced is 89.7641%.
Regardless calculation economical aspect, it can be known an optimum condition of the making hydrocarbon equal gasoline fraction, is the feed used with mixture crude palm oil- ABE using with mass comparison 1 : 1 and optimum temperature 375°C with ammonia adsorption- desorption analysis in catalyst. Acidic characteristic of catalyst mixture increases high enough compared with that of pure catalyst. The conversion reaction crude palm oil- ABE producing gasoline needs acidic characteristic as a trigger of alkylation reaction and catalytic reaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusmansyah
"Konversi gas bumi menjadi hidrokarbon cair setara fraksi tengah minyak
bumi (bensin, solar, dan kerasin) merupakan alternatif menarik untuk
memenuhi kebutuhan produk bahan bakar. Metanol adalah bahan yang baik
untuk proses konversi ini, karena metanol merupakan senyawa monoalkohol
sederhana yang mudah untuk dikonversi untuk membentuk senyawa
hidrokarbon lainnya melalui proses katalitik. Penelitian ini dilakukan untuk
melihat selektifitas dari penggunaan dua katalis asam, yaitu y-alumina dan
zeolit H-ZSM-5, terhadap pengujian konversi metanol menjadi hidrokarbon cair.
Kedua katalis ini ditempatkan bersama di dalam reaktor dengan berat yang
tetap untuk setiap reaksi katalisis, yaitu sebanyak 1 g. Katalis asam y-alumina
disintesis dari gel boehmite yang diperoleh dari campuran larutan aluminium
nitrat dan amonia melalui proses aging dan kalsinasi pada suhu 500 °C selama
24 jam. Sedangkan katalis zeolit ZSM-5 disintesis dari larutan hidrogel dengan
komposisi mol AI20 : 33 Na20 : 100 Si02 : 44 R : 25 H2S04 : 4000 H20,
dimana R adalah zat pengarah TPABr. Sintesis dilakukan pada suhu 180 °C
selama 240 jam yang diikuti dengan tahap pengubahan Na-ZSM-5 menjadi
bentuk H-ZSM-5. Karakterisasi katalis dilakukan dengan analisis secara
difraksi sinar-X dan spektroskopi FT-IR. Proses konversi metanol telah
dilakukan dengan menggunakan variasi suhu reaksi, yaitu pada 200 °, 225 °,
250 °, 275 °, dan 300 °C, dan dengan berbagai fraksi waktu reaksi pada variasi suhu reaksi yang sama terhadap waktu konversi keseluruhan selama satu jam.
Dari analisis kromatografi gas, senyawa-senyawa yang dapat diidentifikasi dari
produk yang dihasilkan adalah sikloheksana dan xilena dengan total %
konversi yang diperoleh berturut-turut sebesar 2,482 %; 17,362 %; 42,550 %;
15,474 %; dan 9,066% untuk reaksi yang dilakukan pada suhu 200 °, 225 °,
250 °, 275 °, dan 300 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utomo Pratama Iskandar
"Cadangan minyak bumi pada dasawarsa terakhir ini semakin menurun, sementara itu kebutuhannya cenderung meningkat. Penurunan cadangan minyak mengakibatkan penurunan produksi minyak yang mencapai 10 % per tahun, akibatnya terjadi krisis energi terutama bensin. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sumber energi alternatif, dan energi biomassa yang dalam hal ini dianggap paling prospektif untuk diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengembangkan proses konversi katalitik untuk menghasilkan bahan bakar setaraf fraksi bensin dengan memanfaatkan minyak jarak pagar dan senyawa ABE sebagai bahan baku. Reaksi perengkahan katalitik dilangsungkan dalam reaktor fixed bed yang beroperasi pada tekanan atmosferik dan rentang suhu 350-450°C. Sebelum dilaksanakan tahap uji reaksi, terlebih dahulu dilakukan pencampuran minyak jarak dengan senyawa ABE (Aseton, Butanol, dan Etanol). Hal ini ditujukan untuk mengatasi kereaktifan gugus ester, dan ikatan rangkap rantai karbon pada trigliserida sehingga tidak membentuk reaksi polimerisasi/Kondensasi. Rasio mol campuran senyawa ABE terhadap minyak jarak divariasikan mulai dari 1:5 sampai dengan 1:9. Katalis yang digunakan berupa katalis 5% H-ZSM-5/Alumina. Produk hasil perengkahan difraksinasi dan diidentifikasi ikatan kimianya dengan FTIR untuk dibandingkan dengan bensin komersial. Jenis Umpan campuran dengan butanol memberikan konversi dan yield bensin yang paling tinggi, berturut-turut 76.51 % dan 72.67 %. Kondisi operasi suhu yang paling optimal yaitu 375°C. Kemudian rasio mol yang optimal pada semua campuran senyawa terdapat pada perbandingan 1:5.

Oil supply on the last decades have more and more decreased, at the meanwhile the needs seems to be increasing. The oil supply reduction cause much decreasing in oil production until 10% per year, as a qonsequence energy crisis happened especially on gasoline demands. To overcome this problem, it was necessary to find alternative energy resource. Biomass energy has been considered the most prospectful alternative energy resource to be researched. Therefore, this reasearch will develop catalytic process conversion to produce fuel as equivalent as gasoline fraction, using mixture of jatropha oil and ABE compounds as a feed. Catalytic cracking was carried out in fixed bed reactor at atmospheric pressure and temperture range 350-450°C. Before the reaction conducted, jatropha oil and ABE compounds was mixtured at the first time. It was done to prevent the reactivity of esters group and unsaturated carbon chain to form polymerization/condesation reaction. Mole ratio mixture between ABE compounds and Jatropha Oil was varied from 1:5 until 1:9. On this catalytic reaction cracking using 5% H-ZSM-5/Alumina as a catalyst. Cracked product was fractionated and observed the chemistry bounds using FTIR to compare with commercial gasoline. Mixture feed with buthanol gives the highest conversion and gasoline yield 76.51 % and 72.67 % respectively. Optimum temperature operation reached at 375°C. Then optimum mole ratio on all mixture was 1:5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Irawani
"Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan bahan bakar alternatif atau bahan bakar pengganti minyak bumi. Konversi gas alam menjadi hidrokarbon setara fraksi tengah minyak bumi (bensin, kerosin, solar) adalah peluang yang baik untuk mengejar kebutuhan bahan bakar cair di masa depan yang meningkat dengan pesat. Metanol merupakan sumber bahan yang dapat diperbaharui, memiliki bilangan oktan serta daya guna karakteristik yang tinggi, dan relatif dapat dimodifikasi dengan bantuan katalis asam untuk menghasilkan bensin. Konversi metanol menjadi hidrokarbon cair pada penelitian ini menggunakan katalis y-Al2O3-TiO2 dan zeolit H-ZSM-5 dengan beberapa variasi perbandingan berat katalis masing-masing katalis 1-3 gram. Katalis y-Al2O3-TiO2 disintesis dari gel boehmite yang dihasilkan dari penambahan larutan Al(NO3)3 dengan larutan NH4OH dan dilakukan proses aging pada suhu 40°C dan dilanjutkan pada suhu 80 oC masing-masing selama 96 jam. Zeolit ZSM-5 disintesis dari larutan hidrogel dengan komposisi mol 28 NaO : Al2O3 : 100 SiO2 : 4475 H2O : 36 R : 25 H2SO4 dengan R adalah zat pengarah TPABr. Sintesis dilakukan secara hidrotermal pada suhu 180°C selama 240 jam dan dilanjutkan dengan pengubahan Na-ZSM-5 menjadi H-ZSM-5. Katalis dianalisa dengan difraksi sinar X, spektrofotometri FT-IR, dan analisa luas permukaan dengan metode BET. Reaksi konversi metanol menjadi hidrokarbon cair dilakukan pada variasi suhu reaksi 200°, 225°, 250°, 275°, 300°, dan 350°C. Hasil analisa kromatografi gas menunjukkan produk yang dihasilkan adalah sikloheksan dan xilene. Suhu optimum reaksi konversi adalah 250°C dan %konversi untuk 1 gram y-Al2O3-TiO2 dan 3 gram zeolit H-ZSM-5 sebesar 44,15%, 2 gram y-Al2O3-TiO2 dan 2 gram zeolit H-ZSM-5 sebesar 25,86%, 3 gram y-Al2O3-TiO2 dan 1 gram zeolit H-ZSM-5 sebesar 25,52%, dan 3 gram y-Al2O3-TiO2 dan 3 gram zeolit H-ZSM-5 sebesar 26,09%. Kata kunci : y-Al2O3-TiO2, zeolit ZSM-5, konversi metanol, hidrokarbon cair."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Senyawa aseton dapat dipandang sebagai salah satu model senyawa organik turunan biomasa (renewable material). Senyawa aseton telah dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik menggunakan katalis H-ZSM-5 dengan variasi rasio Si/Al (25, 75 dan 100) menggunakan fixed bed reactor bertekanan atmosferik pada suhu diatas 350 oC. Didapatkan bahwa ketiga rasio H-ZSM-5 memiliki kemampuan shape selectivity yang tinggi untuk senyawa aromatik (yield >70%). Perbedaan kinerja katalis terlihat setelah 2 jam reaksi, katalis rasio Si/Al=75 dan 100 lebih rentan mengalami deaktivasi. Sedangkan, ZSM-5 rasio Si/Al=25 masih bertahan dengan konversi 100% & yield diatas 70%. Terbentuknya kokas menyebabkan penurunan keasaman katalis dan luas permukaannya.

Acetone is a organic polar compound which can be produced renewably from biomass through a fermentation process or by catalytic process of a biomassderived liquid. The prospective and sustainable system from a new schematic route can be established, if this product could be transformed into hydrocarbons. That?s why this research is intended to develop a catalytic process for aromatic production from acetone using ZSM-5.Organic acetone could be transformed into aromatic by catalytic reaction using ZSM-5 in fixed-bed reactor at atmospheric. HZSM-5 with Si/Al = 25 was more active and stable than that of Si/Al ratio 75 or 100. The yield of aromatic was obtained higher than 70 wt %. It indicates that the reaction of acetone requires a high acid density and H-ZSM-5 is shape selective catalyst for the aromatic formation due to pore opening (0,56 nm) is very close to the geometrical molecular size of the aromatic. The deactivation by coking caused the decreasing the area surface and the acidity of catalyst."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1284
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabiq Mufarrid
"Dengan semakin menipisnya pasokan bahan bakar fosil, bahan baku baru untuk memproduksi bahan bakar dan bahan baku industri petrokimia dibutuhkan. Bahan baku tersebut haruslah dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Biomassa lignoselulosa dapat menjadi alternatif bahan baku yang menjanjikan karena diperoleh dari tanaman dan merupakan zat yang netral karbon. Salah satu jenis biomassa lignoselulosa yang menjanjikan karena jumlahnya yang banyak di Indonesia adalah jerami padi. Jerami padi dapat diubah menjadi bahan bakar dan bahan baku industri petrokimia melalui reaksi pirolisis. Hanya saja, hasil reaksi pirolisis masih mengandung senyawa hidrokarbon oksigenat yang beragam jenisnya. Senyawa oksigenat ini perlu dikonversi menjadi senyawa hidrokarbon non-oksigenat agar dapat digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku industri petrokimia.
Penggunaan katalis asam seperti katalis berbasis zeolit (ZSM-5) telah terbukti mampu untuk melakukan reaksi deoksigenasi dan perengkahan katalitik untuk meningkatkan produksi senyawa hidrokarbon non-oksigenat pada reaksi pirolisis katalitik. Pada penelitian ini, rasio umpan katalis per jerami padi akan divariasikan untuk melihat dampak dari rasio tersebut terhadap hasil senyawa hidrokarbon non-oksigenat. Suhu reaksi juga akan divariasikan untuk melihat pengaruh suhu terhadap produksi senyawa hidrokarbon non-oksigenat. Selain itu, waktu pengambilan sampel juga akan divariasikan untuk melihat komposisi produk pirolisis dari waktu ke waktu.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio katalis per biomassa yang semakin besar dapat meningkatkan produksi senyawa hidrokarbon non-oksigenat dengan rasio katalis per biomassa yang menghasilkan senyawa hidrokarbon non-oksigenat tertinggi adalah 1:1. Kenaikan suhu reaksi pirolisis pun mampu meningkatkan produksi senyawa hidrokarbon non-oksigenat dengan suhu yang menghasilkan senyawa hidrokarbon non-oksigenat tertinggi adalah 550°C. Pada kondisi reaksi tersebut, total peak area senyawa hidrokarbon non-oksigenat yang terlihat adalah 1,50×109 dengan peak area senyawa olefin yang terlihat sebesar 4,33×108 dan konsentrasi senyawa aromatik sebesar 0,7 g mL. Namun, komposisi produk pirolisis berubah dan berkurang seiring waktu yang diakibatkan oleh deaktivasi katalis akibat pembentukan kokas di permukaan katalis.

With the declining of fossil fuel, a new raw material to produce fuels and petrochemical industry feedstock is needed. Such material should be renewable and eco-friendly. Lignocellulosic biomass could be a promising alternative for it is obtained from plants and is carbon-neutral. One of the promising lignocellulosic biomass for its abundance in Indonesia is rice straw. Rice straw could be converted into fuels and petrochemical feedstock via pyrolysis pathway. However, its pyrolysis reaction products still contains a variative amount of oxygenate hydrocarbons. These oxygenates have to be converted into non-oxygenate hydrocarbons before it can be used as fuels and petrochemicals feedstock.
The usage of zeolites based acid catalysts (ZSM-5) has been proven to perform deoxygenation and catalytic cracking reaction to enhance the production of nonoxygenates in catalytic pyrolysis reaction. In this research, catalyst rice straw feed ratio would be varied to see its effect on non-oxygenate hydrocarbons production. Reaction temperature would also be varied to see its effect on non-oxygenate hydrocarbons production. Moreover, sampling time would also be varied to see the pyrolysis product composition through time.
The result showed that increase in catalyst biomass ratio will increase the non-oxygenate hydrocarbons production with the highest amount of nonoxygenates was produced by 1:1 catalyst biomass ratio. Rise in reaction temperature also showed the increase in non-oxygenate hydrocarbons with the highest amount of nonoxygenates was produced in 550°C reaction temperature. The highest total peak area of non-oxygenates produced under those reaction condition was 1,50×109 with the highest peak area of olefins was 4,33×108 and the highest concentration of aromatics was 0,7 g mL. However, the products composition was shifting and decreasing through time due to catalyst deactivation by coke formation on its surface.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dahliyanti
"Benzene Toluene dan Xylene (BTX) merupakan komponen penting dalam industri petrokimia. Konversi minyak jarak menjadi BTX dilakukan melalui reaksi perengkahan dan aromatisasi trigliserida secara simultan dengan katalis ZSM-5 yang diimpregnasi dengan logam nikel. Katalis ZSM-5 berperan dalam reaksi perengkahan minyak jarak sedangkan logam nikel akan memicu terjadinya reaksi aromatisasi.
Reaksi dilakukan pada fasa cair dalam reaktor tumpak (batch) bertekanan atmosferik dengan rasio massa katalis/reaktan 1:75. Produk gas yang terbentuk dianalisis dengan Gas Chromatography. Produk utama yang diperoleh adalah alkana C1-C5 dan BTX. Pada suhu 310oC diperoleh konversi reaksi 29,43% dan selektivitas BTX sebesar 50% volume setelah waktu reaksi 36 menit.

Benzene Toluene and Xylene (BTX) are important feedstock in petrochemical industries. Conversion of castor oil to BTX is held by simultaneous reactions of triglycerides cracking and aromatization over nickel impregnated ZSM-5 catalyst. ZSM-5 catalyst contributes to the cracking reactions while nickel contributes to the dehydrogenation reactions.
The experiments were carried out in batch reactor at liquid phase under atmospheric pressure. Mass ratio of catalyst/reactant was 1:75. The gaseous products were analyzed by a gas chromatograph fitted with PEG column and FID detector. The major products obtained were light alkene C1-C5 and BTX. At 310oC, the reactions gave 29.43% conversion and BTX selectivity was 50% volume after 36 minutes reaction time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Menipisnya cadangan sumber daya energi fosil, memerlukan solusi pencarian sumber daya energi alternatif yang ketersediaannya lebih terjamin dan berkesinambungan yang berasal dari materi biomassa hasil fermentasi seperti Aseton-Butanol-Etanol (ABE) dengan reaksi konversi katalitik yang menghasilkan hidrokarbon. Perkembangan teknologi konversi katalitik masih berjalan lambat dan pengembangannya mutlak memerlukan riset yang berkelanjutan dengan dukungan dari teknik reaksi maupun katalisis. Salah satu pengembangan teknologi katalitik ini adalah penggunaan katalis-katalis baru untuk reaksi konversi tersebut. Pada penelitian ini, telah disintesis material YSZ yang akan digunakan dalam reaksi konversi katalitik ABE menjadi hidrokarbon dengan bahan baku ZrOCl2.8H2O dan Y2O3 dengan variasi suhu kalsinasi 850, 900, dan 950_C melalui proses koopresipitasi. Dari hasil karakterisasi XRD, YSZ komersial merupakan zirconia yang terstabilkan sebagian dengan jumlah struktur kristal tetragonal sebesar 78.6% sedangkan material hasil sintesis mempunyai struktur kristal sebesar 40.83%. Konduktivitas diuji dengan impedance spectroscopy didapatkan untuk material YSZ komersial sebesar 2.088.10-6 S/cm2. Untuk material YSZ hasil sintesis, dilihat berdasarkan posisi garis kurva impedansi dimana posisi garis kurva mendekati sumbu riilnya akan memiliki konduktivitas yang besar yakni pada posisi serbuk YSZ yang disintesis dengan konsentrasi HCl 10% dan suhu kalsinasi 900_C. Dari hasil analisa XRD dan konduktivitas ion, ditetapkan material YSZ yang disintesis dengan konsentrasi pelarut 10% HCl dan suhu kalsinasi 900_C untuk diuji kinerjanya dalam reaksi konversi katalitik. Uji kinerja material YSZ hasil sintesis sebagai katalis dilakukan dalam reaksi konversi katalitik Aseton-Butanol-Etanol dengan memvariasikan % loading asam borat ke dalam YSZ sebesar 0 dan 10%. Temperatur reaksi divariasikan dari 350-450_C. Dari hasil analisa GC diperoleh urutan % konversi yang diperoleh dari umpan adalah butanol, aseton, dan etanol. Dengan % konversi tertinggi dicapai oleh etanol yang mencapai 99%. Sedangkan % yield hidrokarbon cair terbesar dicapai oleh katalis 10% B2O3-YSZ pada suhu 450_C yakni sebesar 27%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>