Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ami Moerdhini Marlim
"Industri oleokimia di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Industri oleokimia terbesar di Indonesia berupa pabrik furry alcohol di Batam. Fatty alcohol dihasilkan oleh industri ini melalui rute metil ester dimana katalis yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester adalah katalis basa NaOCH3.
Katalis ini memberikan yield metil ester sangat tinggi namun merniliki harga yang relatif mahal dibandingkan dengan katalis basa lainnya. Katalis basa NaOH merupakan alternatif yang baik untuk menggantikan katalis basa NaOCH3. Selain rnemiliki harga yang lebih murah, katalis ini juga dapat memberikan yield metil ester yang sama dengan penambahan 1-2% mol.
Peluang untuk menggantikan katalis basa NaOCH3 dengan katalis basa NaOH dipelajari pada studi ini untuk mendapatkan titik terbaik penggunaan katalis NaOH dan untuk mengetahui kualitas dari metil ester dan gliserin yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi dengan katalis NaOH.
Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak inti kelapa sawit menggunakan katalis basa NaOH. Produk metil ester kemudian difraksionasi lebih lanjut untuk melihat kemumian metil ester yang diperoleh. Produk gliserin dimurnikan lebih lanjut sampai mencapai konsentrasi sekitar 97% untuk melihat kualitas yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik terbaik penggunaan katalis NaOH adalah 0.5% berat dari jumlah urnpan minyak nabati dengan yiefd metil ester 94.06% sedangkan titik terbaik penggunaan katalis NaOCH3 adalah 0.4% berat dengan yield metil ester 98%. Kualitas metil ester yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh industri oleokimia di Batam untuk parameter Mono Glyceride, Total Glycerol, Free Giycerol, %H2O, Wama, dan Hydroxyl Value.
Namun acid value dari produk metil ester dengan katalis NaOH tidak memenuhi spesifikasi. Sedangkan produk gliserin yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dengan kandungan soap dan sulfat yang Iebih tinggi dibandingkan dengan gliserin hasil penggunaan katalis NaOCH3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, A.S.
Jakarta : Lemigas, 1988
541.395 NAS i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Chitra
"Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan menipisnya cadangan minyak bumi yang merupakan sumber bahan bakar utama dan building blocks petrokimia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat dilakukan pengembangan pada sumberdaya yang dapat diperbaharui, salah satunya dengan diversifikasi nilai tambah dan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit memiliki struktur molekul yang mirip dengan minyak bumi, yaitu rantai karhon panjang. Sehingga sangatlah memungkinkan bagi minyak kelapa sawit untuk diolah menggunakan katalis asam dimana dapat terjadi restrukturisasi trigliserida melalui mekanisme reaksi katalis asam seperti halnya pengolahan minyak bumi untuk menghasilkan produk petroleum. Untuk itu diperlukan suatu studi agar dapat diketahui kekuatan asam suatu katalis yang diperlukan untuk dapat merubah struktur molekul minyak kelapa sawit ke dalam bentuk lain.
Penelitian dilakukan dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dengan berbagai jenis asam, yaitu asam asetat, asam mitral, asam sulfat, zeolit, dan alumina pada sebuah reaktor batch sederhana. Pada produk sampel dilakukan analisa terhadap densitas, viskositas, berat molekul dan FTIR. Berat molekul ditentukan menggunakan grafik penenluan berat molekul dengan dua data masukan awal yaitu titik didih dan API gravity.
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa penggunaan beberapa katalis asam memberikan produk dngan berat molekul yang berbeda. Penggunaan katalis asam dengan kekuatan -3 (zeolit) sampai -8.2 (alumina) dan 4,745 ( asam aselal ) s.d -1.163 (asam nitrat) mampu menurunkan berat molekul trigliserida dari nilai awal yaitu 849 gr/mol sampai nilai terkecil 726 gr/mol. Hal ini berarti terjadi perengkahan pada minyak kelapa sawit. Penggunaan asam sulfat sebagai katalis meningkatkan berat molekul produk sampai 1019 gr/mol. Kenaikan berat molekul tersebut juga diikuti dengan kenaikan viskositas produk, yang berarti telah terjadi reaksi polimerisasi hasil FTIR yang diperoleh menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan absorbansi pada ikatan karbon (CH2)n."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Priyanggoro
"Elektrokatalis Pt-Ru-Cr/C yang dibuat berdasarkan metode Seol Ah Lee et.a1 yang telah dimodifikasi ingin diteliti lebih lanjut dalam peranannya sebagai anoda Direct Methanol Fuel Cell (DMFC). Diharapkan penggunaan logam kedua. Ru, dan logam ketiga, Cr, dapat mengurangi peracunan oleh senyawa intermediate (-COads) pada permukaan logam paduan berbasis Pt. Oleh karena itu dilakukan dua variasi komposisi atomik elektrokatalis terner, yaitu loading Pt 1 mg/cm2 dan 0.8 mg/cm2, agar dapat dilihat efek pengurangan loading Pt pada Katalis PtRuCr. Karakterisasi elektrokatalis Pt-Ru-Cr/C dilakukan dengan, XRF dan XRD untuk mengetahui komposisi bulk dan senyawa-senyawa yang ada pada katalis. Pengujian cyclic voltammetry dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif keaktifan elektrokatalis-elektrokatalis yang telah dibuat. Selain itu juga dibandingkan voltammogram-nya dengan elektrokatalis anoda komersil (E-TEK). Dari hasil voltamogram diketahui bahwa katalis PtRuCr 1 mg/cm2 lebih aktif dibanding katalis PtRuCr 0.8 mg/cm2. Ini dapat dilihat dari onset oxidation dan arus puncak yang dihasilkan. Bila dibandingkan dengan katalis ETEK performanya tidak jauh berbeda hanya saja katalis katalis ETEK menpunyai puncak arus lebih tinggi yaitu 0.1675 mA dan katalis PtRuCr 1 mg/cm2 0.1648 mA maka dapat disimpulkan bahwa keurutan keaktitan katalis adalah Katalis ETEK > PtRuCr 1 mg/cmz > PtRuCr 0.8 mg/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malleo Fauzian
"Sampel Fe3O4/CuO/TiO2/NGP composites dengan varaisi weight percent NGP 5, 10,15 wt telah sukses disintesis dengan menggunkan metode co-pecipitation. Pengukuran X-ray Diffraction XRD , Energy Dispersive X-ray EDX , Fourier Tansform Infrared FTIR , Vibrating Sample Magnetometer VSM , Thermogravimetric Analysis TGA , nitrogen adsorptionspectroscopy, dan UV-Visible spectroscopy UV-Vis spectroscopy yang digunakan untuk melihat struktur, elemen penyusun, vibrasi molekul, sifat magnetic, stabilitas thermal, luas permukaan, dan nilai band gap dari sampel Fe3O4/CuO/TiO2/NGP composites. Aktivitas catalytic yang diujikan pada sampel yaitu photo-,sono-,sonophoto-catalytic yang dilakukan dengan mengamati degradasi warna methylene blue MB . Hasil dari aktivitas catalytic menunjukan seiring penambahan nanograhene platelets NGP pada sampel meningkatkan kemampuan catalytic composites. Composites dengan 10 wt NGP menunjukan aktivitas catalytic yang paling baik. Kemudian, Ag ditambahkan Fe3O4/CuO/TiO2/NGP composites disintesis dengan menggunakan metode co-precipitation. Fe3O4/CuO/TiO2/NGP/Ag composites dengan variasi weight percent Ag 5, 15, 25 wt dilakukan pengukuran X-ray Diffraction XRD , UV-Visible spectroscopy, dan Thermogravimetric Analysis TGA . Hasil aktivitas catalytic dari Fe3O4/CuO/TiO2/NGP/Ag composites didapatkan bahwa sampel dengan 25wt Ag memiliki kemampuan catalytic yang paling baik dalam mendegradasi methylene blue. Dari hasil aktivitas catalytic tersebut terlihat bahwa Ag dapat meningkatkan kemampuan catalytic sampel.

Samples of Fe3O4 CuO TiO2 NGP composites were varied weight percent of NGP 5, 10, 15wt were successfully synthesized using co precipitation method. All prepared samples were characterized using X ray Diffraction XRD , Energy Dispersive X ray EDX , Fourier Tansform Infrared FTIR , Vibrating Sample Magnetometer VSM , Thermogravimetric Analysis TGA , nitrogen adsorption spectroscopy, dan UV Visible spectroscopy UV Vis spectroscopy to determine the structure, composisition element, molecules bonding, magnetic properties, thermal stability, surface area, dan band gap of the Fe3O4 CuO TiO2 NGP composites. Catalytic activities were tested to all of samples is photo , sono , sonophoto catalytic to degrade methylene blue MB . The results of catalytic activities showed that the addition of NGP on samples could enhance catalytic ability of samples. Sample with 10wt NGP showed the best catalytic activity than the other variation samples. Fe3O4 CuO TiO2 NGP Ag composites with variation weight percent of Ag 5, 15, 25wt composites were successfully synthesized using co precipitation method and were characterized using X ray Diffraction XRD , UV Visible spectroscopy, dan Thermogravimetric Analysis TGA . The results of cataylytic activities of Fe3O4 CuO TiO2 NGP Ag composites showed that the addition Ag could enhance catalytic ability sample. Sample with 25wt Ag have best catalytic ability than the other samples. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti Samadi
"Keberadaan oksida nitrogen NO dan N02 yang dikenal sebagai gas NOx tidak hanya dihasilkan dari bahan bakar fosil tapi juga dihasilkan dari pembakaran biomasa, aktivitas vulkanik, emisi gas buang kendaraan bermotor, pabrik dll. Usaha untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor telah banyak dilakukan antara lain dengan mencoba menggunakan bermacam katalis logam. Zeolit alam Cu-mordenit dan zeolit sintetis Cu-ZSM5 merupakan katalis yang dapat memperlihatkan kemampuan untuk mereduksi NO dengan baik. Pembuatan Na-ZSM5 dilakukan melalui proses hidrotermal menggunakan tangki tertutup yang dibuat dari stainless steel dengan dilapisi teflon. Proses dilakukan selama 5 hari dengan tekanan 3 Bar dan suhu 150°C .Proses pembuatan katalis Cu- ZSM5 maupun Cu-Mordenit dilakukan dengan cara impregnasi Na-ZSM5 dan HMordenit menggunakan larutan Cu-asetat dan CuN03. Pada katalis Na-ZSM5 impregnasi dilakukan melalui 2 cara, secara langsung pada saat gelatisasi dan secara tidak langsung melalui pembentukan Na-ZSM5. Pada zeolit - Mordenit proses impregnasi dilakukan melalui pembentukan H-Mordenit dilanjutkan dengan penambahan larutan CuN03. Uji katalitik dilakukan dengan mengalirkan gas NO pada katalis menggunakan reaktor yang terbuat dari gelas. Uji dilakukan pada suhu 100°C sampai 500°C dengan kenaikan bertahap 100° C. Analisis konversi gas NO dilakukan menggunakan metode Griess-Saltzman. Suhu optimal yang diperoleh adalah pada 300°C dengan persen konversi untuk Cu/Na-ZSM5 ( 46 jam) = 76,5 % sedang Cu/HMordenit (3x) = 57,2 %. Uji katalitik katalis Cu/Na-ZSM5 , Cu/H -Mordenit dan H-Mordenit dilakukan pada emisi gas buang mobil diesel, diperoleh basil konversi NO mencapai 2618,04 ppm untuk Cu/Na-ZSM5 ( 42 jam) dan 1255,33 ppm untuk Cu/H-Mordenit sedang untuk H-Mordenit mencapai 1545,20 ppm.;"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Rahmat Kurniansyah
"Limbah yang dihasilkan oleh industri, dewasa ini telah menjadi permasalahan serius untuk menciptakan suatu lingkungan yang bersih dan bebas pencemaran limbah. Teknologi fotokatalitik dengan katalis semikonduktor TiO2 merupakan salah satu metode alternatif yang sangat prospektif untuk dikaji dalam mengatasi limbah logam berat dan organik. Untuk mendapatkan suatu katalis yang aktif dan memiliki kemampuan untuk menyerap energi sinar tampak, salah satu caranya adalah dengan menggabungkan dua jenis semikonduktor yang mempunyai tingkat energi band gap yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan fotokatalis TiO2 yang ditambahkan CdS membentuk katalis komposit TiO2-CdS.
Fotokatalis yang digunakan adalah TiO2 yang berasal dari TTIP (Titanium Tetra Isoprop0ksida) dengan variasi loading CdS terhadap TiO2 sebesar 1%, 5%, 15%, dan 30%. Preparasi fotokatalis TiO2-CdS dilakukan dengan metode sol-gel, yang dilanjutkan dengan pengeringan di vacuum furnance pada suhu 300 ºC selama 2 jam, setelah itu dikalsinasi pada suhu 500 °C selama 30 menit. Fotokatalis komposit yang telah dipreparasi kemudian dikarakterisasi menggunakan DRS dan XRD. Setelah ilu katalis T102-CdS diuji aktivitasnya daiam mereduksi limbah Cr(VI) dan mendegradasi fenol dalam fotoreaktor batch.
Hasil karakterisasi DRS menunjukkan bahwa makin tinggi loading CdS pada TiO2 dapat menggeser pita serapan ke arah sinar tampak dan menurunkan energi bandgap katalis. Katalis serbuk TiO2-CdS memiliki struktur Kristal TiO2 anatase mumi. Hasil pengujian pada limbah tunggal menunjukkan bahwa semakin besar loading CdS pada katalis TiO2-CdS maka semakin baik daya reduksinya, penambahan loading CdS dari 1% menjadi 30% menyebabkan konversi Cr(VI) 40 ppm dari 42% menjadi 62%. Sebaliknya dengan loading CdS yang semakin kecil maka daya oksidasinya semakin meningkat, penurunan loading CdS dari 30% menjadi 1% akan meningkatkan konversi fenol 40 ppm dari 60% menjadi 93%. Katalis TiO2-CdS 1% adalah katalis optimal untuk reduksi Cr(VI) dan degradasi fenol Secara simultan, karena dapat meningkatkan reduksi Cr(VI) menjadi 100% pada jam ke-8 dan degradasi fenol meningkat menjadi 100% hanya pada jam ke-6."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raodatul Jannah
"Bahan bakar biodiesel merupakan senyawa metil ester dari asam lemak rantai panjang yang dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati. Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan metanol menggunakan katalis K2CO3/a-Al2O3 sebagai katalis padatan basa untuk mempercepat reaksi transesterifikasi. Banyaknya K2CO3 yang ditambahkan divariasikan sebesar 10%, 15% dan 20% berat alumina. Waktu reaksi divariasikan 1 - 5 jam. Katalis hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD dan XRF, sedangkan hasil reaksi transesterifikasi dianalisa secara kualitatif menggunakan GC-MS, dan secara kuantitatif menggunakan angka asam. Hasil konversi maksimum dengan bantuan katalis 10% K2CO3/ã-Al2O3 adalah sebesar 25,82% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, dengan katalis 15% K2CO3/ã-Al2O3 sebesar 36,29% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, dan dengan katalis 20% K2CO3/ ã-Al2O3 sebesar 26,17%, pada 5 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna
"Dalam penelitian ini, zeolit KNaX (rasio molar Si/Al = 1,24) disintesis dari kaolin yang berasal dari Pulau Belitung di Indonesia. Zeolit KNaX tersebut digunakan sebagai katalis pada reaksi antara minyak kulit biji mete yang mengandung gugus ?OH fenolik dan karboksil ?COOH dengan metanol menggunakan pelarut DMSO untuk diaplikasikan sebagai biopelumas. Produk katalitik diekstrak menggunakan campuran pelarut etil asetat dan n-heksan dengan perbandingan volume 1:1. Fasa organik dipisahkan dan diuapkan untuk menghilangkan pelarut dan dianalisis menggunakan FTIR & GC-MS.
Hasil analisis dengan FT-IR menunjukkan telah terjadi reaksi O-metilasi dan esterifikasi dengan terbentuknya gugus ?OCH3 pada bilangan gelombang 2876,61 cm-1 dan gugus karbonil dari ester pada bilangan gelombang 1732,80 cm-1. Hal ini juga diperkuat dari data GC-MS menunjukkan adanya kenaikan berat molekul dari m/z 300 menjadi m/z 328, mengindikasikan adanya penambahan 2 gugus CH3. Produk reaksi katalitik dikarakterisasi terhadap beberapa parameter pelumas dan diperoleh hasil sebagai berikut: viskositas suhu 40°C = 35,2 cSt dan viskositas suhu 100°C = 4,1 cSt, TAN = 0,88 mg KOH/g sampel, TBN = 2,09 mg KOH/g sampel, densitas = 0,9902, flash point = 120°C dan pour point = -27°C. Selanjutnya dilakukan variasi jumlah pelarut DMSO dan persen berat katalis zeolit KNaX untuk mendapatkan nilai TAN lebih rendah sesuai spesifikasi biopelumas.

In this research, KNaX zeolite (molar ratio Si/Al = 1,24) was synthesized from kaolin, originating from Belitung Island in Indonesia. KNaX zeolite was used as catalyst in the reaction between cashew nut shell liquid containing phenolic ?OH group and carboxylic ?COOH with methanol using the solvent DMSO for the application as biolubricant. The reaction product was extracted using mixed solvents of ethyl acetate and n-hexane 1:1. The organic phase was separated and evaporated to remove the solvents and was analyzed using FTIR and GC-MS.
The FT-IR spectra showed the result of O-methylation and esterification reactions by the formation of ?OCH3 group at 2876,61 cm-1 and carbonyl group from ester at 1732.80 cm-1. These results were also confirmed by the GC-MS analysis result, which showed an increase in molecular weight of m/z 300 to m/z 328, indicating the addition of 2 CH3 groups. The catalysis reaction products were characterized toward several parameters of lubricant which showed the following results: Viscosity 40°C = 35,2 cSt and viscosity temperature of 100°C = 4,1 cSt, TAN = 0,88 mg KOH/g sample, TBN = 2,09 mg KOH/g sample, density = 0,9902, flash point = 120°C and pour point = -27°C. Furthermore, the amount of used DMSO solvent and the percentage of weight catalyst were varied to obtain the reduced TAN values as required for biolubricant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28802
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fajar Riyanto
"Anisol dapat disintesis melalui reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol. Anisol sering dikenal dengan metoksibenzena atau metil fenil eter, merupakan senyawa aromatik sederhana yang termasuk dalam golongan eter. Anisol dan derivatnya digunakan dalam reaksi kima sebagai intermediet untuk sintesis suatu material seperti dyes, farmasi, minyak wangi, fotoinisiator dan agrokimia.
Uji katalitik reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol menjadi anisol menggunakan katalis zeolit X dalam fasa cairtelah dipelajari. Reaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan katalis zeolit X sebesar 10% berat reaktan (fenol dan metanol) dan perbandingan volume pelarut dimetilsulfoksida (DMSO) dengan reaktan (fenol dan metanol) adalah 10:1. Pelarut DMSO digunakan untuk menjaga suhu reaksi pada 135-155°C. Zeolit X yang digunakan sebagai katalis, berasal dari bahan alam yaitu kaolin yang sebelumnya diaktivasi menjadi metakaolin melalui proses kalsinasi pada suhu 750-850°C.
Perubahan bentuk struktur metakaolin dari kaolin dikarakterisasi menggunakan XRD dan untuk mengetahui komposisi kimianya digunakan XRF. Sintesis zeolit X dilakukan dengan proses hidrotermal pada suhu 900C selama 72 jam menggunakan botol polipropilen dengan komposisi gel yaitu 3.83 Na2O: 1.17K2O : AIQO3: 2.97SiO2 : 118 HQO.
Hasil sintesis zeolit X dianalisis dengan menggunakan XRD dan XRF. Zeolit X hasil sintesis mempunyai komposisi kimia yaitu Na2O 12.50%, Al2O3 32.40%, SiO; 42.50%, KQO 11.10%, TiO2 0.31%, dan Fe2O3 1.18% (% berat) dan rasio Si/Al sebesar 1.33. Uji katalitik dilakukan dengan memvariasikan suhu reaksi pada 135°C, 140°C, 145°C, 150°C, dan 155°C dan molar rasio reaktan (fenol : metanol) pada 1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu reaksi dan molar rasio reaktan terhadap produk anisol yang terbentuk. Selain itu, uji katalitikjuga dilakukan dengan tanpa menggunakan katalis zeolit X untuk mengetahui pengaruh katalis tersebut.
Hasil reaksi uji katalitik dianalisis menggunakan kromatogratl gas (GC) dan GCIVIS. Berdasarkan percobaan, yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik tanpa menggunakan zeolit X hanya sebesar 40.48% sedangkan yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik pada kondisi yang sama dengan menggunakan katalis zeolit X didapatkan sebesar 74.02%. Hasil reaksi uji katalitik optimum didapat pada suhu reaksi 155°C dan molar rasio reaktan 1:20 dengan persentase fenol yang terkonversi 82.70%, yield anisol yang terbentuk 81 .49%, dan selektifitas fenol yang terkonversi menjadi anisol 98.54%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>