Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Jupesta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S50855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Proses pembentukan gas sintesis (CO + H2) dari metana melalui reaksi "reformasi C02" dengan bantuan katalis berlangsung 200 kali lebih cepat dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis. Jenis katalis logam yang banyak digunakan untuk reaksi ini adalah Nikel. Dalam reaksi katalisis, penyangga mempunyai peranan penting. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap aktivitas katalis logam Nikel dengan memanfaatkan zeolit alam Indonesia jenis mordenit sebagai penyangga. Aktivitas katalis yang diperhatikan adalah konversi, selektivitas dan karbon yang terbentuk Pengujian yang dilakukan meliputi karakterisasi AAS, dan karakterisasi BET sebelum dan sesudah reaksi reformasi CO2."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembentukan gas sintesis (COPH2) dad metana melalui “refon'nasi CO2” dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Reaksi tampa katalis rnembutuhkan wal-:tu reaksi 200 [cali lebih Iama dibandingkan reaksi dengan katalis.
Makalah ini membahas hasil penelitian reaksi refomlasi CO;/CI-L dengan menggunakan katalis Ni/SiO2_ Ni/or-Al;O3, Ni/ZSM-5 dan NifMordenite. Pengujian aktivitas katalis dilakukan pada temperatur 800°C, rasio CH../CO2 = 1, tekanan l atm.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa katalis Ni/ZSM-5 menunjukkan lconversi C02 dan CH.. yang lebih tinggi dari katalis Ni/SIO2, Ni./A1203 dan Ni/Mordenite _ Hal ini disebabkan karena katalis Ni/ZSM-5 bersifat lebih asam. Pada uji stabilitas katalis Ni/ZSM-5 mampu bertahan lebih lama dad katalis Ni/Si02, Ni/A1203 dan Ni/Mordenite. Penumnan aktivitas pada katalis Ni/SiO1, Ni/on-A1203 dan Ni/Mordenite karena adanya pembentukan karbon."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah lingkungan global seperti efek rumah kaca semakin menjadi masalah yang perlu dicarikan masalahnya. Metana dan karbondioksida sebagai gas yang mempunyai kontribusi terhadap efek rumah kaca tersebut perlu direduksi agar menghasilkan sesuatu yang lebih berguna. Salah satu cara untuk mereduksi gas tersebut adalah dengan konversi CH4 dan CO2 untuk menghasilkan gas sintesis (CO + H2). Proses ini dikenal dengan proses reformasi CO2/CH4
Reaksi reformasi CO2/CH4 (CH4 + CO2 <=> 2CO + 2H2) adalah reaksi endotermis.
Reaksi ini dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Katalis yang umum digunakan di
industri adalah nikel, karma katalis nikel cukup aktif dan selektif disamping memiliki
harga yang relatif murah. Permasalahan yang dihadapi dalam reaksi ini adalah temperatur
reaksi yang tinggi dan kecenderungan pembentukan deposit karbon melalui reaksi
Boudouard, maka dari itu sangat penting dilakukan penelitian mengenai katalis untuk
reaksi reformasi CO2/CH4 agar diperoleh katalis yang mernpunyai aktifitas dan selektifitas
yang tinggi dan dapat menurunkan temperatur reaksi serta harga yang relatif murah.
Tulisan ini membahas hasil uji aktifitas katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3, Ni-
Co/Al2O3, Ni-Co-Cu/Al2O3, Ni-Pt/Al2O3 dan Ni-Ru/Al2O3 serta Rh/Al2O3 yang digunakan
sebagai pembanding. Uji aktifitas variasi temperatur dilakukan pada rentang temperatur
600-900°C dan rasio CO2/CH4 =3/1 dan variasi rasio umpan dari 1/1 hingga 3/1, serta uji
stabilitas selama 24 jam pada temperatur 800°C dan rasio CO2/CH4=3/1.
Hasil yang diperoleh menunjukkan urutan aktifitas katalis pada temperatur rendah
(600 °C) berdasarkan konversi CH4 adalah Ni-Cu/Al2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Rh/Al2O3 > Ni-
Ru/Al2O3 > Ni-Pt/Al2O3 = Ni/Al2O3 > Ni-Co-Cu/Al2O3, sedangkan berdasarkan konversi
CO2 adalah Rh/Al2O3 > Ni-Ru/Al2O3 > Ni-Pt/AI2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Ni-Cu/Al2O3>
Ni/Al2O3>Ni-Co-Cu/Al2O3. Selektifitas CO lebih tinggi dari pada selektifitas Hg. Semua
katalis mengalami perubahan warna menjadi hitam dan penurunan luas permukaan akibat
deposit karbon. Semakin besar rasio umpan rasio H2/CO semakin turun. Selama pengujian
24 jam semua katalis relatif stabil, kecuali katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3 dan Ni-Co-
Cu/Al2O3 terdeaktifasi setelah 18, 22 dan 8 jam beroperasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan
"Metana dan karbon dioksida yang terkandung dalam cadangnn gas alam di Indonesia, memiliki dampak terhadap permasalahan lingkungan global seperti efek rumah kaca. Salah satu cara yang cukup potensial untuk memanfaatkan gas ini adalah dengan mengkonversikan gas metana dan karbon dioksida menjadi gas sintesis (CO dan H2), yang merupakan bahan baku industri petrokimia. Cara ini dikenal dengan reaksi reformasi CO2.
Reaksi reformasi CO2 adalah reaksi endotermis, dan katalis yang umum digunakan adalah nikel (Ni), karena cukup aktif dan selektif serta ekonomis. Permasalahan utama yang dihadapi adalah temperatur reaksi yang tinggi dan terbentuknya deposit karbon. Karena itu penting dilakukan pengembangan penelitian katalis untuk reaksi reformasi CO2, sehingga nantinya akan diperoleh suatu katalis yang mempunyai kinerja yang bagus, bereaksi dengan temperatur yang rendah, dan meminimumkan terbentuknya deposit karbon.
Pada makalah ini penulis ingin mengetengahkan hasil penelitian katalis yang berpenyangga bentonit yang berasal dari Leuwiliang-Jawa Barat. Inti aktif yang digunakan adalah nikel yang didapat dari pengenceran Ni(NO3)2.6H2O. Ada 5 buah sampel yang telah diteliti (yaitu : Bentonit Murni, Bentonit Aktivasi Asam, Bentonit Aktivasi Basa, Katalis Asam-impregnasi Ni pada Bentonit Aktivasi Asam, dan Katalis Basa-impregnasi Ni pada Bentonit Aktivasi Basa).
Dari hasil analisa BET diperoleh bahwa Katalis Basa memiliki luas permukaan paling besar dibanding sampel uji lainnya, yaitu dengan luas 34.15 m²/g. Sedangkan luas permukaan untuk sampel Bentonit Murni adalah 24,28 m²/g, untuk Bentonit Aktivasi Asam adalah 33,08 m²/g, untuk Bentonit Aktivasi Basa adalah 6,871 m²/g, dan untuk Katalis Asam adalah 30,12 m²/g.
Hasil analisa FTIR menunjukkan bahwa Katalis Basa memiliki spektrum Al2O3 pada daerah serapan antara 800-400 cm-1. Pada Katalis Asam tidak terdapat spektrum tersebut, yang menunjukkan tidak adanya ikatan Al-O pada katalis. Ikatan Al-O ini menyebabkan bentonit memiliki struktur oktohendral, sehingga struktur molekul dari Katalis Basa akan menjadi lebih kokoh.
Hasil analisa XRD menunjukkan adanya indikasi mineral gypsum, aluminium phospat, alpha quartz, rutile, dan aluminium titanium pada Katalis Asam. Pada Katalis Basa terdapat indikasi mineral alpha quartz, anorthite, lime, dan besi. Mineral-mineral ini merupakan mineral penyusun dari sampel-sampel katalis.
Dan dari hasil analisa AAS memperlihatkan bahwa Katalis Basa memiliki prosentase loading aktual inti aktif Ni paling besar, yaitu sebesar 7.948 % hampir mendekati prosentase loading teoritis (10%), Sedangkan Katalis Asam memiliki prosentase loading aktual inti aktif Ni yang jauh lebih kecil, yaitu sebesar 0,009%.
Setelah pengujian aktivitas katalis, ternyata Katalis Basa jauh lebih aktif dibandingkan dengan Katalis Asam. Secara umum konversi Katalis Basa jauh lebih tinggi dari Katalis Asam, kecuali untuk temperatur 600ºC. Dimana pada terperatur tersebut konversi CH4 dari Katalis Basa adalah 63.2%, sedangkan untuk Katalis Asam adalah 81,1%. Adapun konversi CO2-nya adalah 37.6% untuk Katalis Basa, dan 71,8% untuk Katalis Asam, Selektivitas, yield, dan rasio H2/CO pada setiap temperatur dari Katalis Basa juga terlihat lebih tinggi dari Katalis Asam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujiati
"Karbondioksida dan metana merupakan dua gas yang sangat mempengaruh proses pemanasan global akibat efek rumah kaca. Salah satu usaha untuk menguranginya adalah dengan mereformasikan CO2 dengan CH4 agar diperoleh gas sintesis (CO+H2) yang berguna untuk keperluan industri.
Reaksi reformasi CO;/CH., ini banyak menggunakan bermacam katalis untuk mempercepat reaksi di antaranya katalis Ni/A1203 yang secara komersil banyak dipakai untuk reaksi reformasi kukus. Tetapi kendala yang muncul adalah timbulnya deposit karbon yang mengakibatkan katalis terdeaktivasi. Untuk mengatasinya yaitu dengan menambahkan oksida logam basa (Na20, K;O, MgO atau CaO) pada saat preparasi katalis Ni/ A1201.
Katalis 10 wt% Ni/Al203 dengan variasi penambahan 1-10% CaO dibuat dengan metode impregnasi basah dan dikarakterisasi luas pennukaannya dengan metode BET. Ternyata luas permukaan katalis berkurang dengan penarnbahan 1-5% Ca0 lalu mengalami kejenuhan sehingga luas permukaan bertambah pada % CaO yang lebih besar.
Katalis dengan tambahan CaO relatif lebih stabil daripada katalis tanpa CaO karena menurumlya kemungkinan terjadi deposit karbon_ Tetapi kemampuan CaO mengurangi deposit karbon ini (dengan cara menurunkan kemampuan chemisolpsi pusat aktif Ni terhadap CO) ada batasnya, yaitu pada 3% CaO_ Karena penambahan selanjutnya memungkinkan reaksi terarah ke pembentukan karbon melalui reaksi reduksi CO. Sehingga reaksi yang terjadi untuk katalis (1-3% CaO) adalah CH4 + CO2 <=> 2CO +2I-I2 CO2 + H2 <=> C0 + H20 Dan reaksi untuk katalis 5-10% CaO adalah CH4+CO2 <=> 2CO +2H2 CO + H2 <=> C + H20"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irbabullubab
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>