Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Menipisnya cadangan sumber daya energi fosil, memerlukan solusi pencarian sumber daya energi alternatif yang ketersediaannya lebih terjamin dan berkesinambungan yang berasal dari materi biomassa hasil fermentasi seperti Aseton-Butanol-Etanol (ABE) dengan reaksi konversi katalitik yang menghasilkan hidrokarbon. Perkembangan teknologi konversi katalitik masih berjalan lambat dan pengembangannya mutlak memerlukan riset yang berkelanjutan dengan dukungan dari teknik reaksi maupun katalisis. Salah satu pengembangan teknologi katalitik ini adalah penggunaan katalis-katalis baru untuk reaksi konversi tersebut. Pada penelitian ini, telah disintesis material YSZ yang akan digunakan dalam reaksi konversi katalitik ABE menjadi hidrokarbon dengan bahan baku ZrOCl2.8H2O dan Y2O3 dengan variasi suhu kalsinasi 850, 900, dan 950_C melalui proses koopresipitasi. Dari hasil karakterisasi XRD, YSZ komersial merupakan zirconia yang terstabilkan sebagian dengan jumlah struktur kristal tetragonal sebesar 78.6% sedangkan material hasil sintesis mempunyai struktur kristal sebesar 40.83%. Konduktivitas diuji dengan impedance spectroscopy didapatkan untuk material YSZ komersial sebesar 2.088.10-6 S/cm2. Untuk material YSZ hasil sintesis, dilihat berdasarkan posisi garis kurva impedansi dimana posisi garis kurva mendekati sumbu riilnya akan memiliki konduktivitas yang besar yakni pada posisi serbuk YSZ yang disintesis dengan konsentrasi HCl 10% dan suhu kalsinasi 900_C. Dari hasil analisa XRD dan konduktivitas ion, ditetapkan material YSZ yang disintesis dengan konsentrasi pelarut 10% HCl dan suhu kalsinasi 900_C untuk diuji kinerjanya dalam reaksi konversi katalitik. Uji kinerja material YSZ hasil sintesis sebagai katalis dilakukan dalam reaksi konversi katalitik Aseton-Butanol-Etanol dengan memvariasikan % loading asam borat ke dalam YSZ sebesar 0 dan 10%. Temperatur reaksi divariasikan dari 350-450_C. Dari hasil analisa GC diperoleh urutan % konversi yang diperoleh dari umpan adalah butanol, aseton, dan etanol. Dengan % konversi tertinggi dicapai oleh etanol yang mencapai 99%. Sedangkan % yield hidrokarbon cair terbesar dicapai oleh katalis 10% B2O3-YSZ pada suhu 450_C yakni sebesar 27%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Taufik Ardianto
"Perkembangan sektor transportasi di Indonesia sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi dunia. Oleh karena itu, kebutuhan bahan bakar minyak khususnya bensin terus meningkat di Indonesia sehingga cadangan minyak bumi yang menjadi bahan utama untuk membuat bensin saat ini diekplorasi secara luas yang menyebabkan terjadinya krisis bahan bakar. Untuk mengatasi hal ini diperlukan sumber alternatif untuk menghasilkan bahan bakar minyak tersebut. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal ini adalah pembuatan bensin senyawa turunan dari biomassa yaitu minyak kelapa sawit.
Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan proses perengkahan katalitik untuk memproduksi senyawa hidrokarbon setaraf gasoline dari minyak kelapa sawit dengan mengunakan ZSM-5/Alumina. Reaksi akan dilaksanakan dalam suatu fixed bed reactor yang beroperasi pada tekanan atmosferik. Temperatur reaksi akan dilakukan dari 375 °C sampai dengan 450°C dengan laju alir 10 ml/min.
Penambahan ABE (Aseton, Butanol, dan Etanol) dimaksudkan untuk mengatasi kereaktifan gugus ikatan ester molekul trigliserida agar terjadinya reaksi polycondensation yang mengakibatkan molekul minyak menjadi bertambah besar dapat dihindari dan sebagai menjadi sumber alkil yang akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dari proses perengkahan katalitik minyak sawit adalah berupa produk gas, produk cair dan air juga terdapat kokas yang menempel pada katalis. Yield senyawa hidrokarbon setaraf fraksi gasoline yang dihasilkan 89.7641 %.
Tanpa memperhitungkan aspek ekonomis, dapat diketahui suatu kondisi optimum dari pembuatan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline, yaitu umpan yang digunakan dengan campuran minyak sawit-ABE dengan perbandingan massa 1 : 1 dan suhu optimal yang didapat adalah 375°C dengan analisa adsorbsi-desorbsi ammonia pada katalis. Keasaman katalis campuran meningkat cukup besar dibandingkan dengan keasaman katalis murni. Reaksi konversi minyak sawit-ABE menjadi gasoline memerlukan keasaman sebagai pemicu reaksi alkilasi dan reaksi perengkahan.

The development of transportation sector in Indonesia is growing very fast along with technolgy development in the world. Because of that, the need for oil fuel especially gasoline keeps growing in Indonesia with the result that crude oil reserves as a main resource to make gasoline is now being explored widely causing the fuel crisis. In order to handle this problem, alternative resorces is needed to produce that oil resources. One of the alternatives to handle this problem is making gasoline derivative compund from biomass, which is crude palm oil.
This research is meant to improve catalytic cracking process to produce hydrocarbon compounds equal with gasoline from crude palm oil using ZSM-5/ alumina. Reaction will be done in fixed bed reactor which operates at atmospheric pressure. Reaction temperature will be done from 375°C until 450°C with volumetric velocity 10 ml/ min.
The addition of ABE (Acetone, Butanol, and Ethanol) is meant to handle ester functional group reactivity triglyceryde molecule for occurance polycondensation reaction which causing oil molecule get larger can be avoided and be the alkyl resource which improving product quality produced. Product that produced from crude palm oil catalytic cracking process forms gas, liquid product and water and also contains coke which adheres to catalyst. The yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction produced is 89.7641%.
Regardless calculation economical aspect, it can be known an optimum condition of the making hydrocarbon equal gasoline fraction, is the feed used with mixture crude palm oil- ABE using with mass comparison 1 : 1 and optimum temperature 375°C with ammonia adsorption- desorption analysis in catalyst. Acidic characteristic of catalyst mixture increases high enough compared with that of pure catalyst. The conversion reaction crude palm oil- ABE producing gasoline needs acidic characteristic as a trigger of alkylation reaction and catalytic reaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Ayu Radini Radini
"Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan semakin meningkatnya kebutuhan sarana transportasi serta aktivitas industri, kebutuhan energi akan bahan bakar minyak khususnya bensin juga semakin meningkat. Ironisnya, ternyata perkembangan yang terjadi antara kebutuhan akan minyak bumi berbanding terbalik dengan produksinya. Di sisi lain, pemakaian bensin secara besar-besaran telah terbukti ikut menambah beratnya pencemaran lingkungan dan menimbulkan pemanasan global.Untuk mengatasi hal ini diperlukan sumber alternatif untuk menghasilkan bahan bakar minyak tersebut. Sumber energi yang berpotensi adalah berasal dari materi biomassa (hayati), seperti minyak kedelai dan senyawa hasil fermentasi yaitu senyawa organik aseton, butanol dan etanol (ABE).
Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan proses perengkahan katalitik untuk memproduksi senyawa hidrokarbon setaraf gasoline dari umpan campuran minyak kedelai dengan berbagai senyawa ABE mengunakan ZSM-5/Alumina. Reaksi akan dilaksanakan dalam suatu fixed bed reactor yang beroperasi pada tekanan atmosferik. Temperatur reaksi dilakukan dari 350°C sampai dengan 450°C dengan laju alir gas pembawa (N2) 10 ml/min. Berat katalis ZSM-5/Alumina yang digunakan sebanyak 3 gr untuk waktu operasi selama 4 jam. Penambahan berbagai senyawa ABE pada minyak kedelai dimaksudkan sebagai sumber alkil untuk mengatasi kereaktifan gugus ikatan ester dan ikatan rangkap karbon pada molekul trigliserida agar terjadinya reaksi polycondensation atau polimerisasi yang mengakibatkan molekul minyak menjadi bertambah besar dapat dihindari serta dapat meningkatkan yield yang diperoleh dan menambah kapasitas produksi.
Peran katalis asam ZSM-5/Alumina akan mengakselerasi reaksi dehirasi ABE sehingga membentuk alkil permukaan. Proses perengkahan katalitik campuran minyak kedelai dengan berbagai senyawa ABE telah menghasilkan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dengan konversi tertinggi sebesar 98.23 %. Yield hidrokarbon setaraf fraksi gasoline maksimal sebesar 71.2 % dihasilkan dari umpan campuran minyak kedelai dengan etanol pada perbandingan 1gr minyak kedelai dan 0.4 gr etanol. Konversi minyak kedelai dan yield hidrokarbon setaraf fraksi gasoline tertinggi pada berbagai jenis umpan campuran diperoleh pada rentang suhu 375 - 400°C. Penambahan senyawa ABE cukup efektif dalam mengadisi ikatan karbon ganda dan karbonil yang terlihat dari peningkatan absorbansi pada ikatan percabangan dan penurunan absorbansi pada C=O serta tidak terbentuknya olefin pada produk.

The development of transportation sector and industry activity in Indonesia is growing very fast along with energy needs especially gasoline, but the development of oil needs is not supported by the production itself. Beside of that, the uses of oil fuel causes global warming and environment pollution. In order to handle this problem, alternative resources is needed to produce that oil fuel. Potential energy resources are biomass material, such as soybean oil and organic fermentation compounds ( Acetone, Butanol and Ethanol).
This research is meant to improve catalytic cracking process to produce hydrocarbon compounds equal with gasoline from mixing of soybean oil with various ABE compounds using ZSM-5/ alumina. Reaction will be done in fixed bed reactor which operates at atmospheric pressure. Reaction temperature will be done from 350° C until 450°C with volumetric velocity of carrier gas (N2)10 ml/ min. Weight of ZSM-5/ alumina catalysts used in this research is 3 gr for 4 hours operation time. The addition of various ABE compounds to soybean oil is meant to be an alkyl resource for handling ester functional group and carbon double bound reactivity in triglyceryde molecule in order to avoided polycondensation or polymerization reaction which causing oil molecule get larger. Beside of that, yield product and production capacity can be increased.
Acid catalyst ZSM-5/alumina will accelerating ABE dehydration reaction to compose surface alkyl. Catalytic cracking in mixing of soybean oil with various ABE compounds produced hydrocarbon equal gasoline fraction with conversion 98.23 %. Yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction is 71.2 % produced by mixing of soybean oil ? ethanol with mass comparison 1: 0.4 . The best soybean oil conversion and yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction in every mixture resulted at temperature range 375 - 400°C. The addition of ABE compounds is effective to reduce carbonyl and olefin absorbance resulting methyl,methylene and alkyl absorbance higher than absorbance in soybean oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prilly Fatticianita J.
"Teknologi konversi katalitik senyawa organik menjadi hidrokarbon masih sangat jarang sehingga sangat memerlukan dukungan dari hasil penelitian serta pengkajian teknik reaksi dan katalis. Selama ini teknologi konversi senyawa organik masih terfokus pada konversi katalitik dengan bahan baku metanol menjadi Gasoline (Methanol To Gasoline Process) dengan menggunakan katalis H-ZSM-5. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan konversi hasil biomassa (aseton-butanol-etanol) menjadi hidrokarbon dengan menggunakan katalis H-ZSM-5. Konversi katalitik senyawa ABE dilakukan dengan menggunakan Packed bed reactor pada tekanan atmosferik dengan variasi rasio Si/Al. Penelitian ini mempelajari pengaruh rasio Si/Al terhadap reaksi konversi katalitik senyawa ABE menjadi hidrokarbon. Karakterisasi katalis yang dilakukan meliputi komposisi kimiawi dari H-ZSM-5 sehingga didapat rasio Si/Al untuk H-ZSM-5 sebesar 15, 47, 227, 2500. Karakterisasi dengan XRD menunjukkan kristalinitas untuk HZSM-5 yang berada pada daerah 2? dengan nilai 23 derajat. Dari karakterisasi keasaman diketahui bahwa katalis yang memiliki jumlah keasaman tertinggi adalah H-ZSM-5 dengan rasio Si/Al = 47 pda rentang temperatur 350_C-450_C. Rasio Si/Al sangat mempengaruhi produk cair yang diperoleh (yield dan konversi). Konversi tertinggi dihasilkan dari reaksi dengan menggunakan HZSM-5 rasio Si/Al = 47. Yield tertinggi yang dihasilkan dari reaksi konversi katalitik senyawa ABE menjadi hidrokarbon adalah sebesar 46,6% atau sekitar 1,168 gram umpan ABE yang terkonversi menjadi produk hidrokarbon pada temperatur 425_C dengan menggunakan katalis H-ZSM-5 rasio Si/Al = 47."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Senyawa aseton dapat dipandang sebagai salah satu model senyawa organik turunan biomasa (renewable material). Senyawa aseton telah dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik menggunakan katalis H-ZSM-5 dengan variasi rasio Si/Al (25, 75 dan 100) menggunakan fixed bed reactor bertekanan atmosferik pada suhu diatas 350 oC. Didapatkan bahwa ketiga rasio H-ZSM-5 memiliki kemampuan shape selectivity yang tinggi untuk senyawa aromatik (yield >70%). Perbedaan kinerja katalis terlihat setelah 2 jam reaksi, katalis rasio Si/Al=75 dan 100 lebih rentan mengalami deaktivasi. Sedangkan, ZSM-5 rasio Si/Al=25 masih bertahan dengan konversi 100% & yield diatas 70%. Terbentuknya kokas menyebabkan penurunan keasaman katalis dan luas permukaannya.

Acetone is a organic polar compound which can be produced renewably from biomass through a fermentation process or by catalytic process of a biomassderived liquid. The prospective and sustainable system from a new schematic route can be established, if this product could be transformed into hydrocarbons. That?s why this research is intended to develop a catalytic process for aromatic production from acetone using ZSM-5.Organic acetone could be transformed into aromatic by catalytic reaction using ZSM-5 in fixed-bed reactor at atmospheric. HZSM-5 with Si/Al = 25 was more active and stable than that of Si/Al ratio 75 or 100. The yield of aromatic was obtained higher than 70 wt %. It indicates that the reaction of acetone requires a high acid density and H-ZSM-5 is shape selective catalyst for the aromatic formation due to pore opening (0,56 nm) is very close to the geometrical molecular size of the aromatic. The deactivation by coking caused the decreasing the area surface and the acidity of catalyst."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1284
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Pertiwi
"Teknologi konversi senyawa hasil fermentasi menjadi senyawa aromatik maupun olefin masih jarang dikembangkan. Pada penelitian ini bermaksud mengembangkan serta melakukan peningkatan kinerja katalis asam yang berasal dari zeolit alam untuk reaksi proses perengkahan senyawa ABE (aseton-butanoletanol). Proses aktifasi dan modifikasi merupakan cara untuk meningkatkan kualitas dari zeolit yaitu dengan meningkatkan keasaman pada inti aktif zeolit alam. Aktifasi zeolit alam dilakukan dengan pertukaran ion selama 20-120 jam menggunakan NH4Cl 1M pada temperatur ruang untuk menggantikan ion Ca2+ dengan NH4+ sehingga didapatkan NH4-NZ. Serta kalsinasi pada 600_C selama 2 jam agar struktur zeolit lebih stabil dan lebih tahan pada temperatur reaksi yang cukup tinggi. Peningkatan keasaman dilakukan dengan penambahan Boron oksida (B2O3) dengan cara impregnasi pada permukaan zeolit alam sehingga menghasilkan spesi peroksida (O22-) yang dapat meningkatkan kinerja katalis serta mengatur perubahan dimensi pori. Hasil dari karakterisasi katalis yang dilakukan meliputi komposisi kimiawi yaitu rasio Si/Al 5,17, %kristalinitas dari zeolit yang telah dipreparasi mengalami peningkatan menjadi 50% dan penambahan B2O3 tidak membentuk senyawa baru (terdispersi merata di permukaan zeolit), keasaman 5%B2O3/HNZ memiliki jumlah keasaman yang tinggi sebesar 3 _mol/_C dan acid strength pada rentang temperatur 375 dan 425_C. Kinerja katalis B2O3/HNZ diuji dengan melibatkannya dalam reaksi konversi senyawa ABE dalam reaktor pipa unggun tetap (packed bed) pada tekanan atmosferik dengan berbagai variasi rasio B2O3 (5,10 dan 15%) dalam zeolit, temperatur operasi (375~480_C). Yield hidrokarbon dari hasil konversi senyawa ABE umumnya menghasilkan %yield hidrokarbon kurang dari 20%. Pada reaksi menggunakan katalis dengan loading 5% B2O3 diperoleh % yield hidrokarbon yang relatif tinggi mencapai 41,9%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Sahala
"ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan bahan bakar dan menipisnya persediaan bahan bakar fosil menyebabkanperlunya dikembangkan bahan bakar minyak yang dapat diperbaharui dengan bahan bakuminyak nabati. Minyak nyamplung merupakan salah satu minyak nabati yang potensial untukdikembangkan sebagai bahan bakar minyak karena ketersediannya yang cukup banyak, danminyak nyamplung bukan merupakan minyak pangan sehingga tidak akan menganggu stabilitaspangan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan komposisi katalisB2O3/? Al2O3 pada proses catalytic cracking minyak nyamplung sehingga memperoleh yieldbiofuel yang optimum. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu sintesis katalis,karakterisasi katalis dan proses perengkahan katalitik. Hasil katalis yang telah disintesadikarakterisasi dengan BET Brunauer Emmett-Teller , AAS, Spektrofotometri UV-Vis. Produkhasil proses catalytic cracking dianalisa menggunakan GC-MS Gas Cromatography- MassSpectrometry . Pembuatan katalis dengan cara impregnasi dan telah berhasil ditunjukan denganhasil uji BET. Karakterisasi katalis B2O3/? Al2O3 mempunyai luas permukaan diatas 100 gr/m2.Komposisi katalis B2O3/? Al2O3 berpengaruh terhadap yield biofuel yang dihasilkan. Secarakeseluruhan perbandingan komposisi katalis B2O3 terhadap katalis ? Al2O3 paling optimum sebesar 15 B2O3 menghasilkann gasoline 28,25 , kerosene 6,29 dan diesel 6,99 .

ABSTRACT
The increasing in fuel needs along with decreasing of its availability cause the needs ofdevelopment in renewable oil fuel by using vegetable oil. Nyamplung oil has a great potentialto be developing as oil fuel because of its abundant availability and will not influence the foodstability because it is not included as cooking oil. This research is going to study about the ratioof B2O3 Al2O3 catalyst composition related to minyak nyamplung catalytic process to result theoptimum yield of biofuel. This research is conducted in 3 steps including catalyst synthesis,catalyst characterisation, and catalytic cracking process. The product of syntesis catalsyt ischaraterised by BET, AAS, and UV Vis Spectrofotometer. Mean while the product of catalyticprocess cracking is analysed by using GC MS. The production of catalyst by using impregnationmethod has been successful shown by the result of BET. B2O3 Al2O3 catalyst characterisationhas surface area above of 100 gr m2. The B2O3 Al2O3 catalyst conposition is influencing thebiofuel yield product. In conclusion, the most optimum ratio of B2O3 Al2O3 catalyst to B2O3 Al2O3 catalyst is 15 B2O3 and is resulting of 28.25 gasoline, 6.29 kerosene and 6.99 diesel."
2017
T48701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Retania
"Senyawa etanol merupakan sumber alternatif dari hasil fermentasi material hayati yang dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik. Etanol yang dihasilkan dari industri fermentasi umumnya mengandung air dalam jumlah yang bervariasi sehingga memerlukan energi tinggi untuk pemurnian etanol tersebut. Adanya kandungan air dalam konversi etanol menjadi hidrokarbon aromatik mampu menjaga stabilitas katalis. Keberadaan kandungan air ini dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas dan selektivitas katalis. Konversi etanol dilakukan menggunakan katalis zeolit sintetik HZSM-5 dan Al2O3 sebagai pendukung.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat kemampuan aktivitas dan selektivitas katalis dalam konversi etanol berkadar air menjadi hidrokarbon aromatik, khususnya benzena, toluena, dan xylena. Kemampuan aktivitas dan selektivitas HZSM-5 terhadap terbentuknya senyawa hidrokarbon aromatik sangat tinggi berdasarkan struktur jaringan pori dan permukaan inti asam. Uji kristalinitas pada katalis sebelum dan sesudah konversi menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan yang signifikan pada katalis HZSM-5.

Alternative sources of ethanol are fermented biological material that can be converted into aromatic hydrocarbons. Ethanol produced from fermentation industry still in the water containing relatively high amounts that require great energy to the ethanol purification. The existence of this water content can affect the activity and selectivity of the catalyst. Presence of water content in ethanol conversion into aromatic hydrocarbons capable of maintaining the stability of the catalyst. Catalytic conversion of ethanol made using synthetic zeolite HZSM-5 catalyst and Al2O3 as support.
The purpose of this study was to investigate the ability of the activity and selectivity of the catalyst in the reaction of water to ethanol conversion selectivity of aromatic hydrocarbons, in particular benzene, toluene, and xylene. Ability activity and selectivity of HZSM-5 to the formation of very high aromatic hydrocarbon compounds by acid core surface and the size of the pore structure. The crystallinity test of the catalyst showed that there is no significant change in crystallinity of the HZSM-5 catalyst before and after conversion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmernesia Siti Nurul Ayu Septi
"ABSTRAK ZSM-5 merupakan zeolit yang sangat penting untuk industri karena memiliki struktur pori dan susunan kristal yang memungkinkan dapat digunakan sebagai katalis, adsorben, penukar ion, dan penyaring molekul. ZSM-5 disintesis dari larutan hidrogel dengan komposisi mol 33 Na2O : 44 R : Al2O3 : 100 SiO2 : 4000 H2O : 25 H2SO4, dengan membandingkan efektivitas 2 macam zat pengarah, yaitu tetrapropilamonium bromida (TPA-Br) dan 1,2-etanadiamina (ED). Sintesis dilakukan dengan sistem hidrotermal pada suhu 1800C selama 120 jam untuk zat pengarah ED, dan 240 jam untuk zat pengarah TPA-Br. Zeolit yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X dan spektrofotometer FT-IR. Zeolit ZSM-5 digunakan sebagai katalis, dengan mengubah Na-ZSM-5 menjadi H-ZSM-5, pada reaksi konversi metanol menjadi hidrokarbon cair yang dilakukan dengan variasi suhu 2000, 2250, 2500, 2750, dan 3000C, dengan menggunakan 2 gram katalis. Hasil analisis kromatografi gas menunjukkan hasil konversi yang diperoleh menggunakan zeolit dengan zat pengarah TPA-Br adalah senyawa sikloheksan dan xilena; sedangkan dengan pengarah ED hanya diperoleh senyawa sikloheksan. Suhu optimum konversi dicapai pada suhu 250oC dengan persen konversi 20,18% untuk H-ZSM-5 dengan TPA-Br dan 0,69% untuk H-ZSM-5 dengan ED. Kata kunci : Sintesis zeolit, ZSM-5, katalis heterogen, konversi metanol. ix + 74 hlm ; gbr. ; tab.; lamp. Bibliografi : 25 (1981-2004)"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>