Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa
"Salah satu alternatif untuk memproduksi hidrogen mumi adalah dengan cara dekomposisi katalitik metana menjadi hidrogen dan nanokarbon berkualitas tinggi. Karbon yang dihasilkan dapat berupa nanotubes atau nanofibers/filaments yang memiliki sifat yang unggul untuk aplikasi sebagai hydrogen storage, komposit, field-emission displays, microscope tips, dan terabit memory, dan lain sebagainya yang memiliki nilai tambah yang tinggi.
Beberapa masalah dalam pengembangan proses perengkahan metana secara katalitik adalah yield karbon yang masih rendah dan terjadinya deaktifasi katalis yang disebabkan oleh pembentukan karbon lersebut.
Pada penelitian ini, katalis dengan loading nikel tinggi dipreparasi dengan dua metode: Ni-Cu/Al dengan kopresipitasi dan Ni-Cu!Al-Si dengan kopresipitasi-sol gel. Variasi jumlah presipitau NA OH, dan loading Al-Si menyebabkan kekuatan asam katalis yang berbeda, yang berarti kekuatan aktivasi yang berbeda dari katalis tersebut.
Katalis Ni-Cu/4Al dan Ni-Cu/11Al, dengan kekuatan asam 2.6 umol/gr kat dan 1.6 umol/gr kat, paling cepat terdeaktivasi masing-masing sclama 140 dan 160 menit. Kedua katalis lersebut memiliki yield karbon yang paling sedikit O.745gr C/gr kat dan l.002gr Cigr kat dan yield hidrogen 0.83 mol/gr kat dan 1.39 mol/gr kat secara berurulan. Katalis Ni-Cu/15 Al, dengan kekuatan asam 6.9|1mol/gr kat, aktif selama 1460 menit dcngan yield karbon 4.976gr Cfgr kat dan yield liidrogen 79.16 mol/'gr kat.
Katalis Ni-Cu/22Al merupakan katalis paling efektif dengan kekuatan asain 7.5 pmol/gr kat menghasilkan yield karbon 3.324gr Cfgw: kat dan yield hidrogen 19.91 mol./gr kat hanya dalam waktu 635 menit. Katalis Ni-Cu/Al-Si menunjukkan fenomena yang kurang lebih sama. Semua sampel katalis menunjukkan selektivitas hidrogen berkisar antara 90-98% dan seleklivitas karbon antara 1-8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursya`bani
"Gas alam merupakan bahan bakar bersih yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan batubara dan minyak bumi. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan gas alam adalah adsorbed natural gas (ANG). ANG memanfaatkan kemampuan adsorpsi material adsorben seperti karbon aktif untuk menyimpan gas alam. Karbon aktif dibuat dengan menggunakan cangkang kelapa sawit melalui tahapan karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400 oC dan dilanjutkan dengan tahapan aktivasi untuk membuka pori. Aktivasi kimia dilakukan dengan larutan H3PO4, sementara aktivasi fisika dilakukan dengan menggunakan gas N2. Yield yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebesar 27,56%. Untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi, dilakukan juga impregnasi menggunakan MgO yang divariasikan pada konsentrasi 0,5% b/b, 1% b/b, dan 2% b/b. Karbon aktif dengan hasil terbaik adalah karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b dengan luas permukaan sebesar 1604,00 m2/g. Karbon aktif yang dihasilkan diuji kapasitasnya dalam menyimpan gas alam. Kapasitas adsorpsi gas alam terbesar didapatkan oleh karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b pada suhu 28 oC dan tekanan 9 bar yang mampu mencapai 0,027 kg/kg.

Natural gas is a cleaner fuel that is more environmentally friendly than coal and oil. One of the technologies that can be used to store natural gas is adsorbed natural gas (ANG). ANG utilizes the adsorption ability of adsorbent materials such as activated carbon to store natural gas. Activated carbon is made using palm shells through the stages of carbonization and activation. The carbonization was carried out at 400 oC and followed by an activation step to open the pores. Chemical activation was carried out with H3PO4 solution, while physical activation was carried out using N2 gas. Yield obtained from this experiment is 27.56%. To increase adsorption ability, impregnation was also carried out using MgO with variation of concentration of 0.5% w/w, 1% w/w, and 2% w/w. Activated carbon with the best results was activated carbon with 1% w/w MgO modification with a surface area of 1604.00 m2/g. The activated carbon produced then tested for its capacity to store natural gas. The largest natural gas adsorption capacity was obtained by activated carbon modified with 1% MgO w/w at temperature 28 oC and pressure 9 bar which was able to reach 0.027 kg/kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Yulina
"Produksi karbon nanotube yang memiliki nilai komersil sekaligus hidrogen sebagai bahan bakar ramah lingkungan dapat dilakukan melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Untuk memproduksinya pada skala komersil dibutuhkan studi kinetika untuk memperoleh parameter kinetika reaksi yang berguna untuk keperluan perancangan reaktor. Pada penelitian ini, dilakukan preparasi katalis Ni/Cu/Al yang dilapiskan pada substrat katalis gauze.
Percobaan pendahuluan dilakukan untuk memperoleh daerah kinetika yang tidak dipengaruhi oleh fenomena perpindahan massa dan panas, dengan memvariasikan laju alir pada rentang 15-23 ml/menit pada suhu 650oC. Uji kinetika reaksi pada tekanan 1 atm dan variasi suhu 650-750oC dilakukan untuk memperoleh data kinetika. Data kinetika lalu diuji dengan model kinetika mikro yang diturunkan dari mekanisme reaksi permukaan katalis. Model kinetika yang paling sesuai menunjukkan tahap penentu laju reaksi dekomposisi metana.
Hasil penelitian uji kinetika menunjukkan bahwa tahap penentu laju reaksi dekomposisi metana adalah tahap reaksi permukaan dimana terjadi pelepasan 1 molekul H dari molekul metana yang teradsorpsi pada inti aktif katalis. Energi aktivasi yang diperoleh sebesar 19,3 kJ/mol. Deaktivasi katalis terjadi pada reaksi sehingga diperlukan suatu faktor koreksi terhadap persamaan laju reaksi.

Production of carbon nanotubes which has high commercial values together with hydrogen as green energy can be done by catalytic decomposition of methane. Producing hydrogen and carbon nanotubes into commercial scale needs a kinetic study in order to get the kinetic reaction parameters which is useful for design of reactor. In this research, preparation of gauze wire as substrat of Ni/Cu/Al catalyst was done by coating the Ni/Cu/Al catalysts to the wire.
Initial experiment has been done to obtain the kinetics area which is not controlled by mass and heat transfer, by making variation of the flowrate in the range of 15-23 ml/minutes at the temperatur of 650oC. Kinetics evaluation was done at the pressure of 1 atm and the temperatur range of 650-750oC to obtain kinetics data. This data next will be evaluated by the model of micro kinetics that has been formulated by reaction mechanism of the surface of catalysts. The best kinetic model that fits with the data means that the reaction is the rate limiting step of methane decomposition.
The result of kinetic study shows that the rate limiting step is the surface reaction when a molecule of hydrogen released from the methane which is adsorbed in active site of catalysts. The activation energy obtained is 19,3 kJ/mol. Catalysts deactivation occurs in this reaction, so that it is necessary to make a correction of the rate laws.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52243
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard Chandra
"

Metode penyimpanan gas alam perlu dioptimalkan guna mencapai kapasitas adsorpsi dan desorpsi yang optimal namun tetap efektif dan aman. Salah satu teknologi yang menjanjikan untuk penyimpanan gas alam adalah Adsorbed Natural Gas (ANG). Teknologi ANG dapat dioptimalkan melalui pengembangan adsorben berbasis karbon aktif yang digunakan dalam silinder penyimpanan. Karbon aktif dapat diproduksi dari limbah cangkang kelapa sawit yang memiliki kandungan selulosa sebesar 29,7%, holoselulosa 47,7%, dan lignin 53,4%. Proses pembuatan karbon aktif dari limbah cangkang kelapa sawit melibatkan karbonisasi pada suhu 400 °C, diikuti oleh aktivasi menggunakan agen aktivator ZnCl2. Untuk meningkatkan luas permukaan karbon aktif, dilakukan aktivasi fisika tambahan pada suhu 850 °C selama 5 jam dengan aliran gas N2 sebesar 100 ml/menit. Karbon aktif yang dihasilkan kemudian dimodifikasi menggunakan bahan perekat termoplastik PVA dengan variasi konsentrasi 1% dan 2%. Karbon aktif dengan karakteristik terbaik adalah karbon aktif yang termodifikasi menggunakan PVA 2% dengan bilangan iodin sebesar 1393,74 mg/g dan luas permukaan spesifik (SBET) sebesar 1386,19 m2/g. Kapasitas adsorpsi gas metana oleh karbon aktif yang telah dimodifikasi dengan PVA 2% pada suhu 28 °C dan tekanan 9 bar mencapai 0,0573 kg/kg.


The storage method of natural gas needs to be optimized to achieve optimal adsorption and desorption capacities while ensuring effectiveness and safety. One promising technology for natural gas storage is Adsorbed Natural Gas (ANG). ANG technology can be optimized through the development of carbon-based adsorbents used in storage cylinders. Activated carbon can be produced from waste palm kernel shells, which contain 29.7% cellulose, 47.7% hemicellulose, and 53.4% lignin. The production process of activated carbon from palm kernel shell waste involves carbonization at a temperature of 400 °C, followed by activation using ZnCl2 as the activating agent. To increase the surface area of the activated carbon, additional physical activation is performed at a temperature of 850 °C for 5 hours with a nitrogen gas flow rate of 100 ml/minute. The resulting activated carbon is then modified using a thermoplastic binder, PVA, with concentrations of 1%, and 2%. The best-performing activated carbon is the one modified with 2% PVA, exhibiting an iodine number of 1393.74 mg/g and a specific surface area (SBET) of 1386.19 m2/g. The methane adsorption capacity of the modified activated carbon with 2% PVA at a temperature of 28 °C and a pressure of 9 bar reaches 0.0573 kg/kg.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Putra Syahrudin
"Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mengandung serat selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusun komposit. Penambahan carbon nanotube pada komposit diketahui melalui banyak penelitian dapat meningkatkan sifat mekanik. Pada penelitian ini dilakukan penambahan carbon nanotube pada komposit serat TKKS dengan matriks epoksi. Bentuk serat divariasikan menjadi chopped strand, chopped strand mat, dan woven rovings. Untuk meningkatkan kompabilitas, fungsionalisasi dan perlakuan carbon nanotube dilakukan dengan metode mild acid oxidation dengan menggunakan asam nitrat yang dilanjutkan dengan hidrogen peroksida. Silane coupling agent digunakan untuk meningkatkan ikatan antar komponen dalam material komposit. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah peningkatan modulus Young material komposit sesuai dengan penambahan 0,5% (%massa) CNT dan modifikasi serat strand, fiber mat, woven rovings sebesar 10,98%, 38,90%, dan 62,29% relatif terhadap komposit tanpa penambahan CNT. Komposit 0,5% CNT dan 40% serat TKKS woven rovings yang dihasilkan memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi bumper mobil dengan nilai modulus Young sebesar 6,80 GPa.

Empty palm oil fruit bunch is the side product of palm oil cultivation which contains cellulose fiber. Cellulose fiber is usually used as the composite reinforcement. The addition of carbon nanotube in composite has been known that increase mechanical properties from many researches. In this research, carbon nanotube is added to the composite material which has epoxy as its resin and empty palm oil fruit bunch fiber as the reinforcement. The fiber form is variated to chopped strand, chopped strand mat, and woven rovings. To increase the compability, a functionalization of carbon nanotube in mild acid oxidation method with nitric acid and continued by hydrogen peroxide is performed. Silane coupling agent is used to strengthen the bond of composite components. The result obtained from this research is the increasing of composite materials? Young modulus as the addition of 0.5% (%mass) CNT and woven rovings fiber modification which equals 10.98%, 38.90%, 62.29% relative to the composite without CNT addition. The composite with 0.5% CNT and 40% woven rovings fibber has a chance to be developed into car bumper with 6,80 GPa Young modulus.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Dewa Saputra
"Perubahan iklim merupakan tantangan global yang mendesak, terutama ditandai oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang terus menerus, memerlukan tindakan segera untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, produksi bioetanol global telah memberikan kontribusi signifikan terhadap emisi karbon dioksida global, dengan setiap liternya mengeluarkan sekitar 0,76 kg CO₂. Dengan latar belakang ini, PT X menunjukkan kepemimpinan yang proaktif dengan merencanakan pabrik bioetanol berbasis sagu dengan pendekatan karbon negatif, yang menyoroti pentingnya teknologi penangkapan karbon untuk memitigasi dampak lingkungan. Teknologi ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi tetapi juga memurnikan karbon dioksida hingga tingkat kemurnian tara pangan sebesar 99,9%w. Studi kelayakan tersebut mencakup kapasitas bioetanol mulai dari 500 kLPA hingga 500.000 kLPA. Kajian ini mengevaluasi secara komprehensif Aspek Teknis dan Dampak Lingkungan dari teknologi penangkapan karbon, dengan fokus khusus pada penangkapan karbon dioksida dari Gas Fermentasi dan Gas Buang dari boiler berbahan bakar biomassa. Pertimbangan teknis meliputi Kesesuaian Teknologi, Tingkat Kesiapan Teknologi, Tingkat Risiko Keselamatan, dan Konsumsi Energi, sedangkan parameter Dampak Lingkungan meliputi Potensi Pemanasan Global, Potensi Pengasaman, Potensi Eutrofikasi, Potensi Penipisan Ozon, Jejak Kelangkaan Air, Pembentukan Oksidasi Fotokimia, dan Ekotoksisitas. Dalam kategori Penangkapan Kaya Karbon Dioksida, Teknologi Praxair muncul sebagai pilihan optimal berdasarkan Aspek Dampak Teknis dan Lingkungan, sedangkan Penyerapan Berbasis Amina EFG+ Fluor lebih disukai dalam kategori Penangkapan Miskin Karbon Dioksida. Secara keseluruhan, penangkapan Gas Fermentasi terbukti lebih hemat energi dengan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan penangkapan Gas Buang. Selain itu, kepatuhan terhadap etika teknik, profesionalisme, dan prioritas aspek Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (HSE) sangat penting untuk keberhasilan upaya teknik.

Climate change presents a pressing global challenge, marked by the relentless increase in greenhouse gas emissions, demanding immediate action to ensure environmental sustainability. In recent years, global bioethanol production has significantly contributed to the global carbon dioxide emissions, with each liter emitting approximately 0.76 kg of CO₂. Against this backdrop, PT X demonstrates proactive leadership by planning a sago-based bioethanol plant with a carbon-negative approach, highlighting the crucial need for carbon capture technology to mitigate environmental impacts. This technology not only aims to reduce emissions but also purify carbon dioxide to a food-grade purity level of 99.9%w. The feasibility study encompasses bioethanol capacities ranging from 500 kLPA to 500,000 kLPA. This study comprehensively evaluates the Technical and Environmental Impact Aspects of carbon capture technology, focusing specifically on capturing carbon dioxide from Fermentation Gas and Flue Gas from biomass-fueled boilers. Technical considerations include Technology Suitability, Technology Readiness Level, Safety Risk Level, and Energy Consumption, while Environmental Impact parameters include Global Warming Potential, Acidification Potential, Eutrophication Potential, Ozone Depletion Potential, Water Scarcity Footprint, Photochemical Oxidant Formation, and Ecotoxicity. In the Carbon Dioxide-Rich Capture category, Praxair Technology emerges as the optimal choice based on both Technical and Environmental Impact Aspects, while Fluor's EFG+ Amine-Based Absorption is preferred in the Carbon Dioxide-Poor Capture category. Overall, Fermentation Gas capture proves more energy-efficient with lower environmental impacts compared to Flue Gas capture. Additionally, adherence to engineering ethics, professionalism, and prioritization of Health, Safety, and Environment (HSE) aspects are crucial for successful engineering endeavors.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Praswasti Pembangun Dyah Kencana Wulan
"Penelitian ini bertujuan memproduksi hidrogen (H2) dan carbon nanotube (CNT) secara simultan melalui reaksi dekomposisi katalitik metana dengan katalis Ni-Cu-AL. Secara garis besar, penelitian dibagi menjadi dua tujuan besar yaitu studi kinetika intrinsik dan pemodelan reaktor. Studi kinetika didekati dengan tiga cara. Model reaktor yang dibuat adalah reaktor pelat sejajar. Studi kinetika dengan internal reaktor pelat sejajar menghasilkan kinetika non-intrinsik. Pelapisan katalis pada pelat sebanyak 4 kali tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada loading katalis.
Hasil eksperimen diverifikasi menggunakan kriteria-kriteria limitasi tahanan massa dan panas (eksternal dan internal). Hasil verifikasi menunjukkan bahwa kinetika pelat sejajar tidak mampu mengatasi limitasi tahanan internal. Studi kinetika diperbaiki dengan internal reaktor berupa katalis serbuk. Studi kinetika serbuk menghasilkan kinetika intrinsik. Tetapi hasil ini tidak akurat karena deposisi karbon dihitung melalui neraca karbon terhadap waktu (pendekatan dinamik) padahal rata-rata 43,45% karbon hilang di akhir reaksi. Studi kinetika dilanjutkan menggunakan reaktor yang dilengkapi dengan microbalance. Kinetika model ini dapat mengukur pertambahan karbon sebagai fungsi waktu dan suhu pada tekanan atmosfer.
Hasil penelitian sebelum deaktivasi menunjukkan bahwa tahap pembatas laju reaksi adalah tahap adsorpsi. Energi aktivasi yang diperoleh sebesar 67,76 kJ/mol dan faktor pre-eksponensial 5,15 x 1018. Model persamaan kinetika deaktivasi katalis mempunyai persamaan laju deaktivasi orde satu. Reaktor katalis terstruktur pelat sejajar dimodelkan tiga dimensi (3D) kondisi stedi. Model 3 dimensi diselesaikan dengan program aplikasi computional fluid dynamics (CFD) yaitu COMSOL. Konversi metana dan yield hydrogen digunakan sebagai data validasi antara model dan data hasil eksperimen. Hasil simulasi mempunyai persentase kesalahan konversi total metana dan yield H2 berturut-turut 0,77% dan 2,38%. Validasi menunjukkan bahwa hasil model reaktor sesuai dengan data hasil percobaan laboratorium.

This study aims to produce hydrogen (H2) and carbon nanotube (CNT) simultaneously through methane decomposition reaction over a Ni-Cu-Al catalyst. The research is divided into two major objectives namely intrinsic kinetics study and reactor modeling. Kinetics studies were approached in three ways. Reactor model is made parallel flat plate reactor.
The result of kinetics study using internal reactor parallel-plate was nonintrinsic kinetics. Coating 4 times on the parallel plate had no significant effect on catalyst loading. The experimental results are verified using the criteria for limitation of mass and heat resistance (external and internal). Verification results show that kinetics of parallel-plate are not able to overcome the internal resistance limitation. Kinetics studies corrected with the reactor's internal form of the catalyst powder.
This experiment result is not accurate because of carbon deposition is calculated by carbon balance versus time (dynamic approach) whereas the average 43.45% of carbon lost by the end of the reaction. The last study using the reactor which is equipped with a microbalance. This model can measure carbon growth as a function of time and temperature at atmospheric pressure. The results before deactivation suggests that the limiting step is the adsorption. The activation energy of 67.76 kJ/mol and preexponential factor of 5.15 x 1018. Deactivation kinetics model have first order. Parallel-plate structured catalyst reactor is modeled three-dimensional (3D) with steady condition. 3-dimensional model solved by the application program computational fluid dynamics (CFD) namely COMSOL. Methane conversion and hydrogen yield used as validation between model and experimental data. The simulation results have an error percentage of the total methane conversion and H2 yield respectively 0.77% and 2.38%. Validation showed that the model in line with experimental data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1276
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Anggita Eunike
"

Populasi Indonesia terus mengalami peningkatan yang berdampak terhadap peningkatan kebutuhan pangan. Namun, upaya peningkatan ketersediaan pangan hanya berkonsentrasi pada bagaimana menghasilkan produksi pertanian tanpa diimbangi dengan inisiatif untuk mengurangi food loss and waste (FLW). Selain itu, FLW berdampak terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sebagai respon terhadap pentingnya FLW untuk menurunkan kerawanan pangan akibat perubahan iklim, peneliti ingin mengkaji timbulan FLW cabai rawit sebagai komoditas unggulan di sepanjang rantai pasok dan dampaknya terhadap emisi karbon yang dihasilkan dari input produksi maupun penanganan FLW. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Dinamis, yang memungkinkan simulasi berbagai strategi untuk menurunkan FLW dengan intervensi sustainable agriculture dan circular economy. Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai tahapan rantai pasok cabai rawit, termasuk produksi, distribusi, dan penanganan sampah. Data-data ini kemudian digunakan untuk membangun model Sistem Dinamis yang menggambarkan hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi FLW dan emisi karbon. Hasil simulasi strategi menunjukkan bahwa penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP) sebagai langkah reduce atau preventif menjadi strategi yang paling signifikan. Strategi ini mampu menurunkan FLW dan emisi karbon sebesar 88%. Selain itu, strategi ini juga menghasilkan profit yang lebih besar bagi petani, collector, dan retail dibandingkan dengan alternatif strategi lain yang merupakan langkah reuse dengan menjadikan FLW sebagai byproduct. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam pengelolaan FLW cabai rawit, di mana penerapan GAP dan GHP dapat menjadi alternatif strategi yang efektif dalam menurunkan FLW dan emisi karbon sekaligus meningkatkan keuntungan bagi pelaku bisnis dalam rantai pasok. Rekomendasi untuk penelitian lanjutan adalah melibatkan lebih banyak aktor dalam rantai pasok dan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti regulasi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi implementasi strategi ini, termasuk adopsi teknologi dan awareness setiap aktor yang terlibat lebih luas terhadap FLW.


The population of Indonesia continues to increase, resulting in an increased demand for food. However, efforts to improve food availability have focused solely on agricultural production without sufficient initiatives to reduce food loss and waste (FLW). Additionally, FLW has social, economic, and environmental impacts. In response to the importance of FLW in reducing food insecurity due to climate change, researchers aim to examine the generation of FLW in chili peppers, a prominent commodity, along the supply chain and its impact on carbon emissions resulting from production inputs and FLW management. The System Dynamics method is employed to simulate various strategies for reducing FLW with interventions related to sustainable agriculture and circular economy. This study involves data collection from various stages of the bird's eye chili supply chain, including production, distribution, and waste handling. These data are then utilized to build a System Dynamics model that depicts the relationships between variables influencing FLW and carbon emissions. The simulation results demonstrate that the implementation of Good Agricultural Practices (GAP) and Good Handling Practices (GHP) as preventive measures is the most significant strategy. This strategy reduces FLW and carbon emissions by 88%. Furthermore, it yields higher profits for farmers, collectors, and retailers compared to the alternative strategy of reusing FLW as a byproduct. The findings of this research have important implications for managing FLW in the bird's eye chili supply chain, where the implementation of GAP and GHP can serve as effective alternative strategies for reducing FLW and carbon emissions while enhancing the profitability of businesses along the supply chain. Recommendations for further research include involving more stakeholders in the supply chain and considering external factors such as regulations and policies that may impact the implementation of these strategies, including the adoption of technology and broader awareness among all involved stakeholders regarding FLW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nanokarbon mempunyai aplikasi yang sangat luas terutama di bidang material
komposit Nanokarbon merupakan material padat yang terdiri atas ikatan rantai karbon yang berbentuk fiber (nanofiber) maupun pipa (nanolubes), yang berukuran kecil dalam skala nanometer. Karbon nanotube dan nanofiber memiliki kegunaan yang berbeda. Nanolube yang memiliki bentuk yang lebih teratur lebib disukai dari pada nanofiber yang memiliki bentuk yang lebih tidak teratur. Tujuan dari penelitian ini adalah tmtuk mengetahui pengaruh diameter nikel terhadap aktifitas dan kualitas produk. Ukuran partikel inti aktif nikel dalarn katalis memi!iki peran yang penting dalarn aktifitas katalis dan mendapatkan karbon nanokarbon dengan kualitas tinggi. Salah satu yang dapat mempengaruhi ukuran diameter inti aktif nikel yang kecil adalah temperatur kalsinasi. Katalis Ni:Cu:AI = 50:25:25 dipreparasi dengan metode kopresipitasi setelah itu dikalsinasi dengan interval suhu antara 400°C sampai dengan 7OO'C. Katalis yang digunakan adalah katalis nikel dengan promotor Cu dan AI. Dengan temperatur kalsinasi 400, 500, 600, 700"C mengbasilkan diameter partikel nikel 4, 5,5, 8,5, dan 15,5 nm. Reaksi dijalaakan pada suhu 500-700°C. Semakin kecil diameter katalis, maka konversi metana akan semakin besar. Pada katalis yang memliki diameter partikel nikel 15,5 run akan menghasilkan konversi metana 98,91%. Sedangkan selektifltas hidrogen pada masing-masing katalis hampir sama yaitu sekitar 90%. Nanotube yang dihasilkan oleh katalis dengan diameter partikel nikel 5,5 nm adalah 7,51 mm. Yield tertinggi adalah 4,08 grC/gr. katalis
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo Chandra Pawito
"Telah dilakukan proses sintesis metode hidrotermal untuk membuat katoda LiFePO4 dengan variasi penambahan unsur vanadium dan pelapisan dengan dua jenis sumber karbon. Pada penelitian ini, pembuatan material aktif LiFePO4 diawali dengan pencampuran bahan-bahan dasar LiOH, NH4H2PO4, dan FeSO4.7H2O sesuai stoikiometri. Setelah proses sintesis, dilakukan penambahan unsur vanadium yang berasal dari bubuk H4NO3V sebagai variasi dari material aktif katoda dan dua jenis sumber karbon, yaitu karbon aktif dari bambu dan karbon hitam masing-masing sebanyak 2 wt. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan menggunakan ball-mill dan selanjutnya dilakukan karakterisasi analisis termal dengan STA untuk menentukan temperatur sintering. Hasilnya memperlihatkan bahwa temperatur pembentukan LiFePO4 adalah sekitar 639°C. Kemudian dilakukan proses sintering selama 4 jam dan setelahnya dilakukan karakterisasi dengan menggunakan difraksi sinar-X XRD dan mikroskop elektron SEM.
Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa fasa LiFePO4/V/C terbentuk struktur olivin, sementara hasil SEM LiFePO4/V/C menunjukkan persebaran yang cukup merata serta ukuran partikel yang lebih kecil dan beberapa teraglomerat. Dilanjutkan dengan proses pembuatan baterai dari bahan sintesis dan diuji melalui spektroskopi impedansi EIS untuk menunjukkan konduktivitas. Hasilnya menunjukkan bahwa pelapisan karbon pada material aktif meningkatkan konduktivitas yang cukup tinggi, namun saat penambahan vanadium konduktivitas menurun drastis.

Synthesis of hydrothermal methods has been made to prepare LiFePO4 cathodes with variations in the addition of vanadium elements and coatings with two types of carbon sources. In this study, the preparation of LiFePO4 beguns with the precursor of LiOH, NH4H2PO4, and FeSO4.7H2O according to stoichiometry. After the synthesized, the addition of vanadium elements from H4NO3V powder as a variation of the cathode active material and two types of carbon sources, the activated carbon from bamboo and carbon black respectively 2 wt. The materials were mixed using a ball mill and subsequently characterized the thermal analysis with STA to determine the sintering temperature. The result shows that LiFePO4 formation temperature is at 639°C. Then sintering process is done for 4 hours and afterwards characterization is done by using X ray diffraction XRD and electron microscope SEM.
The result of characterization with XRD shows that LiFePO4 V C phase formed olivine structure, while the SEM result of LiFePO4 V C shows fairly even distribution and smaller particle size and some agglomerated microstructure. The batteries were prepared from the as synthesized materials and was tested using electrochemical impedance spectroscopy EIS to show the conductivity. The results show that carbon coating on the active material increases the high conductivity, while the addition of vanadium conductivity decreases dramatically.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>