Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7244 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Sudrajat
"Minarex adalah jenis minyak aromatik produksi PT. Pertamina yang diperoleh dari hasil samping pengolahan minyak bumi yang ‘selama ini sudah melebihi dari kebutuhan, oleh karena itu perlu dicari cara Lunuk memberikan nilai tambah. Penelitian yang merupa_ka.n penjajagan awal penggunaan Minarex sebagai naptenik lube base dengan cara proses hidrogenasi fraksi aromat dalam Minarex.
Tahap proses hidrogenasi unntuk mengetahui kemungkinan fraksi Minarex menjadi Naptenik lube base dengan memvariasikan suhu sebesar 280°C, 300 °C , 320 °C menggunakan katalis A dengau tekanan konstan pada 275 kg/crnz disesuaikan dengan tekanan optimum yang ada di kilang Pertamina. Selanjutnya dilakukan analisa pengujian produk diantaranya density, srecific gfavity, reactive index, carbon type analisys, pour point.
Hasil penetian tahap awal ini menunjukkan bahwa baik Minarex A maupun Minaxex B memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi Naptenik lube base. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan sifat setelah dilakukan analisa density, sreci/'ic gravityjcinematic viscosity, refractive index, carbon type analisys, pour point, analisa jumlah prosentase atom karbon menunjukkan adanya penurunan jumlah atom aromat pada Minrex A rata-rata sebesar 2% dan Minarex B sebosar 3% pada masing-masing suhu dan menghasilkan nilai pour point ( titik tuang ) untuk aromatik A suhu 2S0°C sebesar -7°C , suhu 300°C sebesar -9°C, suhu 320°C sebesar -15°C sedangkan Minarex B suhu 280°C sebesar -5 , suhu 300°C sebesar -4 °C, suhu 320°C sebesar -2°C, menarex A pada nilai ini mernbelikan nilai pour point lebih rendah tetapi menurut lube report industry news from lubes and greases, volume 5 oleh Nancy DeMarco walaupun secara konvensional, jika kandungan karbon paraffin kurang dari 55 - 60 % disebut scbagai minyak naptenik.
Berdasarkan hasil analisa tipo karbon diperoleh jumlah karbon naptenik rata-rata untuk setiap suhu pada kedna Minarex sebesar 30% jadi basil penelitian awal ini dapat disimpulkan sebagai minyak naptenik terlobih adanya penurunanjumla1'1 atom aromat dan penurunan nilai density, srecyic gravity, kinematic viscosity, reji‘acrive index dan pour point menunjukkan adanya penj enuhan aromat setelah dilakukan proses hidrogenasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pavlath, Attila E.
New York: Reinhold, 1962
547.6 PAV a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Ayu Pratiwi
"Kebutuhan manusia akan minyak bumi sebagai sumber bahan baku industri petrokimia semakin besar. Sehingga, diperlukan sumber bahan baku alternatif sebagai pengganti minyak bumi, salah satunya adalah gliserol yang keberadaannya sangat melimpah di alam sehingga perlu dimanfaatkan. Gliserol merupakan produk hasil samping pembuatan biodiesel yang terbentuk dari trigliserida melalui proses transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses konversi gliserol menjadi hidrokarbon aromatik dengan katalis Al2O3 dan HZSM-5 serta mengusahakan agar yield mencapai nilai setinggi-tingginya. Konversi gliserol dilakukan pada reaktor semi-batch dengan memvariasi suhu reaktor dan rasio massa umpan terhadap katalis. Produk yang dihasilkan dianalisis menggunakan instrument GC-FID.

Humans need of petroleum as feedstock source in petrochemical industry is getting bigger from year to year. Therefore, we need alternative feedstock source replacing the petroleum, such as glycerol of which there are plenty in nature so that it needs to be used. Glycerol is a byproduct of biodiesel production which is formed from triglycerides through transesterification process. The purpose of this research is to study about conversion process from glycerol to aromatic hydrocarbons using catalyst of Al2O3 and HZSM-5 alloys and also to achieve high aromatic yield. Glycerol conversion was done in a half-batch reactor with varying the reactor temperature and feed-to-catalyst mass ratio. The final products were analyzed using GC-FID instrument."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati
"Senyawa turunan tiohidantoin memiliki aktivitas biologis yang beragam seperti antioksidan, antikonvulsan, dan antimikroba. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis turunan 2-tiohidantoin melalui intermediet tiosemikarbazon menggunakan aldehida aromatik (vanilin, benzaldehida, 4-hidroksibenzaldehida, dan sinamaldehida) sebagai prekursor dan tiosemikarbazida dengan adanya katalis nanopartikel ZnO. Nanopartikel ZnO yang digunakan disintesis melalui metode green synthesis dari ekstrak daun teh (Camellia sinensis) dan dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, SEM, dan BET. Dari spekrum XRD dikonfirmasi bahwa ZnO yang disintesis memiliki fase heksagonal wurtzite dengan ukuran kristal sebesar ~36,54 nm yang dihitung melalui persamaan Debye-Scherer. Kondisi optimum untuk reaksi sintesis turunan tiosemikarbazon adalah dengan menggunakan katalis ZnO sebesar 5 mol%. Senyawa turunan tiosemikarbazon yang diperoleh merupakan intermediet dari reaksi sintesis senyawa turunan 2-tiohidantoin. Pada penelitian ini diperoleh senyawa sinamaldehida tiohidantoin dengan yield sebesar 82,42%, vanilin tiohidantoin 78,44%, benzaldehida tiohidantoin 78,26%, dan 4-hidroksibenzaldehida tiohidantoin 76,58%. Senyawa turunan 2-tiohidantoin memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda-beda ketika dilakukan variasi menggunakan senyawa aldehida aromatik. Aktivitas antioksidan dari senyawa turunan 2-tiohidantoin ditentukan dari nilai IC50 dimana vanilin tiohidantoin memiliki nilai IC50 sebesar 153,07 ppm, kemudian senyawa 4-hidroksibenzaldehida tiohidantoin sebesar 296 ppm, sinamaldehida tiohidantoin sebesar 377,31 ppm, dan benzaldehida tiohidantoin 475,47 ppm.

Thiohydantoin derivarive compounds are known to have biological activities, such as antioxidants, anticonvulsants, and antimicrobials. In this study, the synthesis of 2-thiohydantoin derivatives via thiosemicarbazone intermediates was carried out using aromatic aldehydes (vanillin, benzaldehyde, 4-hydroxybenzaldehyde, and cinnamaldehyde) as precursors and thiosemicarbazide in the presence of ZnO nanoparticles as a catalyst. The ZnO nanoparticles were synthesized through the green synthesis method from tea leaf extract (Camellia sinensis) and were characterized using FTIR, XRD, SEM, and BET. The hexagonal phase with wurtzite structure was confirmed by X-ray diffraction study. The size of the ZnO NPs were calculated using the Debye-Scherer equation and it was found to be ∼36,54 nm. The optimum conditions for the synthesis reaction of thiosemicarbazone derivatives is to use 5 mol% of ZnO NPs. The thiosemicarbazone derivatives are intermediates from the synthesis reaction of 2-thiohydantoin derivatives. In this study, cinnamaldehyde thiohidantoin was obtained with a yield of 82,34%, vanillin thiohydantoin 78,25%, benzaldehyde thiohidantoin 78,26%, 4-hydroxybenzaldehyde thiohidantoin 76.51%. The antioxidant ability of the 2-thiohydantoin derivatives was assessed from the IC50 value where the vanillin thiohydantoin compound was 153,07 ppm, 4-hydroxybenzaldehyde thiohydantoin compound was 296 ppm, cinnamaldehyde thiohydantoin was 377,31 ppm, and benzaldehyde thiohydantoin was 475,47 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rauf, Abdul
"Heterocycles have played a crucial role in the biological and industrial development of society, becoming one of the most researched areas within organic chemistry.
The first chapter, is based on microwave theory, the latest developments in instrumentation technology, and the various microwave technologies used for synthesis. The remainder of the chapters are divided into two sections. Section A deals with the five-membered heterocycles (pyrazoles, isoxazoles, triazoles, oxadiazoles, thiazoles, imidazoles, oxazoles, oxazolines etc.) and in Section B, various six-membered heterocycles (triazines, benzoxazoles, benzimidazoles, benzothiazoles) are presented. Both sections contain a detailed, recent literature review of microwave assisted synthesis and its applicability to various aromatic heterocyclics."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20405931
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Senyawa aseton dapat dipandang sebagai salah satu model senyawa organik turunan biomasa (renewable material). Senyawa aseton telah dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik menggunakan katalis H-ZSM-5 dengan variasi rasio Si/Al (25, 75 dan 100) menggunakan fixed bed reactor bertekanan atmosferik pada suhu diatas 350 oC. Didapatkan bahwa ketiga rasio H-ZSM-5 memiliki kemampuan shape selectivity yang tinggi untuk senyawa aromatik (yield >70%). Perbedaan kinerja katalis terlihat setelah 2 jam reaksi, katalis rasio Si/Al=75 dan 100 lebih rentan mengalami deaktivasi. Sedangkan, ZSM-5 rasio Si/Al=25 masih bertahan dengan konversi 100% & yield diatas 70%. Terbentuknya kokas menyebabkan penurunan keasaman katalis dan luas permukaannya.

Acetone is a organic polar compound which can be produced renewably from biomass through a fermentation process or by catalytic process of a biomassderived liquid. The prospective and sustainable system from a new schematic route can be established, if this product could be transformed into hydrocarbons. That?s why this research is intended to develop a catalytic process for aromatic production from acetone using ZSM-5.Organic acetone could be transformed into aromatic by catalytic reaction using ZSM-5 in fixed-bed reactor at atmospheric. HZSM-5 with Si/Al = 25 was more active and stable than that of Si/Al ratio 75 or 100. The yield of aromatic was obtained higher than 70 wt %. It indicates that the reaction of acetone requires a high acid density and H-ZSM-5 is shape selective catalyst for the aromatic formation due to pore opening (0,56 nm) is very close to the geometrical molecular size of the aromatic. The deactivation by coking caused the decreasing the area surface and the acidity of catalyst."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1284
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Jesse Karubaba
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan menciptakan nilai tambah yang sangat besar pada sumber daya sabut kelapa yang selama ini dianggap sebagai limbah. Salah satu nilai tambah yang dapat dihasilkan dari sabut kelapa adalah bio-oil yang kaya akan senyawa aromatik. Senyawa kaya aromatik dalam bio-oil telah berhasil diproduksi melalui proses pirolisis katalitik dengan bantuan katalis ZSM-5 terimpregnasi logam Nikel dan Seng. Pirolisis adalah perengkahan termal non-oksigen dari bahan organik.
Produk pirolisis atau dikenal sebagai bio-oil digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Namun, seiring perkembangan zaman bio-oil dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan banyak produk petrokimia karena memiliki senyawa aromatik. Aromatik adalah zat kimia berbentuk cincin yang dapat ditemukan dalam biomassa yang kaya lignoselulosa. Aromatik bio-oil diperoleh dari proses pirolisis katalitik limbah sabut kelapa dengan menggunakan bantuan katalis untuk memaksimalkan komposisi senyawa aromatik. Sabut kelapa dipotong dan digiling dalam persiapan-awal ke ukuran yang diinginkan. Katalis yang diimpregnasi Zn/ZSM-5 dan Ni/ZSM-5 yang telah dikarakterisasi oleh XRD (X-Ray Diffraction) digunakan untuk memaksimalkan yield dari senyawa aromatik, juga luas permukaan spesifik katalis menggunakan analisis Branauer Emmet Teller (BET).
Proses pirolisis katalitik berlangsung di reaktor silinder unggun diam yang dilengkapi dengan tungku sebagai sumber panas. Produk yang keluar dari reaktor dikondensasi dengan menggunakan air dingin dan aseton. FTIR (Fourier Transform Infrared) dan GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometer) berfungsi sebagai instrumen analitik untuk mengidentifikasi keberadaan dan kuantitas kelompok aromatik dalam bio-oil. BTX (Benzena, Toluena dan Xilena) sebagai senyawa aromatik dalam bio-oil telah diidentifikasi melalui analisis FTIR. Nikel dengan 5% berat loading adalah komponen aktif utama dalam katalis ZSM-5 yang diimpregnasi karena kinerjanya dalam menghasilkan yield tertinggi dari bio-oil aromatik sebesar 38,90%, pada suhu reaksi 450°C. Senyawa kaya aromatik dari bio-oil sebagai hasil penelitian ini dapat dianggap sebagai penemuan baru dalam menciptakan nilai tambah yang sangat besar pada sumber daya alam asli Indonesia, yang memiliki risiko minimal terhadap manusia dan lingkungan, dan dapat didaur ulang tanpa polusi.


This study is aimed to explore the possibility of creating enormous added value on coconut fiber resources which was so far considered as wastes. One of the added value of coconut fiber that can be created is bio-oil which rich in aromatic compounds. The rich-aromatic compounds within bio-oil has been produced successfully by the catalytic pyrolysis process which supported by impregnated ZSM-5 catalyst of Nickel and Zinc. Pyrolysis is a non-oxygen thermal cracking of organic materials.
Pyrolysis product or known as bio-oil is used as an alternative fuel. However, as the era progresses bio-oil can be used as raw materials in manufacturing process of many petrochemical products because it has aromatic compounds. Aromatic is a shaped-ring chemical substance that can be found in lignocellulosic-rich biomass. Aromatic bio-oil is obtained from catalytic pyrolysis process of waste coconut fiber with the aid of using catalysts to maximize the composition of aromatic compounds. Coconut fiber is cut and grind in pre-treatment to the desirable size. Impregnated catalysts Zn/ZSM-5 and Ni/ZSM-5 that have been characterized by XRD (X-Ray Diffraction) are used to maximize the yield of aromatic compounds, and also specific surface area using Branauer Emmet Teller (BET) analysis.
The catalytic pyrolysis process takes place in a fixed bed turbular reactor equipped with a furnace as a heat source. The product coming out of the reactor is condensed by using cold water and aceton. FTIR (Fourier Transform Infrared) and GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometer) serve as analytical instruments in order to identify the presence and the quantity of aromatic group in bio-oil. BTX (Benzene, Toluene and Xylene) as aromatic compounds within bio-oil has been identified through the FTIR analysis. Nickel of 5% weight loading is the main active component within impregnated ZSM-5 catalysts due to its performance in producing the highest yield of aromatic bio-oil as of 38.90%, at the reaction temperature of 450°C. The aromatic-rich compounds of bio-oil as results of this study could be considered as a new invention of creating enormous added value on Indonesia original natural resources, which has a minimal risk to humans and the environment, and can be recycled without pollution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S48721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnanda Riski Mulia
"Unit Straight Run Motor-Gas Compressor (SRM-GC) merupakan unit kompresor yang mendapatkan tenaga dari sebuah motor yang dikopel secara langsung. Dalam sebuah industri pengolahan, unit SRM-GC memiliki fungsi untuk mengkompresi gas yang didapatkan setelah proses pemisahan antara bahan bakar berbentuk padat, cair, dan gas. Dengan adanya pengkompresian maka gas-gas tersebut dapat dipisahkan berdasarkan fraksi karbonnya.
Dalam dunia pemeliharaan (maintenance), reliabilitas dapat diartikan sebagai probabilitas dari suatu item untuk dapat melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan selama interval waktu tertentu dalam kondisi pengoperasian yang telah ditetapkan. Jika berbicara tentang reliabilitas maka faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhinya tidak dapat dilepaskan, seperti availability, kegagalan (failure), laju kegagalan (failure rate), dan maintainability (M).
Reliability Block Diagram (RBD) atau yang sering juga disebut sebagai Dependence Diagram (DD) adalah gambaran grapikal dari hubungan reliabilitas antar komponen dalam suatu sistem untuk menentukan reliabilitas keseluruhan dari sistem tersebut. Dalam RBD dikenal beberapa pola hubungan, tiga diantaranya yang sering digunakan adalah seri (chain of component), paralel (alternative component), dan k-out-of-n. Penelitian pada SRM-GC ini dilakukan untuk mengetahui model reliabilitas dari unit tersebut dengan melakukan pengukuran parameter reliabilitas, pencarian model yang tepat, dan melakukan simulasi Reliability Block Diagram (RBD).

Unit-Straight Run Gas Compressor Motor (SRM-GC) is a compressor unit which is getting power from a motor that is coupled directly. In a processing industry, SRM-GC unit has a function for compressing gas obtained after the separation of solid fuels, liquid, and gas. By the compression, the gases can be separated based on the fraction of carbon.
In the field of maintenance (maintenance), reliability can be defined as the probability of an item to be able to perform the functions that have been established for a specific time interval in a predetermined operating conditions. If we’re talking about the reliability, we can not ignore the other factors that influence it, such as availability, failure, failure rate and maintainability (M).
Reliability Block Diagram (RBD) or known well as Dependence Diagram (DD) is a grapichal image of the reliability relationship between components in a system to determine the overall reliability of the system. In the RBD, we known some pattern of relationships, three of which are commonly used are the series (chain of component), parallel (alternative component), and k-out-of-n. This SRM-GC study was conducted to determine the reliability models of the unit by measuring the reliability parameters, searching the right model, and simulate Reliability Block Diagram (RBD).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa
"Salah satu alternatif untuk memproduksi hidrogen mumi adalah dengan cara dekomposisi katalitik metana menjadi hidrogen dan nanokarbon berkualitas tinggi. Karbon yang dihasilkan dapat berupa nanotubes atau nanofibers/filaments yang memiliki sifat yang unggul untuk aplikasi sebagai hydrogen storage, komposit, field-emission displays, microscope tips, dan terabit memory, dan lain sebagainya yang memiliki nilai tambah yang tinggi.
Beberapa masalah dalam pengembangan proses perengkahan metana secara katalitik adalah yield karbon yang masih rendah dan terjadinya deaktifasi katalis yang disebabkan oleh pembentukan karbon lersebut.
Pada penelitian ini, katalis dengan loading nikel tinggi dipreparasi dengan dua metode: Ni-Cu/Al dengan kopresipitasi dan Ni-Cu!Al-Si dengan kopresipitasi-sol gel. Variasi jumlah presipitau NA OH, dan loading Al-Si menyebabkan kekuatan asam katalis yang berbeda, yang berarti kekuatan aktivasi yang berbeda dari katalis tersebut.
Katalis Ni-Cu/4Al dan Ni-Cu/11Al, dengan kekuatan asam 2.6 umol/gr kat dan 1.6 umol/gr kat, paling cepat terdeaktivasi masing-masing sclama 140 dan 160 menit. Kedua katalis lersebut memiliki yield karbon yang paling sedikit O.745gr C/gr kat dan l.002gr Cigr kat dan yield hidrogen 0.83 mol/gr kat dan 1.39 mol/gr kat secara berurulan. Katalis Ni-Cu/15 Al, dengan kekuatan asam 6.9|1mol/gr kat, aktif selama 1460 menit dcngan yield karbon 4.976gr Cfgr kat dan yield liidrogen 79.16 mol/'gr kat.
Katalis Ni-Cu/22Al merupakan katalis paling efektif dengan kekuatan asain 7.5 pmol/gr kat menghasilkan yield karbon 3.324gr Cfgw: kat dan yield hidrogen 19.91 mol./gr kat hanya dalam waktu 635 menit. Katalis Ni-Cu/Al-Si menunjukkan fenomena yang kurang lebih sama. Semua sampel katalis menunjukkan selektivitas hidrogen berkisar antara 90-98% dan seleklivitas karbon antara 1-8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>