Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162069 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Sutanti Budikania
"ABSTRAK
Rendahnya stabilitas iodium pada garam konsumsi yang beredar di masyarakat dapat disebabkan oleh kualitas garam yang dihasilkan oleh petani garam sangat rendah, sedangkan industri garam yang mengolah garam bahan baku tersebut melalui proses pencucian tidak cukup memadai dalam meningkatkan kualitas garam sehingga iodium yang ditambahkan pada garam tersebut mudah hilang atau berkurang.
Proses pencucian garam yang baik pada dasarnya mampu meningkatkan kualitas garam, bukan hanya sekedar membersihkan garam dari kotoran lumpur atau tanah , tetapi juga mampu menghilangkan zat-zat pengotor seperti senyawa-senyawa Mg dan kandungan zat pereduksi.
Penelitian ini memvariasikan proses pencucian pada komposisi air pencuci dan rasio berat air pencuci terhadap garam. Untuk pencucian dengan air bersih digunakan rasio berat garam ; air adalah 1:1, 2:1 dan 3:1. Sedangkan untuk pencucian dengan brine (larutan garam) diambil konsentrasi brine (% wt) adalah 20 %, 27 % dan 34 % dimana rasio berat brine terhadap garam tetap yaim 1 : 1. Selain itu juga dilakukan variasi ukuran .partikel garam yang akan dicuci yaitu garam kasar dan garam halus (fine).
Selanjutnya garam-garam hasil pencucian tersebut akan dilihat sifat-sifat penyerapan air, pH dan stabilitasnya terhadap KIO3 untuk waktu 1, 3, 6, dan 10 bulan.
Dari hasil pencucian menunjukkan komposisi Mg dan zat pereduksi yang terendah masing-masing 0,016 % wt dan 2,65 ppm dicapai pada proses pencucian dengan garam halus dengan menggunakan brine 27 % wt.
Hasil analisis kandungan air menunjukkan kenaikan kandungan Ca dan Mg menyebabkan kenaikan kemampuan penyerapan air pada garam. Sedangkan untuk pH tidak menunjukkan hubungan yang jelas.
Hasil analisis kandungan iodium tidak dapat menggambarkan secara jelas pengaruh kandungan senyawa Ca , Mg, dan zat pereduksi terhadap waktu retensi iodium."
2000
S49164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
06 Sak p
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"Kandungan yodium yang rendah pada garam yang beredar dimasyarakat disebabkan oleh rendahnya kandungan yodium yang ditambahkan oleh industri garam atau stabilitas yodium pada garam yang rendah. rendahnya stabilitas yodium tersebut disebabkan kualitas garam yang dihasilkan oleh petani garam sangat rendah, sedangkan industri garam yang mengolah garam bahan baku tersebut melalui proses pencucian tidak cukup memadai dalam meningkatkan kualitas garam sehingga yodium yang ditambahkan pada garam tersebut mudah hilang atau berkurang.
Proses pencucian garam yang baik pada dasarnya mampu meningkatkan kualitas garam, bukan hanya sekedar membersihkan garam dari kotoran lumpur atau tanah, tetapi juga mampu menghilangkan zat-zat pengotor seperti senyawa-senyawa Mg dan kandungan zat pereduksi.
Penelitian ini memvariasikan proses pencucian pada komposisi air pencuci dan rasio berat air pencuci terhadap garam. Untuk pencucian dengan air bersih digunakan rasio berat air : garam adalah 1:1, 2 : 1 dan 3 : 1. Sedangkan untuk pencucian dengan brine( larutan garam) diambil konsentrasi brine (% wt) adalah 20 %, 27 % dan 34 % dimana rasio berat brine terhadap garam tetap yaitu 1 : 1. Selain itu juga dilakukan variasi ukuran partikel garam yang akan dicuci yaitu garam kasar dan garam halus (fine).
Selanjutnya garam-garam hasil pencucian tersebut akan dilihat sifat-sifat penyerapan air, pH dan stabilitasnya terhadap KI03 untuk waktu 1, 3, 6, dan 10 bukan.
Dari hasil pencucian menunjukkan komposisi Mg dan zat pereduksi yang terendah masing-masing 0,016 % wt dan 2,65 ppm dicapai pada proses pencucian dengan garam halus dengan menggunakan brine 27 % wt. Hasil analisis kandungan air menunjukkan kenaikan kandungan Ca dan Mg menyebabkan kenaikan kemampuan penyerapan air pada garam. Sedangkan untuk pH tidak menunjukkan hubungan yang jelas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nelson Saksono
"Proses pencucian garam yang baik pada dasarnya mampu meningkatkan kualitas garam, bukan hanya sekedar membersihkan garam dari kotoran lumpur atau tanah , tetapi juga mampu menghilangkan zat-zat pengotor seperti senyawa-senyawa Mg, Ca dan kandungan zat pereduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pencucian terhadap kandungan zat pengotor higroskopis (Ca dan Mg) dan kandungan zat pereduksi pada garam. Selanjutnya akan diamati sifat-sifat penyerapan air, keasaman (pH) dan kandungan KIO3 sebagai fungsi waktu untuk mengamati efek dari proses pencucian ini terhadap stabilitas KIO3 pada garam. Dari hasil percobaan menunjukkan komposisi Mg dan zat pereduksi yang terendah masing-masing 0,016 % wt dan 2,65 ppm dicapai pada proses pencucian dengan garam halus dengan menggunakan brine 27 % wt. Hasil analisis kandungan air menunjukkan kenaikan kandungan Ca dan Mg menyebabkan kenaikan kemampuan penyerapan air pada garam. Sedangkan untuk pH tidak menunjukkan hubungan yang jelas.

Effect of Salt Washing Process on Content and Iodium Stability of Salt. Salt washing process should increase the salt quality. It should clean the salt from sludge or clay and also reduce the impurity compound such as Mg, Ca and the reductor content. The objective of these reseach is to assess the effect of washing process on the content og hygroscopic impurities compound (Ca and Mg), and reductor content of salt. The research also investigate the water absorbing, pH, KIO3 content as function of time to obtain effect of washing process on KIO3 stability in salt. The experiment result shows that the lowest content of Mg and reductor compound 0.016 % wt and 2.65 ppm respectively which is reached at the fi ne salt washing process using 27 % wt brine. The analysis of water content indicates an increase the Ca and Mg content, causing an water absorbtion in salt , However the effect on pH the is not clear."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mun`im
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Husni Alkaf
"Proses hardening merupakan salah satu proses perilakuan panas terhadap baja yang dilakukan dengan maksud untuk mengeraskannya, dan menurut Vlack (1983:11) menyatakan bahwa antara kekerasan dan kekuatan tarik akan berbanding lurus, oleh karena itu proses hardening bisa juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan tarik baja. Menurut Timings (1992:112) menyatakan bahwa larutan air dengan kadar garam sampai 10% sangat baik digunakan sebagai medium pencelup pada proses hardening. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh kadar garam 5%, 7%, dan 10% dalam air terhadap peningkatan kekuatan tarik pada baja St. 56 yang telah mengalami proses hardening. Proses hardening yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan bahan uji baja St.56 dengan dimensi ukuran berdasarkan standar JIS 14AZ2201 tahun 1981. Medium pencelup yang digunakan pada proses hardeningnya adalah air dengan variasi kadar garam 5%, 7%, dan 10%, sedangkan suhu pemanasan bahan ujinya adalah 850°C dengan holding time selama 1 jam. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah dapur pemanas listrik, mesin uji tarik, mikroskop foto struktur mikro, dan mesin uji mikrohardness. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah besarnya peningkatan kekuatan tarik pada baja St. 56 yang telah dikeraskan dengan air garam 5%, 7%, dan 10% terhadap raw materialnya, yang mana besarnya peningkatan tersebut adalah 3,57% untuk medium air garam 5% dan 7%, sedangkan untuk medium air garam 10% s3besar 12,5%. Selain itu diperoleh juga jumlah martensit yang semakin banyak seiring dengan kadar garam yang dilarutkan dalam air pendingin pada proses hardeningnya, sehingga menyebabkan kekuatan tarik pada baja St. 56 semakin meningkat. Dari hasil penelitian itu dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak kadar garam yang dilarutkan dalam air pendingin pada proses hardening, semakin hanyak jumlah martensit yang terbentuk, sehingga akan meningkatkan kekuatan tariknya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
Depok: Fakultas Teknik. Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>