Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136876 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S27924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Purnomo
"Alat penukar kalor dikenal mempunyai banyak tipe yang dalam aplikasinya disesuaikan dengan kondisi operasi yang dlkehendaki. Dalam tulisan ini akan dlbahas kinerja dan karateristik alat penukar kalor dengan dua Fluida dingin jenis shell and tubes, aliran silang Iawan arah satu fluida (panas) bercampur (shell) sedang fluida lainnya (dingin) tidak (tubes), dengan banyak laluan (multipass cross flow one fluid is mixed and the other unmixed).
Kita akan mempelajari pengaruh empat konfigurasi aliran terhadap karateristik dan kinerja alat penukar kalor ini. Dipelajari pula pengaruh parameter aliran fluida panas dan fluida dingln, Serta Iuas permukaan perpindahan panas (simulasi) terhadap kinerja dan karateristik alat penukar kalor pada keempat kofiigurasl aliran tersebut serta mendapatkan nilai mass flow gas (Mg) transisi. Metoda yang dltempuh dalam penelitian ini adalah dengan simulasi melalui bahasa program Turbo Pascal dan uji eksperimental
Dari penelitian ini dikeetahui bahwa ada dua kondisi yang sangat berpengaruh terhadap kinerja dan karateristlk alat penukar jenis ini.
Jika temperatur kedua fluida dingin sama, konfigurasi aliran mempunyai kinerja terbaik, perubahan parameter aliran tidak berpengaruh terhadap karakteristik ini.
Jika temperatur dingin 1 dan dingin 2 berbeda, pada peningkatan mass flow gas, kontigurasi IV memiliki kinerja terbaik, namun jika mass flow terus dinaikkan akan menyebabkan terjadinya penurunan kinerja konfigurasi IV, mass flow gas pada kondisi ini disebut Mg transisi. Peningkatan temperatur gas menyebabkan Mg transisi bergeser turun. Sedangkan peningkatan temperatur dan mass flow fluida dingin sebaliknya.
Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil eksperimental dengan hasil simulasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan signifikasi antara uji simulasi dengan eksperimental.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanto Tanuwijaya
"Konversi energi (khususnya energi kalor) mempakan isu yang mengglobal pada saat ini karena di masa yang akan datang, kebutuhan energi akan bertambah sedangkan resource yang kita miliki akan tetap konstan bahkan berkurang. Konversi energi kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat perpindahan kalor yang biasanya merupakan alat perpindahan kalor konveksi. Plate Heal Exchanger merupakan salah satu alat penukar kalor yang dapat dikatakan sebagai alat penukar yang sangat efisien.
Plate Heat Exchanger yang digunakan pada penelitian ini adalah model Brazed Plate Heat Exchanger dengan tipe aliran counferflow. Namun untuk digunakan lebih lanjut maka perlu dilakukan karakterisasi dari Plate Heat Exchanger itu sendiri. Karakterisasi Plate Heat Exchanger dilakukan dengan menggunakan fluida air baik untuk fluida dingin maupun fluida panas. Hasilnya menunjukkan bahwa alat penukar kalor ini dapat digunakan secara efektif dan efisien pada rentang temperatur 25-70°C.
Dengan rentang niiai bilangan Reynold antara 685 hingga 1067 untuk fluida panas dan 726 hingga 1516 untuk fluida dingin, dapat dihasilkan nilai koefisien perpindahan kalor konveksi sebesar 2208 W/m2°C hingga 2650 W/m2°C untuk fluida panas dan 2656 W/m2°C hingga 4214 W/m3°C untuk fluida dingin. Sedangkan efektivitas Plate Heat Exchanger itu sendiri berada dalam rentang 64% hingga 85% dihitung dengan menggunakan metode effectiveness-NTU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandy Setiadi Djaya Putra
Depok: Departemen Teknik Mesin UI, 2012
621.402 NAN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Fadhlurrohman
"Sistem pendingin dan pemanas banyak digunakan khalayak umum. Ini membuat penggunaan energi yang tinggi disertai dengan efek pemanasn global.
Solusi dari permasalahan ini ialah menggabungkan kedua sistem tersebut dimana panas hasil pendinginan akan digunakan untuk memanaskan. Salah satunya untuk memanaskan air. Komponen yang berperan penting ialah heat exchanger, dalam penulisan ini dipilih Shell and Tube dikarenakan kapasitas besar dan perawatan yang mudah.
Didapatkan dari hasil analisa pada sistem ideal bahwa kapasitas pemanasan paling tinggi ialah ketika temperatur kerja AC 20oC dengan nilai 2,9 kW dengan waktu pemanasan 31 menit 18 detik dan untuk paling rendah pada temperatur kerja AC 25oC dengan nilai 2,8 kW dengan waktu pemanasan 32 menit 30 detik.

Cooling and heating systems are widely used by public. This makes high energy usage accompanied by a global heating effect.
The solution to this problem is to combine the two systems where the heat from the cooling will be used for heating. One of them is to heat water. The component that plays an important role in the heat exchanger. In this paper, Shell and Tube was chosen because of its large capacity and easy maintenance.
It is obtained from the analysis on the ideal system that the highest heating capacity is when the AC working temperature is 20oC with a value of 2,9 kW with a heating time of 31 minute 18 seconds and for the lowest in 25oC of AC working temperature with a value of 2,8 kW with a heating time of 32 minute 30 seconds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Utomo
"Nanofluida adalah jenis fluida baru, yaitu pencampuran partikel nano dalam fluida dasar (air), dimana partikel nano ini tetap tersuspensi secara permanen dalam fluida dasarnya, akibat adanya gerakan Brownian dari partikel nano tersebut. Dalam menentukan karakteristik operasi dari alat penukar kalor dengan metoda grafik, penelitian dilakukan pada air-air dan menjelaskan hubungan kalor antara yang hilang dengan parameter - parameter lainnya, seperti aliran fluida dan sifat-sifat termal pada alat double pipe heat exchanger. Penelitian dilakukan pada nanofluida A1203, hasilnya menunjukkan peningkatan dalam koefisien perpindahan kalor konveksi dibandingkan dengan fluida dasarnya 2.1%-11.86% untuk konsentrasi partikel nano 1% dan 4.2% 17.38% untuk konsentrasi partikel nano 4%. Rasio peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi dari nanofluida juga meningkat, seiring dengan peningkatan temperatur (40°C - 60°C).

Nano fluids are a new kind of fluids; they are dispersion if nano particles in liquids that are permanently suspended by Brownian motion. To assign operation characteristic from heat exchanger with graphic method, Research shown at water to water assignment shows correlation between heat loss and other parameters, such as: fluids flow and thermal characteristic in double pipe heat exchanger. Research shown at nano fluid A1203 water 1% and 4%, the result shown the enhancement of heat transfer convective coefficient compared to the base fluids 2.1%- 11.86% for 1% particles concentration and 4.2% -17.38% for 4% particles concentration. The rate of increase of enhancement shows adrainatic increase with elevated temperature (40°C-60°C)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toding, Nicolas
"Dalam beberapa aplikasi, terkadang digunakan teknik untuk menaikkan temperatur fiuida udara bersih yang dipergunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk keperluan unit pengering. Oleh karena itu dibutuhkan unit yang dapat menghasilkan udara panas. Unit penghasil udara panas yang dipakai untuk keperluan irii adaiah alat penukar kalor yang dapat memanfaatkan panas dari pembakaran sebagai fiuida pemanas. Kinerja dan karakteristik dari alat panukar kalor tergantung pada jenis material, jenis susunan aliran dan kondisi operasinya.
Salah satu alat penukar kalor ini adalah alat penukar kalor jenis pelat paralel horisontal yang tersusun atas beberapa Ialuan fiuida udara panas dari pembakaran dan fluida udara bersih yang dipanaskan Alat penui-(arkalor ini termasuk jenis cross flow both fluid is unmixed (aiiran silang dimana kedua fiuida udara tidak campur). Tujuan dari penelitian ini adaiah untuk mengetahui karakteristik dan performance alat penukar kaior dengan membandingkan nilai U (koetisien perpindahan kalor keseluruhan) dari perhitungan awal dengan hasil dari pengujian.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa performance dari alat penukar kalor jenis pelat paralel horisontal baik dan layak dipergunakan sebagai alat penghasii udara panas bersih. Hal ini dapat diiihat dari karakteristik dari suhu yang dihasilkan pada keluaran fluida udara dingin dan nilai koefisien perpindahn kaior keseluruhan alat penukar kalor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Dirgantara
"Perhitungan perancangan alat penukar kalor pelat bersirip dengan metode konvensional (integral) di mana suatu alat penukar kalor dianggap sebagai satu keseluruhan, dan sifat-sifat aliran di evaluasi pada lemperatur rata-rata aliran, tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya terjadi sepanjang alat penukar kalor tersebut, sehingga hasil perhitungan ini memungkinkan terjadinya ketidak cocokan dengan kondisi aktual di lapangan saat di operasikan.
Untuk mengatasi permasalahan di alas make suatu alat penukar kalor dapat di bagi ke dalam banyak segmen, di mana perhitungan di lakukan secara bertahap pada tiap segmen dengan melibatkan variasi sifat-sifat terrnohidrolis aliran. Metode ini dinamakan metode diferensial sehingga dengan demiklan seorang pefancang akan mendapatkan hasil perhitungan yang lebih akurat dan realistis serta dapat memperkirakan karakteristik kerja alat penukar kalor tersebut sepanjang aliran fluida.
Sebuah kode program dibuat untuk menerapkan metode perhitungan di atas dan dilakukan perbandingan dengan metode perhitungan konvensional (integral) pada bagian studi kasus. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara hasil perhitungan metode integral dengan diferensial pada perhitungan kalor (thermal performance) sedangkan pada perhitungan jatuh tekan (pressure drop performance) perbedaan yang terjadi cukup besar.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diferensial pada perancangan alat penukar kalor pelat bersirip memiliki tingkat akurasi yang lebih balk, mengingat perhitungan yang dilakukan di dasarkan pada pendekatan kondisi operasi alat penukar kalor yang sesungguhnya. Hal ini terlihat pada perhitungan jatuh tekan di bagian studi kasus, dimana variasi sifat-sifat termohidrolis cukup besar (khususnya densitas fluida, p) maka akan terjadi perbedaan cukup besar pada harga jatuh tekan dibandingkan dengan metode konvensional/integral."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>