Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Riza Hidayatur Rohman
"Mikrofiltrasi adalah merupakan salah salu proses alternatif dalam pengolahan air. Proses ini sangat efektif untuk memisahkan partikel padat berukuran mikro yang terkandung dalam air. Akan tetapi, penerapan proses ini dalam pengolahan air sering menghadapi kendala teknis berupa terjadinya fouling yang disebabkan oleh material beukuran koloid. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini maka proses mikrofiltrasi dalam pengolahan air minum harus dipadukan dengan proses pralakuan yang salah satunya adalah koagulasi.
Dosis koagulan adalah salah satu faktor dalam pralakuan koagulasi yang mempengaruhi kinerja membran mikrofiltrasi. Untuk mendapatkan dosis optimal, dalam penelitian ini dilakukan variasi dosis yaitu 10, 30, 50, dan 70 ppm. Semakin besar dosis yang digunakan maka fluks permeal dan persen rejeksi yang diperoleh akan lebih besar. Dosis koagulan yang menghasilkan kinerja membran yang optimal adalah 50 ppm. Hal ini terlihat dari persen koagulasi, rentang persen rejeksi untuk empat jam operasi yang lebih besar dibandingkan dengan dosis 10 dan 30 ppm yailu masing-masing sebesar 44,9% dan 16% sampai 30 %, selain itu penurunan fluks permeat dan pHlnya relalif kecil dibanding dosis 70 ppm.
Umpan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah air danau UI yang terletak di belakang Fakultas Teknik Universilas Indonesia. Air danau ini memiliki kandungan TDS sekitar 420 sampai dengan 550 ppm sedangkan nilai pHnya adalah sebesar 7,3. Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas umpan dan air hasil olahan adalah TDS (Total Dissolve Solid) dan COD (Chemical Oxygen Demand)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Andrie Oktafauzan
"Air bersih menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Air bersih merupakan hasil olahan dari air baku yang awalnya tercemar.
Proses pengolahan dilakukan untuk menghilangkan kandungan bahan-bahan kimia yang berbahaya, partikel-partikel padat yang terkandung dalam air, dan mikroba yang dapat membahayakan kesehatan jika terkonsumsi.
Salah satu proses dalam pengolahan air bersih adalah dengan membran mikrofiltrasi. Untuk memperpanjang umur membran dan meningkatkan kinerja pemisahan membran mikrofiltrasi, perlu dilakukan pralakuan koagulasi-flokulasi pada umpan membran mikroHltrasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses koagulasi-flokulasi iru sendiri dan akhirnya juga berpengaruh terhadap kinerja membran adalah waktu pengadukan pelan koagulan.
Pada penelitian ini divariasikan waktu pengadukan pelan yaitu selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit. Umpan proses memiliki derajat keasaman (pH) 7,3, kadar padatan terlarut (TDS) antara 524-540 mg/L dan kandungan zat organik (COD) antara 45-54 mg/L. Keungulan yang digunakan adalah aluminium sulfat dengan dosis 50 ppm.
Efektifitas koagulasi dan kinerja membran mikrofiltrasi akan meningkat dengan penambahan waktu pengadukan pelan hingga dicapaiwaktu pengadukan pelan optimum. Waktu pengadukan optimum yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah selama 10 menit, yang menghasilkan harga maksimum pada efektiutas koagulasi dan kinerja membran selama 4 jam operasi sebagai berikut: 1. Efektifitas koagulasi terhadap penurunan TDS : 45,094 %
2. Efektifitas koagulasi terhadap penurunan COD : 39,016 %
3. Fluks permeat : 0,015896 m3/m2.jam
4. Persen rejeksi terhadap kadar TDS : 35,052 %
5. Persen rejeksi terhadap kadar COD : 39,016 %
Pada waktu pengadukan yang lebih besar dan waktu pengadukan optimum, efektifitas koagulasi, dan kinerja membran mikrofiltrasi, yaitu fluks permeat dan persen rejeksi membran, akan turun dikarenakan pecahnya flok yang telah terbentuk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Septiyanto
"Mikrofiltrasi merupakan salah satu proses alternatif dalam pengolahan air. Proses ini sangat efektif untuk memisahkan partikel padat berukuran mikro yang terkandung di dalam air. Akan tetapi, penerapan proses ini dalam pengolahan air sering menghadapi kendala teknis berupa terjadinya fouling yang disebabkan oleh material berukuran koloid. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini maka proses mikrofiltrasi dalam pengolahan air minum harus dipadukan dengan proses pralakuan yang salah satunya adalah koagulasi.
Suhu dan pH merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses koagulasi. Kedua variabel ini divariasikan untuk mendapatkan kondisi suhu dan pH yang optimum untuk tahap pralakuan koagulasi dalam proses pengolahan air dengan metode mikrofiltrasi. Variasi suhu yang dilakukan adalah suhu 30,40, dan 50°C, sedangkan untuk variasi pH yang dilakukan adalah pH 5, 7 dan 9.
Air umpan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sungai Ciliwung yang mengalir di Cililitan Kecil, Jakarta Timur. Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas umpan dan air hasil olahan adalah TDS (Total Dissolve Solid), dan COD (Chemical Oxygen Demand).
Dengan meningkatnya suhu, efektifitas koagulasi meningkat, namun jika suhu optimum telah tercapai, peningkatan suhu selanjutnya akan menurunkan efektifitas koagulasi. Sedangkan dengan meningkatnya besar pH umpan, maka efektifitas koagulasi akan turun.
Persen efektifitas koagulasi yang diperoleh untuk variasi suhu 30, 40 dan 50° C adalah 16,87 %, 31,25 % dan 23,53 % untuk basis TDS, serta 28 %, 41,17 % dan 26,47 % untuk basis COD. Sedangkan untuk variasi PH pada suhu 40°C untuk pH 5,7 dan 9, persen efektifitas koagulasi yang diperoleh adalah 61,53 %, 60,76 % dan 50 % untuk basis TDS, serta 44,44 %, 31,42 %, dan 25 % untuk basis COD.
Kondisi optimum untuk proses koagulasi yang diperoleh adalah pada suhu 40qC dan pH 5. Untuk jam operasi mikroiiitrasi ke 1, 2, 3 dan 4, fiuks permeat yang dihasilkan adalah 0,0238, 0,0216, 0,0l97, dan 0,0192 m3/m2.jam. Sedangkan persen rejeksi yang dihasilkan adalah 41,304 %, 43,478 %, 50 % serta 56,52 % untuk basis TDS. Sedangkan untuk basis COD, persen rejeksi yang diperoleh 115,67 %, 27,7 %, 33,3 % dan38,9 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Membran mikrofiltrasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengolahan air bersih. Namun teknologi ini rentan terhadap pengotoran/fouling oleh partikel dalam air limbah yang berupa koloid yang mengakibatkan kinerja dan selektivitas dari membran dapat berkurang. Salah satu proses untuk mengurangi laju pengotoran dalam membran adalah proses koagulasi. Suhu dan pH merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses koagulasi. Variasi suhu yang dilakukan adalah suhu 30, 40 dan 50o C, sedangkan variasi pHnya adalah 5, 7 dan 9. Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk tahapan koagulasi yang diperoleh adalah pada suhu 40oC dan pH = 5. Dengan bantuan tahapan koagulasi ini maka hasil yang diperoleh dalam proses pengolahan air menggunakan teknologi membran diantaranya fluks permeat tertinggi yang diperoleh mencapai 0,0238 m 3/m2. Jam dan persen rejeksi untuk TDS sebesar 56,52 % sedangkan persen rejeksi untuk COD sebesar 38,9 %.

Microfiltration membrane are widely used in wastewater treatment. However, it is subjected to fouling that is caused by colloid particles in the wastewater. This fouling can affect the performance and selectivity of membrane. To reduce the fouling rate on membrane, pretreatment process is usually used, such as coagulation. Temperature and pH are two factors that affect the coagulation process. Variation of temperature is conducted at 30, 40 and 50oC, while the variation of pH is at 5, 7 and 9. The result shows that the optimum condition for coagulation process is at 40oC and pH of 5. With this coagulation process, the result of water treatment process using membrane technology reaches the highest performances with value of permeate flux is 0,0238 m 3/m2.hour and the % Rejection for TDS is 56,52 % and also % Rejection for COD is 38,9%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ziad
"Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang esensial, sehingga diperlukan proses pengolahan air menjadi air bersih yang bebas dari kandungan bahan-bahan kimia yang berbahaya, partikel-partikel padat, dan mikroba yang terkandung dalam air sehingga aman bagi tubuh manusia.
Dalam pengolahan air teknologi membran menjadi salah satu teknologi yang berkembang pesat saat ini. Salah satu membran yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air adalah membran mikrofiltrasi. Namun membran yang digunakan pada proses ini sangat rentan terhadap fouling, sehingga air umpan yang akan diolah harus diberi proses pralakuan, dalam hal ini adalah koagulasi.
Suhu dan derajat keasaman (pH) merupakan faktor yang berpengaruh dalam proses koagulasi. Dalam penelitian ini, koagulan yang digunakan adalah koagulan berbasis ferrum, yaitu FeSO4.7H2O, dengan variasi suhu dan derajat keasaman ( pH ).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, suhu 50°C merupakan suhu terbaik dalam rentang kondisi operasi penelitian untuk proses pralakuan koagulasi dengan persentase keefektifan koagulasi mencapai 73.68 % untuk penyisihan TDS (Total Dissolve Solid) dan 51.22 % untuk penyisihan COD (Chemical Oxygen Demand). Untuk pengaruh derajat keasaman, pH 5 merupakau pH terbaik dalam rentang kondisi operasi penelitian untuk proses pralakuan koagulasi dengan persentase keefektifan koagulasi mencapai 27.65 % untuk penyisihan TDS dan 34.38 % untuk penyisihan COD.
Pada proses mikrofiltrasi dengan pralakuan koagulasi yang menggunakan suhu 50 °C dan pH 5, diperoleh persentase penyisihan TDS maksimum sebesar 90.54 %, dengan fluks permeat maksimum yang dihasilkan sebesar 0.05683 m3/m2 jam.
Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa, suhu 50 °C merupakan suhu terbaik dalam rentang variasi untuk proses pralakuan koagulasi menggunakan koagulan FeSO4.7H2O, namun suhu ini kurang mengguntungkan bila Iangsung dilanjutkan dengan proses memtran karena ketahanan membran polypropylene yang kurang baik terhadap suhu tinggi (maks 45 °C), sehingga diperlukan proses pendinginan tambahan untuk mencapai suhu < 40 °C, agar bisa dilanjutkan ke proses membran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Kurnia
"Air bersih menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Air bemih merupakan hasil olahan dari air baku yang awalnya tercemar. Proses pengolahan dilakukan untuk menghila.ngka.n kandungan bahan-bahan kimia yang berbahaya, partikel-partikel padat yang terkandung dalam air, dan mikroba yang dapat membahayakan kesehatan jika terkonsumsi Salah satu proses dalam pengolahan air bersih ialah dengan menggunakan membran mikrofilltrasi. Membran pada proses ini sangat rentan terhadap fouling, Sehingga air umpan yang akan memasuki proses harus diberi pralalalan berupa koagulasi.
Metode untuk meningkatkan efelctifitas koagulasi adalah dengan menambahkan bahan bantu koagulan (coagulant-aids). Sedangkan kondisi pH air umpan turut mempengaruhi keberhasilan proses koagulasi itu sendiri dan akhimya juga berpengaruh terhadap kinerja membran mikrofiltrasi.
Pada penelitian ini dilakukan variasi perbandingan dosis (perbandingan berat) antara koagulan dan bahan bantu koagulan, yaitu perbandingan dosis 1:0, 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5. Sedangkan variasi kondisi pH air umpan yang akan dilakukan adalah kondisi pH air umpan sekitar 5, 7, dan 9. Dari variasi tersebut, akan ditentukan perbandingan dosis dan pH optimal untuk koagulasi. Koagulan yang digunakan adalah ferrous sulfat (FeSO4.7H2O) dengan dosis 70 ppm, sedangkan bahan bantu koagulannya adalah zeolit alam Lampung.
Dari hasil penelitian variasi perbandingan dosis didapatkan bahwa untuk perbandingan dosis 1:4, pensentase keefektifan koagulasi dapat mencapai 60,76 % untuk penyisihan (removal) TDS dan 67,57 % untuk penyisihan COD-nya.
Untuk variasi kondisi pH air umpan didapatkan bahwa untuk kondisi pH air umpan sama dengan 9, persentase keefektifan koagulasi dapat mencapai 71% untuk penyisihan (removal) TDS dan 51,22 % untuk penyisihan COD-nya. Fluks per-meat yang diperoleh sebesar 0,0186 m3fm2.jam. Persentase penyisihan TDS dan COD dalam proses mikrofiltrasinya ialah 65,09% dan 42,5%. Untuk perbandingan dosis 1:4, persentase adsorpsi zeolit untuk Iogam Ca dapat mencapai 9,3% dan logam Mg mencapai 13,33%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Tatiana
"Membran polipropilen adalah membran mikrofiltrasi dengan sifat hidrofobik yaitu takut dengan air. Untuk menghasilkan kinerja yang baik maka membran ini harus diubah menjadi hidrofilik dengan merendamnya dalam propan. Selain itu untuk mendapatkan kinerja membran yang optimum maka dibutuhkan kondisi operasi yang optimum. Dengan tekanan yang tinggi akan dihasilkan fluks atau jumlah penneat yang tinggi namun kemumian yang rendah karena menurunnya selektivitas membran.
Untuk mengatasi masalah utama dalam proses yaitu laju fouling dan polarisasi konsentrasi sorta tluks yang rendah perlu ditentukan desain alat pross mikrofiltrasi yang tepat Serta tekanan dan waktu perendaman yang optimum untuk digunakan dalam proses pemurnian air danau dengan teknologi membran menggunakan membran polipropilen hollow fiber sehingga diharapkan fluks membran dan faktor separasi bemilai tinggi.
Sistem proses mikrofiltrasi yang dipilih adalah Sistem resirkulasi untuk mengurangi efek laju fouling dan polarisasi konsentrasi yang tinggi, modul ho/low fiber untuk meningkatkan fluks pemmeat dengan luas permukaan uang besar dan aliran cross flow untuk penyapuan akumulasi zat terlarut pada permukaan membran dan mencegah fouling serta polarisasi konsentrasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman maka semakin turun fluks permeat namun persen rejksi semakin meningkat. Semakin tinggi tekanan maka Huks permeat bertambah narnun person rejeksi menurun. Waktu perendaman membran dalam propanol yang optimum adalah I0 menit. Sedangkan tekanan optimum yang dipilih yaitu 0.1316 bar untuk menghasilkan fluks yang tinggi namun persen rejeksi yang cukup baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Gumilar
"Air baku yang terdapat di alam tidak semuanya memenuhi persyaratan air bersih yang bisa digunakan sesuai dcugan persyaralan yang dilelapl-;an. Kcbululian akan air bersih bagi kehidupan manusia mendorong untuk diremukannya berbagai teknologi pengolahan air, Salah satunya adalah teknologi rnembran mikrofiltrasi.
Melodc unluk meningkalkan elbklifilas koagulasi dan kincrja membran mikrofiltrasi adalah deugau mellanlbalikali hahan hanlu koagulan (L`f1{J'{lfIff'(2'Hf ffffllv) dan penyesuaian pl-I air urnpan sesuai dengan kondisi kerja optimum koagulasi Pada penelitian ini koagulan yang digunakan adalah Aluminum sulfat (Al2(SO4)3_l8H;O) dan bahan bantu koagulan berupa zeolit alam Lampung, dengan variasi perbandingan closis tertentu.
Tujuan penelitian adalah untuk mcngetahui pengaruh penambahan zeolit dan kondisi pH air umpau terhadap efektifitas koagulasi menggunakan koagulan alum sulfat, serta menentukan perbandingan dosis alum:zeolit dan pH operasi optimum untuk proses koagulasi.
Efektiitas koagulasi cendenmg meningkat seiring dengan penambahan zeolit hingga mencapai perbandingan dosis alum : zeolit optimum (l:4). Sedangkan, kondisi pH air umpan mempengaruhi kondisi kerja optimlun koagulan Aluminum sulfat, sehingga akan mempengaruhi efektifitas koagulasi dan kinerja membran.
Dari hasil penelitian didapatkau bahwa untuk koagulan (A|;(SO4)3_l8H3O) dengan dosis 50 ppm, penambahan zeolit dengan perbandingan alum:zeolit sebesar l:4, meningkatkan efektiiitas koagulasi llingga mencapai 52 % unluk penyisihan (removal) TDS dan 48 % umuk penyisillan COD-nya.
Sedangkan untuk pengaruh pH umpan terhadap efektifitas koagulasi didapat bahwa pada pl-l 7 efektifitas koagulasi, menggunakan dosis alum-zeolit optimum, mencapai 50 % untuk penyisihan TDS dan 46 %lu\l11k penyisilian COD-nya_ Fluks permeat yang diperolcli sebesar 0,013 |n3f1n2:’ja1n_ Persentase penyisihan TDS dan COD dalam proses mikrofiltrasinya ialah 37 % dan 24 %.
Selain itu, penelitian ini juga melillal pengaruh zeolil terhadap penyisilian logam Ca dan Mg yang terdapat dalam air Lunpan. Unmk perbandingan dosis allun-zeolit optimum (l:4), persentase penyisilian logam Ca sebesar 7,5 % dan logam Mg sebesar 17 %"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fedy Gusti Kostiano
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh selang pencucian balik pada proses mikrofiltrasi suspensi Fe(OH)3 menggunakan modul membran serat berongga polisulfon telah dipelajari. Selang pencucian balik divariasi dari 2 hingga 20 menit untuk memperoleh selang efektif bagi proses tersebut. Waktu pencucian balik pada proses ini dibuat tetap, yaitu selama 30 detik setiap siklus. Modul membran yang digunakan memiliki koefisien permeabilitas terhadap air sebesar 40,66 L/m2 jam atm, dengan nilai rejeksi modul rata-rata terhadap suspensi Fe(OH)3 sebesar 90,44%. Suatu metoda kuantitatif digunakan dalam membandingkan efektivitas pencucian dan diperoleh selang pencucian balik yang efektif 12,33 menit. Model Parnham dan Davis yang didasarkan pada teori dead-end filtration digunakan untuk mendekati kelakuan fluks modul membran selama proses dengan berubahnya selang pencucian. Koreksi dilakukan terhadap model tersebut dengan memperhitungkan waktu tanggap dari sistem yang digunakan. Diperoleh nilai fluks rata-rata sekitar 93% dari fluks awal membran [Jo], baik untuk hasil percobaan maupun hasil percobaan dengan menggunakan model pada selang pencucian efektif masing-masing. Kedua model tersebut memiliki kemampuan yang baik untuk memprediksi kinerja maksimum dari sistem. Walaupun demikian model yang terkoreksi memberikan hasil prediksi yang lebih tepat, dengan selisih 0,8% dibandingkan dengan yang tak terkoreksi sebesar 1,5%."
MPI 1:2 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>