Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Houstina Dewi Anggraini
"Dari identifikasi yang dilakukan terhadap limbah praktikum pada Laboratorium Dasar Proses Kimia Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia PTUI selama periode 2001-2002, didapat data volume limbah cair sebesar 67,371 L dan massa limbah padat sebesar 46 gr. Komponen limbah terdiri dari empat golongan besar, yaitu limbah cair mengandung logam berat, limbah korosif, limbah organik dan limbah padat mengandung logam berat. Kandungan logam berat pada limbah cair untuk parameter Cr adalah 379 mg/L; Fe adalah 246 mg/L, Cu adalah 1210 mg/L, Co adalah 312 mg/L dan Ag adalah 3 mg/L. pH limbah berada pada range 0,22 - 6.
Hasil identifikasi terhadap kualitas dan komposisi limbah tersebut memberikan data bahwa limbah yang dihasilkan pada laboratorium masuk pada kategori limbah B3 yang memerlukan penanganan khusus. Penanganan tersebut meliputi pemilahan, penampungan dan pengolahan limbah yang memenuhi syarat sehingga dapat mereduksi bahaya yang dapat terjadi.
Penanganan limbah yang diusulkan adalah pemilahan limbah ke dalam kelompok limbah padat mengandung logam berat, limbah cair mengandrmg logam berat, limbah senyawa oksidator, limbah golongan halogen, limbah mengandung logam berat Cr(VI), limbah mengandung asam lemah, limbah mengandung asam kuat, limbah campuran asam asetat-etanol, limbah campuran aseton-kloroform dan limbah campuran aseton-etanol. Penampungan dilakukan berdasarkan kelompok hasil pemilahan limbah. Pengolahan yang diusulkan adalah presipitasi, proses kimia dua tahap, netralisasi dan distilasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyansyah
"Universitas sebagai tempat belajar dan riset memiliki potensi sebagai penghasil limbah. Fakultas Teknik menghasilkan limbah kimia yang barasal dan aktivitas praktikum dan riset di Jurusan Gas dan Petrokimia, Jurusan Metallurgi serta Jurusan lain. Salah satu Iaboratorium di Jurusan Gas dan Petrokimia adalah Laboratorium Dasar Proses Kimia (Lab DPK). Kegiatan praktikum pada Lab DPK terdiri dari praktikum Kimia Dasar, praktikum Kimia Fisika dan praktikum Kimia AnaIitik. Kegiatan praktilkum di Lab DPK menghasilkan berbagai jenis limbah yang tergolong Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Limbah ini ditampung selama satu semester dalam container penampung Iimbah.
Upaya pengelolaan Iimbah Lab DPK terdiri dari beberapa bagian yaitu segregasi limbah, pemanfaatan limbah, pengolahan limbah, dan pembuangan limbah. Segregasi limbah dilakukan dengan mengelompokkan limbah herdasarkan wujud dan jenisnya yaitu limbah logam berat, limbah korosif limbah organik, limbah cucian, dan limbah padatan. Upaya pemanfaatan limbah dilakukan terhadap limbah padalan. Sedangkan untuk kelornpok limbah lainnya dilakukan pengolahan Iimbah yaitu Iimbah logam berat dengan presipitasi hidroksida, limbah korosif dengan netralisasi, limbah organik dengan distilasi, dan Iimbah cucian dapal langsung dibuang.
Tahapan proses pengolahan limbah logam berat dan limbah korosifadalah mereduksi Cr(VI) menggunakan Sodium metabisulfit, mengolah limbah logam berat lainnya dan hasil reduksi Cr(VI) dengan koagulasi/flokulasi menggunakan Poly Aluminium Chloride dan presipitasi menggunakan NaOH, kemudian memisahkan cairan dan endapan hasil presipitasi. Cairan dari presipitasi digabung dengan Iimbah korosif agar saling menetralkan, kemudian ditambahkan basa NaOH agar diperoleh pH netral. Sedangkan sludge hasil presipitasi dipadatkan dengan menggunakan centrifuge, dikeringkan dalam oven, dikumpulkan dalam bunker, dan dibuang ke instansi pengolah limbah. Kemudian cairan hasil netralisasi dapat dibuang ke badan air.
Alat pengolahan limbah yang utama digunakan untuk mengolah limbah Iogam berat dan limbah korosif. Proses pengolahannya dilakukan secara batch setiap satu semester. Alat ini terdiri dari 3 tanki pengolahan dengan kapasitas tanki reduksi Cr(VI) sebesar 5 liter, tanki presipitasi 20 liter, dan tanki netralisasi 30 liter.
Material alat pengolahan limbah Lab DPK ini adalah acrylik resin. Biaya pengelolaan limbah terdiri dari biaya pembelian container penampung limbah, pembuatan alat pengolahan limbah, pembelian bahan pengolah Iimbah, pembuatan bunker penampungan akhir, analisa limbah, honor karyawan, biaya listrik dan lain-Iain, mencapai Rp 4.500.000,- (ratus ribu rupiah)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Widyawati
Depok: Perpustakaan FTUI, c1995:
R.808.06 Wid d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Rama Harto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2178
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Yoga Pratomo
"ABSTRAK
Pencegahan pencemaran merupakan sebuah pendekatan dalam mengatasi masalah pencemaran. Pada metode ini, mengurangi sumber pencemaran menjadi prioritas utama dalam hirarki pengelolaan limbah. Limbah di Institusi pendidikan walaupun dalam segi kuantitas tidak sebesar limbah yang dihasilkan oleh sektor industri, memiliki variasi yang cukup banyak, sehingga tetap perlu diperhatikan.
Program Pencegahan Pencemaran selain bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik dengan mengurangi tingkat pencemaran, juga ? memiliki nilai ekonomis dalam penerapannya. Penelitian terhadap kemungkinan diterapkannya program ini dilakukan dengan mengumpulkan data limbah yang dihasilkan oleh objek studi selama satu tahun.
Di dalam skripsi ini analisa yang dilakukan adalah mencoba semua metode pencegahan pencemaran dan membandingkan nilai ekonomis sebelum dan sesudah program diterapkan.
Akhirnya, dari analisa yang dibuat dapat disimpulkan bahwa Program Pencegahan Pencemaran dapat diterapkan pada objek studi dengan nilai keuntungan yang didapatjika program Pencegahan Pencemaran dilaksanakan.

"
2000
S35043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihat Solihat
Depok: Perpustakaan FTUI, 1997
R.808.06 Sol d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putri Permatasari
"Permasalahan pengelolaan lingkungan masih menjadi aspek yang belum terimplementasi sesuai dengan regulasi yang berlaku, termasuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk mendasari perencanaan pengelolaan limbah B3 yang belum diberlakukan di UI sebagai kampus berkelanjutan (sustainable campus), diperlukan studi analisis potensi limbah yang meliputi perhitungan volume, penentuan jenis, dan karakterisasi limbah B3 potensial untuk dilanjutkan menjadi studi inventarisasi limbah. Studi analisis limbah potensial dipaparkan dengan objek studi Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan sebagai salah satu laboratorium di UI yang menghasilkan limbah B3. Laboratorium tersebut terbagi menjadi dua yaitu 1) Laboratorium Lingkungan dan 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dengan fokus studi pada timbulan limbah B3 dari kegiatan praktikum mahasiswa. Basis analisis adalah PP No. 18 Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999 serta ditunjang oleh regulasi EPA. Perhitungan dilakukan melalui studi rasional berdasarkan hukum kimia dan karakterisasi limbah berdasarkan material safety data sheets (MSDS) sehingga diperoleh bahwa 1) Laboratorium Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar reaktif, iritan, beracun, karsinogenik, korosif, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 23 jenis limbah B3 potensial dengan volume limbah tersestimasi 173, 150 liter per tahun; 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar, iritan, beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 8 jenis limbah B3 dengan volume limbah potensial tersestimasi 8,06 liter per tahun.

Environmental management is still a problem aspect that has not been implemented in accordance with applicable regulations, including the management of hazardous and toxic waste. For underlying hazardous waste management plan that has not been enforced in the UI campus, the necessary studies include analysis of potential waste volume calculations, the determination of the type, and a characterization of the potential to be continued later to hazardous waste into the waste inventory study. Studies of potential waste analysis study presented to the object Sanitary and Environmental Engineering Laboratory as one of the laboratories in the UI generating hazardous waste. The laboratory is divided into two: 1) Environmental Laboratory and 2) Environmental Microbiology Laboratory where this study is focused on the generation of hazardous waste practicum by students. The analysis base is PP. 18 Year 1999 jo. PP. 85 Year 1999 and supported by the EPA regulations. The calculation is done through rational study of law is based on the chemical and potential waste characterization based on Material Safety Data Sheets (MSDS) to obtain that 1) Environmental Laboratory‟s potential hazardous waste are charactherized as explosive, reactive flammable, irritant, toxic, carcinogenic, corrosive, mutagenic, and ecotoxic of the overall 23 type potenstial hazardous waste by estimated volume 173, 150 liters per year; 2) Environmental Microbiology Laboratory‟s potential hazardous waste are charactherized as explosive, flammable, irritant, toxic, carcinogenic, teratogenic, mutagenic, and ecotoxic of total 8 types hazardous waste with estimated potential waste volume 8.06 liters per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Larastika
"Aktivitas di laboratorium atau rumah sakit pendidikan di Universitas Indonesia, pasti akan menghasilkan limbah bahan berbahaya Dan beracun (B3) yang apabila dibuang ke dalam media lingkungan dapat mengancam lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Sampai saat ini, Universitas Indonesia belum memiliki sistem pengelolaan limbah B3 secara terpadu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber dan karakteristik limbah B3 di beberapa laboratorium di Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan IPA, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, serta sistem pengelolaan limbah B3 yang dapat diterapkan di lingkungan Universitas Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang karakteristik dan sistem pengelolaan limbah B3 di Universitas Indonesia. Analisa data diolah dengan teknik kualitatif dan wawancara untuk menggambarkan secara rinci karakteristik limbah B3 yang dihasilkan dan merekomendasikan sistem pengelolaan limbah B3 berdasarkan sistem pengelolaan eksisting yang telah diterapkan pada beberapa laboratorium di FT, FMIPA, FK, dan FKG di Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah yang dihasilkan beberapa laboratorium di FT, FMIPA, FK, dan FKG Universitas Indonesia berasal dari limbah laboratorium dan limbah medis. Karakteristik limbah B3 meliputi limbah laboratorium (flammable, harmful, korosif, toksik, eksplosif, oxidizing, karsinogenik, dangerous for the environment, limbah organik, dan bahan kadaluarsa) dan limbah medis (limbah benda tajam, limbah lain yang terkontaminasi, limbah patologis, limbah cairan tubuh manusia/darah/produk darah, limbah kandang binatang/binatang yang dimatikan/alas tidur binatang dan kotorannya, dan limbah farmasi).
Rekomendasi sistem pengelolaan limbah B3 yang dapat diterapkan di Universitas Indonesia meliputi pengumpulan, penyimpanan sementara, dan pengolahan. Berdasarkan hasil penelitian maka setiap laboratorium atau rumah sakit pendidikan di Universitas Indonesia disarankan harus melakukan upaya minimisasi limbah B3, melakukan manajemen pengelolaan limbah B3 secara konsisten dan pengawasan secara rutin, dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sistem pengelolaan limbah B3 di Universitas Indonesia.

Activities in the laboratory or teaching hospital at the University of Indonesia, will inevitably produce waste. One of which is hazardous waste, when thrown into the environmental media can threaten the environment, health, and survival humans and other living creatures. Today the University of Indonesia does not have hazardous waste management system. The aim of research was to determine the sources and the characteristics of the hazardous waste in several laboratories in the Faculty of Engineering, Faculty of Mathematics and Science, Faculty of Medicine, and Faculty of Dentistry, University of Indonesia, and hazardous waste management system that can be applied at the University of Indonesia.
This research was a qualitative research with the objective of making the description about characteristics and hazardous waste management system at the University of Indonesia. Data analysis was taken by qualitative techniques and interviews to describe in detail the hazardous waste characteristics and recommend the hazardous waste management system based on the existing hazardous waste management system that has been applied in several laboratories in the FT, FMIPA, FK, and FKG at the University of Indonesia.
Result of the study showed that the waste was produced several laboratories in the FT, FMIPA, FK, and FKG University of Indonesia comes from laboratory waste and medical waste. Characteristics of hazardous waste consist of laboratory waste (flammable, harmful, corrosive, toxic, explosive, oxidizing, carcinogenic, dangerous for the environment, organic waste, and expired material) and medical waste (sharps, other contaminated waste, pathological waste, waste human body fluids/blood/blood products, waste animal enclosures/disabled animals/animal bedding and manure, and waste pharmaceuticals).
Recommendation of hazardous waste management proposed consist of collection, temporary storage, and treatment. Based on research results, any laboratory or teaching hospital at the University of Indonesia to expected to have hazardous waste minimization efforts, do the hazardous waste management in a consistent and routine monitoring, and conduct further research on the hazardous waste management systems at the University of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S860
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisantus Aristo Wirawan Dwipayana
"Produksi minyak dan gas dapat menghasilkan sejumlah besar Naturally Occurring Radioactive Materials (NORM). Ketentuan terkait penimbunan NORM diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.63/Menlhk/Setjen/KUM.1/7/2016. Kriteria desain minimal yang dipersyaratkan masih perlu dikaji lagi kemamputerapannya untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan dari dampak radiologis. Kajian diawali dengan pemodelan hidrologis menggunakan software HELP untuk mengetahui laju lindi. Software RESRAD digunakan untuk mengkaji dosis radiasi di dalam tapak dan di luar tapak landfill pada masa yang akan datang. TSD-DOSE digunakan untuk mengkaji dosis radiasi yang diterima pekerja landfill dan masyarakat di dekat landfill.
Hasil penelitian menunjukan bahwa desain landfill yang sesuai dengan peraturan dapat menerima limbah NORM dari industri minyak dan gas dengan batasan jumlah limbah NORM yang dibuang. Pembuangan limbah NORM dari industri minyak dan gas dapat dilakukan pada landfill kelas II. Konsentrasi aktivitas maksimum limbah NORM yang dapat dibuang ke landfill untuk Ra-226, Ra-228, Pb-210 dan Th-232 berturut adalah sebesar 0,64 Bq/gram, 8,33 Bq/gram, 526,32 Bq/gram, dan 4,35 Bq/gram untuk landfill dengan total kapasitas 787.500 m3 yang beroperasi selama 18 tahun. Parameter sensitif meliputi, keberadaan geomembran untuk pemodelan hidrologis; ketebalan penutup landfill, laju erosi, densitas penutup landfill, jarak landfill ke badan air dan curah hujan untuk keselamatan radiasi pasca penutupan landfill; bentuk limbah untuk keselamatan radiasi fase operasional.

Oil and gas production can produce a large amount of Natural Radioactive Materials (NORM). Provisions related to NORM disposal are regulated in the Minister of Environment and Forestry Regulation Number P.63/Menlhk/Setjen/KUM.1/7/2016. The minimum required design criteria still need to be assessed again to ensure the performance of radiation protection for workers, public and the environment. The study began with hydrological modeling using HELP software to study leachate rates. RESRAD is used to assess radiation doses on site and offsite for future use of landfill. TSD-DOSE is used to assess radiation doses received by landfill workers and public near the landfill.
The results of the study show that the design of landfill in accordance with regulations can accept NORM waste from the oil and gas industry with a limit to the amount of NORM. NORM waste disposal from the oil and gas industry can be carried out in class II landfill. The maximum radioactivity concentration of NORM waste which can be disposed into landfills for Ra-226, Ra-228, Pb-210 and Th-232 respectively is 0.64 Bq/gram, 8.33 Bq/gram, 526.32 Bq/gram, and 4.35 Bq/gram for landfills with a total capacity of 787,500 m3 and operating for 18 years. Sensitive parameters are, presence of geomembrane for hydrological modeling; thickness of landfill cover, erosion rate, landfill cover density, landfill distance to water bodies and rainfall for radiation safety after landfill closure; form of waste for radiation safety in the operational phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rini Setia
"Laboratorium Dasar Proses Kimia TGP FTUI digunakan untuk praktikum mahasiswa. jenis praktikum yang dilangsungkan di Lab. ini adalah praktikum kimia dasar (KD), kimia analitik-(KA) dan kimia fisika (KF). Lab. ini menghasilkan B3, yaitu Iogam berat yang terdiri dari Cu, Cr. Co, Al, Ag dan Zn. Selain ilu juga pelarut organik dan asam basa anorganik_ Kandungan awal Iogam berat dapat dilihat pada tabel 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentitikasikan lcarakteristik dan kuantitas Iogam berat, meninjau kemungkinan proses pengendapan hidroksida, dan umuk mengetahui efisiensi penyisfhan logam berat.
Sebelum limbah diolah, maka terlebih dahulu disegregasi mengikuti pengelompokan yang dilakukan oleh Kenruc/qv University. Limbah Lab.DPK dapat dibagi menjadi sembilan kelompok, yaitu logam berat yang terdiri dari Cu, Fe, Al , Logam berat yang tergabung dengan senyawa thiosianat, kelompok krom valensi enam, besi yang tergabmmg bersama ion golongan halogen, logam barium, perhk, krom dan kobal, tembaga yang tergabung dengan tiosulfat.
Limbah yang diteliti adalah limbah yang dapat langsung diendapkan dengan hidroksida. Limbah ini terdapat pada modul 1, 4, 6 dan 7I<.D, I dan 4 KA serta 9KF. Pengolahan limbah dibagi menjadi lirnbah per modul, yang terdiri dad limbah mengandung Fe, SO42', dan ion golongan hal0gen(4KD) dan limbah mengandung Co dan Cr (4KA), per kelompok (mengandung Fe,Cu Al (1,6 dan 7KD)) dan campuran limbah (Cr, Co, Ag, Cu, Fe dan AI (l,6,7 KD, l dan 4KA, dan 9KF)).
Zat pengendap yang digunakan adalah KOH dan NaOH. Dari segi biaya NaOH lebih murah daripada KOH. Namun KOH lebih ramah linglcungan karena unsur ini diperlukan oleh tanaman.
Metode yang digunakan adalah pengendapan bertingkat_pH larutan dinaikkan tiap satu tahap dan endapan disaring tiap tahap. Sebelum diolah, kandungan logam berat dianalisa menggunakan Spektra Serapan Atom (AAS) di Lab.TEL TGP FTUI_ Pengendapan bertingkat ini akan menghasilkan iiltrat yang masih mengandung logam berat dan endapan yang termasuk limbah B3.
Limbah yang pertama diolah adalah limbah 4KD dan 4KA_ Limbah ini sangat asam (pH=0,22) dan pada pH 4 mencapai eiisiensi 99,92%, sehingga kadar logam filtrat sebesar 1,64 mg/1 (< baku mum = 5 mg/1). Sedangkan limbah 4KA pada pl-I ll menghasilkan filtrat dengan kandungan Cr 0,187 mg/1 dan Co 30,46 mgfl.
Perbandingan dua zat pengendap, KOH dan NaOH menghasilkan efisiensi penyisihan logam berat yang hampir sama, namun NaOH lebih besar efisiensi penyisiharmya.
Pengolahan limbah per kelompok menghasilkan etisiensi penyisihan logam berar Iebih tinggi daripada carnpuran Iimbah_ Pada campuran limbah terdapat kemungkinan logam berat bértemu dengan anion_ Iain 'pada modul lain yang membuat logam larut, misalnya SO42' dan Cl.
Parameter pembuangan limbah yang digunakan adalah baku mum bapedal untuk pengolahan limbah cair B3 untuk industri, karena baku mutu untuk pengolahan limbah laboratorium belum ada. Campuran limbah yang telah ditambahkan NaOH akan menghasilkan kandungan filtrat sebagai berikut:
1. pH 8 kadar logam dalam filtrat: Cr 1,821 mg/1; Co 69,31 mg/1; Ag 0,203 mg/1; Cu 1,496 mg/1; Fe 0,179 mg,/1; AI 0 mg/I dan Zn 13, 88 mg/I.
2. pH 10 kadar logam dalam Eltrat: Cr 2,008 mg/l; Co 22,95 mg/I; Ag 0,0986 mg/I; Cu 0,672 mg/l; Fe 0,212 mg/l; Al 0 mg/I dan Zn 0,9234 mg/1.
Berdasarkan hasil ini, maka terdapat dua al tematif untuk mengolah limbah Lab.DPK. Yang pertama limbah diolah pada pH S, sehingga beberapa Iogam telah memenuhi baku mutu pengolahan limbah, yaitu Cu, Fe, dan Al, sedangkan sisanya diolah dengannrhetode lain. Yang kedua adalah dengan-rhengolah Iimbah pada pH 10 dan memisahkan Co dari campman limbah. Pengolahan pada pH ini berarti harus ada pengolahan tambahan untuk filtrat, karena pH 10 lebih besar daripada pH baku mutu (9). Filtrat harus ditambah dengan asam sehingga berada dalam range yang diperbolehkan atau dicampur dengan limbah asam anorganik dari modul lain agar pl-I berada antara 6-9."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>