Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Krishna Arinaldi
"Pencemaran air adalah hal yang patut menjadi perhatian salah satu unsur yang menyebabkan tercemamya air adalah kandungan logam berat yang melebihi kadar yang diperbolehkan, contohnya pada logam besi dan kadmium. Aplikasi karbon aktif untuk mereduksi kandungan logam tersebut adalah salah satu solusi yang diupayakan.
Penelitian yang dilakukan kali ini adalah untuk mengurangi kandungan logam Fe dan Cd dari larutannya dengan menggunakan karbon aklif sebagai adsorben. Adsorpsi yang dilakukan merupakan sistem kontinu aliran vertikal keatas. Karbon aktif diletakan dalam kolom adsorpsi sebagai unggun tetap (fred bed). Ada beberapa kondisi operasi yang mempengaruhi proses adsorpsi kontinu seperti volume bed, konsentrasi Iimbah awal serta laju alir limbah.
Pada penelitian ini dilakukan variasi laju alir Iimbah yang digunakan. Laju alir yang digunakan pada penelitian ini adalah 1 mL/s, 0.55 mL/s dan 0,22 mL/s. Sampel yang didapat merupakan effluent yang diambil selama kondisi operasi 12 jam. Sampel ini kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan AAS untuk dihitung kandungan logamnya.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semakin rendah laju alir yang digunakan maka proses adsorpsi akan semakin baik. Hal ini ditunjukan dengan semakin meningkatnya persen tereduksi logam pada laju alir yang semakin kecil. Untuk laju alir 1 mL/s persen tereduksi yang dapat dicapai sebesar 02363, untuk laju 0.55 mL/s sebesar 0.9017 sementara untuk laju alir sebesar 0.22 mL/s persen tereduksi yang dapat dicapai sebesar 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tilani Hamid
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"The maximum Cadmium content in tap water based on Drinking Ware Standard Quality of DKI Local
Government, is 0, 01 mg/L. This experiment is aimed to reduce Cadmium content by adsorbtion process
using 8-10 nun granular activated Carbon. By using continous system to adopt the real condition and
the contact time during isothermal adsorption and the time needed to achive equilibrium conditions
are observed The granular carbon is heated at 100 " C for 24 hours and the surface areas change tom
555,6 m2 /gr to 597,6 m2 / gr .The system reaches penetration curve after I4 hours for 10 minutes
contact rime and I8 hours for 20 minutes.
"
Jurnal Teknologi, 15 (3) September 2001 : 336-345, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-336
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alisyahbana Arbi
"Penyediaan air bersih untuk konsumsi masyarakat umum telah menjadi permasalahan yang sangat mendesak bagi pemerintah, khususnya Pemerintah DKI Jakarta Air permukaan merupakan sumber air bersih yang harus dimanfaatkan secara optimal. Pencemaran yang terjadi pada air permukaan mengharuskan dilakukannya proses pengolahan air, dengan salah satu metodenya adalah filtrasi Penelitian filtrasi menggunakan karbon aktif dilakukan dengan sistem aliran vertikal ke atas, sedangkan sampel air permukaan yang digunakan adalah air danau Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan untuk melihat kemampuan karbon aktif menurunkan kandungan padatan tersuspensi pada sampel, serta melakukan perbandingan dengan menggunakan variasi tinggi unggun karbon aktif yaitu 20 cm, 15 cm, dan 18 cm. Sebelum digunakan, karbon aktif terlebih dahulu melalui proses preparasi. Sampel yang diambil sesuai dngan metodologi penelitian, kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan TSS. Laju alir influent diatur pada 0,7 ml/s.
Hasil yang didapat dari penelitian menunjukkan alat Eltrasi dapat menurunkan kandungan padatan tersuspensi sampel air permukaan sampai di bawah 10 mg/L dengan air yang lebih jernih. Pada variasi tinggi unggun karbon aktif dilihat bahwa karbon aktif yang menggunakan influent dengan kandungan padatan tersuspensi yang lebih besar akan memiliki persen padatari tersuspensi yang lebih besar, berhubungan dengan jumlah padatan tersuspensi yang dapat diadsorpsi dan ditahan oleh filter karbon aktif. Dari hasil penelitian, filter 15 cm memiliki persen padatan tersuspensi tereduksi akhir yang paling besar, yaitu 76,67% dengan injiuenr 30 mg/L."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Habib
"Cooling Tower merupakan salah satu komponen penting bersama dengan mesin lainnya di suatu industri yang berfungsi untuk menurunkan temperature air. Cooling Tower sistem terbuka menggunakan air sebagai media pertukaran panas. Air yang terus bersirkulasi dapat menyebabkan kerak, korosi, dan lumut karena kualitas air menurun sehingga proses pertukaran panas di cooling tower tidak optimal. Umumnya perawatan cooling tower pada industri menggunakan bahan kimia, namun hal tersebut dianggap belum efektif. Langkah alternatif dalam menjaga kualitas air di cooling tower adalah dengan menggunakan ozon. Flowrate, temperature inlet, dan jumlah ozon terlarut yang diinjeksikan tentu berpengaruh pada cooling tower, terutama kualitas air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperature inlet yang divariasikan terhadap kualitas air, efektivitas cooling tower dan penghematan air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif. Penilitian ini menggunakan miniatur cooling tower dengan sistem terbuka berukuran (70 x 42,5 x 53) cm. Kualitas air dari cooling tower sistem terbuka ditentukan dengan melakukan pengukuran menggunakan alat uji dan melakukan pemeriksaan laboratorium. Data yang dicatat dari penelitian ini adalah Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinitas, Ca dan Mg Hardness, Na, dan Cl, serta Range dan Approach. Data tersebut akan digunakan untuk mencari nilai Losses, Practical Ozone Scaling Index (POSI), memprediksi nilai Maximum Cycle dan Maximum Cycle of Concentration, menghitung nilai Blowdown Rate dan Make up Water yang dibutuhkan dan menghitung persentase Efektivitas Cooling Tower. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa temperature inlet 30? merupakan temperature inlet yang paling optimal. Ketika temperature inlet 30?, jumlah volume air blowdown dapat menurun 60,94% dan jumlah kebutuhan make up water dapat menurun 36,76%.

Cooling Tower is an important component along with other machines in an industry that functions to reduce water temperature. Open system cooling towers use water as a heat exchange medium. Water that continues to circulate can cause scale, corrosion, and moss because the quality of the water decreases so that the heat exchange process in the cooling tower is not optimal. Generally, cooling tower maintenance in industry uses chemicals, but this is considered ineffective. An alternative step in maintaining water quality in cooling towers is to use ozone. Flowrate, inlet temperature, and the amount of dissolved ozone injected certainly affect the cooling tower, especially water quality. The purpose of this study was to determine the effect of varied inlet temperature on water quality, cooling tower effectiveness and water savings. The method used in this study is a quantitative experiment. This research uses a miniature cooling tower with an open system measuring (70 x 42.5 x 53) cm. Water quality from an open system cooling tower is determined by measuring using a test kit and conducting laboratory tests. Data recorded from this study are Electric Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), pH, alkalinity, Ca and Mg Hardness, Na and Cl, as well as Range and Approach. The data will be used to find Losses values, Practical Ozone Scaling Index (POSI), predict Maximum Cycle and Maximum Cycle of Concentration values, calculate the required Blowdown Rate and Make up Water values and calculate the percentage of Cooling Tower Effectiveness. The results obtained from this study indicate that the inlet temperature of 30? is the most optimal inlet temperature. When the inlet temperature is 30?, the amount of blowdown water volume can decrease by 60.94% and the amount of make-up water needed can decrease by 36.76%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusyirwan
"ABSTRAK
Bagi manusia air minum merupakan kebutuhan utama. Kualitas air minum sangat menentukan kualitas kehidupan manusia. Air minum yang sehat adalah air minum yang memenuhi persyaratan pokok yaitu persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis berdasarkan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990.
Pada daerah permukiman padat di Jakarta, sebagian besar penduduk masih menggunakan air tanah dangkal untuk memenuhi kebutuhan sehari-h.ari, baik untuk minum, mandi, cuci dan lain-lain. Berdasarkan data sekunder di DKI Jakarta, kualitas air minum yang berasal dari tanah dangkal 64 persen tidak memenuhi syarat bakteriologis, 91,32 persen tidak memenuhi syarat kimia, dan 1,33 persen tidak memenuhi persyaratan fisik.
Pada daerah permukiman padat hampir tidak mungkin untuk mendapatkan air bersih dari sumur pompa tangan, apalagi sumur dangkal, karena hampir tidak mungkin untuk memperoleh jarak aman antara sumber air minum dengan limbah rumah tangga. Sekurang-kurangnya ada 39 penyakit yang bersumber pada masalah air minum, antara lain diare, kolera, disentri dan lain-lain.
Untuk mengetahui kualitas air sumur yang digunakan oleh penduduk dan hubungannya dengan kesehatan masyarakat, telah dilakukan penelitian di daerah permukiman padat Kelurahan Paseban Jakarta Pusat.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel pada 15 buah sumur pompa di Kelurahan Paseban dengan metode purpossive sampling. Sedangkan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi, sanitasi dan penyakit yang diderita dilakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara acak.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumur pompa tangan di wilayah Kelurahan Paseban, kadar unsur mangan berada diatas ketentuan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990. Lima buah sumur kadar mangannya tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih. Kadar mangan pada sumur pompa di Kelurahan Paseban berkisar antara 0,052 sampai 1,838 mg/l. Untuk bakteriologis 7 buah sumur tidak memenuhi persyaratan air bersih karena tercemar oleh bakteri Esoherichia coli dengan MEN/100 ml sampel berkisar antara 21 sampai diatas 240.
Hasil uji korelasi untuk melihat hubungan antara kualitas bakteriologis dengan jarak sumur dan septik tank, menunjukkan adanya korelasi negatif (d=0,05) yang berarti semakin dekat jaraknya akan semakin tinggi jumlah E. coli yang ditemukan. Kedalaman sumur pompa juga memperlihatkan korelasi negatif dengan kualitas bakteriologis (a=0,05).
Hasil uji dengan menggunakan "Fisher Exact Probability Test" untuk melihat perbedaan tingkat prevalensi diare di Kelurahan Paseban menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat prevalensi diare di Kelurahan Paseban untuk lokasi dengan kualitas air baik dan kualitas air buruk (p)0,05). Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya penyakit diare di Kelurahan Paseban tidak disebabkan oleh kualitas air. Penyebab timbulnya diare mungkin disebabkan perilaku yang tidak sehat, faktor sosial ekonomi, gizi, makanan yang terkontaminasi dengan bakteri, dan lain-lain.

ABSTRACT
Correlation Between Well Water Quality and Sanitation With Community's Health in Densely Urban Settlement (A Case Study at Paseban District Central Jakarta)The drinking water for human being is primary needs. The quality of drinking water determines the quality of human life much. Healthy drinking water is the drinking water that fulfill the subjective requirement that is the physical requirement, chemical and bacteriology based of Permenkes RI No. 415, in the year 1990.
At densely populated area in Jakarta most people still use shallow ground water to fulfill the daily needs not only for drinking water but also for bathing, washing, and so on. According to secondary data in DKI Jakarta, the quality of drinking water comes from the shallow ground, 84 percent doesn't fulfill the bacteriological requirement, 91,32 percent doesn't fulfill the chemical requirement and 1,33 percent doesn't use the physical requirement.
It is hardly possible for the densely populated area to get clean water from hand pump well, and else from the shallow well, because it is hardly possible to get the safe destination between drinking water resource and home pollutant. There are at least 39 disease that comes from the resources or drinking water problem, that is diarrhea, cholera, dysentery and so on.
Understanding the quality of the well water that is-used by the population and the relationship of the community's health the research had been made at the densely populated area at Paseban District Central Jakarta.
The research had been done by taking samples on 15 pumped wells at Paseban District by using the method of purpossive random sampling. While knowing and understandingthe social economical condition sanitation and diseases that was suffered, the structural interview had been hold by using questionnaire being spread randomly.
The result of this research that the hand pump well at the area Paseban District, the content of element mangan is over the determination of Permenkes No. 416 in the year 1990. There are 5 wells that have contain of element which doesn't fulfill for their requirement of clean water. The content of mangan at pump well at Pescehan District from 0,052 mg/l till 1,833 mg/l. The Seven (7) wells for bacteriology don't fulfill the requirement of clean water and drinking water, because it is contaminated by Escherichia coil bacteria, with MEN/100 ml sample is between 21 and over 240.
The result of correlation test shows between that the negative correlation (a = 0,05) means the nearer the distances is, the higher the number of E. coil is to be met. The depth of the pump well also the negative correlation with the bacteriological quality (a 0,05).
The result of testing by using "Fisher Exact Probability Test"; is showing the difference prevalence diarrhea degree level at Paseban District. The result shows that there is no difference of the prevalence diarrhea degree for the location between the good water quality and bad water quality ( p > 0,05). This case shows that diarrhea disease appears at Paseban District is not because of the diarrhea, is caused by unhealthy behavior, social, economic factor, food that is contaminated by bacteria and so on.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ziad
"Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang esensial, sehingga diperlukan proses pengolahan air menjadi air bersih yang bebas dari kandungan bahan-bahan kimia yang berbahaya, partikel-partikel padat, dan mikroba yang terkandung dalam air sehingga aman bagi tubuh manusia.
Dalam pengolahan air teknologi membran menjadi salah satu teknologi yang berkembang pesat saat ini. Salah satu membran yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air adalah membran mikrofiltrasi. Namun membran yang digunakan pada proses ini sangat rentan terhadap fouling, sehingga air umpan yang akan diolah harus diberi proses pralakuan, dalam hal ini adalah koagulasi.
Suhu dan derajat keasaman (pH) merupakan faktor yang berpengaruh dalam proses koagulasi. Dalam penelitian ini, koagulan yang digunakan adalah koagulan berbasis ferrum, yaitu FeSO4.7H2O, dengan variasi suhu dan derajat keasaman ( pH ).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, suhu 50°C merupakan suhu terbaik dalam rentang kondisi operasi penelitian untuk proses pralakuan koagulasi dengan persentase keefektifan koagulasi mencapai 73.68 % untuk penyisihan TDS (Total Dissolve Solid) dan 51.22 % untuk penyisihan COD (Chemical Oxygen Demand). Untuk pengaruh derajat keasaman, pH 5 merupakau pH terbaik dalam rentang kondisi operasi penelitian untuk proses pralakuan koagulasi dengan persentase keefektifan koagulasi mencapai 27.65 % untuk penyisihan TDS dan 34.38 % untuk penyisihan COD.
Pada proses mikrofiltrasi dengan pralakuan koagulasi yang menggunakan suhu 50 °C dan pH 5, diperoleh persentase penyisihan TDS maksimum sebesar 90.54 %, dengan fluks permeat maksimum yang dihasilkan sebesar 0.05683 m3/m2 jam.
Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa, suhu 50 °C merupakan suhu terbaik dalam rentang variasi untuk proses pralakuan koagulasi menggunakan koagulan FeSO4.7H2O, namun suhu ini kurang mengguntungkan bila Iangsung dilanjutkan dengan proses memtran karena ketahanan membran polypropylene yang kurang baik terhadap suhu tinggi (maks 45 °C), sehingga diperlukan proses pendinginan tambahan untuk mencapai suhu < 40 °C, agar bisa dilanjutkan ke proses membran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soulisa, Yulia Firdawati
"Dalam upaya penurunan kadar Mangan (Mn) terlarut, Laboratorium Hidrolilca FTUI telah mengembangkan suatu alat model fisik untuk mensimulasi aliran air tanah yang terkekang. Pengujian kali ini dimaksudlcan untuk menambah data dari pengujian terdahulu.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja model fisik sistem media berpori pada akifer terkekang dalam kapasitasnya sebagai alat untuk menurunkan kadar Mangan.
Untuk melihat sejauh mana kelayakan alat model flsik temebut, malca dilakukan pengkajian keandalannya baik secara hidrolis maupun secara fisik. Pengujian ini dilakukan dengan dua kali pegujian pengaliran. Pada pengujian pertama dilakukan pengambilan sampel pada saat aliran tunak. Pengujian kedua yang menjadi acuan dari penulisan ini adalah pengujian dengan tiga kali pengambilan sampel pada titik yang sama ini bertujuan melihat fenomena oksidasi-filtrasi tersebut.
Fenomena yang ditimbulkan dari sifat hidrolis adalah pengaliran dimensi pada arah memanjang, sementara sifat fisiknya berupa sebaran Mangan berfluktuasi menurut panjang pengaliran dan proses kimia yang terjadi. Akhirya dengan penambahan data yang dihasilkan pada pengujian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk memvalidasi model matematika."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masykur Hz
"Research was conducted in Gaung Anak Serka River Sub - Province Indragiri Hilir in October till Januari 2008 as a mean to know status of quality of teritoral water of Gaung Anak Serka River evaluated from physics and chemical parameter, and community structure of makrozoobenthos. The methods used of survey and intake of sampel taken twice, in each station of sample taken at 3 dots at random. Research station consist of; station 1 (GAS river estuary), station 2 (Teluk Pinang), station 3 (Dusun Murni), station 4 (Teluk Pantaian), station 5 (Sungai Iliran), station 6 (Teluk Sungka), Station 7 (Tuasan),station 8 (Dusun Pergam), station 9 (Sungai Empat) and station 10 (Rambaian). Data has taken of quality of water either throughphysics and chemical parameter and also makrozoobenthos. Data of exsitu analysed in Laboratory Faculty of Fishery and Marine Science of Riau University. Quality of physics water parameters (tempaerature, brightness, current flow) sill normal in a condition according to PP.82. year 2001, except brightness for station resideng in part of downstream (station 1-5) have passed normal still. Chemical parameters (pH,DO.TSS.COD.BOD,Nitrate and fospat) also stay in normal gyration. While, organism of macrozoobenthos found in river consist of 6 set of relatives, 5 class and 6 ordo. Set of relatives consist of Tucideae, chironomideae, Baetidae, Ctenodrillidae. Donacidae and Nassariidae. Class covers oligochaeta, insecta ,polychaeta,Pelecypoda and Gastropoda. Ordo Nematoda, Doptera Ephemerptera, Ctenodrilida, veneridae and Neagastropoda. Types of Macrozoobenthos are Tubifek sp, Sp Chironomous, Baetis Sp , Ctenodrillus Serratus and Cyclop neritae."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2009
AJ-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wartini Fakultas
"Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang
wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. PT
Medco E&P Indonesia Rimau Asset sebagai perusahaan Oil and Gas Nasional dalam
memenuhi kebutuhan air bersih untuk pekerja telah didirikan sebuah Instalasi Pengolahan
Air Bersi Water Treatment Process (WTP-Kaji) sejak tahun 2000. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kinerja jaringan distribusi WTP-Kaji terutama dalam memenuhi
kebutuhan air bersih di lingkungan perumahan karyawan berdasarkan data pemakaian debit
air setiap bulan.Metode yang digunakan adalah denganmenganalisa kinerja sistem distribusi
terhadap keandalan (reliability), kelentingan (resiliency) dan kerawanan (vulnerability),
serta kepuasan pelanggan dianalisa dengan penyebaran kuesioner terhadap pekerja penghuni
perumahan. Berdasarkan analisa terhadap debit pemakaian air selama periode September
2012 â?? Agustus 2013 menunjukkan bahwa kinerja sistem distribusi air bersih WTP - Kaji
PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset sudah optimal dalam memenuhi kebutuhan air
bersih pekerja khususnya di areal perumahan dengan tingkat kehandalan (reliability) dari
sistem kinerja pelayanan pada kondisi kebutuhan air maksimum mencapai 91.67% dan
pada kondisi kebutuhan air minimum mencapai 100%, nilai kelentingan (relisiency) pada
kondisi kebutuhan air maksimum adalah 1 sedangkan kondisi minimum tidak ada (0) dan
nilai kerawanan (vurnability) hanya 2.96 % pada kondisi kebutuhan air maksimum.
Berdasarkan hasil kuisioner tingkat kepuasan pelanggan dalam hal ini pekerja penghuni
areal perumahan terkait pelayanan penyediaan air bersih oleh WTP - Kaji PT Medco E&P
Indonesia RimauAsset dari segi kualitas (warna, bau, rasa), kuantitas (debit) dan kontinuitas
(mengalir selama 24 jam)menyatakan puas atas pelayanan air bersih dengan tingkat kepuasan
52.6% terhadap pelayanan secara keseluruhan yaitu 46.4% responden menyatakan puas
dan 6.2% responden menyatakan sangat puas."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>