Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ledy Febriana Nur Wulan Ayu
"Spirulina platensis adalah mikroalga hijau-biru yang berfotosintesis menghasilkan kultur biomassa yang komersil. Spirulina terkenal akan kandungan protein (60-74%(w/w) dan pigmen fikosianin (pigmen hijau biru). Kandungan biologis yang dimilkinya membuat ia spesial dijadikan suplemen makanan, anti-inflammatory untuk manusia atau dipakai sebagai pewarna alami di industri farmasi, terlebih lagi kemampuannya yang dapat memfiksasi kadar CO2 di atmosfir.
Pada penelitian kali ini Spirulina platensis akan dikultivasi dalam medium Conwy pada pencahayaan konstan sebesar 500 lx. Pencahayaan secara konstan ini dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan fotobioreaktor, dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konfigurasi reaktor susun seri (3 buah) terhadap produksi biomassa Spirulina platensis. Sebagai perbandingan dilakukan pula kultivasi Spirulina platensis pada reaktor tunggal dengan volume yang ekuivalen (1500 ml) dan kondisi operasi yang sama yakni Ug = 1,2 m/h, aliran gas CO2 3%(v/v) udara, tekanan 1 atm, dan temperatur ruang.
Hasil akhir yang dicapai pada penelitian ini adalah peningkatan jumlah produksi biomassa yang dihasilkan pada reaktor susun seri 1.31 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan pH kultur, Konsentrasi [HCO3-] dan laju pertumbuhan spesifik (μ). Konsumsi energi Spirulina platensis pada reaktor susun seri untuk produksi biomassany mengalami kenaikan sebesar 3-5 kali lipat dibanding reaktor tunggal. Model Ierusalimsky digunakan untuk menggambarkan kinetika reaksi penyerapan substrat non-kompetitif dengan nilai laju pertumbuhan maksimum (μmax) 0.058-0.077 h-1, konstanta penjenuhan substrat (KS) -1.9 sampai -0.72, dan konstanta inhibisi (KI) 16.772 sampai 33.2.

Spirulina platensis is a marine microalga photoautotropic whose cultivation is particularly attractive for several commercial purposes. Its main interest is centered in its high protein content, 60?74% on a dry weight basis and phycocyanin pigment. It can be used either as anti-inflammatory, nutritional supplement for humans and animals or as source of active principles in pharmaceutical, cosmetic industries moreover fixation CO2 in atmosphere.
The study attemps to investigate the effects of configuration reactor in order to increasing Spirulina platensis biomass yield. Conwy medium was used for the batch culture in auto claved sea water. This experiment, light was adjust to 500 lx, superficial velocity of air was adjust to 1,2 m/h, and concentration of carbondioxide as source carbon was adjust to 3%(v/v) of air stream. At the beginning cultivation, inoculum was started from 4.000.000 cell/cm3. System photobioreactor respectively using reactor in 3 series with 500 mL in each reactor and it was compared with single reactor at equivalen total volume.
The specific growth rate and biomass production S.platensis at 3 series reactor achieved in this present experiment are higher than the single reactor. The series effect was also increasing levels of medium substrat, higher pH medium and energy consumption. At the end of this experiment ( after 87 hour of culture ), 3 series reactor resulted 1.31 increase times in biomass production which is energy consumption increasingly three to five times rather than single reactor. For pilot scale purposes, this experiment was also studied to predict the kinetic reaction models of substrat absorption in S.platensis cell. A number of kinetic models were constructed to see the conjunction of growth rate and concentration substrat in S.platensis cell while producing biomass. Finally, Ierusalimsky equation was significantly resulted growth rate calculation data closer to the experimental data with constant substrat saturation value (KS) was -1.9 to -0.72, and constant inhibition (KI) 16.772 to 33.2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni Saputri
"Berbagai cara telah dilakukan untuk menanggulangi kekurangan gizi. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan padat gizi seperti mikroalga Spirulina plantesis. Selain mengandung nutrisi yang penting untuk kesehatan manusia, Spirulina juga dapat memfiksasi CO2 melalui reaksi fotosintesis dengan bantuan energi cahaya sehingga dapat mengurangi kadar CO2 di atmosfir. Mengingat potensi yang dimiliki, penelitian difokuskan kepada optimasi produksi biomassa Spirulina plantesis melalui pengaturan konfigurasi reaktor.
Penelitian ini akan mengkultivasi Spirulina plantesis di dalam fotobioreaktor susun seri (sebanyak tiga buah) dan reaktor tunggal sebagai pembanding. Pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan alterasi karena jenis pencahayaan ini telah terbukti dapat menghasilkan produksi biomassa mikroalga yang lebih besar dibandingkan dengan jenis pencahayaan lain. Pencahayaan alterasi dilakukan dengan menaikkan intensitas cahaya selama kultivasi sesuai dengan jumlah biomassa yang terdapat di dalamnya.
Pengkultivasian berlangsung dalam fotobioreaktor kolom gelembung dengan volume 500 ml untuk reaktor susun seri dan 1500 mL untuk reaktor tunggal menggunakan medium conwy pada temperatur 29_C dan tekanan operasi 1 atm. Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu Phillips Halogen 20W/12V/50Hz. Fotobioreaktor dialiri udara yang mengandung CO2 sebesar 3% sebagai sumber karbon-nya dengan kecepatan superfisial gas (UG) sebesar 1,2 m/h.
Penggunaan fotobioreaktor yang disusun seri dapat menghasilkan biomassa 9,5% lebih banyak daripada fotobioreaktor tunggal untuk berat kering sel awal yang sama (0,106 g/dm_). Berat kering sel akhir untuk reaktor tunggal 0,176 g/dm_, untuk reaktor seri adalah 0,190g/dm_, 0,188g/dm3 dan 0,193 g/dm_. Selain itu, energi cahaya yang digunakan untuk produksi biomassa pada reaktor susun seri lebih besar 45% daripada reaktor tunggal. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pada optimasi produksi biomassa Spirulina plantesis dalam skala yang lebih besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2007
S49837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Indra Prabawa
"Mikroalga telah dikenal memiliki kemampuan untuk melakukan fiksasi CO2 melalui proses fotosintesis dan mengubah CO2 secara langsung menjadi senyawa karbon atau biomassa seperti polisakarida, protein, atau lipid yang bernilai cukup ekonomis. Penelitian mengenai proses fiksasi CO2 dengan memanfaatkan kemampuan fotosintesis mikroalga Spirulina platensis merupakan salah satu aternatif yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan gas rumah kaca, yang telah menjadi permasalahan yang serius akhir-akhir ini. Proses fiksasi CO2 dan produksi biomassa menggunakan Spirulina platensis ini dilakukan dengan menggunakan medium Conwy dalam sebuah fotobioreaktor dengan perlakuan alterasi pencahayaan dan pencahayaan konstan. Fotobioreaktor yang digunakan tersusun secara seri dan tunggal dengan volume masing-masing 500 ml dan 1.500 ml. Proses tersebut berlangsung pada kondisi : suhu 29_C, kecepatan superfisial gas sebesar 1,2 m/jam, kandungan CO2 3% volume dalam aliran udara dan intensitas cahaya berkisar antara 1,48 Watt/m2 ?5,76 Watt/m2. Secara umum hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan semakin banyak konfigurasi reaktor dan semakin tingginya intensitas cahaya yang diterima oleh sel dalam medium, peningkatan jumlah sel yang terjadi juga semakin tinggi. Besarnya peningkatan jumlah sel ini berbanding terbalik dengan kemampuan fiksasi CO2. Laju fiksasi CO2 dan laju pertumbuhan sel yang tertinggi dicapai dengan menggunakan reaktor susun seri melalui perlakuan alterasi pencahayaan. Peningkatan fiksasi CO2 ditandai dengan meningkatnya nilai rata CTR dan qCO2 hingga mencapai 5,53 g/dm3 h-1 dan 41,77 h-1. Model pendekatan secara empiris terhadap laju fiksasi CO2 mengikuti persamaan Haldane dan persamaan Ierusalemsky.

Microalgae has known for its ability to fix CO2 with photosynthesize and convert into biomass product such as polysacharide, protein, or lipid. The research of CO2 fixation using Spirulina platensis has become a promising alternative to reduce green house effect. CO2 fixation process and biomass production with Spirulina platensis was cultivated in photobioreactor with fixed and alteration of light illumination with Conwy as a medium. Two configuration of photobioreactors are arranged in single and three stages serial photobioreactor with reactor volume of photobioreactors are 1.500 mL and 500 mL/reactor, orderly. The fixation experiment were carried out in : Temperatur 29_C , gas supervicial velocity 1,2 m/hour, CO2 concentration : 3 % volume and range of light intensity 1,48 Watt/m2 ? 5,76 Watt/m2. The experimental findings for this system show that the increasing of reactor number and accepted light intensity in medium will be rise the number of cell in reactor. The rate of cell growth was oppposite to CO2 fixation rate. The highest of CO2 fixation and cell growth rate was reached in three stages serial photobioreactor with alteration light of illumination. The highest mean value of CTR and qCO2 could reach 5,53 g/dm3 h-1 dan 41,77 h-1. The empirical equation models of CO2 fixation rate follow Haldane and Ierusalemsky equation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Yunita
"Mikroalga Spirulina platensis merupakan salah satu sumber pangan berpotensi yang sangat potensial untuk kita kembangkan. Selain karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, mikroalga ini mudah didapat dan dikembangkan, dan dengan kandungan proteinnya yang tertinggi dibandingkan dengan mikroalga lainnya yakni 24,350 kg dry weight/ha/year. Mikroalga Spirulina platensis selain berpotensi untuk menghasilkan biomassa seperti protein, vitamin, karbohidrat, dan nutrisi lain untuk bahan makanan kesehatan juga mampu melakukan proses fotosintesis. Pada proses ini, mikroalga Spirulina platensis memanfaatkan energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon (fiksasi CO2), maka faktor cahaya menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi biomassa Spirulina platensis.
Hasil penelitian yang telah ada mengenai kultivasi mikroalga Spirulina platensis dalam fotobioreaktor tunggal menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya terhadap laju produksi biomassa. Mengacu pada hasil-hasil penelitian tersebut, maka pada penelitian kali ini dilakukan dalam fotobioreaktor tunggal yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan produksi biomassa Spirulina platensis melalui optimasi pencahayaan dengan metode alterasi.
Pada prinsipnya, metode alterasi adalah perubahan intensitas pencahayaan untuk laju pertumbuhan maksimum (I _max,opt) secara simultan sesuai dengan penambahan sel (N)/biomassa (X) selama masa kultivasi. Pada fotobioreaktor tersebut Spirulina platensis akan dikultivasi dalam medium air laut dengan penambahan SOT sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu Phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO2 sebesar 3% sebagai carbon source-nya.
Sebelum melakukan tahap alterasi dilakukan penelitian awal untuk mencari I _max,opt dari beberapa inokulum, yang akan digunakan sebagai acuan perubahan intensitas cahaya pada alterasi pencahayaan dan sebagai intensitas cahaya yang akan dicahayakan secara kontinu sebagai pembanding alterasi pencahayaan. dari beberapa inokulum, yang akan digunakan sebagai acuan perubahan intensitas cahaya pada alterasi pencahayaan dan sebagai intensitas cahaya yang akan dicahayakan secara kontinu sebagai pembanding alterasi pencahayaan.
Perlakuan alterasi pencahayaan pada kultivasi Spirulina platensis berhasil meningkatkan produksi biomassa sampai 12 % dibandingkan dengan pencahayaan kontinu pada I _max,opt-nya dengan jumlah inokulum yang sama, dengan hasil akhir produksi biomassa (?X) sebesar 0.085 g/dm_, energi pembentukan biomassa (Ex) sebesar (70.11 J/g) dan masa kultivasi yang lebih singkat (96 jam). Kemudian pada perlakuan alterasi juga didapatkan aktifitas sel yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencahayaan kontinu pada I _max,opt-nya dengan inokulum yang sama. Hal ini ditunjukkan dengan konsentrasi bikarbonat ([HCO3-]) lebih tinggi 12% (87.18 mmol). Model kinetika penyerapan substrat yang paling mendekati dengan pertumbuhan mikroalga Spirulina platensis adalah model persamaan Haldane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Oktaviani
"Masalah pemanasan global yang disebabkan peningkatan gas CO2 di udara membuat banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasinya. Salah satu alternatif yang efektif yaitu dengan menggunakan mikroalga Spirulina platensis karena selain kemampuannya dalam memfiksasi CO2, produksi biomassa yang dihasilkan juga sangat bermanfaat bagi kehidupan karena Spirulina mempunyai kandungan protein yang tinggi serta dapat mengatasi berbagai macam penyakit seperti kanker dan dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Adanya potensi-potensi tersebut membuat penelitian ini difokuskan untuk peningkatan produksi biomassa Spirulina platensis. Metode yang digunakan yaitu melalui perlakuan alterasi pencahayaan dimana intensitas cahaya yang diberikan akan ditingkatkan sesuai dengan peningkatan biomassanya. Kultivasi akan berlangsung dalam fotobioreaktor yang disusun secara seri dengan volume masing-masing sebesar 500 mL dengan menggunakan medium Conwy sebagai sumber nutrisi dan pada temperatur 29°C serta tekanan operasi 1 atm. Sebagai sumber karbon digunakan gas CO2 dengan konsentrasi masukan sebesar 3% dengan kecepatan superfisial sebesar 1,2 m/h. Sumber cahaya yang digunakan berasal dari lampu Phillips Halogen 20W/12V/50Hz. Sebagai perbandingan dilakukan kultivasi Spirulina platensis dengan menggunakan metode pencahayaan kontinu (Intensitas yang diberikan nilainya tetap). Kultivasi Spirulina platensis dengan menggunakan metode alterasi pencahayaan menghasilkan peningkatan produksi biomassa dengan jumlah produksi akhir rata-rata sebesar 0,084, lebih besar dibandingkan metode pencahayaan kontinu yang hanya sebesar 0,071. Perbandingan hasil produksi akhir metode alterasi ini sampai 13,6 % dibandingkan dengan metode pencahayaan kontinu. Selain itu energi yang diperlukan pada pencahayaan alterasi juga lebih sedikit bila dibandingkan pencahayaan kontinu yakni hanya sebesar 20 % dari energi yang dibutuhkan pada pencahayaan kontinu.

There are a lot of researched to fixed the problem of Global Warming which is caused by incresing gas CO2 in the air. One of efective alternative is by using microalgae Spirulina platensis because the ability of fixation the gas CO2 and producing biomass which very usefull in life due to Spirulina platensis have high protein and can cure a lot of diseases such as cancer and also can reducing colesterol in blood. Because of this potention, this research focused in increasing the biomass production of Spirulina platensis. the method is by alteration illumination which is the illumination given in the culture will be increased as the increasing of biomass production. Cultivation will be in series fotobioreactor which is each of fotobioreactor has 500 mL in volume, by using Conwy medium as a nutrition and in 29°C temperature and 1 atm operation pressure. As a carbon source the cultivation will use gas CO2 with 3% concentration and the superficial velocity is 1,2 m/h. The illumination using Phillips Halogen 20W/12V/50Hz lamp. The cultivation using method continous intensity of illumination will also be done as a control. Cultivation Spirulina platensis with alteration illumination method make the increasing of biomass production with the final production 0.084 g/dm3, it s higher than continuos intensity of illumination which is only has 0,071 g/dm3. beside that the energy in producing biomass in alteration illumination method lower than continous intensity illumination which is only 20% than continous intensity illumination."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aji Sujarwo
"Selain sebagai mikroorganisme yang mampu mereduksi konsentrasi C02 di udara dengan proses fiksasi CO2; pada fotosintesis, mikroalga Chlorella vulgaris secara komersial juga mempunyai potensi yang sangat besar. Hal ini karena biomassa yang dimilikinya mempunyai banyak unsur yang bermanfaat dan bemilai ekonomis tinggi, seperti CGF, klorofil, beta karoten dan protein. Kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg dalam Fotobioreaktor Kolom Gelembimg susun sen dengan pencahayaan kontinu telah berhasil meningkatkan produksi biomassa (X) sampai 1.6 kali lipat dibandingkan dengan kultivasi yang dilakukan pada reaktor tunggal pada intensitas 14.75 W/m_. Dalam masa kultivasi 108 jam, reaktor susun sen menghasilkan berat biomassa akhir rata-rata 28.5 g/dm_, sedangkan dengan kondisi yang sama reaktor tunggal hanya menghasilkan 18.3 g/dm_. Kultivasi tersebut menggunakan kondisi operasi: T=29_C, P=1 atm, UG=2.4 m/jam untuk reaktor sen dan 3.6 m/jam untuk reaktor tunggal, C0_=10% sebagai carbon source-nya; medium Beneck; fotobioreaktor kolom gelembung dengan volume 200 dan 600 cm_ serta sumber cahaya Lampu Phillip Hallogen 20W /12V/ 50Hz. Parameter penelitian lain seperti qco2, CTR, Ex dan [HCO3] juga menunjukkan hasil yang lebih baik pada reaktor susun seri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelvina Hartono
"Penelitian mengenai pengaruh pencahayaan LED merah terhadap laju pertumbuhan dan fiksasi CO2 mikroalga Spirulina platensis masih terus dikembangkan hingga saat ini, dimana mikroalga telah banyak dikenal sebagai organisme yang sangat efisien dalam menyerap karbon dioksida secara biologis dan mikroalga telah digunakan untuk memperbaiki kualitas udara dengan mengurangi kadar karbon dioksida dan meningkatkan jumlah oksigen. Pada penelitian ini, mikroalga Spirulina platensis dikultivasi menggunakan lampu LED merah dengan variasi intensitas cahaya (1000 lux, 3000 lux, dan 5000 lux) dan inokulum sel awal (OD 0,2, OD 0,3, dan OD 0,5) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah biomassa kering, laju pertumbuhan, kemampuan fiksasi CO2, kandungan fikosianin, dan kandungan klorofil. Analisis menunjukan bahwa berat kering biomassa tertinggi dan laju pertumbuhan tertinggi didapatkan pada OD 0,5 dengan intensitas 5000 lux menggunakan lampu LED merah sebesar 0,069 mg/ml dan 0,0374 mg/hari. Lalu, fiksasi CO2 tertinggi didapatkan sebesar 0,00110 mg/mg alga menggunakan lampu LED merah pada intensitas 5000 lux. Kandungan fikosianin tertinggi didapatkan menggunakan lampu LED putih pada intensitas 3000 lux sebesar 0,033 mg/mg alga dan kandungan klorofil tertinggi didapatkan menggunakan lampu LED merah pada intensitas 3000 lux sebesar 0,883 mg/mg alga.

Research on the effect of red LED lighting on the growth rate and CO2 fixation of Spirulina platensis microalgae is still ongoing. Microalgae are well-known organisms that are highly efficient in biologically absorbing carbon dioxide. They have been used to improve air quality by reducing carbon dioxide levels and increasing oxygen levels. In this study, Spirulina platensis microalgae were cultivated using red and white LED lights with variations in light intensity (1000 lux, 3000 lux, and 5000 lux) and initial cell density (OD 0.2, OD 0.3, and OD 0.5) to determine their effect on dry biomass, growth rate, CO2 fixation ability, phycocyanin content, and chlorophyll content. The analysis showed that the highest dry biomass weight and growth rate were obtained at OD 0.5 with an intensity of 5000 lux using red LED lights, which were 0.069 mg/ml and 0.0374 mg/day, respectively. The highest CO2 fixation was obtained at 0.00110 mg/mg algae using red LED lights at an intensity of 5000 lux. The highest phycocyanin content was obtained using white LED lights at an intensity of 3000 lux, which was 0.033 mg/mg algae. The highest chlorophyll content was obtained using red LED lights at an intensity of 3000 lux, which was 0.883 mg/mg algae. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najwa Eliva
"Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang memberikan warna kuning, jingga, dan merah pada tumbuhan. Karotenoid dikenal karena pigmentasinya, memiliki sifat antioksidan serta memberikan banyak manfaat terhadap kesehatan. Meskipun dapat diproduksi secara kimiawi, karotenoid alami lebih diminati karena tidak menghasilkan efek samping terhadap kesehatan. Salah satu sumber bahan alam yang dapat memproduksi karotenoid adalah mikroalga. Karena fleksibilitasnya, mikroalga memiliki potensi yang besar sebagai sumber karotenoid sehingga upaya optimasi kultivasi mikroalga banyak dilakukan. Pada kultivasi mikroalga, terdapat beberapa faktor yang penting untuk dikonsiderasi, salah satunya adalah cahaya. Penggunaan cahaya yang optimal akan meningkatkan laju fotosintesis sehingga pertumbuhan sel turut mengalami peningkatan. Seiring meningkatnya pertumbuhan mikroalga, fenomena self-shading dapat terjadi sehingga menurunkan laju pertumbuhan dan produksi biomassa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peningkatan intensitas cahaya yang disesuaikan dengan kerapatan sel mikroalga dapat dilakukan. Pada penelitian ini digunakan konsorsium mikroalga Chlorella vulgaris dan Spirulina platensis karena keduanya merupakan sumber karotenoid yang potensial. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada rasio konsorsium 1:1, dihasilkan perolehan biomassa sebesar 2,39 g/L dengan alterasi cahaya dan sebesar 1,9 g/L dengan cahaya konstan. Pada rasio konsorsium 1:2, dihasilkan perolehan biomassa sebesar 2,49 g/L dengan alterasi cahaya dan sebesar 2,01 g/L dengan cahaya konstan. Pada rasio konsorsium 2:3, dihasilkan perolehan biomassa sebesar 2,33 g/L dengan alterasi cahaya dan sebesar 1,81 g/L dengan cahaya konstan. Pada monokultur Spirulina platensis, dihasilkan perolehan biomassa sebesar 1,51 g/L dengan alterasi cahaya dan sebesar 1,35 g/L dengan cahaya konstan. Melihat peningkatan perolehan biomassa kering, dapat disimpulkan bahwa fenomena self-shading dapat diatasi. Kandungan karotenoid yang terkandung dari mikroalga diperoleh sebesar 0,084 – 0,099 mg/g biomassa kering, dan peningkatan intensitas cahaya tidak memberikan dampak yang terlalu signifikan pada peningkatan kandungan karotenoid.

Carotenoid is a group of pigment that gives colours such as yellow, orange, and red to wide range of plants. Carotenoid is widely known for its pigmentation, antioxidant activity and lots of benefits for health. Although it can be produced synthetically, natural carotenoid is preferable because it doesn’t give additional side effects for health. One of many natural sources that can produce carotenoids is microalgae. Due to its flexibility, microalgae is stated as a very potential source of carotenoid, leading to many researches are carried out to optimize microalgae cultivation. There are several factors to consider during microalgae cultivation, one of them is light utilization. Optimal light intensity will increase photosynthetic rate and microalgae growth rate. However, the increase in microalgae growth rate can lead to a phenomenon called self-shading, that can reduce microalgae growth rate and biomass production. To overcome this problem, periodic increase in light intensity can be applied. In this study, Chlorella vulgaris and Spirulina platensis consortium is used. From the conducted study, it is known that in the ratio of 1:1, increasing light intensity results in 2,39 g/L dry biomass and constant light intensity results in 1,9 g/L dry biomass. In the ratio of 1:2, increasing light intensity results in 2,49 g/L dry biomass and constant light intensity results in 2,01 g/L dry biomass. In the ratio of 2:3, increasing light intensity results in 2,33 g/L dry biomass and constant light intensity results in 1,81 g/L dry biomass. In Spirulina platensis monoculture, increasing light intensity results in 1,51 g/L dry biomass and constant light intensity results in 1.35 g/L dry biomass. The results indicate that the self-shading phenomenon can be overcome. The carotenoid content in microalgae is reported reached 0,084 – 0,099 mg/g dried biomass, and the increasement of light intensity didn’t give a significant effect in increasing carotenoid content."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid Claudia Elianne Inthe
"ABSTRAK
Nannochloropsis sp. merupakan salah satu jenis mikroalga yang banyak
mengandung nutrisi. Dengan demikian Nannochloropsis sp. sebenarnya
mempunyai potensi yang besar dan menjanjikan sebagai sumber nutrisi pangan
dan bahan baku biomedis. Pada penelitian ini akan dilakukan teknik untuk
meningkatkan produksi biomassa mikroalga Nannochloropsis sp. dengan
pengaturan pencahayaan yaitu mencari Iμmax,opt dari beberapa inokulum dilanjutkan
dengan perlakuan alterasi pencahayaan. Kultivasi Nannochloropsis sp. dilakukan
dalam medium walne pada temperatur 29°C, tekanan operasi 1 atm, sumber
pencahayaan lampu 20W/12V/50Hz, dan konsentrasi CO2 5 %. Hasilnya
menunjukkan bahwa alterasi mampu meningkatkan kemampuan produksi
biomassa sampai 1.22 kali lipat lebih tinggi dibandingkan pencahayaan pada
intensitas tetap dengan jumlah inokulum yang sama serta masa kultivasi yang
lebih singkat (204 jam) dan energi untuk produksi biomassa (Ex) yang lebih
efisien (793,75 kJ/g). Selain itu, pada perlakuan alterasi juga didapatkan nilai ratarata
qco2 lebih besar 1.08 kali lipat (37,69 g/gsel.jam), nilai CTR (Carbon Transfer
Rate) lebih besar 2.03 kali lipat (25,55 g/L.jam) dan konsentrasi [HCO3-] lebih
besar 1.11 kali lipat (0.0245 M) dibanding pencahayaan pada intensitas tetap.
Mikroalga yang dikultivasi pada alterasi pencahayaan juga memiliki kadar lipid
lebih tinggi yaitu (39.6%). Pencahayaan yang kuat secara tidak langsung memang
dapat mempengaruhi akumulasi lemak jika dikombinasikan dengan tekanan lain
atau keberadaan CO2 berlebih.

ABSTRACT
Nannochloropsis sp. has a great potential and promising as a nutritional source of
food and biomedical materials in consideration of it contain many nutrients. On
the other hand, environmental factors affecting growth rates and gains in the
cultivation of cells also have an impact on levels of lipids and oils and its
composition in Nannochloropsis sp. One of the influential factors is lighting.
Based on these facts, then on this study will be conducted a techniques to increase
biomass production of microalgae Nannochloropsis sp. by the lighting setting that
are tailored to the growth. Lighting arrangement is done by finding Iμmax,opt from
several inoculum followed by the alteration lighting treatment which is expected
could reduce the self-shading effect that occurs in cultured microalgae in a
photobioreactor, in order to obtain optimal growth rate and increased the biomass
production of Nannochloropsis sp. Alteration of lighting treatment on the
cultivation of Nannochloropsis sp. in the walne medium on 29 °C temperature
operating conditions, operating pressure of 1 atm, lighting sources
20W/12V/50Hz, and 5% CO2 concentration was successful in increasing biomass
production capability up to 1:22-fold higher than in continuous illumination with
the same amount of inoculum and a shorter cultivation period (204 hours) and for
the production of biomass energy (Ex) is more efficient (793748.66 J/g). In
addition, the alteration treatment is also found CO2 fixation and cell activity fold
higher compared with continuous illumination at Iμmax,opt it with the same amount
of inoculum. As shown by the average value of alterations qco2 and CTR on each
lightingfold larger 1:08 and 2:03 times as well as the concentration of [HCO3-]
1:11-fold higher (0.0245 M). Microalgae are cultivated on the alteration of
lighting also has a higher lipid content (39.6%) compared lipid levels in
continuous light. Strong lighting is able to indirectly affect the accumulation of fat
when combined with other pressures, or the presence of excess CO2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43752
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eeng Oktia Vitri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>