Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernandus Baiin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny May
"Jumlah cadangan batubara Indonesia diketahui mencapai 36,3 milyar ton dengan cadangan terukur mencapai 4.966 juta ton. Jika ditinjau berdasarkan jenis batubaranya, endapan batubara Indonesia masih relatif muda. Sehingga sebagian besar termasuk peringket rendah (lignit) 58,6%. Batubara ini belum digunakan secara maksimal karena memiliki kandungan panas yang rendah dan kandungan air yang tinggi. Dan diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis pada tahun 2010 jika tidak ditemukan cadangan minyak baru. Oleh karena itu perlu diupayakan mencari alternatif baru untuk penyediaan bahan bakar minyak. Batubara peringkat rendah memiliki peluang besar sebagai alternatif pengganti minyak mentah melalui proses pencairan.
Kilang-kilang minyak bumi mengbasilkan residu sekitar 60% lebih dari produk distilasi yang dihasilkan. Minyak ini sangat sulit untuk diproses kembali menjedi komponen distilat seperti gasoline don kerosin, sehingga harga jualnya pun relatif rendah. Jadi dengan penempan tekoologi co-processing batubara dan minyak residu diharapkan dapat memfasilitasi leilang minyak tersebut.
Penelitian pencairan co-processing batubara muda dengan residu minyak vakum sebagai pelarut dilakukan di dalam autocleve 5 liter berpengaduk. Batubara yang digunakan adalah batubara Banko Selatan 200 mesh (74 μm) dan residu yang digunakan adalah yang berasal dari UP III Plaju, Sumatem Selatan. Kondisi operasi yang dipilih yaitu temperatur 450ºC, tekanan awal hidrogen 80 kg/cm².g dan waktu reaksi adalah 60 menit. Katalis yang digunakan adalah γ-FeOOH dengan ukuran 0,5 μm dan konsentrasi 1% mafc sebagai Fe serta rasio mol Sulfur/Fe = 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan perbandingan solvent/coal (S/C) yang semakin besar yield distilat yang diperoleh semakin besar. Sedangkan produk gas yang dihasilkan relatif semakin kecil dengan penambahan pelarut. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa residu minyak vakum juga terkonversi menjadi fraksi-fraksi yang lebih ringan (ter-upgrading).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"ABSTRAK
Proses pencairan batubara adalah konversi batubara menjadi bahan bakar cair, dengan cara menaikkan rasio hidrogen/karbon dalam batubara mendekati rasio hidrogen/ karbon dalam minyak bumi. Contoh batubara dipilih dari tiga daerah. yang dengan analisis, batubara ini dapat ditentukan peringkatnya yaitu : Banjarsari : lignit A, Banko : subbituminus B, dan Kal-Tian : bituminus C.
Percobaan dilakukan dalam otoklaf, dengan tekanan awal hidrogen 100 bar, minyak residu sebagai pelarut donor hidrogen dan katalis CoMo. Kondisi operasi proses divariasi pada temperatur (T) : 375 0-450 °C, waktu (t) : 30-75 menit, dan rasio batubara/pelarut (B/P) : 1/3, 1/2, 2/3, 1/1.
Hasil penelitian dari ketiga peringkat batubara menunjukkan kondisi operasi optimum dicapai pada T = 425 °C, t = 45 menit, dan rasio B/P = 2/3. Konversi produk maksimum pada kondisi tersebut di atas berturut-turut untuk lignit A : 83,96 %, subbituminus B : 80,04%, dan bituminus C : 77,55 %. Sedang konsumsi hidrogen untuk setiap batubara berturut-turut 4,66 %, 3,98 %, dan 3,63 %.

ABSTRACT
The Influence -Of Coal Rank And Operation Condition At Coal Liquefaction Process Liquefaction process of coal converts a coal to a liquid fuel by increasing the hydrogen/carbon ratio of coal similar in crude oil. Coal sampels are selected from three regions and by analysis, these coals are ranked as follow : Banjarsari as lignit A, Banko as subbituminus B, and Kal-Tim as bituminus C.
The experiment were carried out in an autoclave, with initial hydrogen pressure 100 bar, residue oil as solvent hydrogen donor and Coro catalyst. Operation condition process was varied at temperature (T) from 375 °C - 45G °C, time (t) from 30 - 75 minutes, and coal/solvent (B/P) ratio 1/3 , 1/2 , 2/3 , 1/1.
The results of the research from third of coals rank was showed at operation condition optimum was achieved at T : 425 °C, t : 45 minutes, and B/P ratio : 2/3. The maximum products conversion with the condition a bove respectively of lignit A : 83,96 %, subbituminus B 80,04 %, and bituminus C : 77,55 %. Meanwhile hydrogen consumtions of each coals are : 4,66 %, 3,98 %, and 3,63 %.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Widya Nadiafalah
"Likuefaksi merupakan salah satu dampak dari gempa bumi yang berupa fenomena dimana tanah kehilangan kekuatan gesernya sehingga berubah dari padat menjadi cair. Dalam memahami fenomena ini, berbagai metode telah dikembangkan baik metode semi-empiris maupun metode numerik. Berbagai metode ini dapat digunakan untuk menganalisis potensi likuefaksi serta pergeseran lateral yang dapat terjadi. Pada penelitian ini, digunakan dua metode yaitu numerik oleh aplikasi CLiq dan semi-empiris oleh Opensees untuk menganalisis fenomena likuefaksi. CLiq akan menganalisis secara semi-empiris. Sementara opensees akan menganalisis dengan bantuan PM4Sand dan PM4Silt

Liquefaction is one of the effects of an earthquake in the form of a phenomenon where the soil loses its shear strength so that it changes from solid to liquid. To understand more about this phenomenon, various methods have been developed, both semi-empirical methods and numerical methods. These various methods can be used to analyze the potential for liquefaction and lateral displacements that may occur. In this study, two methods were used, namely numerical by the CLiq application and semi-empirical by Opensees to analyze the liquefaction phenomenon. CLiq will analyze using semi-empirical method. While Opensees will analyze with the help of PM4Sand and PM4Silt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Wahyurini
"Konsumsi bahan bakar terus bertambah dan saat ini hanya mengandalkan sebagian besar pada minyak bumi, yang suatu saat nanti pasti akan habis. Oleh karenanya, perlu adanya usaha untuk menggantikan peran minyak bumi. Salah satu usaha adalah pencairan batubara secara langsung. Namun saat ini proses tersebut belum dapat dikomersialkan karena belum dapat bersaing dengan produk petroleum baik dari segi ekonomis dan spesifikasi. Untuk itu penggunaan pelarut (coprocessing) yang berasal dari residu vakum minyak bumi diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut Heavy vacuum gas oi/ (HVGO) dan Short resfdu termasuk residu vakum minyak bumi. HVGO yang masih dapat diolah lebih lanjut menjadi fmksi diesel dan kerosene. Sedangkan short residu sangat sulit untuk dipross kembali sehingga harga jualnya pun relatif lebih rendah. Jadi dengan penerapan coprocessing batubara dan residu vakum minyak bumi diharapkan dapat meningkatkan skala ekonomi pencairan batubara.
Coproccssing dilakukan dalam reaktor autoclave 1 L, menggunakan batubara Banko tengah dengan rasio pelarut/batubara adalah 2, temperatur 450°C, tekanan awal gas H2 12 MPa, waktu reaksi adalah 60 menit. Menggunakan katalis limonit soroako dengan konsentrasi 3 % daff sebagai Fe Serta rasio mol Sulfur/Fe adalah 3.
Yield distilat netto dengan menggunakan Short residu mempunyai nilai yang tertinggi yaitu sebesar 55.38 % w daff dibandingkan pelarut GO dan Coal-derived yang besarnya hanya 43.10 dan 17,80 % w daff Hal ini disebabkan Short residu mempunyai reaktifitas yang lebih baik dalam pencairan batubara. Juga, dengan menggunakan pelarut short residu akan dihasilkan CLB sebesar 21.94 % w daff. Berarti kandungan CLB yang dihasilkan dengan menggunakan short residu Iebih rendah daripada HVGO yang sebesar 27.24 % w daff. Selain menghasilkan yield distilat yang tinggi dengan fraksi CLB yang rendah, coprocessing dengan pelarut short residu mengkonsumsi hidrogen lebih rendah yaitu -1,58 % w daff dibandingkan HVGO dan Coal-derived yang besamya -2.15 dan -2.64 % w daff sehingga short residu adalah pelarut donor hidrogen yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Almond Bernad
"Dengan latar belakang pengurangan subsidi BBM yang semakin mempersulit rumah tangga, kebijakan energi, konsumsi serta cadangan energi yang dimiliki Indonesia, maka dilakukan penelitian untuk manganalisa keekonomian briket batubara pada rumah tangga dengan tujuan mencari energi alternatif pengganti minyak tanah.
Untuk membuktikan subsitusi minyak tanah oleh batubara di Indonesia, maka dilakukan penelitian secara bertahap. Pertama, penelitian demand energi rumah tangga secara umum (agregat rumah tangga Indonesia). Kedua, penelitian terhadap demand energi pada kelompok berpendapatan rendah (miskin). Ketiga, penelitian dilakukan pada demand energi rumah tangga di tiga propinsi yang ada di pulau Jawa, tempat lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia berada. Penelitian menggunakan model demand energi rumah tangga yang paling umum dengan menggunakan data sekunder konsumsi dan harga tahun 1993-2003.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batubara signifikan mensubstitusi minyak tanah pada rumah tangga Indonesia secara keseluruhan, pada rumah tangga kelompok miskin dan pada rumah tangga di tiga propinsi di pulau Jawa yang mengkonsumsi briket batubara sebesar 80% dari total konsumsi batubara di seluruh Indonesia. Sehingga briket batubara dapat memasuki energy ladder model untuk rumah tangga dan pemerintah dapat melakukan kebijakan supply briket batubara agar rumah tangga mempunyai energi alternatif untuk menghadapi kenaikan harga minyak tanah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutikno
"Peristiwa gempa bumi yang terjadi di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyertakan kejadian timbulnya likuifaksi di Iapangan, kejadian ini diperlihatkan adanya semburan air dan pasir (sand boil) kepermukaan tanah. Besaran gempa yang mengguncang Pulau Flores tersebut mempunyai magnitude 6,8 skala Richter dengan episentrum berada pada 8,4° LS dan 122,l° BT (E. Kertopati) dengan kedalaman pusat gempa 36 km.
Analisis likuifaksi ini difokuskan pada suatu metode yang berbasis pada nilai-nilai SPT dan CPT dengan mengambil kasus di kota Maumere dan sekitamya sebagai daerah penganalisaan lilcuifaksi. Penganalisaan ini berasumsi bahwa kejadian likuifaksi yang akan timbul nanti berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode tersebut di atas. Walaupun pengambilan nilai-nilai SPT dan CPT dilakukan setelah terjadinya gernpa di daerah penganalisaan tersebut. Seperti diketahui fenomena iikuifaksi tidak terlepas dari beban-beban dinamis khususnya beban dinamis yang diakibatkan oleh beban gempa, meskipun sampai saat ini beberapa metbde penganalisaan fenomena likuifaksi masih menggunakan chart-chart yang didapat dari superimposednya data-data lapangan dengan data-data uji skala 'besar dan mengarah kepada berkurangnya simpangan yang terjadi. Berarti pernyataan diatas diijinkannya penggunaan chart-chart tersebut oleh salah satu metode penganalisaan terjadinya likuifaksi di suatu wilayah.
Membicarakan Iikuifaksi berarti membicarakan besaran-besaran parameter-parameter yang mempengaruhi terjadinya likuifaksi, misalnya besaran tegangan geser rata-rata, tegangan efektif overburden, analisa butiran, muka air tanah, deposit pasir dan lain-lain. Seperti diketahui likuifaksi terjadi pada deposit pasir yang jenuh dan mendapat beban dinamis yang arahnya bolak-balik atau identik dengan goncangan gempa bumi di permulcaan tanah. Apabila tegangan geser pada butir-butir tanah afau pasir tersebut berkurang oleh adanya beban dinamis tersebut kejadian ini berarti meningkatnya tekanan air pori demikian seterusnya hingga tegangan geser antar butir menjadi 0 dan tekanan air pori meningkat terus maka tanah tersebut akan berperilaku seperti cairan. Umumnya likuifaksi terjadi pada pasir yang menyerupai kondisi tercuci (pasir bersih) dan bentuk butir yang seragam, hal ini sangat wajar terjadi mengingat butir-butir yang tidak seragam akan mcningkatkan tegangan geser antar butir itu sendiri.
Pemetaan peluang terjadinya likuifaksi nantinya bcrdasarkan pada uraian-uraian diatas, misalnya percepatan lokal, nilai-nilai basil uji SPT dan CPT, ketebalan deposit pasir, muka air tanah dan lain-lain yang kesemuanya diambil setelah terjadinya gempa bumi."
1996
S35534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Ikhsan
"Likuifaksi merupakan fenomena yang tidak bisa dilepaskan dalam rekayasa geoteknik. Metode evaluasi tahanan tanah terhadap likuifaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang paling umum ialah metode evaluasi CPT dan SPT. Hasil dari berbagai metode seharusnya mengacu pada nilai yang sama. Nilai dari tahanan tanah terhadap likuifaksi (CRR) menjadi perhatian khusus sehingga harus dibandingkan dari masing-masing metode yang dilakukan pada area lokasi yang sama. Dalam hal ini, PLTU Ende Nusa Tenggara Timur menjadi sarana evaluasi perhitungan kedua metode yaitu CPT dan SPT dengan studi literatur yang ada.

Likuifaksi is a phenomenon that can not be released in geotechnical engineering. Evaluation method of liquefaction resistance of soil can be calculated with various ways. The most common method is CPT and SPT evaluation method. Results of various methods should refer to the same value. A value of CRR is a major concern and should be compared from each method performed at the same location area. In this case, PLTU Ende Nusa Tenggara Timur becomes a means of evaluation of both methods of calculation of CPT and SPT to study the existing literature."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1046
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niniek Dwi Hapsari
"Pembuatan karbon aktif menggunakan reaktor aktivasi dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karbon aktif berbahan baku batubara Barito, Kalimantan Selatan, dengan aktivasi menggunakan CO2 serta menganalisis pengaruh waktu aktivasi dan laju alir CO2 terhadap luas permukaan karbon aktif yang dihasilkan. Proses aktivasi dilakukan pada temperatur 900°C dan waktu aktivasi divariasikan pada 30 menit, 60 menit, dan 90 menit, serta laju alir CO2 divariasikan pada 300 mL/menit, 400 mL/menit, dan 500 mL/menit. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi waktu aktivasi dan laju alir CO2, maka luas permukaan yang direpresentasikan dengan bilangan iod semakin meningkat. Luas permukaan karbon aktif tertinggi yang direpresentasikan dengan bilangan iod sebesar 300,67 mg/g diperoleh dengan aktivasi pada laju alir CO2 sebesar 500 mL/menit dan waktu aktivasi selama 90 menit.

Preparation of activated carbon using activation reactor is done in this research. This research aims to produce activated carbon from Barito Coal, South Kalimantan, using CO2 activation and analyze the effects of activation time and CO2 flow rate on the surface area of activated carbon produced. The activation process carried out at a temperature of 900°C and activation time was varied at 30 minutes, 60 minutes, and 90 minutes, and CO2 flow rate was varied at 300 mL/min, 400 mL/min, and 500 mL/min. The results showed that increasing activation time and CO2 flow rate, the surface area represented by iodine number is increasing. The highest surface area of activated carbon which represented by iodine number of 300.67 mg/g obtained by activation with CO2 flow rate of 500 mL/min and the activation time for 90 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>