Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hedy Susatyo Herlambang
"Effisiensi yang rendah pada kompor minyak tanah disebabkan oleh pembakaran yang tidak sempurna karena kurangnya oksigen yang dapat terdifusi ke titik nyala api. Peningkatan effisiensi harus dilakukan mengingat konsumsi minyak tanah meningkat 3 % per tahun Upaya peningkatan effisiensi pembakaran minyak tanah harus mengarah pada penerapan yang dimaksudkan dapat diaplikasikan pada teknologi kerakyatan dengan menciptakan alat pengkaya oksigen yang bekerja pada tekanan dan suhu atmosfir dan dipasang pada kompor minyak tanah tradisional.
Alat pengkaya oksigen berupa selinder berlubang banyak pada sisinya, sehingga udara pembakaran kompor mengalir melewati lubang tersebut. Penggunaan bahan yang dapat mengadsorpsi N2 secara selektif dapat meningkatkan konsentrasi oksigen pada udara pembakaran.
Ca0-Zeolit alam Lampung merupakan adsorben selektif nitrogen yang bahannya banyak terdapat di alam Indonesia dan berharga murah. Ca0-Zeolit alam Lampung dapat meningkatkan prosentase oksigen diudara sampai 0,45% melalui proses batch pada reaktor dengan kondisi atmosferik. Pengujian dalam aliran udara kontinyu dilakukan pada penelitian.
Pada penelitian ini peningkatan prosentase oksigen di udara dilakukan dengan mengalirkan udara ke adsorben Ca0-Zeolit alam Lampung berbentuk selinder dengan lubang tunggal. Performa adsorben diuji terhadap dimensi adsorben yaitu panjang dan diameter lubang serta suhu freatment yang nantinya dapat mewakili dimensi dan proses penggunaan alat pengkaya oksigen yang dipasang pada kompor minyak tanah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan aliran kontinyu udara, adsorben CaO-Zeolit yang di treatment dengan helium pada suhu 200°C, berdimensi L = 1,8 cm & D = 0,3 cm dan L = 1,2 cm & D = 0,1 cm dapat mengadsorpsi N2 secara selektif dan meningkatkan prosentase oksigen di udara sampai 0,2 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Akam
"Usaha untuk meminimisasi limbah buangan industri yang mengandung amonia agar mencapai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-51/MENLH/10/1995 yang diperbolehkan dalam buangan limbah ke air pemukaan tanah adalah 50 mg/L (50 ppm) dan beban pencemaran maksimum sebesar 0.75 kg amonia/ton limbah. Minimisasi limbah pada industri mensaratkan penggunaan proses operasi seefisien mungkin dan kontinyu serta hasil yang optimal.
Dalam penelitian ini kolom adsorpsi-regenerasi sistem tertutup dibuat agar dua buah kolom dapat digunakan secara simultan sehingga mendekati kondisi yang diharapkan dalam industri. Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam lampung yang telah mengalami pencucian dan pemanasan pada 150 °C. Garam NaCl yang digunakan sebagai regeneran adalah garam yang dijual dipasar (Refina) dan keluaran dari kolom regenerasi dikembalikan lagi kedalam bak penampung regeneran sehingga penggunaan bahan regeneran lebih ekonomis. Konsentrasi regeneran yang digunakan 5 g/L, laju alir fluida 0.3 ml/dtk serta dilakukan variasi suhu regeneran yaitu: 30 °C, 40 °C dan 60. Limbah amonia yang digunakan adalah Iimbah buatan mengandung amonia teknis 1 g/L; larutan amonia teknis 2 g/L dan urea 1 g/L, serta limbah yang sesungguhnya yang mengandung limbah amonia industri 2 g/L. Konsentrasi amonia keluaran reaktor dianalisis dengan metode destilasi-titrasi, sedangkan zeolitnya dikarakterisasi dengan FTIR.
Dari hasil penelitian diperoleh penggunanaan kolom adsorpsi-regenerasi sistem tertutup belum Iayak untuk dikembangkan dalam skala industri pada pemakaian konsentrasi amonia 2 g/L. Peningkatan suhu regenerasi dapat memperkecil penurunan kapasitas adsorpsi amonia. Umur dari zeolit untuk mencapai baku mutu bervariasi untuk masing-masing suhu regenerasi namun semuanya pada tahap adsorpsi 2. Untuk suhu regenerasi 30 °C, 40 °C dan 60 °C penurunan kapasitas adsorpsi (5 siklus) rata-rata berturut-turut 5.61 %, 4.85 % dan 3.178 %. Penggunaan limbah amonia sesungguhnya memperkecil penurunan kapasitas adsorpsi namun lebih cepat melewati baku mutu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Agustina T.P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Saudale, Sylvana S.E.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdan Fadli
"Proses regenerasi adsorben dalam penelitian ini dilakukan secara kimia dengan menggunakan NaCl sebagai regeneran melalui mekanisme pertukaran kation, dimana kation dalam cairan dipertukarkan dengan kation dari suatu padatan.
Reaksi ini berlangsung reversibel dengan persamaan reaksi:
NH4-Zeolit + Na+ = Na-Zeolit + NH4+
Untuk mengetahui kemampuan NaCl sebagai regeneran, maka perlu diiakukan proses regenerasi pada berbagai kondisi operasi. Dalam penelitian ini menggunakan 5 siklus adsorpsi-regenerasi, yaitu terdiri dari dari 5 tahap adsorsi dan 5 tahap regenerasi.
Proses adsorpsi-regenerasi dilakukan dalam kolom adsorber dengan menggunakan unggun Zeolit Alam Lampung berukuran 20 ~ 10 mesh dan tinggi unggun 22 cm- Proses berlangsung secara kontinyu dengan mengalirkan umpan dari bawah kolom pada kecepatan 0,3 ml/detik. Regeneran yang digunakan adalah NaCl 5 g/L dengan variasi suhu 30 ° C, 40 ° C, dan 60 ° C.
Dari hasil penelitian didapat beberapa hal, yaitu:
1. Regeneran dengan temperatur 60 °C memiliki persentase penurunan daya desorpsi yang Iebih kecil.
2. Regeneran dengan temperatur 60 °C mampu menghasilkan ZAL yang memiliki daya adsorpsi yang lebih tinggi, sekitar 98 % dari tahap awal.
3. Regeneran dengan temperatur 40 °C menghasilkan ZAL dengan umur pakai yang lebih tinggi, sekitar 4 jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prihatyo Herlambang
"Indonesia adahlh negara ~ris dengan basil pertanian yang beragam. Beberape bagian dari basil pertanian disimpen untuk diawetkan selringga dapat dikonsumsi untuk waktu yang akan datang. Pengeringan merupakan salah satu teknik pengawetan_ Slnar matahari masih menjadi pilihan rnasyarakat karena murah dan berlimpah. Tetapi kerugiannya terutam.a adalah sinar matahari yang sulit didapat pada musim hujan padahal mungkin saja peda saat itu sedang terjadi panen. Salah satu teknologi pengeringan adalah pengering vakum aliran kontinyu. Simulasi alat uji pengering vakum aliran kontinyu dimaksudkan untuk rnendapatkan gamba= dari pengering vakum aliran kominyu yang sesUllgguhnya. Konstruksi utamanya adalah ejektor, kompresor, selang 4 x 2,5 mm dan tabung vakum. Tekanan kompresor yang digunakan sebesar 15 bar. Dengan tekanan sebesar ilu, tekanan vakum pada tabung vakum dapat mencapai 0,626 bar. Tetapi efisiensi sistem secara keseluruhan masih sangat kecil, yaitu 0~129 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngalu, Vincentius Maruli
"Air merupakan salah satu unsur penunjang kehidupan yang keadaannya seringkali diabaikan. Seringkali terjadi pencemaran air yang disebabkan oleh buangan limbah baik dari industri maupun rumah tangga. Pencemaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap manusia, terutama masalah kesehatan. Oleh karena itu periu diadakan pengolahan iimbah, baik dari industri maupun rumah tangga, agar tidak mencemari air. Beberapa parameter tercemamya air antara lain adalah kandungan amonia dalam air dan nilai COD dari air. COD mengukur jumlah senyawa organik dalam air. Semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kanduugan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air. Sedangkan amonia pada kadar tertentu dapat membahayakan manusia.
Untuk mengatasi hal di atas, maka perlu dilakukan suatu usaha untuk mengolah limbah yang nantinya akan dibuang ke badan air, supaya tidak mencemari lingkungan. Proses yang relatif mudah untuk pengolahan limbah adaiah dengan cara adsorpsi. Proses ini dikatakan mudah karena banyaknya media penyerap alam untuk dijadikan adsorben dalam proses adsorpsi. Penelilian ini menggunakan zeolit alam sebagai adsorben, untuk menyerap kandungan amonia dalam limbah. Penelitian terdahulu telah menghasiikan alat adsorpsi berikut dengan pola siklus adsorpsinya.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang memakai larutan amonia teknis sebagai adsorbat, penelitian sekarang menggunakan limbah asli, yaitu air danau UI yang kadar amonianya telah ditingkatkan. Ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh bahan-bahan lain dalam proses adsorpsi amonia. Proses adorpsi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti pola siklus adsorpsi yang dihasilkan dari penelitian terdahulu.
Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa limbah yang diolah dengan mengikuli polar siklus yang ada, tidak semuanya mencapai baku mutu kandungan amonia. Limbah yang mengikuti proses adsorpsi pada seri A, B, C, yang menggunakan 14, dan 5 buah batch ZAL, belum mencapai baku mutu, sedangkan limbah yang diolah pada seri adsorpsi D dan E , yang menggunakan 6 buah batch ZAL telah mencapai baku mum. Untuk limbah yang diolah pada seri adsorpsi A, yang semua batch-nya berisi ZAL barn, kemungkinan dibutuhkan jumlah batch bam sebanyak 4 buah umuk menoapai baku mum amonia. Hal ini menandakan perlunya diadakan penyempurnaan umuk pola siklus adsorpsi yang ada.
Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa zeolit juga dapat menyerap senyawa organik dalam limbah. Ini digambarkan dengan lebih sedikitnya jumlah amonia teradsorp pada batch pertama dibandingkan dengan batch kedua dari proses adsorpsi pada seri A dan C, yang mempunyai kandungan senyawa organik relatif tinggi. Pada batch pertama ini, penurunan senyawa organik terjadi dengan jumlah penurunan cukup besar. Pada batch kedua, hal yang sebaliknya terjadi, dimana penurunan COD kurang signifikan, akan tetapi penurunan konsentrasi amonia terjadi dengan cukup drastis. Fenomena ini menggambarkan bahwa pada saat konsentrasi senyawa organik dalam larutan tinggi, proses adsorpsi amonia menjadi terhalang, dan zeolit lebih cenderung menyerap senyawa organik. Pada saat konsentrasi senyawa organik telah mengalami penurunan, zeolit dapat mengadsorp amonia dengan lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Djafar Ely
"Sebagai gas pencemar, SOx yang sebagian besar berupa gas SO, (99,5 %) umumnya dihasilkan dari pembakaran baban bakar fosil, penghilangan sulfur dari logam sulfida pada induslri baja maupun pembakaran bijian sulfur pada industri berbahan baku sulfur. Gas SOx yang dilepaskan kelingkungan sebagai gas buang ini, bila diadsopsi dan dimanfaatkan akan aangat bernilai ekonomis disamping mengurangj dampak terhadap lingkungan yaitu terjadinya hujan asam yang dapat merusak ekosistem. Pada penelitian ini digunakan CuO karena mudah bereakai dengan SO, rnembentuk CuSO, dan dioksidasikan membentuk CuSO,, kemudian dapat diregenerasikan sehingga dapat digunakan secara siklus. Pada tahap regenerasi akan menghasilkan gas keluaran yang kaya akan SO, atau SO, yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan asam sulfat atau diproses untuk diambil sulfurnya. Untuk memperluas kontak antara gas buangan dengan CuO, digunakan zeolit-alam sebagai penyangga karena memiliki sifat-sifat yang menunjang dan banyak terdapat di Indonesia. Zeolit alam sebelum digunakan sebagai penyangga. dilakukan perlakuan lanjut sehingga luas permukaannya meningkat dan disebut H-zeolit. Pembuatan adsorben CuO/zeolit-alam digunakan metode impregnasi. H-zeolit dicarnpurkan dengan larutan garam CuSO,.SH,O 0,5 M kemudian dikeringkan dan dikalsinasi dengan H, serta Oz. Pada tahap ini juga dilakukan pengujian dengan FTlR, AAS, XRD dan BET. CuO/zeolite-alam hasil preparasi selanjutnya dilakukan uji adsorpsi serta uji...
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>