Ditemukan 115488 dokumen yang sesuai dengan query
Ahmad Zuhal Fachri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49141
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hardi Mudita Chandra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49099
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nelson Saksono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S48672
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Didi Nurhadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50862
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Soulisa, Ahmad Rizal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49129
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48734
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48843
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadif Wicaksono
"Titik embun hidrokarbon gas alam dapat didefinisikan sebagai titik di mana kondensat hidrokarbon mulai terbentuk. Sangat penting untuk mengetahui kondensasi hidrokarbon cair saat mengangkut gas alam dengan pipa di industri karena keberadaan cairan menyebabkan masalah operasional. Dengan demikian, keakuratan estimasi titik embun hidrokarbon gas alam sangat penting. Estimasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model termodinamika. Model termodinamika yang paling umum digunakan adalah CEOS dan terutama yang dikeluarkan dari SRK dan PR karena kesederhanaan dan akurasinya. Namun, meski sangat populer, kemampuan SRK dan PR CEOS masih dapat ditingkatkan terutama dalam memprediksi VLE. Pada 2016, Le Guennec et al. mengusulkan versi CEOS mereka dengan mempekerjakan SRK dan PR CEOS tetapi dengan pendekatan α yang berbeda dalam fungsi atraktif dari kedua CEOS. Selanjutnya, pada tahun 2018, PiñaâMartinez et al. meningkatkan kemampuan Le Guennec et al. CEOS yang diusulkan dengan memperbarui parameter dalam persamaan aslinya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kinerja, Le Guennec et al. modifikasi SRK dan modifikasi PR CEOS dalam mengestimasi titik embun gas alam menggunakan sampel dari Mu & Cui yang mewakili komponen gas alam di Indonesia dievaluasi terhadap SRK, PR CEOS, dan referensi titik embun eksperimental Mu & Cui.
The hydrocarbon dew point of natural gas can be defined as the point where hydrocarbons condensate first begins to form. It is very important to know the condensation of liquid hydrocarbons when transporting natural gas with pipelines in industry as the presence of liquids cause operational problems. Thus, the accuracy of the hydrocarbon dew points of natural gas estimation is of high importance. Such estimation can be done using a thermodynamic model. The most commonly used thermodynamic model is CEOS and especially the ones issued from the SRK and PR due to their simplicity and accuracy. However, although they are very popular, SRK and PR CEOS still has room of improvement especially in predicting VLE. In 2016, Le Guennec et al. proposed their version of CEOS by employing SRK and PR CEOS but with different α approach in the attractive term of both CEOS. Furthermore, in 2018, PiñaâMartinez et al. improves capability of the proposed Le Guennec et al. CEOS by updating the parameters in the original equations. Therefore, in this research, the performance of Le Guennec et al. modified SRK and modified PR CEOS in estimating natural gas dew points using sample from Mu & Cui which represents the component of real natural gas in Indonesia is evaluated against SRK, PR CEOS, and Mu & Cui experimental reference dew points."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Hasil pengamatan terhadap nilai kesetimbangan uap-cair untuk kondisi superkritits menunjukkan bahwa niJai u(1) bemilai terbatas dan mendekati nol pada suhu tak terbatas. fungsi a(T) pada persamaan keadaan kubik Soave-Redlich-Kwong maupun Peng-Robinson mempunyai nilai yang tidak sefaJu turun secara monoton dan terkadang menunjukkan nilai negatif maupun maxima, Ha1 ini mengakibatkan
adanya ekstrapolasi terhadap nilai a(l) pada suhu tinggi dan rnengakibatkan basil
yang didapetkan menjadi kurang akural
Salah satu cara yang dapat dilalwkan daiam memodifkasi fungsi a(l) adalah dengan menggunakan dua fungsi yang terpisah untuk kondisi subkritis dan superkritis. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan prediksi kondist superk.ritis. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan daiam mengkorelasikan bentuk modifikasi fungsi n(T) adalah dengan meregresi bentuk eksponensial alpha terhadap data Cp Maxima yang dikumpulkan oleh Kim (1974). Bentuk modifikasi yang dlhasitkan akan diuji pada perhitungan fluida mumi maupun fluida campuran untuk mciihat pengaruh modifikasi yang dihasilkan.
Hasit optimasi fungsi a(T) dengan menggunakan pendekal.an TM dan CpM mcmbcrikan deviasi yM yang Jebih baik sebesar 0.42 dengan konsekuensi peningkatan nilai deviasi CpM sebesar 2915 dan deviasi untuk fluida Metana dan n Butana sebesar 14.1%. Deviasi nilai kapasitas panas dapat diminimalis.asi hingga
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49478
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ika Nawang Puspitawati
"Faktor Kompresibilitas Z diperlukan dalam sistem gas yang mengandung CO2 dan H2S agar dapat digunakan oleh praktisi untuk simulasi dan perhitungan desain proses gas. Gas alam dengan kandungan CO2 dan H2S merupakan gas campuran yang sangat tidak ideal. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan perhitungan untuk memperoleh faktor kompresibilitas pada gas campuran dengan menggunakan persamaan keadaan Peng-Robinson yang terbukti mempunyai akurasi baik untuk menghitung properties dari hidrokarbon. Perhitungan faktor kompresibilitas Z campuran gas alam dilakukan pada variasi kondisi gas alam yaitu kompisisi kandungan CO2 dan H2S 0 sampai dengan 15 fraksi mol, pada tekanan 6.89 MPa sampai dengan 20.68 MPa dan pada temperatur 305.56 K sampai dengan 444.44 K. Faktor kompresibilitas gas alam yang mengandung CO2 dan H2S dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan keadaan Peng-Robinson tanpa parameter interaksi biner BIP dengan deviasi sebesar 3.23 terhadap perhitungan menggunakan REFPROP. Sedangkan faktor kompresibilitas yang diprediksi menggunakan persamaan keadaan Peng-Robinson dengan BIP memperbaiki nilai deviasi menjadi 0.71 . Pemakaian nilai BIP untuk memprediksi faktor kompresibilitas campuran gas alam untuk berbagai kondisi lain juga menunjukkan bahwa nilai BIP tersebut cukup valid dengan REFPROP yang memiliki deviasi rata - rata sebesar 1.12
Compressibility factor Z is required in gas systems containing CO2 and H2S to be used by practitioners for simulation and gas process design calculations. Natural gas with CO2 and H2S content is a mixed gas that is not ideal. Therefore, in this study calculations were performed to obtain the compressibility factor in gas mixture by using the Peng Robinson equation which proved to have good accuracy to calculate the properties of hydrocarbons. The calculation of compressibility factor Z of natural gas mixture was carried out on variation of natural gas condition ie CO2 and H2S content composition 0 to 15 mole fraction, at pressure of 6.89 MPa up to 20.68 MPa and at temperature 305.56 K up to 444.44 K. Natural gas compressibility factor containing CO2 and H2S can be predicted by using Peng Robinson equation without binary interaction parameter BIP with deviation of 3.23 against calculation using REFPROP. While the predicted compressibility factor using the Peng Robinson equation with BIP fixes the deviation value to 0.71 The use of BIP values to predict the compressibility factor of natural gas mixtures for various other conditions also indicates that the BIP value is quite valid with REFPROP which has an average deviation of 1.12."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47931
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library