Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danny May
"Jumlah cadangan batubara Indonesia diketahui mencapai 36,3 milyar ton dengan cadangan terukur mencapai 4.966 juta ton. Jika ditinjau berdasarkan jenis batubaranya, endapan batubara Indonesia masih relatif muda. Sehingga sebagian besar termasuk peringket rendah (lignit) 58,6%. Batubara ini belum digunakan secara maksimal karena memiliki kandungan panas yang rendah dan kandungan air yang tinggi. Dan diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis pada tahun 2010 jika tidak ditemukan cadangan minyak baru. Oleh karena itu perlu diupayakan mencari alternatif baru untuk penyediaan bahan bakar minyak. Batubara peringkat rendah memiliki peluang besar sebagai alternatif pengganti minyak mentah melalui proses pencairan.
Kilang-kilang minyak bumi mengbasilkan residu sekitar 60% lebih dari produk distilasi yang dihasilkan. Minyak ini sangat sulit untuk diproses kembali menjedi komponen distilat seperti gasoline don kerosin, sehingga harga jualnya pun relatif rendah. Jadi dengan penempan tekoologi co-processing batubara dan minyak residu diharapkan dapat memfasilitasi leilang minyak tersebut.
Penelitian pencairan co-processing batubara muda dengan residu minyak vakum sebagai pelarut dilakukan di dalam autocleve 5 liter berpengaduk. Batubara yang digunakan adalah batubara Banko Selatan 200 mesh (74 μm) dan residu yang digunakan adalah yang berasal dari UP III Plaju, Sumatem Selatan. Kondisi operasi yang dipilih yaitu temperatur 450ºC, tekanan awal hidrogen 80 kg/cm².g dan waktu reaksi adalah 60 menit. Katalis yang digunakan adalah γ-FeOOH dengan ukuran 0,5 μm dan konsentrasi 1% mafc sebagai Fe serta rasio mol Sulfur/Fe = 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan perbandingan solvent/coal (S/C) yang semakin besar yield distilat yang diperoleh semakin besar. Sedangkan produk gas yang dihasilkan relatif semakin kecil dengan penambahan pelarut. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa residu minyak vakum juga terkonversi menjadi fraksi-fraksi yang lebih ringan (ter-upgrading).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernandus Baiin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"ABSTRAK
Proses pencairan batubara adalah konversi batubara menjadi bahan bakar cair, dengan cara menaikkan rasio hidrogen/karbon dalam batubara mendekati rasio hidrogen/ karbon dalam minyak bumi. Contoh batubara dipilih dari tiga daerah. yang dengan analisis, batubara ini dapat ditentukan peringkatnya yaitu : Banjarsari : lignit A, Banko : subbituminus B, dan Kal-Tian : bituminus C.
Percobaan dilakukan dalam otoklaf, dengan tekanan awal hidrogen 100 bar, minyak residu sebagai pelarut donor hidrogen dan katalis CoMo. Kondisi operasi proses divariasi pada temperatur (T) : 375 0-450 °C, waktu (t) : 30-75 menit, dan rasio batubara/pelarut (B/P) : 1/3, 1/2, 2/3, 1/1.
Hasil penelitian dari ketiga peringkat batubara menunjukkan kondisi operasi optimum dicapai pada T = 425 °C, t = 45 menit, dan rasio B/P = 2/3. Konversi produk maksimum pada kondisi tersebut di atas berturut-turut untuk lignit A : 83,96 %, subbituminus B : 80,04%, dan bituminus C : 77,55 %. Sedang konsumsi hidrogen untuk setiap batubara berturut-turut 4,66 %, 3,98 %, dan 3,63 %.

ABSTRACT
The Influence -Of Coal Rank And Operation Condition At Coal Liquefaction Process Liquefaction process of coal converts a coal to a liquid fuel by increasing the hydrogen/carbon ratio of coal similar in crude oil. Coal sampels are selected from three regions and by analysis, these coals are ranked as follow : Banjarsari as lignit A, Banko as subbituminus B, and Kal-Tim as bituminus C.
The experiment were carried out in an autoclave, with initial hydrogen pressure 100 bar, residue oil as solvent hydrogen donor and Coro catalyst. Operation condition process was varied at temperature (T) from 375 °C - 45G °C, time (t) from 30 - 75 minutes, and coal/solvent (B/P) ratio 1/3 , 1/2 , 2/3 , 1/1.
The results of the research from third of coals rank was showed at operation condition optimum was achieved at T : 425 °C, t : 45 minutes, and B/P ratio : 2/3. The maximum products conversion with the condition a bove respectively of lignit A : 83,96 %, subbituminus B 80,04 %, and bituminus C : 77,55 %. Meanwhile hydrogen consumtions of each coals are : 4,66 %, 3,98 %, and 3,63 %.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Widya Nadiafalah
"Likuefaksi merupakan salah satu dampak dari gempa bumi yang berupa fenomena dimana tanah kehilangan kekuatan gesernya sehingga berubah dari padat menjadi cair. Dalam memahami fenomena ini, berbagai metode telah dikembangkan baik metode semi-empiris maupun metode numerik. Berbagai metode ini dapat digunakan untuk menganalisis potensi likuefaksi serta pergeseran lateral yang dapat terjadi. Pada penelitian ini, digunakan dua metode yaitu numerik oleh aplikasi CLiq dan semi-empiris oleh Opensees untuk menganalisis fenomena likuefaksi. CLiq akan menganalisis secara semi-empiris. Sementara opensees akan menganalisis dengan bantuan PM4Sand dan PM4Silt

Liquefaction is one of the effects of an earthquake in the form of a phenomenon where the soil loses its shear strength so that it changes from solid to liquid. To understand more about this phenomenon, various methods have been developed, both semi-empirical methods and numerical methods. These various methods can be used to analyze the potential for liquefaction and lateral displacements that may occur. In this study, two methods were used, namely numerical by the CLiq application and semi-empirical by Opensees to analyze the liquefaction phenomenon. CLiq will analyze using semi-empirical method. While Opensees will analyze with the help of PM4Sand and PM4Silt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Wahyurini
"Konsumsi bahan bakar terus bertambah dan saat ini hanya mengandalkan sebagian besar pada minyak bumi, yang suatu saat nanti pasti akan habis. Oleh karenanya, perlu adanya usaha untuk menggantikan peran minyak bumi. Salah satu usaha adalah pencairan batubara secara langsung. Namun saat ini proses tersebut belum dapat dikomersialkan karena belum dapat bersaing dengan produk petroleum baik dari segi ekonomis dan spesifikasi. Untuk itu penggunaan pelarut (coprocessing) yang berasal dari residu vakum minyak bumi diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut Heavy vacuum gas oi/ (HVGO) dan Short resfdu termasuk residu vakum minyak bumi. HVGO yang masih dapat diolah lebih lanjut menjadi fmksi diesel dan kerosene. Sedangkan short residu sangat sulit untuk dipross kembali sehingga harga jualnya pun relatif lebih rendah. Jadi dengan penerapan coprocessing batubara dan residu vakum minyak bumi diharapkan dapat meningkatkan skala ekonomi pencairan batubara.
Coproccssing dilakukan dalam reaktor autoclave 1 L, menggunakan batubara Banko tengah dengan rasio pelarut/batubara adalah 2, temperatur 450°C, tekanan awal gas H2 12 MPa, waktu reaksi adalah 60 menit. Menggunakan katalis limonit soroako dengan konsentrasi 3 % daff sebagai Fe Serta rasio mol Sulfur/Fe adalah 3.
Yield distilat netto dengan menggunakan Short residu mempunyai nilai yang tertinggi yaitu sebesar 55.38 % w daff dibandingkan pelarut GO dan Coal-derived yang besarnya hanya 43.10 dan 17,80 % w daff Hal ini disebabkan Short residu mempunyai reaktifitas yang lebih baik dalam pencairan batubara. Juga, dengan menggunakan pelarut short residu akan dihasilkan CLB sebesar 21.94 % w daff. Berarti kandungan CLB yang dihasilkan dengan menggunakan short residu Iebih rendah daripada HVGO yang sebesar 27.24 % w daff. Selain menghasilkan yield distilat yang tinggi dengan fraksi CLB yang rendah, coprocessing dengan pelarut short residu mengkonsumsi hidrogen lebih rendah yaitu -1,58 % w daff dibandingkan HVGO dan Coal-derived yang besamya -2.15 dan -2.64 % w daff sehingga short residu adalah pelarut donor hidrogen yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Ayunda Rachmalia
"Kandungan air pada batubara mempunyai efek yang signifikan terhadap kapasitas adsorpsi gas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji adsorpsi gas metana untuk meneliti pengaruh kandungan air terhadap kapasitas adsorpsi gas pada batubara Indonesia. Batubara yang digunakan adalah batubara Barito dan Ombilin dengan kandungan air 0%, 3%, 7%, dan 10% untuk batubara Barito, dan 0%, 1%, 3%, dan 7% untuk batubara Ombilin. Uji adsorpsi dilakukan pada suhu 25-26oC dari tekanan 116-816 Psia, dengan rentang 100 psia. Uji adsorpsi metana menggunakan metode volumetrik dengan temperatur konstan sehingga dapat dilakukan dengan perhitungan adsorpsi isotermal Gibbs. Dalam penelitian ini, digunakan model Langmuir yang dimodifikasi untuk permodelan kapasitas adsorpsi batubara. Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi metana batubara kering Barito pada tekanan 816 psia adalah 2,01 mmol/gr, lebih besar 9,5% dibandingkan dengan batubara kering Ombilin (1,82 mmol/gr). Secara umum, kapasitas adsorpsi metana pada batubara berkurang dengan penambahan kandungan air sampai pada kandungan air kesetimbangannya. Kandungan air pada batubara diatas kesetimbangannya tidak berpengaruh signifikan terhadap pengurangan kapasitas adsorpsi lebih lanjut. Kapasitas adsorpsi batubara Barito dengan kandungan air 3% serta 7% (kesetimbangan) turun sebesar 20,96% dan 35,45% dibandingkan dengan batubara Barito kering, sedangkan kapasitas adsorpsi batubara Ombilin dengan kandungan air 1% serta 3% (kesetimbangan) turun sebesar 26,9% dan 37,76% dibandingkan dengan batubara Ombilin kering. Hasil data adsorpsi isotermal gas metana pada batubara Ombilin dan Barito tersebut dapat direpresentasikan dengan baik oleh permodelan adsorpsi isotermis Langmuir modifikasi dengan rata-rata %AAD sebesar 4,2%.

Moisture content in coal has significant effect on gas adsorption capacity. Therefore, this study of methane adsorption test are to examine the influence of moisture content on gas adsorption capacity of Indonesia coal. Barito and Ombilin Coal with moisture content 0%, 3%, 7%, and 10% for Barito coal, and 0%, 1%, 3% and 7% for Ombilin coal are used in the experiment. Adsorption tests are performed at 25-26oC temperature and 116- 816 psia pressure, with a range of 100 psia. Methane adsorption test in this study use volumetric method with a constant temperature, hence the method could be done with the calculation of isothermal Gibbs adsorption. In this study, Langmuir model modified is used for modeling adsorption capacity of coal. Adsorption test results show that methane adsorption capacity of dry Barito coal at 816 psia was 2.01 mmol/g, 9.5% higher than dry Ombilin coal (1.82 mmol/g). In general, methane adsorption capacity on coal is reduced in response to the addition of moisture content which were added until equilibrium moisture content is reached. Moisture content in coal above the equilibrium has no significant effect on further reduction of adsorption capacity. Adsorption capacity of Barito coal with moisture content of 3% and 7% (equilibrium) decreased by 20.96% and 35.45% compared with dry Barito coal, while the adsorption capacity of Ombilin coal with moisture content of 1% and 3% (equilibrium) decreased by 26.9% and 37.76% compared with dry Ombilin coal. The results of methane adsorption isotherm data in Barito and Ombilin coal could be appropriately represented by the Langmuir model modified with an average AAD percentage of 4.2%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1607
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Almond Bernad
"Dengan latar belakang pengurangan subsidi BBM yang semakin mempersulit rumah tangga, kebijakan energi, konsumsi serta cadangan energi yang dimiliki Indonesia, maka dilakukan penelitian untuk manganalisa keekonomian briket batubara pada rumah tangga dengan tujuan mencari energi alternatif pengganti minyak tanah.
Untuk membuktikan subsitusi minyak tanah oleh batubara di Indonesia, maka dilakukan penelitian secara bertahap. Pertama, penelitian demand energi rumah tangga secara umum (agregat rumah tangga Indonesia). Kedua, penelitian terhadap demand energi pada kelompok berpendapatan rendah (miskin). Ketiga, penelitian dilakukan pada demand energi rumah tangga di tiga propinsi yang ada di pulau Jawa, tempat lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia berada. Penelitian menggunakan model demand energi rumah tangga yang paling umum dengan menggunakan data sekunder konsumsi dan harga tahun 1993-2003.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batubara signifikan mensubstitusi minyak tanah pada rumah tangga Indonesia secara keseluruhan, pada rumah tangga kelompok miskin dan pada rumah tangga di tiga propinsi di pulau Jawa yang mengkonsumsi briket batubara sebesar 80% dari total konsumsi batubara di seluruh Indonesia. Sehingga briket batubara dapat memasuki energy ladder model untuk rumah tangga dan pemerintah dapat melakukan kebijakan supply briket batubara agar rumah tangga mempunyai energi alternatif untuk menghadapi kenaikan harga minyak tanah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Muthia Adiarty
"Penelitian ini membahas tentang fenomena dimana tanah non kohesif jenuh kehilangan kekuatannya dan berperilaku seperti fluida yang disebut juga sebagai fenomena likuefaksi. Pada penelitian ini dalam menganalisis fenomena likuefaksi dibuat model kolom tanah berdasarkan model konstitutif PM4Sand dan disimulasikan menggunakan software OpenSees yang dapat memberikan respons geoteknik yang mengalami gempa bumi. Dalam pemodelan dengan metode elemen hingga, penelitian ini mengamati sensitivitas respons model terhadap pengaruh ukuran model seperti variasi ukuran elemen dan ketebalan deposit. Analisis terhadap respons model dilihat berdasarkan hasil tekanan air pori, regangan geser, dan perpindahan lateral. Pengaruh ukuran elemen memberikan hasil dengan semakin banyak elemen terdiskretisasi maka semakin banyak data yang diperoleh dan semakin konvergen hasilnya. Sementara pengaruh ketebalan deposit memberikan hasil dengan semakin tebal depositnya maka lapisan yang terlikuefaksi semakin tebal.

This research discusses the phenomena where a saturated cohesionless soil loses its strength and behaves like a fluid which is also known as the liquefaction phenomena. In this study, in analyzing the liquefaction phenomena, a soil column model was made based on the PM4Sand constitutive model and simulated using OpenSees software which can provide a geotechnical response subjected to earthquake. In modeling with the finite element method, this study observes the sensitivity response to the effect of model size such as variations in element size and deposit thickness. Analysis of the model response is seen based on the results of pore water pressure, shear strain, and lateral displacement. The effect of element size gives results with the more discretized elements, the more data obtained and the more convergent the results. While the effect of deposit thickness gives the result that the thicker the deposit, the thicker the liquefied layer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gagas Wicaksana
"Likuefaksi merupakan salah satu fenomena yang dapat terjadi saat tanah diberi beban siklik. Fenomena likuefaksi terjadi saat gempa Palu 2018, dimana terjadi perpindahan lateral kecil dan perpindahan lateral besar pada lokasi yang berdekatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tekanan air pori berlebih, regangan, dan lateral pada kedua lokasi dengan perbedaan perpindahan lateral tersebut. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemodelan menggunakan software OpenSees dengan model konstitutif PM4Sand dan PM4Silt. Dalam melakukan pemodelan dengan software OpenSees, penentuan parameter menjadi penting. Adanya perbedaan pada parameter undrained shear strength, relative density, CRR, hpo, dan permeabilitas menghasilkan respon yang berbeda. Pada model perpindahan lateral besar, terdapat lebih banyak jenis tanah lempung dan lanau dibandingkan pada model perpindahan lateral kecil yang sebagian besar merupakan tanah berpasir. Tekanan air pori yang terjadi pada model perpindahan lateral besar memiliki nilai yang lebih besar dan terdisipasi lebih lambat. Hal ini juga berbanding lurus dengan respon regangan geser dan perpindahan lateral, dimana nilai dan lokasi terjadinya regangan geser yang besar lebih banyak dibandingkan model perpindahan lateral kecil.

Liquefaction is one of the phenomena that can occur when the soil is given a cyclic load. The liquefaction phenomenon occurred during the 2018 Palu earthquake, where small lateral displacements and large lateral displacements occurred at adjacent locations. This study aims to determine the response of excess pore water pressure, strain, and lateral at both locations with differences in the lateral displacements. The research was conducted by modelling using OpenSees software with PM4Sand and PM4Silt constitutive models. Determining parameters is important when using OpenSees software. The differences in the parameters of undrained shear strength, relative density, CRR, hpo, and permeability resulted in different responses. In the large lateral displacement model, there are more types of clay and silt than in the small lateral displacement model, which is mostly sandy soil. The pore water pressure that occurs in the large lateral displacement model has a greater value and dissipates more slowly. It is also directly proportional to the response of shear strain and lateral displacement, where the value and location of the occurrence of large shear strains are more than the small lateral displacement models.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>