Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25094 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Indonesia adalah negara dengan sumber daya melimpah dan kaya akan biomass. Dengan kekayaan sumber daya alam dan biomass, maka banyak dihasilkan limbah sisa agrikultur yang pemanfaatannya bisa rneningkatkan nilai keekonomisan dari limbah tersebut. Salah satu surnber yang bisa dimanfaatkan adalah limbah pisang (Mussa spp), yang buahnya meniadi konsumsi di negeri ini sebagai buah dan panganan populer. Pisang digunakan secara luas oleh masyrakat dan limbah pisang pun banyak ditemukan disentra penjualan buah pisang dan penjualan panganan berbasis pisang.
Pisang sebagai salah satu f'>iomcf.s‘s merupakan sumber potensial karena mengandung karbohidrat sebesar 20-30% (Sharrock & Lusty, 1999) yang merupakan sumber glukosa. Glukosa dapat difermentasi untuk dijadikan etanol. Pada penelitian ini untuk menghasilkan etanol dari limbah pisang digunakan hidrolisis dengan asam H3804 4% wt selama 1 _jam pada ?5°C dan dilanjutkan dengan fcmentasi menggunakan ragi Saccharomyces cerc'vi.s'eae. Karbohidrat yang terkandung dalam pisang adalah pan. Pali merupakan polisakarida paling melimpah kedua setelah selulosa. Pati yang merupakan polisalcarida akan dipecah menj adi glukosa. Untuk itu dilakukan hidrolisis dengan menggunakan katalis asam_ Penggunaan asam kuat H3804 dikarenakan bahan tersebut murah dibandingkan katalis lainuseperti enzim_
Setelah dihidrolisis dilakukan fermcntasi menggunakan ragi Saccharomyces ccreviseae.
Dari hasil penelitian dihasilkan jumlah maksimum etanol pada variasi komponen limbah pisang adalah dari fermcntasi pulp cfavcndish sclama 5 hari dcngan yield etanol sebanyak 0.053 l/kgjiesh wt atau 0.254 l/kg dzy wr. Pada campuran pulp dan kulit pisang buah, jumlah etanol terbanyak didapatkan dari fermentasi selama 6 hari sebesar 0.023 I/kg fresh wt atau 0.129 Ukg dry wt. Sedangkan pada komponen pisang sayur adalah dari fmmentasi pulp I-:epok selama 6 hari dengan menghasilkan etanol sebanyak 0.076 I/kgjiesh wr atau 0.361 Ukg dzy wr. Pada campuran pulp dan kulit pisang sayur, jumlah etanol terbanyak didapatkan dari fermentasi selama 6 hari sebesar 0.058 1/l
Untuk variasi kulit pisang, _iumlah maksimum etanol dihasilkan dari fCI'I1'l6fll3Si>kU|il piusang kepok sélarna 4 hari dengan yield etanol s¢bafiya1<'o.o17 mg dalarn #esh wt dan 0.156 I/kg dalam dry wt. Yield etanol per massa bahan pada variasi komponen pulp pisang buah dibanding kulit adalah 5.22 pada basis _#ssh dan 2.72 pada basis kering (dry wr). Sedangkan pada pulp pisang sayur dibanding kulit adalah 4.44 pada basis jiesh dan 2.31 pnda basis kering (dry wt)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Syifa Khusnuzon Ariyat Puteri
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pengaruh kultivar dan bentuk olahan buah pisang
terhadap pertumbuhan anggrek Paphiopedilum liemianum Karas. & Saito telah
dilakukan di Laboratorium Biosari, Taman Wisata Mekarsari, Bogor, pada
November 2013 – April 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bubur dan tepung pisang kultivar ambon lumut, batu, dan raja sereh terhadap
pertumbuhan anggrek P. liemianum secara in vitro. Penelitian menggunakan 7
perlakuan, yaitu media RE tanpa tambahan pisang (K), RE + 100 mgl-1 bubur
pisang ambon lumut (A1), RE + 27,74 mgl-1 tepung pisang ambon lumut (A2), RE
+ 100 mgl-1 bubur pisang batu (B1), RE + 18,02 mgl-1 tepung pisang batu (B2), RE
+ 100 mgl-1 bubur pisang raja sereh (C1), dan RE + 32,02 mgl-1 tepung pisang raja
sereh (C2). Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan ratarata
dan deviasi standar untuk setiap parameter pertumbuhan. Secara umum tidak
ada perbedaan pengaruh yang cukup besar antara penggunaan bubur pisang dan
tepung pisang. Data menunjukkan perlakuan A2 cenderung baik untuk
pertambahan panjang daun, lebar daun, dan panjang akar pada eksplan. Selain itu,
perlakuan B2 baik untuk pertambahan jumlah daun dan jumlah akar. Dengan
demikian, tepung pisang ambon lumut dan tepung pisang batu dapat digunakan
sebagai alternatif bahan tambahan media untuk mendukung pertumbuhan daun
dan akar anggrek P. liemianum secara in vitro.

ABSTRACT
Two forms (pulp and powder) of 3 banana cultivars (ambon lumut, batu,
and raja sereh) were tested to improve the in vitro growth of Paphiopedilum
liemianum Karas. & Saito plantlets. Seven experimental treatments (RE with no
banana added (K), RE + 100 mgl-1 pisang ambon lumut pulp (A1), RE + 27,74
mgl-1 pisang ambon lumut powder (A2), RE + 100 mgl-1 pisang batu pulp (B1), RE
+ 18,02 mgl-1 pisang batu powder (B2), RE + 100 mgl-1 pisang raja sereh pulp (C1),
and RE + 32,02 mgl-1 pisang raja sereh powder (C2)) were used in order to find
the best result of plantlet growth. Based on the descriptive analysis of five growth
parameter, there was no difference between the effect of banana pulp and banana
powder use. The powder of pisang ambon lumut (A2) tends to affect on the
increase of the leaf length, the leaf wide, and the root length of plantlets, while
pisang batu powder (B2) tends to increase the number of leaves and roots. Thus,
pisang ambon lumut powder and pisang batu powder can be used as an alternative
additives to support in vitro growth of P.liemianum leaves and roots."
Universitas Indonesia, 2014
S54295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongky Permana Ramlan
"Tanaman pisang merupakan tanaman khas daerah tropis, yang dapat dijumpai dimana saja dan berbuah tanpa mengenal musim. Sampai saat ini di Indonesia pemanfaatan tanaman pisang ini baru sebatas pembudidayaan buah yang dihasilkan dan hanya beberapa yang memanfatkan selain buahnya, itupun sedikit sekali. Setelah berbuah dan dipanen tanaman pisang ini kemudian ditebang habis unluk ditanami bibit bam. Ratusan "eks" tanaman pisang ini kemudian hanya menjadi limbah buangan belaka.
Penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan limbah "eks" tanaman pisang tadi sebagai bahan serat untuk pembuatan kornposit. Yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai bahan interior otomotif.
Penelitian dimulai dengan meneliti serat dari beberapa jenis (spesies) tanaman pisang yang ada di tanah air ini, kemudian serat yang terbaik dibuat komposit dan kemudian diteliti kembali karakteristik mekanik dan kelayakannya sebagai bahan interior otumotif Penelitian pendahuluan - Pembuatan (fabrikasi) - Penelitian kembali bukanlah jalan yang singkat rnengingat penelitian ini mengambil tempat yang jauh dan terpencil kemudian berpindah ke tengah kota serta banyaknya faktor teknik dan non teknik yang dihadapi.
Analisa atau diskusi dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan standard yang digunakan dan dengan hitungan-hitungan mikromekanik komposit (rumus campuran Tsai)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Prebiotik merupakan bahan makanan yang ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan dalam saluran cerna. Buah Pisang mengandung inulin yang merupakan salah satu bahan prebiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ekstrak buah pisang menjadi tablet kunyah prebiotik sehingga dapat meningkatkan kegunaan dan nilai jual dari buah pisang...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lindah
"Khamir dapat hidup dan bahkan ban yak ditemukan pada beberapa
kultivar buah pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi khamir dari kelas Ascomycetes yang terdapat pada
beberapa kultivar buah pi sang berdasarkan kunci identifikasi Lodder (1971)
dan Kreger-van Rij (1984). !dentifikasi yang dilakukan meliputi produksi
urease, pengamatan sel dan koloni khamir, pembentukan miselium palsu,
pembentukan askospora, kemampuan fermentasi gula, dan asimi!asi C dan
N. Hasii penelitian menunjukkan bahwa dari 21 buah pisang yang terdiri atas
17 kultivar, diperoleh 4 marga khamir, yaitu Hanseniaspora, K/uyveromyces,
Pichia, dan Sacch.a. romyces, yarg terdiri dari 11 jenis khamir yang meliput1
25 isolat. Pada pisang costa ditemukan H'spora uvarum (Niehaus) Shehata,
Mrak et Phaff: pad a pi sang mas ditemukan K. wikenii van Der Walt, Ne! et
van Kerken; pada pisang raja ditemukan P. amethionina Starmer, Phaff,
Miranda et Miller var. amethionina; pada pisang ambon, nangka, uli, sereh,
dan tanduk ditemukan P. besseyi Kurtzman et Wickerham; pada pisang
ambon lumut ditemukan P. farinosa (Lindner) Hansen; pada pisang siem dan
'
rabek ditemukan P. kuyveri Bedford; pada pisang lampung, kepok, uli, mas,
angleng, dan kepok bangkok ditemukan P. membranaefaciens Hansen; pada
pisang gebyar dan mas ditemukan Sacch. bayanus Saccardo; pada pisang
-
mas ditemukan Sacch.bisporus (Naganishi) Lodder et Kreger-van Rij; pada"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Konsumsi kertas dalam beberapa tahun ini semakin meningkat dan pengelolaan dari limbah kertas itu sendiri belum diolah dengan baik. Limbah kertas yang dihasilkan, sebagian dijual kembali sebagai kertas bekas dan Sisanya dibakar.
Pengelolaan Iimbah kertas dengan Cara tersebut tentunya belum dapat mengatasi permasalahan akan Iimbah kertas, terutama dari segi atau dampak terhadap lingkungan. Selulosa yang merupakan komponen utama dari limbah kertas, dapat dikonversi menjadi etanol. Perubahan selulosa menjadi gula dapat dilakukan menggunakan mikroorganisme yang berupa jamur Trichoderma harzianum.
Penggunaan jamur Trichoderma harzianum ini memiliki beberapa keuntungan yaitu ekonomis dan tidak berbahaya terhadap lingkungan.
Penelitian ini mencoba untuk menghidrolisis limbah kertas menggunakan Trichoderma harzianum untuk memecah molekul-molekul selulosa menjadi glukosa, yang selanjutnya dapat diferrnentasikan menjadi etanol. Penelitian ini terbagi rnenjadi 2 tahap, yaitu percobaan awal rnenggunakan H2804 dan percobaan utama rnenggunakan Trichoderma harzianum.
Penelitian awal dengan menggunakan H2304 dilakukan dengan 2 variasi, yaitu variasi preparasi kertas dan variasi jenis kertas. .Iumlah etanol terbesar yang diperoleh untuk variasi preparasi kertas adalah 0,06 ml EtOH/gram kertas atau 4,7 % berat etanol. Jumlah etanol terbesar yang diperoleh untuk variasi jenis kertas adalah 0,2036 mL EtOH1'gram kertas atau 16,1 % berat etanol.
Penelitian utama dengan menggunakan Trichoderma harzianum dilakukan dengan variasi lama hidrolisis dan lama fermentasi. Jumlah etanol terbesar untuk variasi lama hidrolisis diperoleh pada hidrolisis selama 12 jam, yaitu 0,1424 mL EtOH/g kertas atau 11,23 % berat etanol. Jumlah etanol terbesar untuk variasi lama ferrnentasi diperoleh pada lama fermentasi selama 5 hari, untuk Trichoderma harzianum yang dibeli rnenghasilkan 0,1555 mL EtOH/gram kertas atau 12,27 %
berat etanol, sedangkan untuk Trichoderma harzianum yang dibiakkan sendiri menghasilkan 0,2346 mL EtOI-I/gram kertas atau 18,51 % berat etanol.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pembuatan pulp bukan kayu umumnya dilakukan dengan proses soda, walaupun proses tersebut kurang ramah lingkungan tetapi sangat selektif proses delignifikasinya. Proses organosolv yang dikombinasikan dengan penambahan NaOH dapat menghasilkan rendemen lebih tinggi, kualitas pulp baik, ramah lingkungan dan lindi hitamnya dapat didaur ulang sebagai bahan pemasak. Penelitian terhadap ethanol hasil daur ulang lindi hitam organosolv dengan destilasi satu tingkat pada suhu dibawah 80 oC, dapat menghasilkan ethanol 53 - 73 % (v/v) , pH 3,8 - 4,1 dan memiliki sifat bakar yang sama dengan ethanol standar . Ethanol daur ulang digunakan kembali pada proses pembuatan pulp organosolv serat kenaI dengan variasi penambahan ethanol standar 25 %, 50 % dan penambahan NaOH 6% dan 9%. Pulping dilakukan pad a suhu 175 oC , ratio 1 : 10 selama 3,5 jam dalam digester yang berputar., dapat menghasilkan rendemen pulp kenaf organosolv 69 - 78 % dengan bilangan Kappa 20 - 25, hasilnya sama dengan menggunakan ethanol standar. Pulp kenaf organosolv dilakukan pemutihan dengan tahapan DEDEP yang menghasilkan pulp dengan derajat putih 63 - 73 %GE, viskositas 12 cp dan memiliki sifat fisik pulp sebanding dengan pulp organosolv standar .."
661 JRI 5:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Najma
"Dalam penelitian ini, karbon aktif dari limbah kulit pisang digunakan sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan nanokarbon dan karbon nanotube. Proses pertumbuhannya adalah dengan menggunakan metode pirolisis sederhana dan dekomposisi metana. Dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menghasilkan CNT dengan pirolisis sederhana yaitu 950°C sedangkan karbon aktif yang diimpregnasi dengan katalis Fe dan didekomposisi metana menghasilkan MWCNT tipe tip-growth. Aliran N2/CH4 memiliki hasil yang lebih baik daripada hanya aliran CH4 dalam suhu 800°C dan waktu reaksi 1 jam.
Karbon aktif yang dikalsinasi terlebih dahulu dapat menghasilkan nanokarbon dengan diameter lebih rendah yaitu 1,5-23nm dari pada karbon aktif tanpa kalsinasi (17-40nm). Konsentrasi metana rata-rata 1%wt Fe/karbon aktif 65,27% lebih besar daripada 5%wt Fe/karbon aktif 64,30%. Karbon aktif dari limbah kulit pisang ini dapat menghasilkan nanokarbon dan karbon nanotube walaupun memiliki luas permukaan rendah.

Activated Carbon (AC) from banana peel waste is used to growth of nanocarbon and carbon nanotube with Simplicity pyrolisis method and methane chemical vapour decomposition. Synthesis nanocarbon with simplicity pyrolisis have to in high temperature 950°C but with catalytic impregnation Fe and activated carbon via methane chemical vapour decomposition can produce MWCNT. CNTs formed over Fe catalyst illustrated a typical tip-growth phenomenon. The ideal condition at reaction temperature of 800°C and reaction time of 1 hour for Nanocarbons growth was noticed under N2/CH4 gas flow ratio of 2:1 rather than only CH4 atmosphere.
Activated carbon with calcination can produce nanocarbon with small diameter (1,5nm-23nm) rather than activated carbon with noncalcination (17-40nm). Average methane concentration 1%wt Fe/AC (65,27%) more high than 5%wt Fe/AC (64,30%). Therefore as a result, banana peel activated carbon can produce nanocarbon although have low-surface area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42598
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>