Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Lestari
"Sebelum penggunaan bahan bakar hidrogen dan metana dapat diaplikasikan secara luas, metode penyimpanan yang efektif untuk gas-gas tersebut juga harus dikembangkan. Penyimpanan dalam bentuk compressed gas dan gas cair kriogenik masih mengalami berbagai kendala baik dari segi ekonomis maupun segi teknis. Penggunaan karbon aktif untuk menyimpan hidrogen dan metana teradsorpsi memungkinkan diperolehnya performa storage yang kompetitif dengan CNG pada tekanan rendah. Hal tersebut dapat mengurangi tekanan dan masalah dalam hal logistik.
Pada penelitian ini digunakan karbon aktif untuk mengadsorpsi gas metana dan hidrogen. Karbon aktif yang digunakan berasal dari bahan baku tempurung kelapa dan batubara dengan variasi perbandingan activating reagent KOH terhadap bahan baku yang digunakan dan suhu aktivasi. Uji adsorpsi dilakukan pada karbon aktif yang dibuat di Departemen Teknik Kimia UI yang terdiri dari empat macam adsorben, yaitu karbon aktif dari batubara dengan perbandingan KOH/bahan baku = 4/1 yang diaktivasi pada suhu 900°C (BB, 4:1, 900), karbon aktif dari tempurung kelapa dengan perbandingan KOH/bahan baku = 4/1 yang diaktivasi pada suhu 700°C (ATK, 4:1, 700), karbon aktif dari tempurung kelapa dengan perbandingan KOH/bahan baku = 3/1 yang diaktivasi pada suhu 700°C (ATK, 3:1, 700), dan karbon aktif dari batubara dengan perbandingan KOH/bahan baku = 3/1 yang diaktivasi pada suhu 700°C (BB, 3:1, 700). Uji kapasitas adsorpsi karbon aktif dilakukan terhadap adsorbat gas hidrogen dan metana pada tekanan yang bervariasi pada kisaran 0 - 900 Psia dalam kondisi isotermal (25°C).
Hasil yang diperoleh adalah daya adsorpsi karbon aktif terhadap metana lebih tinggi dibandingkan daya adsorpsinya terhadap hidrogen. Pada tekanan sekitar 900 psia, karbon aktif ATK, 4:1, 700 memiliki kapasitas adsorpsi yang paling tinggi dibandingkan tiga adsorben lainnya yang digunakan, yaitu dapat mengadsorp sebanyak 2.8 mmol gas metana per gram karbon aktif dan sekitar 0.6 mmol gas hidrogen per gram karbon aktif.

Before hydrogen and methane can widely used as fuels, an effective storaging method for these gases have to be developed. Compressed gas and criogenic liquid gas method were still have difficulties, technically and economically. The used of activated carbon as hydrogen and methane storage by adsorption method can performs a competitive method than CNG at lower pressure.
In this experiment, activated carbon from coal and coconut shell with varied comparison between KOH and raw materials and activation temperature was used to adsorp methane and hydrogen. Activated carbons used were locally made in Laboratory of Chemical Engineering Department, University of Indonesia. Adsorbent used are activated carbon from coal with KOH/raw material = 4/1 and activation temperature 900°C (BB, 4:1, 900), activated carbon from coconut shell with KOH/raw material = 4/1 and activation temperature 700°C (ATK, 4:1, 700), activated carbon from coconut shell with KOH/raw material = 3/1 and activation temperature 700°C (ATK, 3:1, 700), and activated carbon from coal with KOH/raw material = 3/1 and activation temperature 700°C (BB, 3:1, 700). Methane and hydrogen adsorption capacity of activated carbon measured at varied pressure with range 0 ' 900 Psia and isothermal condition (25° C).
Obtained result from this experiment, methane adsorption capacity of activated carbon is higher than its hydrogen adsorption capacity. At pressure about 900 psia, activated carbon from coconut shell, with KOH/shell 4:1 and activation temperature 700o C (ATK, 4:1, 700) was having higher methane and hydrogen adsorption capacity than others, it can adsorp 2.8 mmol methane per gram activated carbon used and 0.6 mmol hydrogen per gram activated carbon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51945
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Agusta
"Statistik di DKI Jakarta mencatat bahwa pada kasus kebakaran yang terjadi, 85% kematian disebabkan oleh keracunan asap gas beracun (situs Masyarakat Profesi Proteksi Kebakaran Indonesia, 2011). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja adsorben karbon aktif dan pengaruh penyisipan TiO2 pada karbon aktif dalam mengadsorp gas CO dan menjernihkan asap pembakaran. Pengujian dilkukan dalam ruang uji berukuran 40cm x 40cm x 120cm selama 30 menit. Adsorben divariasikan dalam massa dan ukuran partikel.
Didapatkan hasil bahwa penurunan kadar CO semakin meningkat dengan makin besarnya massa adsorben dan makin kecilnya ukuran partikel adsorben juga pengaruh penyisipan TiO2. Penyisipan TiO2 dapat memperbesar luas permukaan pada karbon aktif dari 524,612 m2/g menjadi 567,02 m2/g. Kapasitas adsorpsi paling tinggi dicapai oleh adsorben KA-TiO2 sebanyak 1 gram yaitu sebesar 29,68 mg/mg adsorben.

Statistics showed wildfires that happened in Jakarta, 85% of deaths caused by poisonous gas fumes poisoning (Society of Fire Protection website Indonesia, 2011). The study was conducted to determine the performance of activated carbon adsorbent and influence of TiO2 on the insertion of activated carbon in gas adsorbing combustion CO and smoke cleared. Testing in a test chamber measuring 40cm x 40cm x 120cm for 30 minutes. Adsorbent varied in mass and particle size.
Showed that decreased levels of CO increases with the growing mass of adsorbent and the growing size of the adsorbent particle size also influence the insertion of TiO2. TiO2 insertion can increase the surface area of activated carbon from 524.612 m2/g to 567.02 m2/g. Highest adsorption capacity is achieved by KA-TiO2 adsorbent as much as 1 gram is equal to 29.68 mg/mg adsorbent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1940
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fadila
"ABSTRAK
Nanopartikel digunakan untuk menghasilkan nanofluida yang mempunyai stabilitas dan dispersi yang baik sehingga menghasilkan konduktivitas termal yang maksimal. Telah dilakukan penelitian pengaruh Polyethylene Glycol (PEG) terhadap transfer panas nanofluida berbasis karbon arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit. Karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit melalui pemrosesan tertentu menjadi partikel karbon aktif. Partikel karbon aktif ditumbuk halus dan direduksi kembali agar dapat mencapai ukuran nano dengan menggunakan alat planetary ball mill dengan metode top-down selama 15 jam dengan kecepetan putaran 500 rpm. Sintesis nanofluida dilakukan dengan mendispersikan nanopartikel karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit ke dalam fluida air distilasi. Pada penelitian ini dikaji pengaruh penambahan PEG terhadap karakteristik nanofluida berbasis karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit. Karakterisasi nanopartikel karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit yang dilakukan adalah menggunakan Field-Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) untuk mengamati komposisi dan unsur partikel, morfologi partikel dan ukuran partikel agar dapat dibandingkan. Hasil EDS menunjukan partikel karbon dari arang tempurung kelapa memiliki 60,77 wt% karbon sedangkan partikel karbon dari arang tempurung kelapa sawit mengandung 78,08 wt% karbon dan terdapat banyak unsur pengotor pada kedua nya. Karakterisasi FE-SEM menunjukan partikel karbon membentuk aglomerasi. Karakterisasi nanofluida yang dilakukan adalah pengukuran Particle Size Analyzer (PSA), zeta potensial dan konduktivitas termal. Variabel yang digunakan adalah konsentrasi partikel karbon dari arang tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit masing-masing adalah 0%, 0,1%, dan 0,3% lalu dengan penambahan surfaktan PEG dengan konsentrasi 0%, 10% dan 20%.

ABSTRACT
Nanoparticles are used to produce nanofluids which have a good stability and good dispersion resulting in maximum thermal conductivity. This research study conduct the effect of Polyethylene Glycol (PEG) on heat transfer carbon-based nanofluids based on coconut shell ash particles and palm shell ash particles. Coconut shell carbon and palm shell ash carbon through certain process to become activated carbon particles. The activated carbon particles are finely ground and reduced again to reach nano size by using a planetary ball mill with a top-down method for 15 hours with a speed of 500 rpm rotation. Synthesis of nanofluids was carried out by dispersing carbon shells and coconut shell nanoparticles into distilled water fluid. In this study the effect of PEG on the characteristics of carbon-based nanofluids based on coconut shell and palm shell ash. Characterization of carbon nanoparticles of coconut shell and palm shell is done using Field-Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), and Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) to use materials and particles, morphology and particle size to be used. The EDS results showed that the coconut shell carbon particles had 60.77% carbon while the coconut shell carbon particles contained 78.08% by weight of carbon and both contained many impurities. The FE-SEM characterization shows carbon particles to form agglomeration. The nanofluid characterization carried out was the measurement of Particle Size Analyzer (PSA), zeta potential and thermal conductivity. The variables used are the composition of carbon particles of coconut shell and oil palm shell are 0%, 0.1%, and 0.3%, then the composition of surfactant PEG with concentrations of 0%, 10% and 20%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Putri Alicya
"Nanofluida merupakan cairan dengan partikel berukuran nanometer yang memiliki karakteristik konduktivitas termal yang baik, sehingga cocok untuk digunakan sebagai media pendingin pada proses heat treatment. Dengan studi yang sedang berlangsung pada nanopartikel, melihat prospek kedepannya ketika digunakan dalam industri, penelitian lebih lanjut harus diperhatikan terutama dari segi cost material yang digunakan. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan nanopartikel alternatif yang bersumber dari alam sehingga lebih ekonmis dan ramah lingkungan. Nanopartikel berbasis bio yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon dari arang tempurung kelapa dan cangkang sawit sebagai pembanding. Dalam penelitian ini, partikel karbon arang tempurung kelapa dan cangkang sawit disiapkan dengan metode top-down, di mana proses penggilingan partikel karbon dilakukan oleh planetary ball mill selama 15 jam pada 500 rpm. Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), Particle Size Analyzer (PSA), Field-Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM), Ultimate & Proximate test, Zeta Potensial dan Konduktivitas Termal dilakukan untuk menentukan komposisi bahan, ukuran partikel, morfologi partikel, perubahan permukaan pada mikropartikel, tingkat kestabilan partikel, dan nilai konduktivitas termal dari fluida. Pengujian karakterisasi nanopartikel di awali oleh pengujian EDS yang menunjukan kadar karbon tempurung kelapa dan cangkang sawit yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing sebesar 79,19 wt% dan 78,08 wt%. Setelah itu, pengujian PSA yang menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikel karbon tempurung kelapa dan cangkang sawit setelah penggilingan rata-rata sebesar 0,5 μm. Oleh karena itu, kedua karbon masih belum dalam kisaran nanometer. Sintesis fluida dilakukan dengan mendispersikan mikropartikel karbon tempurung kelapa dan cangkang sawit ke dalam fluida air distilasi dengan volume 100ml. Variasi konsentrasi karbon tempurung kelapa dan cangkang sawit masing-masing sebesar 0,1 wt%, 0,3 wt%, dan 0,5 wt%.

Nanofluid is a liquid with nanometer-sized particles that has good thermal conductivity characteristics, making it suitable for use as a cooling medium in the heat treatment process. With ongoing studies on nanoparticles, looking at future prospects when used in industry, further research must be considered especially in terms of the cost of the materials used. Therefore, this study aims to find alternative nanoparticles that are sourced from nature so that they are more economical and environmentally friendly. Biobased nanoparticles used in this research are coconut shell carbon and palm shell as a comparison. In this study, carbon particles of coconut and palm shells ash were prepared by the top-down method, where the grinding process of carbon particles is carried out by the planet ball mill for 15 hours at 500 rpm. Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), Particle Size Measuring (PSA), FE-SEM Field Scanning Electron Microscope (SEM-SEM), Ultimate & Proximate Test, Zeta Potential and Thermal Conductivity are carried out for raw materials, particle size, morphology particles on microparticles, the degree of stability of particles, and the value of thermal conductivity of microfluidics. The characterization test of nanoparticles was started by EDS testing which showed the carbon content of coconut shell and palm shell used in this study were 79,19 wt% and 78,08 wt%, respectively. After that, the PSA test showed the particle size of the coconut shell and palm shell carbon after grinding on average by 0,5 μm. Therefore, these two carbon particels is still not in the nanometer range. Fluid synthesis was carried out by dispersing coconut shells and palm shells ash into a 100 ml volume of distilled water fluid. The variation of coconut and palm shells carbon concentrations of 0,1 wt%, 0,3 wt% and 0,5 wt%, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariri
"Perpaduan antara unggun terfluidakan dan plasma dalam gasifikasi batubara diharapkan dapat menghasilkan konversi batubara yang besar. Penelitian ini berkonsentrasi pada perancangan dan pengujian kinerja reaktor DBD (Dielectric Barrier Discharge) plasma untuk gasifikasi batubara dalam unggun terfluidakan. Reaktor yang dibangun berukuran diameter 10 cm dan tinggi total 66 cm dengan tinggi ruang fluidisasi sebesar 40 cm. Gas yang dihasilkan akan dianalisis menggunakan GC (Gas Cromatography) dan CO analyzer dengan melakukan variasi pada tegangan masukan NST (Neon Sign Transformer) dan jenis oksidator. Pada penggunaan oksidator udara diperoleh penurunan konsentrasi udara seiring dengan peningkatan tegangan masukan NST sedangkan pada oksigen diperoleh gas hidrogen 0,01% dengan produktivitas reaktor 267,161 L/kWh.

The combination of fluidized bed and plasma in coal gasification is expected to produce large coal conversion. This study focuses on designing and testing the performance of the DBD (Dielectric Barrier Discharge) plasma reactor for coal gasification in fluidized bed. The reactor was built in diameter of 10 cm; total height of 66 cm and fluidization space?s height of 40 cm. Gas resulted are analyzed using GC (Gas Cromatography) and CO analyzer by setting variations on the input voltage of NST (Neon Sign Transformer) and the type of oxidizing agents. When using air as oxidizing agent, it derives air concentration decreased with increasing input voltage of NST, while, when using oxygen, it is obtained that hydrogen?s concentration is 0.01% with reactor?s productivity is 267.161 L/kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1153
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Extraction of jatropha seeds to gain oilseed has implication of resulting residu of 60 - 70 % . This residu can be utilized as alternative fuel such as carbonized briquette to reduce or substitute the use of fossil fuel
.."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>